Anda di halaman 1dari 71

STRUMA NODUSA NON

TOKSIK

Yohana Elviani Jemumu


112016369
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Nn. M Jenis kelamin : Perempuan

Tempat/tanggal lahir : Jakarta, 1 Maret 1995 Suku Bangsa : Jawa

Status Perkawinan : Belum Menikah Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa Pendidikan : SMA

Alamat : Jl. Taruna RT 006/ RW 09. No. 26


ANAMNESIS
• Diambil dari : Autoanamnesis, tanggal: 3 februari 2018,
pukul 10.30 WIB

Keluhan utama :
• Pasein datang dengan keluhan benjolan pada leher
bagian kiri sejak 5 bulan SMRS
Riwayat perjalanan penyakit
Bulan
5 bulan 10 oktober 24 oktober
2017 2017 desember
SMRS
Os msuk
ruang
perawatan

Benjolan pada leher Pasien berobat Datang ke poli Os membawa


bagian kiri. Benjolan ke RS bedah umum hasil
berukuran seperti Pelabuhan dan pemeriksaan dan
RSUD Koja dijadwalkan
kelereng. Nyeri (-), melakukan
berwarna merah(-), USG= dianjurkan masuk RS
teraba hangat(-), pembesaran pemeriksaan tanggal 2
konsistensi kenyal(+), kelenjar tiroid lab, rontgen februari dan
ketika menelan benjolan sinistra dirujuk thorax dan tol melakukan
tersebut bergerak sesaui ke RSUD Koja operasi tanggal 3
op PD. februari 2018
arah menelan(+).
Penurunan BB dan
,udah lelah (+)
Demam(-), suara serak(-), sesak nafas(-), mudah
berkeringat(-), jantung berdebar(-), diare(-),
benjolan di tempat lain(-). Trauma(-),terpapar
radiasi(-), kehamilan(-), riwayat operasi(-)
Riwayat Penyakit Terdahulu/Lainnya
• (-) Wasir/Hemorrhoid (-) Appendisitis (-) Hepatitis
• (-) Batu Ginjal (-) Tumor (-) Fistel
• (-) Batu ginjal/saluran kemih (-) Struma tiroid (-) Hernia
• (-) Diare Kronis (-) DM (-) PJB
• (-)Perdarahan otak (-) Typhoid (-) Kelainan
kongenital (-) Gastritis
• (-) Tifus abdominalis (-) Colitis (-) Hipertensi
• (-)Penyakit pembuluh darah (-) Ulkus ventrikuli (-) Tetanus
• (-) ISK (-) Abses hati
• (-) Luka bakar (-) hipertiroid

• Lain-lain : (-) Operasi


(-) kecelakaan
• Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Riwayat penyakit yang sama disangkal. Riwayat
keganasan disangkal.
Anamnesis Sistem
• Kulit
• ( -) Bisul ( - ) Rambut ( -) Keringat
malam
• ( -) Kuku ( -) Kuning / Ikterus ( -) Sianosis

• Kepala
• ( -) Trauma ( - ) Sakit kepala
• ( -) Sinkop ( -) Nyeri pada sinus

• Mata
• ( -) Nyeri (+) eksoftalmus
• ( -) Sekret ( -) Gangguan penglihatan
• ( -) Kuning / Ikterus ( -) Ketajaman penglihatan

• Telinga
• ( -) Nyeri ( -) Gangguan pendengaran
• ( -) Sekret ( -) Kehilangan pendengaran
• ( -) Tinitus


• Hidung
• ( -) Rhinnorhea ( -) Gejala penyumbatan
• ( -) Nyeri ( -) Gangguan penciuman
• ( -) Sekret ( -) Epistaksis
• ( -) Trauma ( - ) Benda asing (foreign body)

• Mulut
• ( -) Bibir ( -) Lidah
• ( -) Gusi ( -) Mukosa
• Tenggorokan
• ( -) Nyeri tenggorokan ( -) Perubahan suara

