Anda di halaman 1dari 37

EKG DASAR

Oleh
Lukman Setiadi, dr
PENDAHULUAN
 Elektrokardiogram atau disingkat EKG adalah merupakan suatu
alat diagnostik di bidang kedokteran untuk merekam aktivitas
listrik yang dihasilkan oleh jantung.

Pada pasien apa saja yang dilakukan EKG?


 Ps yg mengalami nyeri dada dicurigai serangan
jantung
 Ps yg sering mengalami kesulitan bernapas
 Ps memiliki detak jantung yg tidak beraturan
 Untuk mengawasi perkembangan penyakit jantung
yang telah terdiagnosa.
 Ps hendak melakukan pembedahan atau operasi.
 Untuk menentukan apakah pengobatan atau alat
yang digunakan untuk mengatasi masalah jantung,
bekerja dengan benar atau hanya memperparah
masalah yang ada.
PRINSIP MEMBACA EKG
o IRAMA
o LAJU QRS (QRS RATE)
o AKSIS.
o INTERVAL –PR
o MORFOLOGI
• Gelombang P
• Kompleks QRS
• Segmen ST
• Gelombang T
• Gelombang U
Defleksi positif pertama yang voltagenya kecil
dari suatu EKG disebut gelombang P yang
melambangkan aktivitas depolarisasi dari atrium.
Defleksi negatif pertama setelah gelombang P
disebut gelombang Q, defleksi positif pertama
setelah gelombang P disebut gelombang R, dan
defleksi negatif setelah gelombang R
disebut gelombang S. Ketiga gelombang ini
merupakan rangkaian dari aktivitas depolarisasi dari
ventrikel yang disebut Kompleks QRS.
Defleksi setelah selesainya kompleks QRS dari
suatu ekg adalah gelombang T yang melambangkan
aktivitas repolarisasi dari ventrikel.
Interval antara dimulainya gelombang P sampai awal
kompleks QRS disebut Interval PR.
Interval antara dimulainya kompleks QRS sampai
akhir dari gelombang T disebut Interval QT.
Segmen PR merupakan segmen antara akhir
gelombang P dan awal kompleks QRS. Segmen
ST merupakan segmen antara akhir kompleks QRS
dan awal gelombang T.
HEART RATE

 Heart Rate atau laju jantung merupakan


jumlah denyut dari suatu jantug selama satu
menit. Normalnya denyut jantung orang
dewasa berkisar antara 60 – 100 x/ menit.
Bila > 100 disebut denyut jantung cepat
atau takikardi dan bila < 60 disebut denyut
jantung lambat atau bradikardi. Dalam
mengukur heart rate pada suatu ekg, kita
harus memperhatikan apakah irama dari
ekg ini teratur atau tidak, sebab cara
mengukur heart rate keduanya berbeda.
Cara mengukur Heart Rate dengan irama teratur atau reguler:
 Heart Rate = 1500 / Jarak Interval R-R (dalam kotak kecil) atau
 Heart Rate = 300/ Jarak Interval R-R (dalam kotak besar) atau
 Bila R-R interval Berjarak 1 Kotak besar maka
heart rate = 300/ menit
 Bila R-R interval Berjarak 2 Kotak besar maka
heart rate = 150/ menit
 Dan seterusnya sesuai pada gambar diatas
Cara mengukur Heart Rate dengan irama tidak teratur atau ireguler:
 Untuk irama yang tidak teratur, kita menggunakan metode six count
atau metode enam detik
 Kita ambil garis selama 6 detik di ekg atau setara dengan 30 kotak
besar (0.2 sec) atau 150 kotak kecil ( 0.04 sec )
 Lalu hitung jumlah denyut yang ada dalam garis itu dikalikan
dengan 10 itulah heart rate dari ekg tersebut

Maka heart ratenya adalah 8 x 10 = 80x/ menit


AKSIS JANTUNG

 Axis jantung singkatnya adalah


resultan dari seluruh vektor dari arus
listrik jantung yang menandakan arah
sebagian besar arus listrik jantung
berada. Normalnya arah aliran listrik
jantung itu berada pada arah
ventrikel kiri, diakibatkan otot ventrikel
kiri yang lebih tebal sehingga arus
listrik jantung akan dominan ke arah
dari ventrikel kiri atau pada gambar
di atas di kuadran kanan bawah.
 Ada beberapa metode yang digunakan dalam mengukur axis jantung pada
ekg, namun yang umum digunakan adalah pengukuran axis dari Lead I dan Lead
aVF, karena kedua bidang yang saling tegak lurus sehingga mempermudahkan
pengukuran dari resultan vektor atau axis jantung.
LEAD EKG
12 - Lead EKG ini mempunyai grup dalam menilai arus listrik di
jantung sebagai berikut:
 Lead II, III, aVF dikenal dalam grup Lead Inferior
 Lead I, aVL dikenal dalam grup Lead High Lateral
 Lead V1-V2 dikenal dalam grup Lead Septal
 Lead V3-V4 dikenal dalam grup Lead Anterior
 Lead V5-V6 dikenal dalam grup Lead Lateral
GELOMBANG P

Gelombang P merupakan Defleksi positif pertama pada suatu gelombang


EKG. Gelombang P mempunyai makna sebagai depolarisasi atrium
 Positif pada lead I, II, aVF dan V2 - V6
 Negatif pada lead aVR
 Biphasic pada lead V1
 Bervariasi pada lead III dan aVL
Axis :
 Axis gelombang P yang normal berada pada 0° dan +75°
 Selalu positif pada lead II dan negatif pada lead aVR
Durasi : < 120 msec ( atau 3 kotak kecil )
Amplitudo : < 2,5 mV ( atau 2.5 kotak kecil )
 Right Atrial Enlargement, Amplitudo Gelombang P > 2.5
mm di lead II dan V1
 Left Atrial Enlargement, Durasi gelombang P > 120 msec
dan komponen negatif P di lead V1 > 0.1mV
 Bila terdapat gelombang P lebih dari 3 macam, maka kita
sebut dengan Multifocal Atrial Rhytm.
 Bila tidak terdapat gelombang P atau tidak terlihat dengan
gelombang QRS yang reguler kita sebut Junctional
Rhytm.
PR INTERVAL

 Interval PR normal berada pada antara 120 ms - 200 ms


(3-5 kotak kecil )
 Interval PR dikatakan memanjang bila Interval PR lebih
dari 200 ms atau 5 kotak kecil yang kita katakan
sebagai AV Block Derajat 1
 Interval PR dikatakan memendek bila Interval PR kurang
dari 120 ms atau 3 kotak kecil
KOMPLEK QRS

 Narrow QRS Complex (< 012


ms) menandakan Impuls berasal dari
supraventricular.
 Wide QRS Complex (> 0.12 ms) impuls bisa
berasal dari ventrikular atau supraventrikular
dengan konduksi aberan
GELOMBANG Q

 Gelombang Q merupakan defleksi negatif pertama pada kompleks QRS


 Gelombang Q Terbentuk akibat adanya shift depolarisasi septal dari kiri ke kanan.
Normalnya kedalaman gelombang Q tidak lebih dari 0.1 mV atau terkadang ada
beberapa sumber yang menyatakan tidak lebih dari 1/3 atau 1/4 gelombang R, serta
durasi tidak lebih dari 0.04 sec
 Bila gelombang Q melebihi kedalaman 0.1 mv dan durasi lebih 0.04 sec dikatakan
sebagai Q Patologis
GELOMBANG R

 Gelombang R merupakan gelombang depolarisasi dari ventrikel


yang vektornya menuju ke lead ekg yang bersangkutan.
Gelombang R merupakan Defleksi positif pertama yang terjadi
pada kompleks QRS. Pada Lead Prekordial, normalnya amplitudo
gelombang R dari V1 - V6 makin tinggi, sebaliknya amplitudo
Gelombang S makin mengecil dan transisinya di lead V3-V4
 Apabila transisi dari progresi gelombang R dan S berada pada lead
V1-2 dikatakan sebagai Early R/S Transistion.
 Apabila transisi dari progresi gelombang R dan S berada pada lead v5-6 dikatakan
sebagai Poor R-Wave Progression
ST SEGMEN

