Anda di halaman 1dari 25

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI SERAT DENGAN KONSTIPASI PADA

MAHASISWA FK USAKTI

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktikum


Modul Metodologi Penelitian

CANDRA GUMILAR
NIM: 03013219

Perogram Pendidikan Sarjana Kedokteran


Fakultas Kedokteran
Universitas Trisakti
JAKARTA, OKTOBER 2014
Hubungan Tingkat Konsumsi Serat Dengan Konstipasi
Pada Mahasiswa FK Trisakti
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang

• Berdasarkan hasil riset Puslitbang Gizi Depkes RI tahun 2001,
rata-rata konsumsi serat penduduk Indonesia adalah 10,5 gram
per hari. Angka ini menunjukan bahwa penduduk Indonesia
baru memenuhi kebutuhan seratnya sekitar 1/3 dari kebutuhan
ideal rata-rata 30 gram setiap hari. Konsumsi buah dan
sayuran masyarakat Indonesia juga sangat memprihatinkan,
yakni hanya 2,7 gram per hari. (1)
• Konstipasi adalah masalah umum yang telah sering dialami
oleh kebanyakan orang. Sebenarnya konstipasi bukanlah
penyakit hanya gejala yang dicirikan oleh buang air besar
kurang dari 3x seminggu atau sulit dalam buang air besar.(2)
RUMUSAN MASALAH
• Etiologi konstipasi tidak diketahui dengan jelas
namun terdapat beberapa faktor resiko yang
mempengaruhi terjadinya konstipasi. Dengan
semakin meningkatnya prevalensi konstipasi maka
upaya pencegahan sangat penting sehingga pada
penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan
antara tingkat pengetahuan dan konsumsi serat
makanan dengan konstipasi ?
TUJUAN

Tujuan umum :
• Untuk mengetahui hubungan antara tingkat
konsumsi serat dengan konstipasi pada pada
mahasiswa fk usakti
Tujuan khusus :
• 1. Untuk mengetahui konsumsi serat pada
mahasiswa fk usakti

• 2. Untuk mengetahui apakah hubungan konsumsi
makanan berserat dengan konstipasi pada pada
mahasiswa fk usakti
HIPOTESIS

• Terdapat hubungan antara konsumsi serat


dengan konstipasi pada mahasiswa fk usakti
MANFAAT
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan
• Diharapkan dengan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan bagi
pengembangan ilmu kedokteran yang bermanfaat sebagai data awal
untuk penelitian lebih lanjut.
Bagi masyarakat
• Dengan penelitian ini di harapkan dapat memberikan, menambah
wawasan atau pengetahuan kepada masyarakat tentang betapa
pentingnya mengonsumsi makanan berserat.

Bagi istitusi
• Untuk menambah wawasan peneliti tentang pentingnya mengonsumsi
makanan berserat sehingga meminimalisir penderita konstipasi
BAB 2
Tinjauan Pustaka

• Definisi Makanan serat


• Serat makanan adalah bahan makanan residu sel
tanaman yang tidak dapat dihidrolisis (diuraikan) oleh
enzim pencernaan manusia dalam suasana asam
lambung, serta hasil-hasil fermentasinya tidak dapat
digunakan oleh tubuh.
Definisi Konstipasi
Konstipasi Adalah kesulitan buang air besar
dengan konsistensi kotoran yang padat dengan
frekuensi buang air besar lebih atau sama dengan
3 hari sekali sedangkan orang tersebut telah
mengonsumsi serat cukup tinggi, buang air besar
setiap hari tetapi kurang dari 35 gram.
Epidemiologi
• Sesuai dengan sigi “National Health
Interview” di Amerika Serikat lebih dari 4 –
4,5 juta penduduk mempunyai keluhan sering
konstipasi, hingga prevalensinya mencapai
sekitar 2 %. Penderita yang mengeluh
konstipasi ini kebanyakan adalah wanita, anak-
anak, dan orang dewasa di atas usia 65 tahun.
• ETIOLOGI
• Penyebab konstipasi biasanya multifaktor, misalnya :
Konstipasi sekunder (diit, kelainan anatomi, kelainan
endokrin dan metabolik, kelainan syaraf, penyakit
jaringan ikat, obat, dan gangguan psikologi), konstipasi
fungsional (konstipasi biasa, “Irritabel bowel
syndrome”, konstipasi dengan dilatasi kolon, konstipasi
tanpa dilatasi kolon , obstruksi intestinal kronik, “rectal
outlet obstruction”, daerah pelvis yang lemah, dan
“ineffective straining”), dan lain-lain (diabetes melitus,
hiperparatiroid, hipotiroid, keracunan timah, neuropati,
Parkinson, dan skleroderma).
Patofisiologi
• Buang air besar yang normal frekuensinya
adalah 3 kali sehari sampai 3 hari sekali.
Dalam praktek dikatakan konstipasi bila buang
air besar kurang dari 3 kali perminggu atau
lebih dari 3 hari tidak buang air besar atau
dalam buang air besar harus mengejan secara
berlebihan.
Ringkasan Pustaka
NO Peneliti Lokasi Studi Subjek Variabel Lama Hasil
Penelitia desai studi yang di waktu
n n telitu studi

