Aria Gusti
Pengantar
• Dlm bid kesehatan masyarakat kita sering
berhadapan dgn hasil berupa proporsi
• Mis -penderita TBC di Indonesia 4%
-persentase kesembuhan dengan obat
anti diabetes adalah 70%.
• Makanya uji hipotesis proporsi populasi penting
utk dipelajari.
• Langkah uji hipotesis beda proporsi sama dengan uji
hipotesis beda rata-rata
_
z = (p - p0)
s/√n
_
• Dimana p adalah proporsi sampel
1. H0 : p = 40% Ha : p ≠ 40%
2. Derajat kemaknaan = 5% uji 2 arah titik kritis Zα/2 = 1,96
3. Uji statistik : Z
4. Daerah penolakan H0 berada pada z<-1,96 atau z>1,96
5. Statistik hitung :
6. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,333 > -1,96 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 diterima proporsi murid SD penderita kecacingan 40%.
B. Uji Hipotesis Selisih Dua Proporsi
Contoh
• Seorang ahli farmakologi mengadaan percobaan dua macam obat anti
hipertensi.
• Obat pertama diberikan pada 100 ekor tikus dan ternyata 60 ekor
menunjukkan perubahan tekanan darah. Obat kedua diberikan pada
150 ekor tikus dan ternyata 85 ekor berubah tekanan darahnya.
Pengujian dilakukan dengan derajat kemaknaan 5%.
Diketahui :
H0 : p1 = p2
H a : p1 ≠ p 2
n1 = 100 n2 = 150
p1 = 60/100 p2 = 85/150
q1 = 40/100 q2 = 65/150
1. H0 : p1 = p2 Ha : p1 ≠ p2
2. Derajat kemaknaan = 5% uji 2 arah titik kritis Zα/2 = 1,96
3. Uji statistik : Z
4. Daerah penolakan H0 berada pada z<-1,96 atau z>1,96
5. Statistik hitung :
6. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 0,52 < 1,96 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 diterima pada derajat kemaknaan 0,05 (p>0,05) tidak ada
perbedaan diantara kedua macam obat anti hipertensi tersebut.
Latihan :
Diketahui :
n1 = 90 n2 = 120
p1 = 45/90 p2 = 85/120
q1 = 45/90 q2 = 35/120
1. H0 : p1 = p2 Ha : p1 ≠ p2
2. Derajat kemaknaan = 5% uji 2 arah titik kritis Zα/2 = 1,96
3. Uji statistik : Z
4. Daerah penolakan H0 berada pada z<-1,96 atau z>1,96
5. Statistik hitung :
6. Kesimpulan :
Statistik hitung z = 2,97 > 1,96 (berada di daerah penolakan H0).
H0 ditolak pada derajat kemaknaan 0,05 (p<0,05).
Latihan
• Dua orang perawat A dan B masing2 telah bekerja
selama 10 dan 7 tahun. Kepala Puskesmas
beranggapan persentase melakukan kesalahan perawat
A lebih kecil daripada B.
• Utk menguji hipotesis tersebut diambil ampel sebanyak
50 pasien yang dirawat oleh perawat A dan 60 pasien
oleh perawat B.
• Dari sampel tersebut perawat A membuat 10%
kesalahan perawatan dan perawat B 12%.
• Ujilah hipotesis Kepala Puskesmas tersebut dengan
derajat kemaknaan 5%.
Jawab
1. H0 : p1 = p2 Ha : p1 < p2
2. Derajat kemaknaan = 5% uji 1 arah titik kritis Zα = 1,645
3. Uji statistik : Z
4. Daerah penolakan H0 berada pada z<-1,645
5. Statistik hitung :
Diketahui :
n1 = 50 n2 = 60
p1 = 10% p2 = 12%
q1 = 90% q2 = 88%
6. Kesimpulan :
Statistik hitung z = -0,67 > -1,645 (berada di daerah penerimaan H0).
H0 diterima pada derajat kemaknaan 0,05 (p>0,05). Artinya tidak ada
perbedaan persentase kesalahan perawatan A dan B