Anda di halaman 1dari 46

KULIAH KELOMPOK SOSIAL

Oleh : Hendra Gunawan, M.KM


Mengapa
Manusia Perlu
Hidup
Berkelompok?
Manusia Hidup Berkelompok Karena :

1 Fitrah Manusia Tidak Bisa Hidup Sendirian.

Kodrat manusia merupakan makhluk


yang selalu memerlukan orang lain dan hidup
bersama dengan orang lain.
Sejak lahir, manusia sudah hidup dengan
orang lain (ayah dan ibunya), kemudian
punya teman sepermainan, punya teman
dekat, punya pasangan hidup, punya anak dan cucu,
punya teman kerja. Bahkan sampai meninggal
pun ia masih memerlukan orang lain untuk
memakamkannya.
Lanjutan…

2. Manusia adalah makhluk sosial (zoon


politicon) yaitu makhluk yang suka hidup
berkelompok (Aristoteles).
3. Kecenderungan manusia untuk selalu
hidup dengan orang lain karena adanya
naluri sosial (gregariousness) yang dimiliki
sejak lahir. (Soerjono Soekanto)
4. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya sendirian

Kebutuhan Psikis :
Kebutuhan Fisik : Rasa aman, kasih
Pakaian, Kendaraan, sayang, keadilan,
Perumahan, dll dihormati, dihargai,
dll.
Pengertian

1. Kelompok sosial merupakan


himpunan atau kesatuan-kesatuan
manusia yang hidup bersama
menyangkut kaitan timbal balik
yang saling pengaruh
mempengaruhi
dan juga suatu kesadaran untuk
saling tolong menolong
(Mac Iver dan Charles H.Page)
Lanjutan…

2. Kelompok sosial adalah setiap perikatan


yang menurut sifatnya relatif erat dan
tahan lama yang dalam hal tertentu
menghimpun sejumlah orang (Bierens de
Han)
Kelompok Sosial minimal terdiri dari
dua orang atau lebih yang selalu
berhubungan mengikuti pola
hubungan tertentu dan terjadi
interaksi diantara anggota kelompok
tersebut.
Syarat-syarat kelompok sosial :

1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa


dia merupakan bagian dari kelompok
bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota
yang satu dengan yang lainnya.
3. Adanya suatu faktor yang dimiliki bersama
sehingga hubungan mereka bertambah erat.
Contoh : Tujuan yang sama, nasib yang sama,
kepentingan yang sama, musuh yang sama.
Lanjutan….

4. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai


pola perilaku
5. Bersistem dan berproses.
Tipe-Tipe Kelompok Sosial :

1. Berdasarkan besar kecilnya jumlah anggota


kelompok. Ada kelompok yang anggotanya
sedikit yang biasanya saling mengenal dan
organisasinya tidak rumit, Contoh : kelompok di
dalam suatu kelas kuliah.
Ada juga kelompok yang anggotanya banyak
yang biasanya tidak saling mengenal dan
organisasinya rumit/banyak cabang dan unit.
Contohnya kelompok di perusahaan.
Lanjutan...

2. Berdasarkan akrab dan tidak akrabnya anggota


kelompok. Kelompok akrab misalnya
masyarakat di daerah pedesaan, sedangkan
yang kurang akrab contohnya masyarakat
perkotaan.
3. Berdasarkan tingkat kepentingan kelompok.
Ada kelompok yang berdasarkan kepentingan
hobi atau kegemaran tertentu misalnya
komunitas sepeda/goweser, kelompok suporter
sepakbola, kelompok pencinta alam, dll.
Lanjutan...

4. Kelompok berdasarkan lamanya


kepentingan/kebutuhan diantara anggota
kelompok tersebut. Contoh : kelompok di
pasar antara pedagang dan pembeli hanya
sebentar pada saat transaksi jual beli saja.
Hal ini beda misalnya dengan kelompok
teman kuliah yang relatif lebih lama
selama menjadi Mahasiswa, bahkan
setelah lulus masih membentuk ikatan
alumni dari almamaternya.
Lanjutan...