• Leher
• ( +) Benjolan ( -) Nyeri leher

• Dada (Jantung / Paru)
• ( -) Sesak napas ( - ) Mengi
• ( -) Batuk ( -) Batuk darah
• ( -) Nyeri dada ( - ) Berdebar-debar

• Abdomen (Lambung / Usus)
• ( -) Mual (-) Muntah
• ( -) Diare ( -) Konstipasi
• ( -) Nyeri epigastrium ( -) Nyeri kolik
• ( -) Tinja berdarah ( - ) Tinja berwarna dempul
• ( -) Benjolan ( - ) Nyeri tekan

• Saluran Kemih / Alat kelamin
• ( -) Disuria
• ( -) Hesistancy
• ( -) Kencing batu
• ( -) Hematuria
• ( -) Nokturia
• ( -) Urgency
• ( -) Kolik
• ( -) Retensio urin

• Saraf dan Otot
• ( - ) Riwayat trauma ( - ) Nyeri ( - ) Bengkak

• Ekstremitas
• ( -) Bengkak ( -) Deformitas
• ( -) Nyeri ( -) Sianosis

. PEMERIKSAAN FISIK

• Status Generalis
• Keadaan umum : TSS
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan Gizi : Cukup
• Tekanan Darah : 130/75 mmHg
• Pernafasan : 20 x/menit
• Nadi : 80x/menit
• Suhu : 36ºC
• Kulit : distribusi keringat merata
• Pupil : Isokor, Refleks cahaya (+/+)
• Mata : Von stellwag (-), Von grave (-), mobius (-
), Joffroy (-), Rosenbach (-)
• Kepala : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-)
• Leher : lihat status lokalis
Thorax :Kedua hemithorax simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Paru-paru:
• Inspeksi: Kedua hemi thorax simetris dalam keadaan statis dan dinamis
luka (-), benjolan (-), hematoma (-), retraksi sela iga (-), massa (-)

• Palpasi: Nyeri tekan (-),vocal fremitus paru kiri dan kanan simetris
• Perkusi: Sonor diseluruh lapang paru
• Auskultasi: SNV +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
• Inspeksi : Iktu scordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis terabapada intercostal 5 linea midclavicular sinistra, diameter 2 cm.
• Perkusi : Bunyi pekak
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
• Inspeksi: warna kulit sawo matang, lesi (-), benjolan (-), simetris
• Palpasi: nyeri tekan (-),benjolan (-).
• Perkusi: bunyi timpani di seluruh abdomen, BU Normal, CVA -/-
• Auskultasi: bising usus (+)
• Hati : tidak ada pembesaran hati
• Limpa : tidak ada pembesaran limpa
• Ginjal :Nyeri ketok CVA -/-, Balotement -/-, Bimanual -/-
• Ekstremitas atas:
• Kanan Kiri
• Tonus: normal normal
• Massa: tidak ada tidak ada
• Sendi: normal normal
• Gerakan: terbatas normal
• Kekuatan: normal normal
• Edema : tidak ada tidak ada
• Pamberton Sign : (-)

• Ekstremitas bawah:
• Kanan Kiri
• Tonus : normal normal
• Massa : tidak ada tidak ada
• Sendi : normal normal
• Gerakan: normal normal
• Kekuatan: normal normal
• Edema : tidak ada tidak ada

• Status Lokalis
• Regio colli anterior
• I : Tampak benjolan pada leher
bagian kiri, warna kulit kuning
langsat, tidsak ada luka bekas
operasi
• P : Teraba sebuah massa soliter,
ukuran 3cm x 1,5 cm x 2 cm.
Konsistensi kenyal, permukaan
rata, batas tegas, nyeri tekan (-),
mobile, massa ikut bergerak saat
menelan (+), pembesaran KGB di
servikal/ jugular/submandibular/
klavikular (-).
• A: Bruit (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• HEMATOLOGI
• Darah Lengkap
Hemoglobin 11.9 g/dl 12.5-16.0
Tombosit 291X1000/µL 182-369
Leukosit 6.08 X1000/µL 4.00-10.50
Hematokrit 35,2% 37.0-47.0

