Anda di halaman 1dari 30

Biokimia URIN

Farida Nur Isnaeni


URINE

• Adalah hasil ultrafiltrasi plasma dimana glukosa,


asam amino, air, dan komponen lain yang esensial
untuk metabolisme tubuh direabsorbsi.
• Urin membawa limbah metabolisme keluar tubuh.
• Ginjal → organ pembentukan urin
• Hampir semua komponen yang
ditemukan di urin juga ditemukan di
dalam darah
• Ekskresi urin normal pada orang sehat →
+ 1,5 L per hari
Pembentukan Urin

Mekanisme:
 filtrasi
 reabsorpsi
 Sekresi
Filtrasi

• Terjadi di glomeroli
• Komponen dengan berat molekul <40kDa dapat menembus
membran glomerolus menuju kapsula → air, glukosa, asam
amino, limbah metabolisme (urea, kreatinin, dll)
• Kecepatan filtrasi darah
(GFR) : + 120 mL/min atau +
180 L/hari
• Filtrasi – proses pasif
• Hasil filtrasi – urin primer
(180 L/hari)
Reabsorbsi & Sekresi

• Berlangsung di tubulus ginjal (proksimal, loop henle, distal)


• Komponen yang direabsorbsi: Glukosa (100%), asam amino
(93%), air (98%), NaCl (70%), dll.
• Sekresi juga terjadi dari
kapiler peritubuler menuju
tubulus ginjal
• Komponen yang disekresikan:
− Ion (K, ammonia, H+)
− Obat-obatan
− xenobiotik
Ekskresi

• Urin: 1% dari hasil filtrasi


• Tubulus ginjal → collecting
ducts → calyx → pelvis →
ureter → kandung kemih →
uretra
• Daya tampung kandung
kemih: 300-500 ml
• Regulasi: aldosteron dan
Antidiuetic hormone (ADH)
Jenis spesimen urin

• Urin sewaktu
• Urin 24 jam
• Urin pagi
• Urin postprandial (1,5-3
jam setelah makan)
• Clean catch urine
• Urin kateter
• Supra pubic
Handling
• Analisis dilakukan dalam waktu <1jam setelah pengambilan
spesimen, atau
• Disimpan di dalam refrigerator dengan penambahan
pengawet (formalin, tholuene, dll)
• Perubahan pada urin yang tidak dihandling dengan tepat:
− Urea → amonia
− ↓ glukosa karena adanya glikolisis dan penggunaan oleh bakteri
− Bilirubin terekspos cahaya: ↓ bilirubin
− ↑ jumlah bakteri → kekeruhan, ↑ nitrit
− Reaksi oksidasi/reduksi → perubahan warna
Analisis urin
Tiga macam analisis:
1. Karakteristik urin
2. Rangkaian tes/pengujian kimia
3. Sedimen urin diperiksa di bawah mikroskop untuk
mengidentifikasi komponen-komponen sedimen.
Karakteristik Fisik
• Observasi visual secara langsung
• Urin segar yang normal: jernih, warna kuning pucat-gelap
• Volume:750 - 2000 ml/24jam.

• Pemeriksaan fisik meliputi:


1. Warna
2. Kejernihan
3. Bau
4. Volume
5. pH
6. Berat jenis
Warna Urin (1)
• Dipengaruhi oleh: keseimbangan cairan, makanan, obat,
kondisi patologis.
• Densitas warna ̴ konsentrasi komponen
• Macam warna urin:
− Kuning amber → normal (adanya derivatif urobilin yang
berasal dari degradasi bilirubin)
− Perak atau seperti susu →pus, bakteri atau adanya sel
epitelial
− Coklat kemerahan → darah (hemoglobin)
− Berbusa hijau → empedu, obat-obatan
− Oranye, hijau, biru atau merah → obat-obatan
Warna Urin (2)
Kejernihan
• Urin normal → jernih
• Urin keruh → kontaminasi bakteri, darah, sperma, kristal,
atau mukus yang bercampur urin.
• Pada kondisi normal:
– Kristal
– Sel epitelial

• Pada kondisi patologi:


– WBCs/pus
– Darah
– Bakteri.
– dll
Aroma
Kurang signifikan untuk menegakkan diagnosis
1. Bau aromatik → urin normal dikarenakan adanya asam aromatik.
2. Bau ammonia → adanya dekomposisi urea
3. Bau buah → menandakan diabetes karena adanya benda keton
4. Bau apek → phenylketonurea (PKU)

 Urin tidak berbau kuat, tetapi memiliki sedikit bau “pesing”.


Beberapa penyakit menyebabkan perubahan bau urin. Misalnya
infeksi bakteri E.coli dapat menyebabkan bau yang tidak sedap,
sedangkan penderita diabetes atau orang yang orang yang mengalami
starvasi dapat menyebabkan bau urin manis.
Volume
• Penting untuk menilai keseimbangan cairan dan fungsi ginjal.
• Volume urin normal pada orang dewasa berkisar antara 750ml-
2500ml /hari, rata-rata sekitar 1,5L per hari.
• Volume urin yang dibutuhkan untuk analisis + 10-12 ml
• Banyaknya volume urin tergantung dari: asupan cairan, suhu
lingkungan, diuretik, dll
• Abnormalitas volume urin:
– Oligouria (< 400 ml) → dehidrasi, diare, gagal jantung, dll
– Polyuria (> 2500 ml) → diuretik, ↑ asupan cairan, garam dan
protein, ↑ glukosa dalam darah
– Anuria (<100ml/hari) → kerusakan ginjal akibat kegagalan
transfusi darah, syok, dll.
pH
• pH digunakan untuk mengukur tingkat keasaman urin
• pH urin normal → 4,5-8 (rata-rata 6,3)
• Peningkatan keasaman urin → konsumsi makanan sumber
protein yang tinggi, diabetes (ketosis – oksidasi asam lemak)
• Urin bersifat alkali → vegetarian diet, ISK (ureum menjadi
HCO3- dan amonia)
• Sampel urin sebaiknya fresh
(jika didiamkan dalam suhu ruang terlalu lama, urin akan
menjadi basa sebagai akibat penguraian urea menjadi
amonia)
Berat Jenis

