Anda di halaman 1dari 26

RANCANGAN PENELITIAN

RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

Penelitian survey digolongkan menjadi dua, yang


bersifat deskriptif dan analitik.
1. Rancangan Penelitian Deskriptif
a. Definisi Rancangan Penelitian Deskriptif
Rancangan Penelitian Deskriptif merupakan
rancangan penelitian non eksperimental yang
bersifat sederhana berupa sumpling survey.
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

Ciri-ciri Penelitian Deskriftif


a. Merupakan penelitian kuantitatif dengan tujuan untuk
mendeskripsikan variabel-variabel utama subjek studinya.
b. Terdapat hubungan sebab akibat hanya merupakan perkiraan yang
didasarkan atas table silang yang disajikan
c. Tidak dibutuhkan kelompok control sebagai pembanding karena
yang dicari adalah prevalensi penyakit atau fenomena tertentu
d. Hasil penelitian hanya disajikan sesuai dengan data yang diperoleh
tanpa dilakukan analisis yang mendalam
e. Merupakan penelitian pendahuluan, digunakan bersama-sama
dengan hampir semua jenis penelitian
f. Pengumpulan data dilakukan satu priode tertentu.
g. Pengumpulan data dilakukan dengan pendekatan cross sectional
berupa sampling survey atau data sekunder dari rekam medis
h. Dapat dilakukan pada wilayah terbatas atau meliputi wilayah yang
lebih luas
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

Manfaat Penelitian Deskriptif


a. Digunakan untuk menyusun perencanaan
pelayanan kebidanan pada masyarakat
b. Diperlukan untuk mengadakan evaluasi program
pelayanan kebidanan yang telah dilakukan
c. Usulan untuk penelitian lanjutan
d. Diperlukan untuk membandingkan prevalensi
masalah penyakit tertentu antar daerah atau satu
daerah dalam waktu yang berbeda
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

2. Metode Penelitian Survei Analitik


Survei analitik adalah survei atau penelitian yang
mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis
dinamika kolerasi antara fenomena, baik antara faktor
risiko dengan faktor efek, antar faktor risiko, maupun
antar faktor efek.
Yang dimaksud faktor efek adalah suatu akibat dari
adanya faktor risiko, sedangkan faktor risiko adalah suatu
fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek
(pengaruh). Secara garis besar survey analitik ini
dibedakan dalam 3 pendekatan (jenis), yakni Survey
Analitic Cross Sectional, Survey Analitic Case Control
(Retrospective), dan Survey Analitic Cohort (Prospective).
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

Penelitian Cross Sectional


Survey cross sectional ialah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor
resiko dengan efek, dengan cara pendekatan,
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
suatu saat (point time approach). Penelitian cross
sectional ini sering disebut juga penelitian
transversal, dan sering digunakan dalam penelitian-
penelitian epidemiologi.
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

Penelitian Case Control


Penelitian case control adalah suatu penelitian
(survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor
risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan
“retrospective”. Dengan kata lain efek (penyakit atau
status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini,
kemudian faktor risiko diidentifikasi adanya atau
terjadinya pada waktu yang lalu.
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

Adapun tahap-tahap penelitian case control ini adalah


sebagai berikut :
 Identifikasi variabel-variabel penelitian (faktor risiko
atau efek)
 Menetapkan objek penelitian (populasi dan sampel)
 Identifikasi kasus
 Pemilihan subyek sebagai control
 Melakukan pengukuran “retrospektif” (melihat
kebelakang) untuk melihat faktor risiko
 Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi
antara variabel-variabel objek penelitian dengan
variabel-variabel objek kontrol.
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

Penelitian Cohort
Penelitian cohort sering disebut penelitian
prospektif adalah suatu penelitian survei (non
eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji
hubungan antara faktor risiko dengan efek
(penyakit). Artinya, faktor risiko yang akan
dipelajari diidentifikasi dahulu, kemudian diikuti ke
depan secara prospektif timbulnya efek, yaitu
penyakit atau salah satu indikator status kesehatan.
RANCANGAN PENELITIAN SURVEY

Langkah-langkah pelaksanaan penelitian cohort antara lain


sebagai berikut:
 Identifikasi faktor-faktor rasio dan efek
 Menetapkan subyek penelitian (menetapkan populasi dan
sampel)
 Pemilihan subyek dengan faktor risiko positive dari subjek
dengan efek negative
 Memilih subyek yang akan menjadi anggota kelompok control
 Mengobservasi perkembangan subjek sampai batas waktu yang
ditentukan
 Mengidentifikasi timbul atau tidaknya efek pada kedua
kelompok
 Menganalisis dengan membandingkan proporsi subjek yang
mendapat efek positif dengan subjek yang mendapat efek negatif
baik pada kelompok risiko positif maupun kelompok control
PENELITIAN PERCOBAAN