• HEMOSTASIS
• PT 10.7 detik 9.9-11.8
• APTT 31.3 detik 31.0-47.0

• KIMIA KLINIK
• SGOT (AST) 12 u/L < 32
• SGPT (ALT) 10 u/L < 33
• Ureum 16,3 mg/dl 16.6-48.5
• Kreatinin 0.63 mg/dl 0.51-0.95
• Glukosa Sewaktu 94 mg/dl
• Dewasa : 70-99 : bukan Diabetes Melitus
100-199 : belum pasti Diabetes Melitus
• ≥200 : Diabetes Melitus

• IMUNOLOGI & ALERGI
• TSH 1,04 µIU/ml Euthyroid:
0.25-5
• Hiperthyroid:
<0.15
• Hipothyroid:
>7

• HORMON & ENDOKRIN
• T3 2.30 nmol/L 0.92-
2.33
• FT4 14,65 nmol/L 10,6-
19,4
Laboratorium tanggal 2 februari 2018
HEMATOLOGI
• Darah Lengkap
• Hemoglobin 12.,4 g/dl 12.5-16.0
• Leukosit 6.06 X1000/µL 4.00-10.50
• Hematokrit 36,1% 37.0-47.0
• Tombosit 293X1000/µL 182-369

HEMOSTASIS
• PT 10.4 detik 9.9-11.8
• APTT 32,7 detik

• KIMIA KLINIK
• Elektrolit
• Natrium 139 mEq/L 135-147
• Kalium 4.24 mEq/L 3.5-5.0
• Clorida 101 mEq/L 96-108
• SGOT (AST) 24 u/L < 32
• SGPT (ALT) 24 u/L < 33
• Ureum 21,6 mg/dl 16.6-48.5
• Kreatinin 0.61 mg/dl 0.51-0.95
• Serologi
• HIV non reaktif
• HbsAg non reaktif
• Hasil pemeriksaan USG
thyroid
• Thyroid kiri :
• Ukuran membesar
• tampak lesi hipoekoik
ukuran 0,48 X 0,51 cm
• Kapsul utuh, tidak tampak
kalsifikasi
• Kesan : pembesaran
kelenjar thyroid sinistra
(struma)

• Rontgen Thorak  tidak


tampak kelainan
RESUME
Seorang perempuan berusia 22 tahun masuk ke RSUD Koja dari poli urologi dengan
keluhan benjolan pada leher bagian kiri sejak 5 bulan SMRS. Benjolan awal mula
berukuran seperti kelereng, namun semakin lama benjolan dirasakan semakin
membesar secara perlahan. Pasien mengatakan benjolan tersebut tidak nyeri, warna
benjolan tidak merah, saat diraba pasien mengatakan benjolan tersebut tidak terasa
hangat, kosistensinya kenyal dan ketika menelan benjolan tersebut juga ikut bergerak
sesuai arah menelan. Pasien juga tidak mengeluh demam. Keluhan suara serak,
sesak nafas, mudah berkeringat, jantung berdebar-debar, tangan gemetar, sering
merasa gelisah tanpa alasan, sulit tidur, diare, benjolan di daerah tubuh lain disangkal
oleh pasein. Pasien juga mengatakan bahwa belum pernah terserang penyakit dan
trauma di sekitar leher sejak pasien kecil sampai sekarang. Pasien juga mengatakan
belum pernah terpapar dengan radiasi, belum ada riwayat kehamilan sebelumnya dan
belum ada riwayat operasi sebelumnya. Pasien mengatakan berat badan menurun
dan mudah lelah pada beberapa bulan terakhir.
Pada pemerikaan fisik di dapatkan, kesadaran compos mentis, tampak sakit ringan.
Tekanan darah 130/75 mmHg , pernafasan 20x/menit, nadi 80x/menit, suhu 36ºC.
Pada pemeriksaan fisik status lokalasi di temukan benjolan pada leher kiri, warna kulit
kuing langsat, tidak terdapat bekas luka operasi. Teraba sebuah massa , ukuran 3cm x
1,5 cm x 2 cm, pada leher bagian kiri. Konsistensi kenyal, permukaan rata, batas
tegas, nyeri tekan (-), mobile, masa ikut saat pergerakaan menelan (+), pembesaran
KGB di servikal, jugular, submandibular, atau kalvicular (-).

