Penelitian Cohort
Penelitian cohort sering disebut penelitian
prospektif adalah suatu penelitian survei (non
eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji
hubungan antara faktor risiko dengan efek
(penyakit). Artinya, faktor risiko yang akan
dipelajari diidentifikasi dahulu, kemudian diikuti ke
depan secara prospektif timbulnya efek, yaitu
penyakit atau salah satu indikator status kesehatan.
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY
Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena
masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna
untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan
yang ada dalam penelitian.
PENELITIAN PERCOBAAN
Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel
bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain
faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain
true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap
dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi
satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk
menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat
digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut
khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu
juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang
tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel
tunggal.
PENELITIAN KLINIK
Tahap pertama
Tahap pertama klinik ini merupakan pemberian obat
untuk pertama kali pada manusia, setelah obat yang
bersangkutan telah lolos dari penilitian farmakologi dan
teksiologi pada binatang percobaan. Tujuan penilitian
klinis tahap ini untuk memperlihatkan efek farmakologi
klinik suatu obat pada sekelompok kecil penderita atau
sukarelawan sehat. Pengukuran dalam penilitian ini
menyangkut khasiat obat, dengan data yang dikumpulkan
adalah : jenis obat, hubungan antara dosis dengan respons,
lama keja obat pada dosis tunggal, metabolisme, dan
interaksi.
PENELITIAN KLINIK
Tahap kedua
Tujuan penilitian tahap ini adalah untuk menentukan apakah kerja
farmakologi yang telah dibuktiakan pada tahap pertama tersebut
berguna untuk pengobatan. Indicator dari pengukuran penilitian
tahap ini adalah penyembuhan penyakit. Tetapi karena kesembuhan
tersebut biasanya terjadi pada waktu yang panjang, maka efek
farmakologilah yang dijadikan indicator, misalnya kadar gula darah,
penurunan tekanan darah, dan sebagainya. Selain itu perlu
dikumpulkan data tentang efek samping yang cukup untuk
memperkirakan secara dini rasio antara risiko dan keuntungan. Dari
penilitian pada tahap ini dapat ditentukan manfaat obat yang
bersangkutan dibanding dengan obat atau cara pengobatan yang lain
yang telah ada.Dalam tahap ini pula dapat ditentukan hubungan
antara dosis dan kadar obat dalam plasma atau jaringan dengan efek
kliniknya.
PENELITIAN KLINIK
Tahap ketiga
Pada tahap ini diperlukan orang percobaan atau
penderita yang lebih banyak, dan dilakukan di luar
tempat penilitian tahap kedua, dan hasil penilitian ini
dapat memperkuat atau menolak hal-hal yang
ditemukan pada penilitian tahap kedua, misalkannya :
insiden efek samping yang frekuensinya rendah, profil
obat yang bersangkutan bila digunakan pada pasien
yang tidak terseleksi secara teliti, dan
PENELITIAN KLINIK
Tahap Keempat
Tahap ini adalah yang dilakukan setelah obat dipasarkan. Oleh sebab itu
penilitian sering disebut ‘’ post marketing drugs surveillance’’,yang
bertujuan mengatasi kekurangan informasi yang ada pada penilitian
tahap sebelumnya. Penilitian ini mencakup empat masalah pokok yaitu :
Efek samping, terutama yang muncul akibat pengguna obat jangka
pendek.
Masalah manfaat, yang mencakup efek obat pada pemberian jangka
lama dalam usaha pencegahan kekmbuhan, komplikasi penyakit, dan
manfaat obat-obatan disbanding dengan cara penyembuhan yg lain.
Data pengguna, mencakup pengguna obat untuk indikasi baru,
kelebihan pakai (oper used), salah guna (misused), dan penyalagunaan
( abused), yang biasanya sukar dijumpai pada percobaan klinik yang
terkontrol.
Ratio biaya atau risiko/keuntungan , bahaya dan biaya.