Pre-experimental design
Desain ini dikatakan sebagai pre-experimental design karena
belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena
masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap
terbentuknya variabel dependen. Rancangan ini berguna
untuk mendapatkan informasi awal terhadap pertanyaan
yang ada dalam penelitian.
PENELITIAN PERCOBAAN

Bentuk Pre- Experimental Designs ini ada beberapa macam


antara lain :
One – Shoot Case Study (Studi Kasus Satu
Tembakan)
Dimana dalam desain penelitian ini terdapat suatu kelompok
diberi treatment (perlakuan) dan selanjutnya diobservasi
hasilnya (treatment adalah sebagai variabel independen dan
hasil adalah sebagai variabel dependen). Dalam eksperimen
ini subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan lalu
diukur hasilnya.
PENELITIAN PERCOBAAN

One – Group Pretest-Posttest Design (Satu


Kelompok Prates-Postes)
Kalau pada desain “a” tidak ada pretest, maka pada desain ini
terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian
hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.
Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan
untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu; setengah kelompok
untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah
untuk kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan).
PENELITIAN PERCOBAAN

True Experimental Design


Dikatakan true experimental (eksperimen yang
sebenarnya/betul-betul) karena dalam desain ini peneliti
dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi
jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal
(kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi
tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah bahwa,
sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai
kelompok kontrol diambil secara random (acak) dari populasi
tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan
sampel yang dipilih secara random.
PENELITIAN PERCOBAAN

Desain true experimental terbagi atas :


Posstest-Only Control Design
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-
masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi
perlakuan (X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang
diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan
kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok
kontrol.
PENELITIAN PERCOBAAN

Pretest-Posttest Control Group Design.


Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara
acak/random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
The Solomon Four-Group Design.
Dalam desain ini, dimana salah satu dari empat kelompok
dipilih secara random. Dua kelompok diberi pratest dan dua
kelompok tidak. Kemudian satu dari kelompok pratest dan
satu dari kelompok nonpratest diberi perlakuan eksperimen,
setelah itu keempat kelompok ini diberi posttest.
PENELITIAN PERCOBAAN

Quasi Experimental Design


Bentuk desain eksperimen ini merupakan pengembangan
dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-
experimental design. Quasi Experimental Design digunakan
karena pada kenyataannya sulit medapatkan kelompok
kontrol yang digunakan untuk penelitian.
PENELITIAN PERCOBAAN

Desain eksperimen model ini diantarnya sebagai berikut:


Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak
dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok
diberi pretest sampai empat kali dengan maksud untuk
mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum
diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali ternyata
nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya
labil, tidak menentu, dan tidak konsisten. Setelah kestabilan
keadaan kelompok dapay diketahui dengan jelas, maka baru diberi
treatment/perlakuan. Desain penelitian ini hanya menggunakan
satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
PENELITIAN PERCOBAAN

Nonequivalent Control Group Design


Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control
group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun
kelompok kontrol dibandingkan, kendati kelompok tersebut
dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua
kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan
perlakuan, dan terakhir diberikan postes.
Conterbalanced Design
Desain ini semua kelompok menerima semua perlakuan,
hanya dalam urutan perlakuan yang berbeda-beda, dan
dilakukan secara random.
PENELITIAN PERCOBAAN

Factorial Design
Desain Faktorial selalu melibatkan dua atau lebih variabel
bebas (sekurang-kurangnya satu yang dimanipulasi). Desain
faktorial secara mendasar menghasilkan ketelitian desain
true-eksperimental dan membolehkan penyelidikan terhadap
dua atau lebih variabel, secara individual dan dalam interaksi
satu sama lain. Tujuan dari desain ini adalah untuk
menentukan apakah efek suatu variabel eksperimental dapat
digeneralisasikan lewat semua level dari suatu variabel
kontrol atau apakah efek suatu variabel eksperimen tersebut
khusus untuk level khusus dari variabel kontrol, selain itu
juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan yang
tidak dapat dilakukan oleh desain eksperimental variabel
tunggal.
PENELITIAN KLINIK

