Anda di halaman 1dari 20

Sistemik Lupus Eritematasus (SLE)

KELOMPOK 2

A R RY A N G G A R A ( 3 0 . 0 1 . 1 4 . 0 0 0 6 )
DESI YULIANTI (30.01.14.0012)
D I TA K O M A L A D E W I ( 3 0 . 0 1 . 1 4 . 0 0 1 4 )
EVISONIA SIMBOLON (30.01.14.0020)
GRESSY LASRIA SILITONGA (30.01.14.0024)
S RY I S T I YA N I ( 3 0 . 0 1 . 1 4 . 0 0 4 6 )
W E N D I P U T R A P R ATA M A ( 3 0 . 0 1 . 1 4 . 0 0 5 6 )

D O S E N : N S . M A R I A TA R I S I A R I N I , M . K E P
PENGERTIAN

Lupus adalah penyakit yang disebabkan sistem


imun menyerang sel-sel jaringan organ tubuh yang
sehat. Sistem imun yang terbentuk berlebihan. kelainan
ini dikenal dengan autoimunitas.

Lupus eritematosus sistemik (SLE) adalah suatu


penyakit autoimun yang kronik dan menyerang berbagai
sistem dalam tubuh
ANATOMI FISIOLOGI

Darah manusia adalah cairan


jaringan tubuh.Fungsi
utamanya adalah
mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh sel-sel di
seluruh tubuh.Darah juga
menyuplai jaringan tubuh
dengan nutrisi, mengangkut
zat-zat sisa metabolisme, dan
mengandung berbagai bahan
penyusun sistem imun yang
bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit.
ETIOLOGI

Sehingga kini faktor yang merangsangkan sistem


pertahanan diri untuk menjadi tidak normal belum
diketahui.
Ada kemungkinan faktor genetik, kuman virus, sinaran
ultraviolet, dan obat-obatan tertentu memainkan
peranan.
Penyakit Sistemik Lupus Erythematosus (SLE) ini lebih
kerap ditemui di kalangan kaum wanita. Ini
menunjukkan bahwa hormon yang terdapat pada wanita
mempunyai peranan besar, walau bagaimanapun
perkaitan antara Sistemik Lupus Erythematosus (SLE)
dan hormon wanita saat ini masih dalam kajian
PATOFISIOLOGI

Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi


kekebalan yang menyebabkan peningkatan
autoimun yang berlebihan.

Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh


kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal
(sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang
biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan
lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal).
TANDA DAN GEJALA

 Demam
 Kelemahan, lesu
 Anoreksia
 Kehilangan berat badan
 Atralgia(53-95%) adalah keluhan utama dari banyak
pasien.
 Butterfly rash pada pipi dan hidung dengan potosensitif
terhadap sinar matahari (sering pada kulit putih)
 Nyeri pleura(31-57%), dyspnoe,batuk, demam, dan
nyeri dada adalah keluhan jantung dan paru yang
penting
KLASIFIKASI

Ada 3 jenis penyakit Lupus yang dikenal yaitu:


 Discoid Lupus, yang juga dikenal sebagai Cutaneus Lupus,
yaitu penyakit Lupus yang menyerang kulit.
 Systemics Lupus, penyakit Lupus yang menyerang
kebanyakan system di dalam tubuh, seperti kulit, sendi,
darah, paru-paru, ginjal, hati, otak, dan system saraf.
 Drug-Induced, penyakit Lupus yang timbul setelah
penggunaan obat tertentu. Gejala-gejalanya biasanya
menghilang setelah pemakaian obat dihentikan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan anti-nuclear antibodi (ANA)


 Pemeriksaan anti ds DNA ( Anti double stranded DNA )
 Pemeriksaan anti-Sm antibody
 Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan immune
complexes ( kekebalan ) di dalam darah.
 Pemeriksaan untuk menguji tingkat total dari serum
complement ( kelompok protein yang dapat terjadi pada
reaksi kekebalan )
 Pemeriksaan sel LE (LE cell prep)
KOMPLIKASI

 Vaskulitis : kondisi peradangan pembuluh darah


 Perikarditis : kondisi medis yang ditandai dengan peradangan
pada perikardium (kantung berlapis ganda yang mengelilingi
jantung).
 Myocarditis : peradangan pada otot jantung atau
miokardium.
 Anemia Hemolitik : kurangnya kadar hemoglobin akibat
kerusakan pada eritrosit yang lebih cepat daripada
kemampuan sumsum tulang untuk menggantinya kembali.
 Intra Vaskuler Trombosis
 Hypertensi
 Kerusakan Ginjal Permanen
 Gangguan Pertumbuhan
PENATALAKSANAAN

a. Penilaian Aktivitas Penyakit


Penilaian klinis aktivitas penyakit sama pentingnya dengan hasil
tes laboratorium. Kelelahan, demam atau perubahan emosi dapat
menjadi indikasi aktifnya lupus, seperti juga munculnya ruam
atau nyeri sendi. Pemantauan aktifitas penyakit sangat
diperlukan untuk menentukan agresifitas penatalaksanaan lupus
dan dosis obat yang dibutuhkan.

