Ket New
Ket New
TRIAS KET:
1. Amenorea
2. Perdarahan Pervaginam
3. Nyeri perut mendadak
GEJALA KLINIK
Nyeri
nyeri panggul dan perut, pusing atau berkunang-kunang
Haid abnormal
Amenorea, bercak perdarahan per vagina, cokelat, in/t
Nyeri tekan abdomen dan panggul
nyeri hebat pada pemeriksaan abdomen dan vagina
Perubahan uterus
uterus tumbuh sel. 3 bulan pertama, kram spt ab spontan
Pemeriksaan Fisik:
• Tanda-tanda syok hipovolemik: hipotensi, anemis, akral dingin, takikardi
• Nyeri abdomen: perut tegang, nyeri tekan, pekak samping/pekak pindah
Pemeriksaan Ginekologis:
• Inspekulo: fluksus sedikit
• Pemeriksaan dalam: uterus membesar, nyeri goyang serviks, teraba massa
di adneksa, kavum douglas menonjol
PATOGENESIS
FAKTOR MEKANIS
Aglutinasi lipatan-lipatan mukosa yang bercabang-cabang seperti
pohon disertai penyempitan lumen atau pembentukan kantong-
kantong buntu akibat salpingitis. Berkurangnya silia akibat infeksi.
Perlekatan perituba yang terjadi setelah infeksi pascaabortus atau masa
nifas, apendisitis, atau endometriosis.
FAKTOR FUNGSIONAL
Perubahan motilitas tuba dapat terjadi akibat perubahan kadar
esrogen dan progesterone serum penggunaan kontrasepsi oral yang
hanya berisi progestin, pada penggunaan AKDR dengan dan tanpa
progesterone, setelah penggunaan estrogen dosis tinggi pascaovulasi
untuk mecegah kehamilan. defek fase luteal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kuldosentesis
untuk mengidentifikasi hemoperitoneum. Serviks ditarik ke arah simfisis
dengan sebuah tenakulum, dan dimasukkan sebuah jarum panjang
ukuran 16 atau 18 melalui forniks posterior ke dalam cul-de-sac. Jika
darah yang disedot membeku, maka darah tersebut mungkin berasal
dari pembuluh darah yang tertusuk dan bukan dari perdarahan pada
kehamilan ektopik.
Pemeriksaan Laboraturium
1. Hemoglobin (↓), hematocrit, dan leukosit (↑)
2. Urine : latex agglutination inhibition 50-60% (+) dari 500 hingga 800 mIU/mL
pada slide atau 80-85% (+) dari 150 hingga 250 mIU/mL pada tabung, enzyme-
linked immunosorbent assay 90% (+) dari 10 sampai 50 mIU/ML
3. B-hCG Serum Radioimmunoassay: 100% (+) pada 5 sampai 19 mIU.mL
4. Progesterone serum: 97,5% (+) jika kurang dari 5 mg/mL
PENCITRAAN ULTRASOUND
1. Sonografi abdomen
• tidak ada kehamilan di uterus secara sonografi
• tetapi uji kehamilan positif
• ada cairan di cul-de-sac
• massa di adnexa
2. Sonografi vagina
• uterus yang kosong
• tetapi uji kehamilan positif
• Kantong gestasi 1-3 mm
Metotreksat
Pada keadaan-keadaan klinis tertentu, dianjurkan penanganan terapi
medis dengan metotreksat, kecuali perdarahan intraabdomen aktif
Pemilihan pasien
• gestasi berusia kurang dari 6 minggu
• massa tuba bergaris tengah tidak lebih dari 3,5 cm
• janin telah meninggal
• kadar B-hCG kurang dari 15.000 mIU/mL
Kontraindikasi
• Menyusui
• Imunodefisiensi
• Alkoholisme
• penyakit hati atau ginjal
• penyakit paru aktif dan tukak peptic
# hemodinamika stabil, hemogram normal, fungsi hati dan ginjal normal.
PEMBEDAHAN
Kuratase
jika kadar progesterone serum <5 ng/mL atau B-hCG meningkat secara abnormal
Salpingostomi
panjangnya <2 cm dan terletak di sepertiga distal tuba falopii. Dibuat sebuah
sayatan lurus dengan panjang 10 -15 mm di tepi antimesentrik di atas kehamilan
ektopik. sayatan dibiarkan tidak dijahit untuk sembuh secara sekunder.
Salpingotomi
sayatan ditutup dengan jahitan Vicyrl 7-0 atau yang setara
Salpingektomi
reseksi tuba dapat dilakukan melalui laparoskop operatif dilakukan sebagai upaya
memperkecil kemungkinan kekambuhan kehamilan di kantong tuba
Resekesi segmental/anastomosis
Reseksi massa dan anastomosis tuba dilakukan untuk kehamilan ismus yang
belum rupture. Pendekatan ini digunakan untuk menghindari pembentukan
jaringan parut dan penyempitan yang ditimbulkan oleh salpingostomi.