Pada pemeriksaan darah tanggal 24 Oktober 2017 menunjukanan adanya eutiroid


dimana kadar TSH mencapai 1,04 µIU/ml, sementara hasil Ft4 14,65 nmol/L. Hasil
USG thyroid kesan: pembesaran kelenjar thyroid sinistra.
VI. DIAGNOSIS BANDING
• Struma Nodusa Non Toksik
• Karsinoma Tiroid

VII. DIAGNOSIS KERJA


• Stauma Nodusa Non Toksik Sinistra

VIII. PENATALAKSANAAN
• Rencana operasi : ismolobectomy sinistra
• Rencana preop: ceftriaxone 1 gr 2x1, PRC 300 cc

IX. PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam

Follow up
Follow up
Anatomi Kelenjar Tiroid
• Regio colli anterior, setinggi C5
sampai T1
• terdiri dari lobus kiri dan kanan
yang dihubungkan oleh isthmus
• Ukuran: panjang 2,5-5 cm, lebar
1,5 cm, tebal 1-1,5 cm dan
berkisar 10-20 gr
• Memperoleh asupan darah
dalam jumlah besar dan
menerima sekitar 80-120 mL
darah /menit
Vaskularisasi
Arteri
• a. thyroidea superior
(cabang a.carotis externa),
• a.thyroidea inferior (cabang
dari truncus thyrocervicalis)
• a.thyroidea ima (cabang dari
A.brachiocephalica atau
arcus aortae)
• a. Thyroidea acessorius
(cabang a. Oesophageal dan
Tracheal yang masuk ke
facies posteromedial
Vaskularisasi
VENA
• v.thyroidea superior
(bermuara ke vena
jugularis interna)
• v.thyroidea media
(bermuara ke vena jugularis
interna)
• v.thyroidea inferior
• Muara: vena
brachiocephalica sinistra
Fisiologi
Proses biosintesis hormon tiroid berlangsung dalam
beberapa tahap
• Tahap trapping (pengangkapan yodida)
• Tahap oksidasi yodida menjadi yodium
• Tahap deiodinasi
• Tahap proteolisis dan
• Tahap coupling
• Tahap penimbunan atau storage
• Tahap pengeluaran/pelepasan hormon.
Definisi

Struma disebut juga goiter adalah suatu pembengkakan


pada leher oleh karena pembesaran kelenjar tiroid akibat
kelainan glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi
atau perubahan susunan kelenjar dan morfologinya.
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi nodul tiroid berkisar antara 5% sampai 50%
• Di Amerika Serikat prevalensi nodul tiroid soliter sekitar 4-
7% dari penduduk dewasa, 3-4 kali lebih sering pada
wanita dibandingkan pria.
• Pada autopsi nodularitas ditemukan pada sekitar 37%
dari populasi, 12% di antaranya dari kelompok yang
tadinya dianggap sebagai nodul soliter.
ETIOLOGI
• Gangguan perkembangan
• Proses radang atau gangguan autoimun (Graves dan
penyakit tiroiditis Hashimoto)
• Gangguan metabolik (misal, defisiensi yodium) serta
hiperplasia, misalnya pada struma koloid dan struma
endemik.
• Pembesaran yang didasari oleh suatu tumor atau
neoplasia meliputi adenoma (sejenis tumor jinak) dan
adenokarsinoma (suatu tumor ganas).
Struma
Contoh:
difusa
Graves disease

toksik
Contoh:
Defisiensi iodium
nodusa Mutasi somatik
reseptor TSH dan
protein Gɑ
struma