5. Berdasarkan tingkat organisasi sosial


tersebut. Ada kelompok yang terorganisasi
dengan baik seperti perusahaan,
perguruan tinggi, organisasi pemerintah.
Ada juga kelompok yang organisasinya
sederhana saja, seperti kelompok teman
sepermainan, kelompok tetangga,
kelompok teman kuliah, dll.
Dasar pembagian kelompok sosial :

1. Berdasarkan kekerabatan, seperti kelompok


patrilineal (suku Batak) dan matrilineal (suku
Minangkabau).
2. Berdasarkan usia, seperti kelompok remaja,
Mahasiswa, lansia.
3. Berdasarkan seks/jenis kelamin, seperti
kelompok khusus laki-laki saja atau perempuan
saja.
4. Berdasarkan jenis pekerjaan, seperti dokter,
perawat, bidan.
5. Berdasarkan kedudukan, seperti kelompok
manajer dan serikat pekerja.
Jenis-Jenis
Kelompok Sosial

1.Kelompok Sosial 2. Kelompok Sosial


Teratur Tidak Teratur
a. In-Group dan a. Kerumunan
Outgroup b. Publik
b. Kelompok Primer c. Audiens
dan Sekunder
c. Paguyuban dan
Patembayan
d. Formal Group dan
Informal Group
e. Membership dan
reference Group
f. Kelompok
Okupasional dan
Volunter
Kelompok Sosial Teratur
A. In-group dan Out-group

In-group : individu yang merasa merupakan


bagian tak terpisahkan dari kelompoknya.
Biasanya muncul kata-kata “aku”, “kami”,
“kita”.
Dalam in-group biasanya didasarkan faktor
simpati dan adanya perasaan dekat
dengan anggota kelompoknya.
Contohnya : IBI merupakan in-group dari
para bidan.
Out-group : lawan yang diartikan
oleh individu dari In-groupnya.
Dalam out-group biasanya
muncul kata-kata “Dia”,
“Mereka” dan ditandai dengan
suatu kelainan yang berwujud
antipati, antagonisme
Contoh in-group dan out-group :

1. Profesi Bidan, In-Groupnya IBI dan out-


groupnya IDI atau PPNI.
2. Seorang Muslim, in-groupnya Islam dan
out-groupnya Hindu.
3. Orang Sunda, in-groupnya Jawa
Barat/Priangan dan out-groupnya Jawa
Tengah.
B. Kelompok Primer dan Sekunder

Dikemukakan oleh Charles H.Cooley


Kelompok primer : kelompok-kelompok yang
ditandai ciri kenal mengenal antara anggota-
anggotanya serta kerjasama yang erat yang
bersifat pribadi, adanya peleburan individu
kedalam kelompok sehingga tujuan individu
menjadi tujuan kelompok
Contoh : kelompok teman sepermainan dan
keluarga
Kelompok sekunder : kelompok-kelompok
besar yang terdiri dari banyak orang yang
hubungannya tidak perlu berdasarkan
kenal-mengenal secara pribadi dan
sifatnya juga tidak langgeng. Contoh
Komunitas bangsa.
C. Paguyuban dan Patembayan

Paguyuban (Gemeinschaft) : Bentuk


kehidupan bersama di mana anggota-
anggotanya diikat oleh hubungan batin
yang murni, bersifat alamiah dan kekal.
Dasar hubungan dalam paguyuban antara
lain rasa cinta dan kesatuan batin.
Contoh : Paguyuban Mahasiswa Batak di
Bandung
Ciri-ciri Paguyuban :

1. Intimate, hubungan yang dekat


2. Private, hubungan yang bersifat pribadi
yaitu khusus untuk beberapa orang saja
3. Exclusive, hubungan yang didasarkan
untuk “kita saja” dan tidak untuk di luar
“kita”
Tipe-tipe Paguyuban :

1. Paguyuban karena ikatan darah, Contoh :


perantau asal batak di Bandung didasarkan
pada ikatan darah/keturunan.
2. Paguyuban karena tempat, terdiri dari orang-
orang yang berdekatan tempat tinggal. Contoh
: kelompok arisan.
3. Paguyuban karena jiwa-fikiran, yaitu mereka
yang mempunyai pemikiran dan semangat
yang sama. Contoh : alumni sebuah perguruan
tinggi.
Patembayan (Gesellschaft) : Ikatan lahir
yang bersifat pokok untuk jangka waktu
yang pendek, strukturnya mekanis dan
biasanya berdasarkan adanya imbal balas
jasa/pamrih yang berdasarkan perhitungan
untung dan rugi.
Contoh : ikatan pedagang, organisasi pada
sebuah pabrik.
D. Formal Group dan In-Formal Group