• Mengukur jumlah substansi terlarut dalam urin


• Mengindikasikan seberapa baik ginjal dapat menyesuaikan
jumlah air dalam urin.
• Berat jenis ↑: lebih banyak substansi yang terlarut dalam
urin
• Konsumsi air yang banyak dapat meningkatkan jumlah air
dalam urin sehingga dapat menurunkan berat jenis.
Konsumsi air yang sedikit ginjal akan mengeluarkan sedikit
air dalam urin sehingga berat jenis urin akan naik.
Komposisi Urin

Komposisi Urin:

(96%) (4%)
air Padatan terlarut:
(2%) (2%)
Urea: (setengah) Komponen lain

Inorganic: Organic:
Cl-, Na, K. creatinine
uric acid
trace amounts of:
sulfate, HCO3 etc.)
Komponen Urin
Komposisi Urin /24jam
Senyawa Jumlah (gr) %
ORGANIK:
a. Urea 25-30 40-50
b. Asam urat 0,35-0,6 1
c. Kreatinin 1,4 2,5
d. Kreatin 0,06-0,1 0,1-0,2
e. Lain-lain 0,1-1 0,1-1
ANORGANIK:
a. Ion Cl - 9-16 15-25
b. Ion Na 4 6
c. Fosfat 2 3
d. Sulfat 2,5 4
e. Ion amonium 0,7 1
f. Ion lain dan senyawa anorganik lainnya 2,5 4
Komposisi Normal Urin
Kondisi Abnormal
Proteinuria
• Adanya protein di dalam urin dalam jumlah yang melebihi
standar normal
− Laki-laki:1-4 mg/dl
− Perempuan: 3-10 mg/dl
− Anak-anak:1-10mg/dl
• Kondisi normal: protein direabsorbsi, besarnya MW protein
• Sebagian besar protein urin adalah albumin ( ̴ albuminuria)
→ sejumlah kecil albumin urin (nefropati diabetik)
• Deteksi:
− Kualitatif: strip (urinolisis)
− Kuantitatif: urin tampung 24 jam
Kondisi Abnormal

Glukosuria
• Adanya glukosa di dalam urin dalam jumlah yang
melebihi normal
− Fruktosuria: konsumsi sumber fruktosa↑, fructokinase ↓
− Galaktosuria: konsumsi sumber galaktosa↑,
galaktokinase ↓
• Threshold: 160mg/dl
• Dalam kondisi normal glukosa direabsorbsi di
tubulus proksimal
Kondisi Abnormal
Ketonuria
• Adanya keton, aseton, acetoacetic acid dan -
hydroxybutyric acid di dalam urin
• Normal → negatif, konsentrasi: Sedikit (<20 mg/dl),
moderat (30-40 mg/dl), tinggi (> 80 mg/dl)
• Indikasi:
– Diabetic ketoacidosis
– Starvasi
– Asupan lemak tinggi dan CHO rendah
– Phenylketonuria (PKU)
Kondisi Abnormal
Hematuria
• Adanya sel darah merah dalam urin
• Tidak dapat dideteksi oleh mata telanjang
→ gunakan strip atau microscope
• Hasil positif : normal (tidak ada kondisi
patologis), abnormal (adanya batu, tumor)
→ perlu pemeriksaan lebih lanjut
• Penyebab:
– Acute / chronic glomerulonephritis
– Gangguan pada ginjal: tumor, batu, dll
– Gangguan pada darah: Hemophilia
Kondisi Abnormal
Hemoglobinuria
• Adanya darah yang lisis dalam urin

Penyebab:
• Hemoglobinopai
– Sickle cell anemia
– Thalassemia
• Malaria
• Reaksi transfusion
– Blood group incompatibility
Kondisi Abnormal
Choluria
• Adanya cairan/garam empedu, bilirubin pada urin
• Normalnya tidak ada bilirubin di urin
– Kerusakan sel hati
– Obstruksi saluran empedu karena adanya batu
(extrahepatic) and hepatic tumors (intrahepatic)
• Urobilinogen: normalnya ada dalam jumlah sangat
sedikit, ditemukan dalam jumlah besar karena:
– Hemolytic anemia
– Kerusakan sel hati
Kondisi Abnormal

Nitrit
• Digunakan untuk skringing bakteri
• Urin normal mengandung nitrat, bukan nitrit
• Bakteri: mengkonversi nitrat menjadi nitrit
• Hasil positif menunjukkan adanya >10 mikroorganisme/ml
urin
Dipstick/Urinolisis

Strip include the


tests:
• Glucose
• Bilirubin
• Ketone
• Specific
Gravity
• Blood
• Protein
• Urobilinogen
• Nitrite
• Leukocyte
• pH
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai