DrNico - Arsada KomiteMedik Juni 2012 A
DrNico - Arsada KomiteMedik Juni 2012 A
• Komite Medik
dalam Permenkes 755/2011
dalam Standar Akreditasi Rumah
Sakit v.2012
• Kredensial
• Mutu Profesi
• Etika dan Disiplin Profesi
• Staf Medis
KOMITE MEDIK DALAM PERSEPSI YANG
“MELEBAR”
Berbagai Pengaturan Komite Medik dimasa lalu
• Kep Dirjen Yan Med 00.06.2.3.730, 1995 ttg Pembentukan &
Tata Kerja KM di RS
• Kep Dirjen Yan Med 00.06.3.5.3018, 1999 ttg Pedoman
Pengorganisasian SMF & KM di RS Swasta
• Kepmenkes 631/2005 ttg Pedoman Internal Staf Medis
(Medical Staff Bylaws) di RS
Pengaturan tsb disusun selain dalam perspektif
profesionalisme, tetapi juga masuk dlm ranah manajemen
pengelolaan operasional medis
Kondisi : budaya dominan KM dlm manajemen yan medis
RS kompleks – high risk
HOSPITAL PATIENT
RISK CENTRED
MANAGEMENT CARE
(PELAYANAN
FOKUS
PASIEN)
“Safety is a
•MUTU fundamental principle
of patient care and a
•PATIENT
critical component of
3 Fondasi
SAFETY Quality Management.”
Asuhan pasien
Asuhan Medis • EBM (World Alliance for Patient
•
• Asuhan Keperawatan
ETIK Safety, Forward Programme,
Kepala/Direktur RS
Komite medik
Pasal 17
Komite Medik
• SubKom Kredensial
• SubKom Mutu Profesi
• SubKom Etika&Disiplin
Profesi
“Komite
Klinis”
Staf Medis
T.Kelola klinis baik
Subkomite/
Mutu Yan medis &
Pokja/Panitia
Keselamatan pasien,
lain
Profesionalisme staf medis
Pasien
Fungsi Komite Medik melaksanakan tugas
KREDENSIAL
1. penyusunan & pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dgn
masukan dari kelompok SM berdasarkan norma keprofesian yg berlaku;
2. penyelenggaraan pemeriksaan & pengkajian: 1.kompetensi; 2.kes fisik
dan mental; 3.perilaku; 4.etika profesi.
3. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi
berkelanjutan;
4. wawancara thd pemohon kewenangan klinis;
5. penilaian & pemutusan kewenangan klinis yg adekuat.
6. pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kpd KM;
7. melakukan proses rekredensial pd saat berakhirnya masa berlaku SPK
dan adanya permintaan dari KM;
8. rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan SPK.
Kriteria Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Memberikan
Rekomendasi Kewenangan Klinis:
1. Pendidikan:
1. lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi, atau dari sekolah kedokteran
luar negeri dan sudah diregistrasi; 2. menyelesaikan prodi konsultan.
2. Perizinan (lisensi):
1. memiliki surat tanda registrasi yang sesuai dengan bidang profesi;
2. memiliki izin praktek dari dinas kesehatan setempat yang masih berlaku.
3. Kegiatan penjagaan mutu profesi:
1. menjadi anggota organisasi yg melakukan penilaian kompetensi bagi
anggotanya;
2. berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis.
4. Kualifikasi personal:
1. riwayat disiplin dan etik profesi; 2. keanggotaan dalam perhimpunan profesi
yang diakui; 3. keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat
penggunaan obat terlarang dan alkohol, yg dptmempengaruhi kualitas yan thd
pasien; 4. riwayat keterlibatan dalam tindakan kekerasan; 5. memiliki asuransi
proteksi profesi (professional indemnity Insurance).
5. Pengalaman dibidang keprofesian: 1. riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi;
2. riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi.
PMK 755/MENKES/PER/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit
Pengkajian oleh subkomite kredensial meliputi elemen:
a. kompetensi:
1) berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi
yang
disahkan oleh lembaga pemerintah yang berwenang untuk
itu;
2) kognitif;
3) afektif;
4) psikomotor.
b. kompetensi fisik;
c. kompetensi mental/perilaku;
d. perilaku etis (ethical standing).
PMK 755/MENKES/PER/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik di Rumah Sakit
Rekredensial
1. Setiap tiga tahun
2. RS mencari dan menggunakan informasi tentang area
kompetensi praktisi klinis berikut ini :
a. Asuhan pasien
b. Pengetahuan medis/klinis
c. Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktik
d. Ketrampilan hubungan antar manusia dan
e. Profesionalism-
f. Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman
terhadap konteks dan sistem dimana
pelayanan kesehatan diberikan.