Tiroiditis hashimoto,
difusa postpartum tiroiditis,
tiroiditis subakut
nontoksik (deQuervain)
(struma
endemik)
nodusa
Struma Difusa Toksik
• Trias Basedow meliputi pembesaran kelenjar tiroid difus,
hipertiroidi dan eksoftalmus (Grave’s Disease)
• Gejala tirotoksisitas:
• berkeringat berlebihan,
• tremor tangan,
• menurunnya toleransi terhafap panas,
• penurunan berat badan,
• ketidakstabilan emosi,
• gangguan menstruasi berupa amenorrhea
• polidefekasi ( sering buang air besar )
Struma Difusa Toksik
Patofisiologi :
• Grave’s Disease merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh kelainan sistem imun dalam tubuh, di
mana terdapat Thyroid Receptor Antibodies
• Zat ini menempati reseptor TSH di sel-sel tiroid dan
menstimulasinya secara berlebihan,
• sehingga TSH tidak dapat menempati reseptornya dan
kadar hormone tiroid dalam tubuh menjadi meningkat
Struma Difusa Toksik
Tatalaksana :
• Terapi penyakit Graves ditujukan pada pengendalian
keadaan tirotoksisitas/ hipertiroidi dengan pemberian
antitiroid, seperti propil-tiourasil ( PTU ) atau karbimazol
• Pembedahan terhadap tiroid dengan hipertiroidi dilakukan
terutama jika pengobatan dengan medikamentosa gagal
dengan kelenjar tiroid besar
Struma Difusa Toksik
• Pembedahan yang baik biasanya memberikan
kesembuhan yang permanen meskipun kadang dijumpai
terjadinya hipotiroidi dan komplikasi yang minimal.
Struma Nodusa Toksik
• pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu lobus yang
disertai dengan tanda-tanda hipertiroid
• disebut juga Plummer’s disease
Patofisiologi :
• Penyakit ini diawali dengan timbulnya pembesaran
noduler pada kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan
gejala-gejala toksisitas, namun jika tidak segera diobati,
dalam 15-20 tahun dapat menimbulkan hipertiroid
Struma Nodusa Toksik
• Etiologi
• Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4
• Aktivasi reseptor TSH
• Mutasi somatik reseptor TSH dan prtein G-alfa
• Mediator pertumbuhan: Endothelin -1, insulin like growth factor-1,
epidermal growth factor, fibroblast growth factor
Struma Difusa Nontoksik
• Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tiroid yang
terjadi pada suatu populasi, defisiensi diet dalam harian
yaitu yodium
• Kejadian goiter endemik sering terjadi di derah
pegunungan, seperti di himalaya, alpens, daerah dengan
ketersediaan yodium alam dan cakupan pemberian
yodium tambahan belum terlaksana dengan baik
Strauma nodosa nontoksik
• Pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa
gejala-gejala hipertiroid
Etiologi
1. Defisiensi / kelebihan yodium (jarang dan pada umumnya
terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun)

2. Faktor goitrogen
• Obat: Propylthiouracil, litium, phenylbutazone,
aminoglutethimide, expectorants yang mengandung yodium.
• Agen lingkungan: Phenolic dan phthalate ester derivative dan
resorcinol berasal dari tambang batu dan batubara.
• Zat goitrogen pada makanan: singkong, ubi kayu, kol

3. Dishormonogenesis: Kerusakan dalam jalur biosynthetic


hormon kelejar tiroid
4. Riwayat radiasi kepala dan leher : Riwayat radiasi selama
masa kanak-kanak mengakibatkan nodul benigna dan
maligna
Faktor Risiko
• Umur diatas 40 tahun
• Riwayat struma dalam keluarga
• Jenis kelamin laki-laki.
• Tinggal di daerah yang orang-orangnya tidak
mendapatkan cukup iodium
• Tidak mendapatkan cukup iodium dalam makanan
Patofisiologi
• Penyakit gondok dapat terjadi pada
keadaan:hipotiroidisme, hipertiroidisme /eutiroidi.
1. kelenjar tiroid tidak dapat sekresi cukup hormon tiroid
untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
2. kelenjar tiroid membesar untuk mengimbangi sintesis
hormon yang tidak memadai itu dan kompensasi ini
biasanya dapat mengatasi kerusakan hormonal yang
ringan hingga sedang.
Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang
• Tanyakan mengenai benjolan
• sejak kapan?
• apakah pembesarannya terjadi secara cepat/berangsur-angsur?
• nyeri/tidak?

