Anda di halaman 1dari 19

Untuk menilai status konservasi dan ekologi

spesies Nepenthes yang terancam di dataran


rendah dan pegunungan yang tersisa di pulau
sumatra dan menggunakan data ini untuk
menghasilkan dokumentasi identifikasi area
yang membutuhkan perlindungan dan
memberikan dasar untuk penunjukan
kawasan lindung.
Mempersiapkan Sumatera barat sebagai
daerah proyek percontohan untuk pelestarian
Nepenthes di pulau Sumatera.
Keterancaman Habitat

Laumonier (1997) menyoroti fakta bahwa telah terjadinya


deforestrasi intens yang benar-benar mengkhawatirkan.
Hilangnya keanekaragaman hayati khusus untuk
ekosistem dataran rendah sangat penting. Deforestrasi
saat ini bisa berakibat bencana ekologi untuk wilayah
yang sedang berkembang seperti sumatra.

Sumatra adalah pulau kedua setelah Kalimantan yang


memiliki keragaman Nepenthes tertinggi. Clarke (2001)
menemukan 29 spesies Nepenthes di pulau Sumatera yang
tersebar di dataran rendah hingga hutan pegunungan.
Delapan belas dari mereka tersebar di Sumatera barat.
Sayangnya, spesies ini tidak populer bahkan kurang
dikenal, sedangkan penurunan populasi mereka terus-
menerus disebabkan oleh kerusakan habitat alami mereka.
Keterancaman Spesies

No. Species Status

1. N. Adnata DD (CR)
2. N. Albomarginata LR (nt)
3. N. Ampullaria LR (lc)
4. N. Angsanensis VU {LR(cd)}
5. N. Aristolochioides CR
6. N. Bongso LC (cd)
7. N. Desiflora LR (cd)
8. N. Diatas EN {LR(cd)}
9. N. Dubia CR
10. N. Alata (N. eustachya) LR (lc)
11. N. Gracilis LR (lc)
12. N. Gymnamphora LR (cd)
13. N. Inermis LR (cd)
14. N. jacquelin DD
15. N. Lavicola VU {LR(cd)}
16. N. Longifolia Vu
17. N. Mikei VU {LR(cd)}
18. N. Mirabilis LR (lc)
19. N. Ovata VU
20. N. Rafflesiana LR (lc)
21. N. Reinwardtiana LC (lc)
22. N. rhombicaulis VU
23. N. Singalana LR (lc)
24. N. Spathulata LC (lc)
25. N. Spectabilis LC (lc)
26. N. Sumatrana CR
27. N. Talangensis EN
28. N. Tenuis DD
29. N. tobaica LR (lc)
Nepenthes project 2001 mengklarifikasi dan
mengusulkan status baru Nepenthes di Sumatera
barat didasarkan pada kondisi spesies Nepenthes di
lapangan. Kehilangan spesies Nepenthes dari habitat
mereka tidak dapat dihindari, semua Nepenthes
Sumatera terancam oleh kerusakan dan kehilangan
habitat.

Nepenthes project 2002 terus mengumpulkan


taksonomi dan aspek ekologi Nepenthes di pulau
Sumatera dan membuat rekomendasi untuk
spesies ini pada skala yang besar di tingkat
nasional.
Tim Nepenthes project 2001 telah mengidentifikasi dan
mengusulkan enam lokasi yang membutuhkan mendesak
perlindungan untuk melestarikan Nepenthes di Sumatera
barat. Diantaranya mahek, kelok sembilan, talang
babungo, gunung gadut, gunung talang dan gunung
talamau.

Data ini digunakan oleh tim Nepenthes project


2002 untuk mendorong lembaga pemerintah
yang relevan membuat tindakan untuk
menetapkan konservasi yang untuk Nepenthes di
Sumatera barat.
Spesies Nepenthes di Sumatera barat digunakan
sebagai maskot di kompetisi mewarnai dan hasil
dari kompetisi ini digunakan untuk memproduksi
kalender 2003 dan didistribusikan kepada
masyarakat umum di Sumatera barat.

Diterbitkan Nepenthes project 2002 di media di


Indonesia.

Memberikan informasi tentang status dan


keberadaan Nepenthes di pulau Sumatera untuk:
Organisasi pecinta alam di beberapa universitas di
wilayah Sumatera dan Lembaga lingkungan
pemerintah di setiap Provinsi pulau Sumatera.
Kegiatan utama Nepenthes project 2002 adalah
pendidikan lingkungan, termasuk tindakan
konservasi langsung dan tidak langsung.
Pendidikan lingkungan terkonsentrasi untuk
masyarakat Sumatera barat sebagai tindak lanjut
pekerjaan proyek sebelumnya.
Dilakukan survei yang dibutuhkan untuk spesies
terancam Nepenthes di pulau Sumatera.
Mengidentifikasi lokasi penting secara global yang memerlukan
perlindungan untuk spesies Nepenthes di pulau sumatra dan
menggunakan data ini untuk memfasilitasi penyusunan rencana aksi
dan strategi konservasi.