1. Saptawati Jakarta,In Cross- 210 pekerja Characterist Oktober 47,6%


Bardosono,etall donesia sectional laki-laki dan ics of 2010- (keluhan
perempuan subjects,Ke Febuari mengejan
dari dua biasaan
2011 saat
kantor defekasi,ind defekasi)
pemerintahan eks massa
terpilih tubuh
(IMT)
Kerangka Teori

KONSUMSI
SERAT USIA
KONSTIPASI

PENGETAHU JENIS
AN KELAMI
MAKANAN N
SERAT
KONDISI KONDISI
FISIOLOGIS PSIKOLOGIS
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI
OPERASIONAL
KERANGKA KONSEP

KONSUMSI SERAT KONSTIPASI


DEFINISI OPERASIONAL
NO VARIABEL DEFINISI ALAT CARA HASIL SKALA
UKUR MENGU
KURUK
UR
1 Konstipasi Konstipasi Kuisioner Pengisian 1.Konstip Nominal
atau sendiri asi
didapatkan catatan oleh 2.Bukan
pada catatan medis responden konstipasi
medis atau
anamnesis
Pengisian
2 Konsumsi Kuisoner sendiri 1.Sering Ordinal
serat Konsumsi serat oleh 2.Cukup
responden 3.Jarang
di ketahui pada
kuisoner
BAB IV
METODE
• 4.1 Desain penelitian
• Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain
potong silang (cross sectional)

• 4.2 Tempat penelitian
• Universitas Kedokteran Trisakti

• 4.3 Waktu Penelitian
• Pada bulan Oktober sampai bulan November

• 4.4 Populas dan Sampel

• 4.4.1 populasi penelitian
• Semua mahasiswa Fk Trisakti

• 4.4.2 Sampel Penelitian
• Mahasiswa semester 3

• 4.4.3Kriteria Inklusi
• 1. Mau di wawancarai

• 4.4.4 Kriteria ekslusi
• 1. Menolak di wawancarai

• 4.5 Besar sampel
• Sampel yang di ambil harus memenuhi kriteria inklusi penelitian yaitu mahasiswwa laki laki
atau perempuan dengan usia 18-22 tahun di fakultas kedokteran trisakti semester 3 yang
memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.

• P = 0,02
• Q = 1-P
• = 0,98
• Rumus:
• Populasi infinit
• N = Populasi
• = 250
• n = n0 = Za2 x p x q / d2
• = [(1.96)2 x 0,02 x 0,98]/0,052]
• = 30,11
• = 31
• N = Populasi Finit
• = 500
• n= n0 / ( 1 + n0 / N )
• = 31 / ( 1 + 31 / 500 )
• = 20 + drop out 15%
• = 23 mahasiswa

• 4.6 Pemilihan sampel
• 1. yang memenuhi kriteria inklusi
• 2. pengambilan sampel penelitian di fakultas kedokteran trisakti
• Mahasiswa/I semester 3



• 4.7 Bahan dan instrument
• Instrumen yang di gunakan adalah kuesioner, yaitu berupa daftar
pertanyaan mengenai tingkat konsumsi serat.