Fungsi Komite Medik dalam memelihara
MUTU PROFESI Staf Medis
1. Pelaksanaan audit medis;
2. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka
pendidikan berkelanjutan bagi Staf Medis;
3. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka
pendidikan berkelanjutan bagi Staf Medis RS tsb
4. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi
Staf Medis yang membutuhkan.
Subkomite Mutu Profesi
Subkomite mutu profesi berperan dalam menjaga mutu profesi
medis dengan tujuan:
a. memberikan perlindungan terhadap pasien agar senantiasa
ditangani oleh staf medis yang bermutu, kompeten, etis, dan
profesional;
b. memberikan asas keadilan bagi staf medis untuk memperoleh
kesempatan memelihara kompetensi (maintaining competence)
dan kewenangan klinis (clinical privilege);
c. mencegah terjadinya kejadian yang tak diharapkan (medical
mishaps);
d. memastikan kualitas asuhan medis yang diberikan oleh staf
medis melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi yang
berkesinambungan (on-going professional practice evaluation),
maupun evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused
professional practice evaluation)
Subkomite Mutu Profesi
Standar KPS 9.
RS mempunyai proses yng efektif utk
mengumpulkan, memverifikasi,
mengevaluasi kredensial/bukti-bukti
keahlian/kelulusan (izin/lisensi, pendidikan,
pelatihan, kompetensi dan pengalaman) dari
Staf Medis yg diizinkan utk memberikan
asuhan pasien tanpa supervisi.
Maksud dan Tujuan KPS 9 dan KPS 9.1
• Staf medis : Dr dan Drg, dan profesional lain yg diberi izin utk
praktek independen/mandiri (tanpa supervisi)
• Memberikan pelayanan preventif, kuratif, restoratif, bedah,
rehabilitatif atau yan medis lain atau yan gigi kpd pasien;
• Memberikan pelayanan interpretatif kpd pasien, seperti
patologi, radiologi atau yan laboratorium,
• Tanpa memandang klasifikasi penugasan oleh RS, status
kepegawaian, kontrak, atau kerjasama lain dgn individu utk
memberikan yan asuhan pasien.
• Penangg-jwb utama atas asuhan pasien dan hasil asuhan.
• RS sgt bertangg-jwb utk memastikan bhw setiap praktisi
kompeten utk memberikan asuhan dan pengobatan yg aman
dan efektif kpd pasien.
Elemen Penilaian KPS 9
1. Mereka yg memperoleh izin berdasarkan peraturan perUU dan dari RS
utk melakukan asuhan pasien tanpa supervisi diidentifikasi.
2. Kredensial yg diperlukan (a.l. pendidikan, surat izin, registrasi) sesuai
peraturan dan kebijakan RS bagi setiap anggota SM dicopy oleh RS dan
disimpan dlm file kepegawaian atau dlm file kredensial yg terpisah bagi
setiap anggota SM.
3. Semua kredensial (a.l. pendidikan, surat izin, registrasi) diverifikasi
dengan sumber yang mengeluarkan kredensial sebelum individu tsb
mulai memberikan yan kpd pasien.
4. Semua kredensial dalam file (a.l. lain pendidikan, surat izin , registrasi)
terkini dan ter update sesuai persyaratan.
5. Pd penugasan awal, dibuat pengumuman ttg ketentuan kualifikasi
terkini dari seseorang utk memberikan yan asuhan pasien.
STAF MEDIS
Standar Akreditasi Rumah Sakit .Kementrian Kesehatan R.I. dan Komisi Akreditasi Rumah
Sakit.Sept 2011
INFORMASI TTG RINCIAN KEWENANGAN KLINIS
(RKK)
• Setiap Staf Medis hanya memberikan pelayanan
medis sesuai RKK
• Informasi RKK tersedia dalam hard copy,
elektronik atau lainnya di tempat terkait (contoh,
kamar operasi, instalasi gawat darurat,dll )
• Rincian kewenangan klinis diinformasikan oleh
kepala RS ke seluruh RS dan ke seluruh staf medis
• Informasi untuk membantu memastikan bahwa
praktik dokter tsb ada dalam lingkar kompetensi
dan kewenangan kliniknya
• Informasi ini secara berkala diperbaharui
Standar Akreditasi Rumah Sakit .Kementrian Kesehatan R.I. dan Komisi Akreditasi Rumah
Sakit.Sept 2011
Elemen Penilaian Kualifikasi dan Pendidikan Staf
(KPS) 9
1. Izin berdasarkan peraturan perundangan dan izin dari
RS untuk melakukan asuhan pasien tanpa supervisi.
2. Dibutuhkan kredensial (antara lain : pendidikan, izin,
registrasi) sesuai peraturan dan kebijakan rumah sakit
bagi setiap anggota staf medis
3. Semua kredensial (antara lain pendidikan, izin,
registrasi) diverifikasi dengan sumber yang
mengeluarkan kredensial.