Evaluasi kawasan lindung yang diusulkan dari kantong Semar di


sumatra barat dan menghasilkan rencana manajemen awal untuk
area tersebut.

Mendirikan hubungan konservasi jangka panjang antara mahasiswa,


organisasi alam, LSM, lembaga ilmu pengetahuan, masyarakat dan
pemerintah.

Mempersiapkan sebuah rencana konservasi strategi di luar di


habitat alami (strategi konservasi ex-situ) dan memfokuskan
aktivitas tersebut di arboretum Universitas andalas.

Pelatihan dan memproduksi brosur untuk masyarakat umum.

Lomba mewarnai dan lomba esai Nepenthes untuk generasi muda.


Tujuan utama dilapangan adalah untuk menilai status
saat ini dan ekologi keterancaman dari Nepenthes di
lokasi studi. Hal ini akan dilengkapi dengan metodologi
taksonomi berbasis luas yang telah dirumuskan.

Survei dan identifikasi spesies Nepenthes serta


membandingkan data dengan spesimen herbarium
Universitas andalas (ANDA) dan herbarium Bogoriense
(BO).
Membuat peta distribusi Nepenthes sumatra.
Kepadatan populasi akan dihitung di plot 10 m x 10 m
untuk masing-masing spesimen. Tanaman berbunga dan
berbuah akan dihitung untuk mengkompilasi data
kelangsungan hidup untuk setiap spesies baru.
Kepadatan Populasi dan Distribusi

Tim Nepenthes melakukan penelitian di tujuh provinsi di


pulau Sumatera dengan total Kabupaten yang diamati
adalah empat 42. Provinsi yang diakses adalah Sumatera
utara, Sumatera barat, riau, jambi, sumatra selatan dan
bengkulu.

Berdasarkan pengamatan dan koleksi di lokasi studi, tim


proyek Nepenthes telah menemukan 24 spesies Nepenthes,
12 hibrida alami dan 4 spesies yang tidak teridentifikasi.
Semua spesimen disimpan di herbarium ANDA. Jumlah total
spesimen yang dikumpulkan dari Lapangan adalah 384
sejak Nepenthes proyek 2001.
Status Konservasi Nepenthes
Sumatera
Rekomendasi Konservasi

Melakukan pendekatan terhadap masyarakat


setempat memberikan dampak positif dan
muncul beberapa ide untuk melestarikan dan
mengelola sumber daya alam mereka sendiri.
Dibidang pendidikan, menargertkan guru untuk
memberikan informasi kepada siswa sebagai
generasi muda untuk melestarikan spesies
Nepenthes.
Pembentukan hubungan Konservasi jangka
panjang antara tim nepenthes, organisasi
mahasiswa pecinta alam, LSM, lembaga ilmu
pengetahuan, masyarakat dan pemerintah
daerah di Sumatera barat
Diagram sederhana
disamping ini telah
memberikan dampak positif
upaya konservasi Nepenthes
di Sumatera barat. hampir
semua komponen yang
terlibat dan mengambil
bagian dalam kegiatan ini.
Jaringan ini akan meningkat
di masa depan dengan skala
yang lebih luas
Lokasi Penting yang Memerlukan Perlindungan

1. Provinsi sumatra
utara 2. Provinsi sumatra
Gunung pangulubao barat
Gunung sibayak Mahek
Gunung sinabung Kelok sembilan
Gunung sibuatan Talang babungo
Gunung gadut
Gunung talamau
Gunung talang
3. Privinsi Jambi
Gunung Tujuh
Gunung Kerinci
Daerah Kerinci 4. Provinsi Riau
Bengkalis
Konservasi Ex-situ

Herbarium Universitas andalas telah menyediakan


Tim Nepenthes ruang di arboretum Universitas
andalas limau manih untuk membangun situs
konservasi ex-situ.

Tim Nepenthes menggunakannya untuk tempat


tumbuh beberapa jenis spesies Nepenthes
dataran rendah. hanya tiga spesies yang sukses
untuk tumbuh, yaitu adalah N. ampullaria, N.
mirabiis dan N. gracilis.
Lomba mewarnai Nepenthes untuk TK dan sekolah
siswa SD.
Lomba esai Nepenthes untuk sekolah menengah.
Memberikan pelatihan dan membimbing
masyarakat lokal dalam usulan kawasan lindung
untuk melengkapi informasi status dan
keberadaan Nepenthes di sumatra barat dan
mengumpulkan ide dan kemampuan dasar mereka
untuk melestarikan sumber daya alam.
Mempersiapkan leaflet untuk masyarakat umum.
Tidak dilanjutkannya konservasi ex-situ di
arboretum Unand.
Kurangnya upaya untuk mendapatkan suport
dari pemerintah terhadap konservasi
Nepenthes.
Melanjutkan upaya konsevasi dan monitoring
Nepenthes yang ada di alam dan di lokasi
konservasi.
Upaya lebih lanjut agar pemerintah lebih
memperhatikan keberadaan Nepenthes.
Mengadakan pelatihan kemasyarakat cara
budidaya Nepenthes.

Anda mungkin juga menyukai