b. Tahap II
Tahap II merupakan tahap tidur ringan dan proses
tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut:
mata pada umumnya menetap, denyut jantung dan
frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh
menurun, metabolisme menurun, berlangsung
pendek, dan berakhir 10-15 menit.
c. Tahap III
Tahap III merupakan tahap tidur dengan ciri
denyut nadi dan frekuensi nafas dan proses
tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh adanya
dominasi sistem saraf parasimpatik dan sulit
untuk bangun.
d. Tahap IV
Tahap IV merupakan tahap tidur dalam, dengan
kecepatan jantung dan pernafasan turun, sekresi
lambung menurun, dan tonus otot menurun.
Tidur jenis ini dapat berlangsung pada tidur
malam yang terjadi selama 5-20 menit, rata-
rata timbul selama 90 menit. Periode pertama
terjadi selama 80-100 menit, akan tetapi jika
kondisi orang sangat lelah, maka awal tidur
sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada.
Ciri tidur paradoks :
1. Biasanya disertai dengan mimpi aktif
2. Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak
gelombang lambat
3. Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan,
menunjukan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem
pengaktivasi retikularis
4. Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur
5. Pada otot perifer terjadi gerakan otot yang tidak teratur
6. Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular,
tekanan darah meningkat, sekresi gaster meningkat, dan
metabolisme meningkat
7. Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi juga
berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi
perbedaan signal pada level otak, otot dan
aitivitas mata. Normalnya tidur dibagi menjadi
dua yaitu non rapid eye movement (NREM) dan
rapid eye movement (REM). Selama masa NREM
seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan
memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus
tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan
terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur
berakhir.
2). Bayi
Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam.
Usia 1 bulan sampai dengan 1 tahun kira-kira tidur 14
jam/hari.
Tahap REM 20-30 %.
3). Toddler
Tidur 10-12 jam/hari
Tahap REM 25%
4). Preschooler
Tidur 11 jam pada malam hari
Tahap REM 20%
6). Adolensia
Tidur 8,5 jam pada malam hari
Tahap REM 20%
7). Dewasa muda
Tidur 7-9 jam/hari
Tahap REM 20-25 %
2). Lingkungan
Pasien yang biasa tidur pada lingkungan yang tenang dan
nyaman, kemudian terjadi perubahan suasana seperti gaduh
maka akan menghambat tidurnya.
3). Motivasi
Motivasi dapat memengaruhi tidur dan dapat menimbulkan
keinginan untuk tetap bangun dan waspada menahan kantuk.
4). Kelelahan
Apabila mengalami kelelahan dapat memperpedek periode pertama dari
tahap REM.
5). Kecemasan
Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpatis
sehingga mengganggu tidurnya.
6). Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal, seseorang yang tahan minum
alcohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
7). Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidur antara lain :
Diuretik : menyebabkan insomnia
Anti depresan : supresi REM
Kafein : meningkatkan saraf simpatis
Beta bloker : menimbulkan insomnia
Narkotika : mensuspensi REM