dalam sistem kekebalan tubuh telah berkembang untuk bertahan melawan patogen. Namun secara tidak sengaja sistem kekebalan tubuh menyerang “diri sendiri” yang menghasilkan penyakit Autoimun. • Regulasi genetik dari sel imun dan hubungannya dengan autoimunitas, keduanya belum dapat dipastikan. • Jurnal ini melaporkan kontribusi genetik untuk mengkuantifikasi level dari tipe 95 sel meliputi 272 sifat sistem kekebalan tubuh, didalam sebuah kelompok dari 1,629 individu yang berasal dari 4 daerah di Desa Sardinian. • Pertama, mereka memperkirakan ciri heretabilitas, menunjukkan itu dapat menjadi penting, memperhitungkan hingga 87% dari varians (rata-rata 41%) . • Selanjutnya, menilai 8,2 juta varian yang mereka identifikasi dan konfirmasi dalam sebuah rangkaian yang diperluas pada 2,870, individu, 23 varian independen pada 13 lokus yang dikaitkan dengan setidaknya 1 sifat. Terutama, varian pada 3 lokus yaitu HLA, IL2RA, dan SH2B3 / ATXN2) tumpang tindih dengan yang diketahui berkaitan dengan penyakit autoimun. • Hasil ini menghubungkan fenotip seluler spesifik untuk varian genetik yang spesifik, membantu untuk menjelaskan keterlibatan mereka dalam penyakit. Introduction • Analisis pada tingkat subpopulasi Leukosit, telah dilakukan dengan metode FACS(Fluorescence Activated Cell Sorting) • Tujuan : a. Mengetahui profil kesehatan dan penyakit pasien b. Mengetahui profil kekebalan manusia secara ekstensif repertoar sel • Prinsip FCAS: a. Menerapkan system genotip dan urutan teknologi pada individu yang sama b. membedah fenotipik yang diturunkan struktur repertoar sel kekebalan manusia • Hasil dari FCAS: Adanya hubungan antara immun yang diketahui denagn alel risiko penyakit dan tingkat kekebalan tertentu pada jenis sel . Sehingga karna hal tersebut, dapat dijadikan studi kelanjutan untuk penyakit autoimun (GWAS)