4. Semua kredensial (antara lain pendidikan, izin ,
registrasi) terkini dan ter -update sesuai persyaratan.
5. Pada penugasan awal, penentuan terinformasi dibuat
tentang kualifikasi terkini dari seseorang untuk
memberikan pelayanan asuhan pasien.
Standar Akreditasi Rumah Sakit .Kementrian Kesehatan R.I. dan Komisi Akreditasi Rumah
Sakit.Sept 2011
Std 9.1.Pimpinan membuat keputusan yg diinformasikan ttg
pembaharuan izin bagi setiap anggota SM dapat
melanjutkan memberikan yan asuhan pasien sekurang-
kurangnya setiap tiga tahun
Elemen Penilaian KPS 9.1.
1. Ada yg diuraikan dlm kebijakan utk mereview file kredensial
setiap SM secara berkala yg seragam sekurang-kurangnya setiap
tiga tahun sekali.
2. Ada petugas-petugas tertentu yg ditugaskan membuat keputusan
resmi dlm rangka memperbaharui izin bagi setiap anggota SM utk
melanjutkan pemberian yan asuhan medis di RS.
3. Keputusan ttg pembaharuan tsb didokementasikan dalam file
kredensial dari anggota SM tsb.
Standar KPS 10.
RS mempunyai tujuan yg terstandar, prosedur
berbasis bukti utk memberi wewenang kpd semua
anggota SM untuk menerima pasien dan memberikan
yan klinis lainnya konsisten/sesuai dgn kualifikasi.
Maksud & Tujuan KPS 10
Pada penugasan ulang, setiap tiga tahun, RS mencari dan menggunakan
informasi ttg area kompetensi umum dari praktisi klinis berikut ini :
a) Asuhan pasien---praktisi memberikan asuhan pasien dgn kasih, tepat & efektif
utk promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit &
pelayanan sampai akhir hayat.
b) Pengetahuan medis/klinis---dlm ilmu-ilmu biomedis, klinis dan sosial serta
penerapan pengetahuan ke dlm asuhan pasien & pendidikan orang2 lainnya.
c) Pembelajaran dan peningkatan berbasis praktek----menggunakan bukti dan
metode ilmiah utk investigasi, evaluasi & meningkatkan praktek asuhan pasien
d) Ketrampilan hubungan antar manusia/interpersonal dan komunikasi----yg
akan memampukan dan menjaga hubungan profesional dgn pasien, keluarga
dan anggota tim kesehatan lain.
e) Profesionalisme----terpancar dalam komitmen utk secara terus menerus
mengembangkan professionalitas, praktek etika, pemahaman dan kepekaan
thd keragaman dan sikap tangg-jwb thd pasien, profesinya dan masyarakat.
f) Praktek berbasis sistem---melalui pemahaman thd konteks dan sistem
dimana yan kes diberikan.
Elemen Penilaian KPS 10
1. RS menggunakan proses terstandar yg didokumentasikan dlm
kebijakan resmi RS utk memberikan kewenangan bagi setiap
anggota SM dalam memberikan pelayanan pd penugasan pertama
dan pd penugasan ulang.
2. Keputusan memberikan penugasan ulang utk memberikan
pelayanan kpd pasien berpedoman pada item a) sampai f) pada
Maksud & Tujuan dan pada review kinerja tahunan dari para praktisi.
3. Pelayanan pasien yg diberikan oleh setiap anggota SM dirinci secara
jelas dan dikomunikasikan oleh pimpinan RS ke seluruh RS maupun
ke anggota SM.
4. Setiap SM hanya memberikan yan medis yg secara spesifik
diizinkan oleh RS.
Standar KPS 11
RS menggunakan proses berkelanjutan terstandardisir
(ongoing) untuk mengevaluasi sesuai kualitas dan keamanan
pelayanan pasien yang diberikan oleh setiap staf medis.
GENERAL ANESTESIOLOGIS;
1. LATAR BELAKANG
2. KUALIFIKASI
3. KURIKULUM PENDIDIKAN: DITETAPKAN OLEH KOLOGIUM
ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF INDONESIA
4. PERHIMPUNAN DAN PENDIDIKAN / AKADEMIK
5. STANDAR KOMPETENSI PELAYANAN
6. STANDAR KETRAMPILAN
7. STANDAR MEMPERTAHANKAN DAN MENINGKATKAN
KOMPETENSI
8. STANDAR ETIK MEDIKOLEGAL
Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012
5. Standar Kompetensi
• Mampu melakukan anestesia dan analgesia sesuai dengan tandar pelayanan
anestesi yang
• ditetapkan oleh Perdatin Pusat dan Cabang
• Mampu melakukan anestesia umum inhalasi, balans, intravena total
• Mampu melakukan anestesia regional, spinal,epidural, blok pleksus saraf
• Mampu mengelola anestesia pada bedah digestif, ortopedi, urologi, plastic, onkologi,
THT, mata, ginekologi.
