spesies yang penting dalam kegiatan pengobatan tradisional di negara tersebut.
Upaya konservasi mengacu pada pengetahuan dan pandangan
budaya yang dimiliki oleh masyarakat adat. Kepercayaan masyarakat adat menekankan perlunya melindungi hutan, bukan karena potensi penggunaannya bagi mereka, namun karena hutan merupakan tempat yang sakral. Meninjau kembali peran masyarakat adat dalam konservasi berarti memahami dan menerima pandangan bahwa tanaman dapat menjadi sesuatu yang sakral. Ahli etnobotani percaya bahwa konservasi hutan akan paling baik dilakukan dengan mengadopsi pandangan masyarakat adat dan mengakui kontribusi yang dapat diberikan oleh pengetahuan lokal tentang pengelolaan tanaman dan sumber daya.
Hilangnya keanekaragaman hayati akan menjadiperhatian
utama ketika sumber daya alam habis. Tapi juga perlu mempertimbangkan hilangnya pengetahuan - pengetahuan yang hanya bisa diberikan oleh budaya asli tentang penggunaan tanaman. Ini adalah keragaman ekosistem alami dan budaya masyarakat adat yang terdapat di dalamnya yang harus dilindungi bersama. Maori dari Selandia Baru mengadakan konferensi hui, atau konferensi tradisional yang mengundang ilmuwan dan pemimpin tradisional untuk membahas strategi konservasi flora asli mereka dan menyimpulkan poin-poin dalam studi etnobotani dilapangan :
1. Semua tanaman hutan memiliki tujuan dan nilai
2. Nilai ekonomi, budaya, dan spiritual yang
sebenarnya dari hutan dan habitat asli hampir tidak dipertimbangkan
3. Seluruh budaya dan cara hidup akan hilang jika
hutan hujan hancur Di Peru terdapat beberapa rancangan aturan-aturan dalam penggunaan produk suatu kawasan secara komunal, yaitu:
1. Ekstraksi kayu hutan hanya diizinkan di tingkat masyarakat, kayu
hanya bisa diambil saat masyarakat membutuhkan uang untuk keperluan komunal, seperti sekolah baru atau obat untuk desa. 2. Buah dan tanaman obat dapat diambil oleh siapapun yang tinggal di wilayah tersebut. 3. Setiap kali mengumpulkan buah, daun, bunga, kulit kayu, resin, akar, dan cabang, semua pohon harus dibiarkan berdiri. Aturan khusus berlaku untuk ekstraksi spesies yang sangat berharga. 4. Masyarakat harus memutuskan secara kelompok apakah mereka akan mengeluarkan izin kepada orang luar untuk mengambil kayu apapun. 5. Tidak ada pertanian yang diperbolehkan di kawasan hutan masyarakat Alasan untuk melakukan konservasi:
1. Melestarikan ekosistem adalah masalah etis. Tidak ada spesies
yang memiliki hak untuk merusak yang lain. 2. Melestarikan ekosistem karena alasan estetis. Keindahan semua habitat alami harus dilindungi. 3. Perlu melestarikan ekosistem kita karena alasan ilmiah. Sekarang atau dimasa akan datang, spesies mana pun mungkin memiliki nilai ilmiah yang signifikan bagi populasi manusia. 4. Harus melestarikan apa yang berguna bagi kita. 5. Alasan paling mendesak untuk melestarikan ekosistem Bumi adalah mempertahankan keanekaragaman hayati kehidupan yang akan menjaga stabilitas bagi setiap organisme. WHO pada tahun 1978 memperkirakan bahwa dari 20.000 spesies diketahui bermanfaat bagi manusia, hanya 250 yang cukup sering digunakan. Diantaranya diketahuai manfaatnya masih secara lisan dan cerita.
Selain hilangnya tumbuhan obat, juga terjadi hilangnya ribuan
pengetahuan dan penggunaan tanaman oleh penduduk asli
Keterancaman pengetahuan
Konservasi pengetahuan tanaman
obat Suku Yanomamo di Amerika Selatan dengan cepat kehilangan anggota mereka yang disebabkan oleh penyakit dari luar dan penambangan disekitar tempat tinggal mereka. Seiring populasi suku-suku ini menyusut, juga berdampak pula terhadap seni budaya mereka serta pengetahuan mereka yang jarang tercatat dalam bentuk tulisan. PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN GENETIK
Melestarikan keragaman genetik
sama pentingnya dengan melestarikan keanekaragaman hayati. Gen pool yang beragam dapat menyelamatkan tanaman dari berbagai penyakit. Tanaman yang umum memiliki basis genetik yang sempit yang memiliki kerentanan yang lebih besar terhadap penyakit dan hama.