Perkembangan penelitian klinik


Perkembangan penilitian klinik adalah sejalan dengan
perkembangan ilmu kedekteron. Ilmu kedokteran sebagai
ilmu alamiah berkembang melalui dua cara, yaitu melalui
observasi dan eksperimen. Cara observasi ini dilakukan
dengan mencatat sifat – sifat dan gejala-gejala yang terjadi
secara alamiah, dan dengan cara ini kemudian diperoleh
informasi tenatng perjalanan alamiah penyakit dan factor-
faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan cara
eksperimen, dilakukan dengan mengatur kondisi tertentu
terhadap objek, kemudian mengamati terhadap
perubahan- perubahan yang terjadi pada objek tersebut. Di
dalam ilmu kedoteran/kesehatan, kedua cara ini saling
menunjang dan saling melengkapi.
PENELITIAN KLINIK

Tahap – tahap penilitian


Tujuan penilitian klinik adalah untuk menguji
efektivitas obat pada manusia. Dengan sendirinya
sebelum obat tersebut dicobakan pada manusia
terlebih dahulu harus dicobakan pada binatang
percobaan. Berdasarkan tujuannya, penelitian klinik
ini dibagi dalam 4 tahap
PENELITIAN KLINIK

Tahap pertama
Tahap pertama klinik ini merupakan pemberian obat
untuk pertama kali pada manusia, setelah obat yang
bersangkutan telah lolos dari penilitian farmakologi dan
teksiologi pada binatang percobaan. Tujuan penilitian
klinis tahap ini untuk memperlihatkan efek farmakologi
klinik suatu obat pada sekelompok kecil penderita atau
sukarelawan sehat. Pengukuran dalam penilitian ini
menyangkut khasiat obat, dengan data yang dikumpulkan
adalah : jenis obat, hubungan antara dosis dengan respons,
lama keja obat pada dosis tunggal, metabolisme, dan
interaksi.
PENELITIAN KLINIK

Tahap kedua
Tujuan penilitian tahap ini adalah untuk menentukan apakah kerja
farmakologi yang telah dibuktiakan pada tahap pertama tersebut
berguna untuk pengobatan. Indicator dari pengukuran penilitian
tahap ini adalah penyembuhan penyakit. Tetapi karena kesembuhan
tersebut biasanya terjadi pada waktu yang panjang, maka efek
farmakologilah yang dijadikan indicator, misalnya kadar gula darah,
penurunan tekanan darah, dan sebagainya. Selain itu perlu
dikumpulkan data tentang efek samping yang cukup untuk
memperkirakan secara dini rasio antara risiko dan keuntungan. Dari
penilitian pada tahap ini dapat ditentukan manfaat obat yang
bersangkutan dibanding dengan obat atau cara pengobatan yang lain
yang telah ada.Dalam tahap ini pula dapat ditentukan hubungan
antara dosis dan kadar obat dalam plasma atau jaringan dengan efek
kliniknya.
PENELITIAN KLINIK

Tahap ketiga
Pada tahap ini diperlukan orang percobaan atau
penderita yang lebih banyak, dan dilakukan di luar
tempat penilitian tahap kedua, dan hasil penilitian ini
dapat memperkuat atau menolak hal-hal yang
ditemukan pada penilitian tahap kedua, misalkannya :
insiden efek samping yang frekuensinya rendah, profil
obat yang bersangkutan bila digunakan pada pasien
yang tidak terseleksi secara teliti, dan
PENELITIAN KLINIK

Tahap Keempat
Tahap ini adalah yang dilakukan setelah obat dipasarkan. Oleh sebab itu
penilitian sering disebut ‘’ post marketing drugs surveillance’’,yang
bertujuan mengatasi kekurangan informasi yang ada pada penilitian
tahap sebelumnya. Penilitian ini mencakup empat masalah pokok yaitu :
 Efek samping, terutama yang muncul akibat pengguna obat jangka
pendek.
 Masalah manfaat, yang mencakup efek obat pada pemberian jangka
lama dalam usaha pencegahan kekmbuhan, komplikasi penyakit, dan
manfaat obat-obatan disbanding dengan cara penyembuhan yg lain.
 Data pengguna, mencakup pengguna obat untuk indikasi baru,
kelebihan pakai (oper used), salah guna (misused), dan penyalagunaan
( abused), yang biasanya sukar dijumpai pada percobaan klinik yang
terkontrol.
 Ratio biaya atau risiko/keuntungan , bahaya dan biaya.

Anda mungkin juga menyukai