Formal Group merupakan kelompok yang


mempunyai aturan yang jelas dan sengaja
diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur
hubungan di antara mereka.
Menurut Max Weber, formal group biasa disebut
birokrasi yang ciri-cirinya adalah :
1. Tugas organisasi didistribusikan ke dalam
beberapa posisi
2. Posisi dalam organisasi terdiri dari hirarki
struktur wewenang
3. Adanya peraturan-peraturan formal
4. Adanya jenjang karier dalam kepegawaian
Lanjutan...

Contoh formal group : organisasi


pemerintah, perusahaan swasta, organisasi
Perguruan Tinggi, Rumah Sakit, Puskesmas,
Balai Pengobatan, Klinik.
In-formal Group : kelompok-kelompok yang
terbentuk karena pertemuan-pertemuan
yang berulangkali dan menjadi dasar
bertemunya kepentingan dan pengalaman
yang sama.
Contoh : kelompok touring dan kelompok
arisan.
E. Membership dan Reference Group

Dikemukakan oleh Robert K.Merton


Membership Group, kelompok di mana setiap
orang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut. Contoh : dokter yang tergabung dalam
ikatan dokter Indonesia (IDI).

Reference Group : kelompok sosial yang menjadi


acuan bagi seseorang (bukan anggota
kelompok) untuk membentuk pribadi dan
perilakunya.
Contoh : Calon Mahasiswa yang gagal masuk
akademi kebidanan tapi perilakunya seperti
bidan.
F. Kelompok Okupasional dan Volunter

1. Kelompok Okupasional, kelompok yang terdiri dari


orang-orang yang melakukan pekerjaan sejenis
dan berperan mengarahkan anggotanya. Contoh :
dokter, guru, bidan, dosen.
2. Kelompok Volunter, kelompok yang terdiri dari
orang-orang yang mempunyai kepentingan yang
sama namun tidak mendapat perhatian
masyarakat.
Kepentingan itu antara lain : kebutuhan sandang,
pangan, papan, kasih sayang, keselamatan jiwa.
Contoh : Geng motor yang anarkhis. Apabila
mendapat perhatian dan pembinaan, maka bisa
menjadi kelompok touring yang tertib.
Kelompok Sosial di Rumah Sakit

1. Manajemen Rumah Sakit


2. Profesi Dokter
3. Profesi Perawat
4. Profesi Bidan
5. Profesi Apoteker
6. Profesi Gizi
7. Tenaga Kesehatan lain
8. Tenaga Penunjang
Setiap kelompok sosial di Rumah Sakit
mempunyai tugas pokok dan fungsi masing-
masing sesuai aturan kepegawaian, uraian
tugas, analisis jabatan, kode etik setiap
profesi di Rumah Sakit tersebut.
Peran setiap Kelompok Sosial di Rumah Sakit

1. Peran sebagai Individu. Setiap profesi


dalam kelompok sosialnya mempunyai
kebutuhan, keinginan, harapan, cita-cita
masing-masing. Contoh Kebutuhan manusia
seperti digambarkan oleh Abraham Maslow
Hierarkis Kebutuhan Dasar Manusia
Menurut Abraham Maslow (1950)

1. Kebutuhan Fisiologis, yang merupakan kebutuhan


paling dasar seperti kebutuhan makan, tempat tinggal, seksual

2. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman, yaitu


Kebutuhan Perlindungan diri dari panas, kecelakaan,
ketakutan, kecemasan

3. Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki, yaitu


Kebutuhan mendapatkan kasih sayang, persahabatan
dan diakui di lingkungan sosialnya

4. Kebutuhan harga diri, yaitu meliputi perasaan


tidak bergantung pada orang lain, serta penghargaan
Terhadap diri sendiri dan orang lain.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu tingkatan kebutuhan
Yang tertinggi diantaranya mampu mengenal diri secara
Sempurna, berdedikasi tinggi, tawadhu.
www.themegallery.com Company Logo
2. Peran sebagai anggota Keluarga. Setiap
profesi yang bekerja di Rumah Sakit, yang
bersangkutan juga merupakan bagian dari
anggota keluarganya yang harus memainkan
peran sesuai status sosial di Keluarganya.
Contoh : Seorang Direktur Rumah Sakit
yang berjenis kelamin perempuan, tetap saja
di rumahnya, ia adalah istri dari suaminya
dan Ibu dari anak-anaknya, sehingga harus
mampu membedakan tugas di rumah
dengan di tempat kerja.
3. Peran sebagai anggota profesi. Setiap
kelompok sosial yang ada di Rumah Sakit,
terikat oleh berbagai aturan, kompetensi dan
kode etik profesinya masing-masing dan
mempunyai hak dan kewajiban yang diatur
oleh lembaga Rumah Sakit tersebut. Satu
profesi dengan profesi lain harus saling
menghargai dan tidak boleh saling
intervensi, tetapi harus mencerminkan kerja
kolektif dan kolaboratif.
4. Sebagai warga masyarakat dan warga
negara. Setiap profesi di Rumah Sakit, ketika
pulang ke rumah, maka peran yang
bersangkutan adalah sebagai warga
masyarakat dan warga negara yang
mempunyai hak, kewajiban dan harus
terlibat dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan.
Sebagai warga negara, setiap profesi tenaga
kesehatan terikat oleh aturan sebagai warga
negara yang mempunyai hak di bidang
pendidikan, kesehatan, penghidupan yang
layak, dll. Di samping hak sebagai warga
negara, terdapat juga kewajiban sebagai
warga negara seperti membayar pajak,
menjaga lingkungan sosial, dll.
Kelompok Sosial Tidak Teratur

1. Kerumunan

2.Publik

3. Audiens
Kelompok Sosial yang Tidak Teratur

Kerumunan (Crowd) : kumpulan orang-orang


secara fisik yang berkumpul secara
kebetulan/tidak sengaja pada tempat tertentu
dalam jangka waktu yang pendek. Pada
kerumunan, kehadiran orang-orang secara fisik
jumlahnya dapat dilihat oleh mata dan
kehadirannya dapat dirasakan oleh orang di
sekitarnya.
Ciri-ciri kerumunan :

1. Tidak terorganisasi
2. Tidak mempunyai pembagian kerja
3. Tidak mempunyai pelapisan sosial
4. Spontan
5. Tidak terduga
6. Mempunyai kedudukan sosial yang sama
Bentuk-bentuk kerumunan :

1. Kerumunan dalam struktur sosial, contoh


khalayak penonton/pendengar yang formal
(penonton film) dan kelompok ekspresif yang
telah direncanakan (orang yang pesta dan
dansa)
2. Kerumunan yang bersifat sementara, contoh :
kerumunan penungggu bis, pembeli karcis,
kerumunan orang yang panik ketika terjadi
gempa.
3. Kerumunan yang melawan hukum, contoh :
pemabok, pemeras, pembeli karcis yang
mengamuk tidak kebagian tiket.
Kelompok Sosial yang Tidak Teratur (Lanjutan)

2. Publik : kelompok yang tidak


merupakan kesatuan, tidak
terorganisir dan secara fisik tersebar
dan terpisah satu sama lain di
beberapa tempat, interaksinya
terjadi secara tidak langsung melalui
alat-alat komunikasi (radio, TV,
koran). Contoh : pendengar radio
Lanjutan...

3. Audiens : kumpulan orang-orang yang berada di


suatu tempat yang mempunyai perhatian sama
terhadap objek tertentu, sifatnya jangka pendek
serta interaksi diantara anggota audiens sangat
sedikit.
Contoh : audiens yang berkumpul untuk
mendengarkan khotbah/ceramah, Beberapa
Mahasiswa yang melakukan penelitian di
lapangan/masyarakat, Seseorang yang
melakukan wawancara kepada informan untuk
kepentingan tulisan di media massa.
HATUR NUHUN

LOGO

Anda mungkin juga menyukai