• Keluhan lain
• Gejala obstruksi trakea: Sesak nafas? Suara serak? Batuk?
• Sulit menelan?
• Gejala hipotiroid: lebih suka udara panas, depresi, lambat,
demensia, menoragia, konstipasi
• Gejala hipertiroid: penurunan BB, cemas, palpitasi, diare, mudah
berkeringat, gemetar, gangguan penglihatan
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat pengobatan, riwayat terkena radiasi
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat pribadi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis Hipertiroid:
• Tekanan darah meningkat
• Nadi meningkat
• Mata :
• Exopthalmus
• Stelwag Sign : Jarang berkedip
• Von Graefe Sign : Palpebra superior tidak mengikut bulbus okuli waktu melihat ke
bawah
• Mobius Sign : Sukar konvergensi
• Joffroy Sign : Tidak dapat mengerutkan dahi
• Ressenbach Sign : Tremor palpebra jika mata tertutup
• Hipertroni simpatis : Kulit basah dan dingin, tremor halus
• Jantung : Takikardi

• Pamberton’s sign : Pasien dengan obstruksi dapat menunjukkan


tanda dari kompresi vena (flushing, sianosis, pusing, sinkop)
Gejala Klinis
• Pada umumnya pasien struma nodosa datang berobat
karena keluhan kosmetik atau ketakutan akan
keganasan.
• Sebagian kecil pasien, khususnya yang dengan struma
nodosa besar, mengeluh adanya gejala mekanis:
penekanan pada esophagus (disfagia) atau trakea
(sesak napas).
• Gangguan pita suara akibat keterlibatan dari nervus
laringeus
Pemeriksaan Penunjang
• Laboratorium
• TSH: tinggi/normal
• T4 serum: normal rendah atau normal
• Kadar iodium dalam urine
• Optimal: median UEI 100-200 µg/L
• Pembentukan struma→defisiensi sedang yodium <50 mcg/d.
• defisiensi berat iodium <25 mcg/d → hypothyroidism dan
cretinism
• Biopsi Aspirasi Jarum Halus (BAJAH) / Fine Needle Aspiration Biopsy
(FNAB)
• Imaging
• Rontgen servikal, USG, Nuclear Scan/ Radioactive Iodine
Uptake(RAI-U) →ambilan I131: normal atau meningkat, CT Scan
Karsinoma Tiroid

• Karsinoma tiroid adalah suatu keganasan (pertumbuhan


tidak terkontrol dari sel) yang terjadi pada kelenjar tiroid
• memiliki 4 tipe yaitu: papiler, folikuler, anaplastik dan
meduller
Karsinoma Tiroid

Klasifikasi karsinoma tiroid :


• Karsinoma papiler :

jenis paling umum dari karsinoma tiroid, tumbuh lambat,


diferensiasi baik, metastase secara limfogen.

• Karsinoma folikuler :

karsinoma ini berasal dari sel-sel folikel dan merupakan 20-25


% dari karsinoma tiroid, tumbuh lambat, diferensiasi baik,
metastasis secara hematogen (plg sering ke tulang dan paru-
paru)
Karsinoma Tiroid

• Karsinoma medulare
berasal dari sel parafolikuler, Karsinoma ini dengan cepat bermetastasis, sering
ketempat jauh seperti paru, tulang, dan hati, bersifat padat, keras, dan nodular,
terjadi bersama gangguan hormonal