 ST Segmen merupakan Segmen waktu di antara gelombang QRS dan


gelombang T. ST Segmen mempresentasikan waktu diantara
depolarisasi ventrikel dan repolarisasi ventrikel. Segmen ST normalnya
Flat, isoelektrik diantara akhir gelombang S ( J Point ) dan awal
gelombang T. Penyebab kelainan ST Segmen Utama ( Elevasi atau
Depresi ) adalah Iskemia dan Infark Miokardium.
 ST Elevasi : Merupakan Peningkatan Segmen ST di atas Garis Isoelektrik Baseline yang diukur dari J
Point ( Awal dari Akhir kompleks QRS )
 ST Depresi : Merupakan Penurunan Segmen ST di bawah Garis Isoelektrik Baseline yang diukur dari J
Point ( Awal dari Akhir kompleks QRS )
GELOMBANG T

Gelombang T merupakan Defleksi positif setelah tiap gelombang QRS yang


mempunyai makna sebagai repolarisasi ventrikel
Karakteristik Gelombang T yang normal :
 Positif di semua lead kecuali aVR dan V1
 Amplitudo umumnya tidak melebihi 2/3 gelombang R atau < 5 mm di limb
lead dan < 15 mm di prekordial lead
 Durasi lihat interval QT
Gelombang T Biphasic:
 Dapat terjadi pada Iskemia Miokardium dan hipokalemia
Gelombang T Inversi :
 Normal pada Anak-anak
 Abnormalitas Sekunder dari Bundle branch
block dan hipertrofi ventrikel
 Iskemia dan Infark Miokardium
 Myoperikarditis
 Penggunaan Digoxin
 Penyakit Sistem Saraf Pusat ( perdarahan
subarachnoid )
INTERVAL QT
 Interval QT merupakan waktu yang diukur dari awal gelombang Q sampai akhir
gelombang T. Interval QT mempresentasikan waktu yang dibutuhkan untuk
depolarisasi dan repolarisasi ventrikel. Nilai dari Interval QT bervariasi tergantung dari
heart rate, semakin tinggi heart rate maka interval QT semakin memendek. sebaliknya
semakin rendah heart rate maka interval QT semakin memanjang. Oleh karena ada
dikenal perhitungan Interval QTc atau Interval QT koreksi yang nilainya konstan
berapapun nilai heart rate
 Interval QT yang memanjang dan abnormal akan meningkatkan resiko aritmia
ventrikular yang berpotensi membahayakan keadaan pasien, yang kita kenal
sebagai Torsade de Pointes
Cara Mengukur Interval QT dan QTc :
 Interval QT diukur dari awal gelombang Q sampai akhir gelombang T ( hitung dalam msec )
 Terdapat Cara cepat dalam menilai apakah interval QT memanjang atau tidak. yakni dengan metode
1/2 Interval R-R :
 Apabila Interval QT > 1/2 Interval R-R maka Interval QT dikatakan memanjang
 Apabila Interval QT < 1/2 Interval R-R maka Interval QT dikatakan normal
o IRAMA
o LAJU QRS (QRS RATE)
o AKSIS
o INTERVAL –PR
o MORFOLOGI
• Gelombang P
• Kompleks QRS
• Segmen ST
• Gelombang T
• Gelombang U
DAFTAR PUSTAKA
 Pakpahan HA. Elektrokardiografi ilustratif. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia; 2012
 Surya D. Sistematika Interpretasi EKG. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010
 Thaler MS. Satu-satunya buku EKG yang anda perlukan. Jakarta : Hipokrates; 2000
 Karo, Santoso, Rahajo A, dkk. Buku Panduan Kursus Bantuan Hidup Jantung Lanjut. Jakarta :
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia; 2008
 Alim AM. Pocket ECG. Yogyakarta : Penerbit Intan Cendikia Anggota IKAPI; 2009
 Price, Wilson. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. Edisi Elsevier Science;
2002
 Muchtar, Suyatna. Obat Antiaritmia. In: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI; 2007
 Elektrokardiogram. Available from [cited 2017 September 10]: http://www.ina-ecg.com

Anda mungkin juga menyukai