• 4.8 Cara kerja
• -
Alur kerja

Rumusan masalah

Penelitian Cross-
sectional pada
mahasiswa Fakultas Data Hasil
kedokteran Universitas
Trisakti semester 3

Pemilihan sampel yang


memenuhi kriteria Jumlah sampel yang di
Kuesioner kumpulkan di data
inklusi dengan total
sampel 250
Analisis data

• Untuk mengetahui tingkat konsumsi serat


mahasiswa fk trisakti semester 3 melalui
kuesioner dan mengetahui hubunganya dengan
tingkat konstipasi yang terjadi
Daftar Pustaka
• 1.Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Grafindo
Persada;2007.hal.34-7.
• 2. Ramkumar D, Raos. Efficacy Ana Safety of tradisional Medical therapies for
chronic constipation sytematic review. Am J Gastoenterol. 2005;100:93671.
• 3. Tucker LA, Thomas KS. Increasing total fiber intake reduces rial of Weights Ana
cat against Ni Women.J Nutr 2009;139(3):576-81.
• 4. Chemists AAoC. The definition of dietary fiber. Cereal Foods World
2001;46:112-129
• 5. Rubin G, Dale A. Chronic Constipation. Clinical review. BMJ 2006;333:1051-5.
• 6. Mahan KL, stump SE,Krause’s. Food,Nutrition Ana Diet Therapy.11th ed. New
York: W.B.Saundres;2004.0.38-42,456-456.
• 7. Friedman SL, Grendell. CURRENT Diagnosis & Treatment Ni Gastroenterology.
Singapore: McGraw-Hill;2005.p.21-6
• 8. Saptawati B, Diana S. Funcitional Constipation Ana Ita related factor Among
Man Ana Famale Workers. Maj Kedokt Indon 2011;61(3).p.126-7.
• 9. Slavin JL. Position Of American Dietetic Assocation: health implications of
dietary fiber. J Am Diet Assoc 2008;108(10):1716-3.
• 10. Terry P.Giovannuci E, Michhels KB. Fruit, vegetables, dietary fiber, and risk of
cololateral cancer. J Nat Cancer Inst 2005;93:525-33
• 11. Chang JY, McNally MA, Halder SL. Impact of funcitional gastrointestinal
disorders on survival in the community 2010;105(4):822-32.

• 12. Wu TC, Chen LK, Pan WH, Tang RB, Hwang SJ, Wu Lite, James FE, & Chen PH. 2011. Constipation
in Taiwan elementary school students: A nationwide survey. Journal of the Chinese Medical Association,
74, 57—61.
• 13. Yang J, Wang Hai-Peng, Zhou L, & Xu Chun-Fang. 2012. Effect of dietary fiber on constipation: A
meta analysis. World Journal of Gastroenterology, 18(48), 7378—738.
• 14. Youssef NN, Langseder AL, Verga BJ, Mones RL & Rosh JR. 2005. Chronic Childhood Constipation Is
• 15. [Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Kegemukan Akibat Kurang Serat.
http://www.depkes.go.id [Agustus 2013].
• 16. Guimaraes EV, Goulart EMA, Penna FJ. 2001. Dietary fiber intake, stool frequency and colonic transit
time in chronic functional constipation in children. Brazilian Journal of Medical and Biological Research,
34, 1147—1153.
• 17. Grandjean AC & Grandjean NR. 2007. Dehydration and Cognitive Performance. Journal of American
College of Nutrition, 26(905), 549S−554S.
• 18. Hillemeier C. 1995. An Overview of the Effects of Dietary Fiber on Gastrointestinal Transit. Journal of
The American Academy of Pediatrics, 96, 997—999.
• 19. Jennings A, Davies BJ, Costarelli V, & Dettmar PW. 2009. Dietary fibre, fluids and physical acti-vity in
relation to constipation symptoms in pre-adolescent children. Journal of Child Health Care, 13(2), 116—
117.
• 20. Kant AK & Graubard BI. 2010. Contributors of water intake in US children and adolescents: asso-
ciations with dietary and meal characteristics-National Health and Nutrition Examination Survey 2005–
2006. Am J Clin Nutr, 92, 887—896.
• 21. Karami H & Shokohi L. 2013. Management of childhood constipation. J Pediatr Rev, 1(1), 45—51.
• 22. Khomsan. 2008. Sehat Itu Mudah, Wujudkan Hidup Sehat dengan Makanan Tepat. Hikmah (PT Mizan
Publika), Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai