Anda di halaman 1dari 25

 Tiara Aulia (J210150083)

 Ellyana Firdaus (J210150086)


 Ayunda Tifmi Tamara (J210150088)
 Niken Enggal Dwi A (J210150095)
 Amirul Jannah (J210150097)
 Yeni Tri Wahyuni (J210150101)
 Mey Pamungkasty (J210150106)
 Ervina Setia Ningsih (J210150109)
 Yuni Eka Cahyani (J210150114)
Pengantar
 Virus ebola telah tercatat menimbulkan wabah pada manusia
dengan angka kematian mencapai 90% sejak tahun 1976-2012 di
Afrika. Virus jenis Zaire adalah virus ebola paling berbahaya yang
mengakibatkan angka kematian hingga 89%. Sementara virus
jenis Sudan mengakibatkan angka kematian berkisar antara 41-
65%.
 Segala usia bisa terserang virus ebola
 Di Indonesia kekhawatiran terhadap penyakit ebola ini juga
merebak. Hewan reservoir (tempat virus hidup dan berkembang
biak) didapatkan di Indonesia, yaitu kalong dan orang utan
Kalimantan yang pada tahun 2012 lalu ditemukan infeksi virus
ebola dalam darahnya walaupun kekhawatiran penularan pada
manusia belum ada. Data terbaru tahun 2014 dari menteri
kesehatan Menteri Kesehatan dr. Nafsiah Mboi, Sp.A., MPH,
menyatakan belum ada warga indonesia yang terinfeksi ebola.
Penyakit virus Ebola (sebelumnya dikenal sebagai Demam
Berdarah Ebola) adalah demam berdarah viral berat yang
seringkali fatal dengan angka kematian mencapai 90%.
Penyakit ini menyerang manusia dan hewan golongan
primata (monyet, gorila dan simpanse). Virus Ebola pertama
kali diidentifikasi tahun 1976 pada dua kejadian luar biasa
yang bersamaan yakni di sebuah desa yang terletak dekat
sungai Ebola di Republik Demokratik Kongo dan yang
satunya terjadi didaerah terpencil di Sudan. Asal virus ebola
belum diketahui secara pasti, Namun berdasarkan bukti yang
ada diperkirakan kelelawar buah (Pteropodidae) adalah host
dari virus ini. (WHO, 2014)
Wabah ini muncul dan berkembang di Afrika. Negara-negara di
Afrika yang merupakan daerah endemik virus ebola adalah
Republik Kongo, Gabon, Sudan, dan Pantai Gading (Ivory
Coast). Namun bisa juga menyerang masyarakat dunia di luar
Afrika. Hal ini dikarenakan di zaman modern ini dengan sarana
transportasi yang sudah canggih memungkinkan masyarakat
dunia bepergian ke berbagai tempat di dunia ini dan membawa
virus ebola ke negara yang dituju.
1. Ebola Zaire, dimana virus ini ditemukan di Zaire tahun 1976. Virus ini
bisa menyerang manusia.

2. Ebola Sudan, dimana virus ini ditemukan di bagian barat Sudan pada
akhir tahun 1976 dan menyerang kembali pada tahun 1979. Virus ini
bisa menyerang manusia.

3. Ebola Reston, dimana virus ini variasi dari virus Ebola yang ditemukan
pada primata Afrika yang didatangkan dari Amerika. Virus ini hanya
dapat menyerang primata seperti monyet, kera, dan simpanse.

4. Ebola Ivory Coast, ditemukan pada tahun 1995 di daerah pantai Ivory
Afrika Barat di hutan Tai. Virus ini bisa menyerang manusia.
1. Tahun 1967 => Penyakit demam berdarah menyerang pekerja di Marburg,
Jerman dan Belgrade, Yugoslavia. Rupanya penyakit itu berasal dari virus
yang dibawa oleh monyet yang diimpor dari Uganda. Virus yang mewabah
ini disebut dengan virus Marburg.
2. Tahun 1976.

Sejenis penyakit demam berdarah yang merebak di Zaire


menggemparkan dunia kesehatan karena telah merenggut banyak korban
jiwa. Hal ini disebabkan karena wabah virus ini telah menyebabkan
ratusan orang meninggal dunia namun pihak medis belum menemukan
obatnya, bahkan juga belum mengetahui cara penyebaran virus ini.
Akhirnya virus ini diberi nama virus ebola yang diambil dari nama sungai
di Republik Dekrotik Kongo (Zaire).
3. Tahun 1979

Serangan wabah ebola kedua di Sudan. Virus yang mempunyai ciri-


ciri serupa dengan virus ebola ditemukan di Reston, Virginia di Amerika
Serikat. Virus ini dikenal sebagai virus ebola Reston. Virus ini ditularkan dari
sekumpulan monyet jenis Rhesus dari Filipina.

4. Tahun 1995

Wabah ebola merebak di Kikwit, Zaire. Keberadaan virus ini


diketahui ketika ada pasien yang memiliki gejala penyakit seperti gejala
malaria, setelah diteliti lebih lanjut ternyata yang menginfeksi pasien ini
adalah virus ebola.
5. 24 November 1995

Seorang peneliti wanita dari Swiss melakukan penelitian


terhadap bangkai monyet chimpenzi bertujuan untuk mengetahui
penyebab peningkatan tingkat kematian monyet chimpenzi yang
tinggal di hutan Tai di Cote d’Ivore , Afrika Barat. Monyet-monyet
chipenzi itu didapati dijangkit virus ebola.

6. Februari 1996

Virus ebola sekali lagi mewabah di pendalaman Gabon


Afrika Barat. Virus ebola belum dikaji secara meluas disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain karena sifat virus ebola yang begitu
mudah menular.
Orang yang beresiko :
 Tenaga kesehatan yang merawat pasien Ebola
 Keluarga, tetangga atau orang yang kontak lagsung
dengan pasien Ebola
 Orang yang datang atau melakukan ritual pemakaman
Bhadelia, Nahid (2014), epidemiologis Boston Medical
Center, Amerika Serikat, memaparkan bahwa saat virus
ebola berpindah masuk ke tubuh manusia, dengan segera
virus tersebut masuk ke dalam sel tubuh dan
menggandakan diri. Setelah itu, sel tubuh akan pecah dan
mengeluarkan virus-virus baru yang akan menginfeksi sel
tubuh lain dan mengacaukan sistem tubuh secara
keseluruhan. Virus ebola memproduksi protein yang
disebut ebolavirus glycoprotein, yang langsung menempel
pada sel dalam pembuluh darah. Protein tersebut akan
menipiskan lapisan pembuluh, yang memicu kebocoran
darah dalam tubuh. Virus ebola menurunkan kemampuan
tubuh dalam mengkoagulasi darah dan menyebabkan
pendarahan internal.
Cara Penularan Virus Ebola

Penularan dari
Hewan ke Penularan dari
Manusia Manusia ke
Manusia
Test yang dilakukan pada pasien
Ebola :
 Enzyme Linked Immunoabsorbent Assay (ELISA)
 Reverse transcriptase polymerase chain reaction assay
atau RT-PCR
Tanda dan Gejala
Gejala Umum
 Gejala umum dari Ebola, adalah:
 Demam secara mendadak
 Sakit kepala
 Nyeri sendiri
 Nyeri otot
 Radang tenggorokan
 Otot sangat lemah
Setelah gejala mulai terlihat, kondisi pasien
dapat memburuk dengan cepat dan
membuat gejalanya makin parah, seperti:
 Diare
 Muntah
 Ruam
 Nyeri perut
 Gangguan fungsi ginjal
 Gangguan fungsi hati
 Pendarahan dalam
 Pendarahan dari mata, hidung, telinga, atau mulut
 Fever
 Severe headache
 Muscle pain
 Weakness
 Fatigue
 Diarrhea
 Vomiting
 Abdominal (stomach) pain
 Unexplained hemorrhage (bleeding or bruising)

“Symptoms may appear anywhere from two to


21 days after exposure to Ebola, but the average
is eight to 10 days”
Gejala yang muncul pada Survivor
Ebola:
 Nyeri otot;
 Nyeri sendi yang berpindah-pindah;
 Nyeri kepala;
 Lemas;
 Bulimia;
 Tidak mendapat menstruasi;
 Kehilangan daya pendengaran;
 Suara mendengung di telinga;
 Radang salah satu buah zakar;
 Radang kelenjar ludah parotis.
Sampai saat ini belum ada antivirus spesifik
untuk pengobatan infeksi virus ebola

Supportive Treatment :
 Providing intravenous fluids (IV) and balancing
electrolytes (body salts)
 Maintaining oxygen status and blood pressure
 Maintaining nutrion
1. Hindari berpegian ke daerah yang diketahui sebagai
tempat awal ditemukannya wabah ebola. Dimungkinkan
virus tetap berkembang di daerah tersebut.
2. Petugas Kesehatan yang melakukan perjalanan dinas ke
wilayah terjangkit penyakit virus Ebola harus menerapkan
Pedoman pengendalian infeksi sesuai rekomendasi WHO.
3. Cuci tangan adalah salah satu langkah jitu untuk mencegah
berbagai penyakit.
4. Jauhi mengonsumsi daging hewan liar terutama di wilayah
yang menjadi epidemi ebola, hindari pula berdekatan dengan
hewan liar yang masih hidup di tempat tersebut.
5. Jika Anda bersama orang yang terinfeksi ebola,
hindari kontak fisik dengannya. Virus dapat
menular melalui darah, air mani, cairan
vagina, hingga air liurnya.
6. Pahami prosedur pengendalian infeksi ebola.
Petugas kesehatan akan memandu untuk hal
tersebut
7. Kalau ada penderita ebola yang meninggal, jangan
asal untuk menangani karena Virus masih bisa
menyebar sekalipun penderita tidak bernyawa
lagi.

Anda mungkin juga menyukai