• Mampu mengelola anestesia obstetric
• Mampu mengelola anestesia bedah pediatric pada kasus kasus tertentu
• Mampu mengelola anestesi bedah saraf pada kasus kasus tertentu
• Mampu mengelola pasien di ruang pulih
• Mampu mengelola anestesia bedah paru dan bedah jantung tertutup.
• Mengetahui pengelolaan anestesia bedah jantung terbuka
• Mampu mengelola pasien di ICU dan ICCU
• Mampu mengelola anestesia rawat jalan
• Mampu mengelola anestesia pada prosedur di luar kamar operasi ( misal radioterapi,
MRI, CTScan kasus pediatri)
• Mampu mengelola nyeri akut pasca bedah, nyeri membandel
6. Standar Keterampilan
Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012
PEDOMAN MITRA BESTARI lanjutan….
• Mempunyai pandangan/wawasan luas thd keilmuan dan
praktik anestesia
• Peran dan kapasitasnya tidak terbatas pada masalah
kredensialing dan privileging tetapi juga dalam hal penjagaan
mutu medis/audit medis, disiplin profesi/penegakan disiplin
• Punya kemampuan keilmuan terkini (at the cuting edge) tidak
harus guru besar
• Sebagai mitra bestari di RS yg bersangkutan harus melalui
proses penapisan oleh RS tersebut dan tdk perlu SIP di RS
tersebut
• RS dapat membuat daftar mitra bestari sesuai jumlah yg
dibutuhkan, kemudian saat dibutuhkan perannya KOMITE
MEDIK dapay membuat panitia Adhok yg duiambil dari daftar
tsb
Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012
PEDOMAN TENTANG WHITE PAPER RS
• White Paper RS Adalah Suatu Gambaran/Batasan Tentang
Kriteria Kompetensi / Kemampuan Minimal Yang Dimiliki /
Dikuasai Seorang Dr Untuk Dapat Memenuhi Persyaratan
Kewenangan Klinis Dalam Suatu Lingkup Praktik Atau
Prosedur
• Setiap RS Dapat Mengembangkan White Paper Mengenai Suatu
Kompetensi Medis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Tetapi
Harus Tetap Dalam Koridor Anestesiologi Dan Terapi Intensif
Yg Ditetapkan Oleh KATI
• White paper yg menyangkut beberapa bidang ilmu
kedokteran/multi disiplin harus mendapat pengesahan /
persetujuan/ kesepakatan dari semua mitra bestari/ peer group
terkait sebelum disahkan oleh direktur RS
Pedoman Penjabaran Kewenangan Klinis Anestesiologi Dan Terapi Intensif Indonesia 2012
RINCIAN KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL
PRIVILEDGE)
• KEWENANGAN KLINIK :
• KEWENANGAN INTI (CORE PRIVILEDGE)
• KEWENANGAN TAMBAHAN (SPESIFIK PRIVILEDGE)
– DR YG MEMINTA KEWENANGAN KLINIK TIDAK HARUS
MEMINTA SELURUH RINCIAN, CUKUP MEMINTA
KEWENANGAN YG SESUAI DG PEMINATANNYA
– DR YG MEMNTA KEWENANGAN KLINIK
TAMBAHAN/SPESIFIK PRIVILEDGE MEREKA YG TELAH
MENYELESAIKAN PENDIDIKAN TERSTRUKTUR BIDANG
SUB SPESIALISASI DAN ATAU FELLOWSHIP BERDASAR
KETENTUAN KATI
Contoh
Form
Pengajuan
Kewenangan
Klinis Dokter
Spesialis
Anestesi
KESIMPULAN
1. UU No 44/2011 ttg RS mewajibkan RS memiliki Komite Medik dengan
landasan baru yg mengarah pada profesionalisasi staf medis dan
keselamatan pasien
2. Pengaturan dimasa lalu disusun, selain dalam perspektif profesionalisme,
tetapi juga masuk dlm ranah pengelolaan operasional pelayanan medis
3. Permenkes No 755/2011 mengarahkan peran Komite Medik untuk
meningkatkan profesionalisme staf medis guna menjamin mutu yan kes
dan keselamatan pasien
4. Standar Akreditasi RS v.2012 “menjaga” penerapan PMK 755
5. “reposisi” Komite Medik sbg penjaga profesionalisme SM menuju
tercapainya tujuan Good Clinical Governance : *Meningkatkan Mutu Yan
Medis; *Menjamin dan Melindungi Keselamatan Pasien; *Mengatur
Penyelenggaraan KM di setiap RS dlm rangka meningkatkan
profesionalisme.
Terima kasih
atas perhatiannya