Sehingga pada prakteknya, lupus dibagi menjadi 3 tingkatan


yaitu ringan, sedang, dan berat, sesuai dengan berat ringannya
gejala yang muncul.
PROGNOSIS

Beberapa tahun terakhir ini prognosis penderita


lupus semakin membaik, banyak penderita yang
menunjukkan penyakit yang ringan.Wanita
penderita lupus yang hamil dapat bertahan dengan
aman sampai melahirkan bayi yang normal, tidak
ditemukan penyakit ginjal ataupun jantung yang
berat dan penyakitnya dapat dikendalikan. Angka
harapan hidup 10 tahun meningkat sampai
85%. Prognosis yang paling buruk ditemukan pada
penderita yang mengalami kelainan otak, paru-paru,
jantung dan ginjal yang berat.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada
gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah,
lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap
gaya hidup serta citra diri pasien.
2. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
3. Kardiovaskuler
4. Sistem Muskuloskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada
pagi hari.
5.Sistem integumen
a. Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi.
b. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum.
6. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
7. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi
papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki,
tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau
sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
8. Sistem Renal
Edema dan hematuria.
9. Sistem saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang
kejang, korea ataupun manifestasi SSP lainnya.
Diagnosa Keperawatan

Nyeri berhubungan dengan


inflamasi dan kerusakan jaringan.
INTERVENSI

Tujuan :
a. Gangguan nyeri dapat teratasi
b.Perbaikan dalam tingkat kenyamanan
Kriteria Hasil :
a.Skala Nyeri : 1-10
Rencana Tindakan (Intervensi; simbol I) dan
Rasional (simbol R)
Mandiri :
1. : Kaji Keluhan Nyeri : Pencetus, catat lokasi, karakteristik, dan
intensitas (skala nyeri 1-10).
R : Nyeri hampir selalu ada pada beberapa derajat beratnya
keterlibatan jaringan/kerusakan tetapi, biasanya paling berat selama
penggantian balutan dan debridemen.
2. : Tutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar metode
pemajanan pada udara terbuka.
R : suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan nyeri hebat
pada pemajanan ujung saraf.
3. : Pertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu penghangat,
penutup tubuh hangat.
R : pengaturan suhu dapat hilang karena luka bakar mayor. Sumber
panas eksternal perlu untuk mencegah menggigil
Lanjutan..
4. : Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien di beri obat
dan/atau pada hidroterapi.
R : menurunkan terjadinya distress fisik dan emosi sehubungan dengan
penggantian balutan dan debridemen.
5. : Dorong penggunaan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif,
napas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi.
R : memfokuskan kembali perhatian, meningkatkan relaksasi dan
meningkatkan rasa control, yang dapat menurunkan ketergantungan
farmakologis.
6. : Berikan aktivitas terapeutik tepat untuk usia/kondisi.
R : membantu mengurangi konsentrasi nyeri yang di alami dan memfokuskan
kembali perhatian.
7. Kolaborasi : Berikan analgesic sesuai indikasi.
R : membantu mengurangi nyeri.
IMPLEMENTASI

1. Mengkaji Keluhan Nyeri : Pencetus, catat lokasi, karakteristik, dan


intensitas (skala nyeri 1-10).
2. Menutup luka sesegera mungkin kecuali perawatan luka bakar
metode pemajanan pada udara terbuka.
3. Mempertahankan suhu lingkungan nyaman, berikan lampu
penghangat, penutup tubuh hangat.
4. Lakukan penggantian balutan dan debridemen setelah pasien di beri
obat dan/atau pada hidroterapi.
5. Mengajarkan teknik manajemen stress, contoh relaksasi progresif,
napas dalam, bimbingan imajinasi dan visualisasi.
6. Memberikan aktivitas terapeutik tepat untuk usia/kondisi.
7. Kolaborasi : Berikan analgesic sesuai indikasi.
EVALUASI

 Menunjukkan penyembuhan seiring perjalanan waktu,


bebas dari tanda-tanda infeksi.
 Menunjukkan suhu dalam batas normal, bebas dari
kedinginan.
 Mempertahankan volume sirkulasi adekuat dengan
tanda-tanda vital dalam batas normal pasien, nadi perifer
teraba, dan haluaran urine adekuat.
 Melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk
aktivitas harian).
 Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.
DAFTAR PUSTAKA

 Marilyn E. Doenges. Rencana asuhan keperawatan.


Edisi. 3. Jakarta: EGC, 1999
 Sarwono Waaspadji. Ilmu Penyakit Dalam Jidil 1.
Edisi 3: ECG, 1996
 http://odasunrisenurse.blogspot.co.id/2011/05/siste
mic-lupus-eritematosus-s-l-e.html

Anda mungkin juga menyukai