• Karsinoma anaplastik

karsinoma ini sangat ganas dan merupakan 10% dari kanker tiroid, tumbuh cepat,
invasi ke struktur sekitar (muskulus,trakea, dan vaskuler), byk mengalami mitosis,
metastasis jauh, terapi kombinasi radiasi, kemoterapi dan operatif tidak
memberikan hasil yang baik.
Stadium karsinoma papiler & Folikuler Usia
<45th
I Any T Any N M2
II Any T Any N M1

Stadium karsinoma papiler & folikuler


>45th + karsinoma meduler

I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1/2/3 N1a M0
IVA T1/2/3 N1b M0
T4a Any N M0
IVB T4b Any N M0
IVC Any T Any N M1
Stadium karsinoma anaplastik

IVA T4a Any N M0


IVB T4b Any N M0
IVC Any T Any N M1
Curiga Keganasan apabila:
• Konsistensi keras dan sukar digerakkan, walaupun nodul ganas
dapat mengalami degenerasi kistik → lunak
• Infiltrasi nodul ke jaringan sekitarnya
• Ptosis, miosis dan enoftalmus (Horner syndrome) →tanda
infiltrasi/ metastase ke jaringan sekitar.
• Keganasan: 60% nodul soliter
• Nodul yang muncul tiba-tiba atau cepat membesar terutama
yang tidak disertai nyeri. Atau nodul lama yang tiba-tiba
membesar progresif.
• Pembesaran kelenjar getah bening regional
• perubahan suara menjadi serak
• Pulsasi arteri karotis teraba dari arah tepi belakang muskulus
sternokleido mastoidea karena desakan pembesaran nodul
(Berry’s sign).
Struma multi Struma difusa toksik Struma multi Kanker tiroid
nodusa non toksik (graves) nodusa toksik
secara klinik teraba tanpa batas yang tegas berbatas tegas dan nodul soliter disertai
lebih dari satu nodul atau menyatu yang lebih dari satu, pembesaran kelenjar
tanpa disertai tanda- disertai hipersekresi yang memproduksi getah bening
tanda hipertiroidisme kelenjar tiroid atau secara bebas
hipertiroidisme hormon tiroid
Bisa bertumbuh jadi Biasanya kecil Bisa bertumbuh -
besar jadi besar sekali
Perkembangan lanjut Bertumbuh dalam Bertumbuh lambat Bertumbuh cepat
dari uni nodusa non minggu atau bulan (bertahun-tahun) (jenis anaplastik)
toksik (pada usia
dewasa), bertumbuh
lambat
usia dewasa umur <45tahun umur >50tahun <20tahun />70tahun
Jarang mengalami gejala hipertiroid (+) Sering eutiroid, Biasa nya eutiroid,
keluhan karena tidak ada oftalmiopati bisa menunjukan kalau sudah
hipotiroidisme atau gejala hipertiroid bermetastasis bisa
Suntikan Ethanol Perkutan pada Jaringan Tiroid
• Indikasi: nodul jinak padat atau kistik dengan
menyuntikkan larutan etanol
• Tingkat keberhasilannya tidak begitu tinggi.
• 6 bulan ukuran nodul berkurang 45%.
• Efek samping: rasa nyeri yang hebat, rembesan alcohol
ke jaringan ekstratiroid, juga ada resiko tirotoksikosis dan
paralisis pita suara.
Terapi Iodium Radioaktif (I-131)
• 131I memancarkan sinar β dan γ.
• Iodium radioaktif terkumpul dalam folikel. → Pancaran
sinarnya menghancurkan parenkim tiroid.
• Dosis terapinya: 0,03 mikrogram
• Indikasi: hipertiroidisme usia lanjut, grave disease, goiter
nodular toksik, goiter nodular non-toksik yang disertai
gejala kompresi, karsinoma tiroid, alat diagnostic fungsi
tiroid
Pembedahan
• pilihan utama pada SNNT
• Macam-macam teknik operasinya antara lain :
• Lobektomi: mengangkat 1 lobus
• bila subtotal maka kelenjar disisakan seberat 3 gram

• Isthmolobektomi: pengangkatan salah satu lobus diikuti


oleh isthmus
• Tiroidektomi total
• Tiroidektomi subtotal bilateral: pengangkatan sebagian
lobus kanan dan sebagian kiri, sisa jaringan 2-4 gram di
bagian posterior→ mencegah kerusakan pada kelenjar
paratiroid atau N. Laryngeus Rekurens
Indikasi Operasi
1. Pembesaran kelenjar thyroid dengan gejala
penekanan berupa :
1. Gangguan menelan
2. Gangguan pernafasan
3. Suara parau
2. Keganasan kelenjar tiroid
3. Struma nodusa dan diffusa toxica
4. Kosmetik
Hal yang perlu diperhatikan selama
tiroidektomi
• a. thyroidea superior diligasi dekat dengan kelenjar untuk
mencegah cedera n. Laryngeus externa yang berjalan bersama-
sama dengan arteri tersebut.
• a. thyroidea inferior diligasi jauh dari kelenjar untuk menghindari
cedera n. Laryngeus recurrent yang berjalan di depan/ belakang
atau di antara cabang-cabang arteri tersebut.
• Ligasi juga dilakukan pada pembuluh darah yang terletak di antara
kedua lapisan capsul →mencegah perdarahan masif.
• Saat pengangkatan kelenjar, lig. Suspensorium Berry harus
dipotong →kelenjar dapat dimobilisasi dengan mudah.
Hal yang perlu diperhatikan selama
tiroidektomi
• Kelenjar thyroid bergerak saat menelan, karena false capsule
(yang berasal dari lamina pretracheal) yang membentuk lig.
Suspensorium Berry → kartilago krikoid →pembengkakan pada
kelenjar thyroid → massa turut bergerak.
• Pertumbuhan kelenjar thyroid condong kearah belakang
→penekanan pada trachea.
• Selama operasi partial thyroidectomy sebaiknya bagian posterior
kelenjar tidak diangkat →menghindari terangkatnya kel.
Parathyroid.
• Selama pembesaran thyroid bisa terjadi gangguan pada jantung.
• lamina pretracheal yang membentuk outer false capsule
bersambung dengan pericardium fibrosa →pembesaran
kelenjar: lamina pretracheal akan teregang/ tertarik → tertariknya
pericardium fibrosa.
Pembedahan
• Sebelum pembedahan tidak perlu pengobatan
• Sesudah pembedahan
• dirawat sekitar 3 hari
• obat tiroksin
• pemeriksaan laboratorium→ 3-4 minggu setelah tindakan
pembedahan.
Komplikasi
• SNNT → Keadaan metabolisme pasien tidak terganggu
→ Penekanan jaringan sekitar
• distres pernapasan
• disfagia
• penggelembungan vena; pembentukan sirkulasi vena kolateral
dalam dada
• kongesti pada wajah, sianosis, dan akhirnya distres (tanda
Pemberton) ketika pasien mengangkat kedua lengannya hingga
menyentuh sisi kepalanya.
Prognosis
• Dubia ad bonam
Pencegahan
• Menggunakan garam beriodium (30-80 ppm), diberikan
setelah memasak
• 6 g atau 1 sendok teh / hari
• Menghindari makanan yang mengandung zat goitrogenik
• Goitrogenik alami
• kelompok tiosianat : menghambat mekanisme transport aktif iodium ke
dalam kelenjar tiroid (ubi kayu, hasil olah ubi kayu, lobak, kol, rebung,
ubi jalar, buncis besar)
• kelompok tiourea : menghambat proses organifikasi iodium dan
penggabungan iodotirosin dalam pembentukan hormon tiroid aktif.
(sorgum, kacang-kacangan, kacang tanah, bawang merah dan bawang
putih)
• non alami : bahan polutan akibat kelebihan pupuk urea, pestisida
Pencegahan
• Minyak iodium
• Untuk area dengan defisiensi yodium dimana garam yodium tidak
tersedia

Anda mungkin juga menyukai