Anda di halaman 1dari 17

Tatalaksana TB anak

A. Paduan OAT anak


B. Pemantauan dan hasil pengobatan TB anak
Paduan OAT anak
Beberapa hal penting dalam tatalaksana TB
Anak
• Obat TB diberikan dalam paduan obat tidak
boleh diberikan sebagai monoterapi.
• Pemberian gizi yang adekuat.
• Mencari penyakit penyerta, jika ada
ditatalaksana secara bersamaan.
Prinsip pengobatan TB anak
• OAT diberikan dalam bentuk kombinasi
minimal 3 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi obat dan untuk
membunuh kuman intraseluler dan
ekstraseluler
• Waktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan.
pemberian obat jangka panjang selain untuk
membunuh kuman juga untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kekambuhan
Pengobatan TB pada anak dibagi dalam 2 tahap:
1. Tahap intensif, selama 2 bulan pertama. Pada tahap
intensif, diberikan minimal 3 macam obat, tergantung
hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat ringannya
penyakit.
2. Tahap Lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya,
tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat
ringannya penyakit.

• Selama tahap intensif dan lanjutan, OAT pada anak


diberikan setiap hari untuk mengurangi ketidakteraturan
minum obat yang lebih sering terjadi jika obat tidak
diminum setiap hari.
Tahap Min. 3
Intensif macam obat
(2 bulan) (RHZE(S))
Pengobatan
tb anak

Tahap
Lanjutan HR
(4-10 bulan)
Paduan OAT untuk anak yang digunakan oleh Program
Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia
adalah:
• Kategori Anak dengan 3 macam obat: 2HRZ/4HR
• Kategori Anak dengan 4 macam obat: 2HRZE(S)/4-10HR

Paduan OAT Kategori Anak diberikan dalam bentuk


paket berupa obat Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT).
Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 3 jenis
obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan dengan
berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam satu
paket untuk satu pasien.
OAT Kombinasi Dosis Tetap(KDT)
• Untuk mempermudah pemberian OAT sehingga
meningkatkan keteraturan minum obat, paduan
OAT disediakan dalam bentuk paket KDT/ FDC.
Satu paket dibuat untuk satu pasien untuk satu
masa pengobatan.
• Paket KDT untuk anak berisi obat fase intensif,
yaitu rifampisin (R) 75mg, INH (H) 50 mg, dan
pirazinamid (Z) 150 mg, serta obat fase lanjutan,
yaitu R 75 mg dan H 50 mg dalam satu paket.
Dosis KDT yang dianjurkan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Keterangan:

• Bayi di bawah 5 kg pemberian OAT secara terpisah, tidak dalam bentuk


kombinasi dosis tetap, dan sebaiknya dirujuk ke RS rujukan
• Apabila ada kenaikan BB maka dosis/jumlah tablet yang diberikan,
menyesuaikan berat badan saat itu
• Untuk anak obesitas, dosis KDT menggunakan Berat Badan ideal (sesuai
umur)
• OAT KDT harus diberikan secara utuh (tidak boleh dibelah, dan tidak boleh
digerus)
• Obat dapat diberikan dengan cara ditelan utuh, dikunyah/dikulum
(chewable), atau dimasukkan air dalam sendok (dispersable).
• Obat diberikan pada saat perut kosong, atau paling cepat 1 jam setelah
makan
• Apabila OAT lepas diberikan dalam bentuk puyer, maka semua obat tidak
boleh digerus bersama dan dicampur dalam satu puyer
Pemantauan pengobatan pasien
TB anak
• Pada fase intensif pasien TB anak kontrol tiap minggu,
untuk melihat kepatuhan, toleransi dan kemungkinan
adanya efek samping obat. Pada fase lanjutan pasien
kontrol tiap bulan.
• Setelah diberi OAT selama 2 bulan, respon pengobatan
pasien harus dievaluasi. Respon pengobatan dikatakan baik
apabila gejala klinis berkurang, nafsu makan meningkat,
berat badan meningkat, demam menghilang, dan batuk
berkurang.
• Apabila respon pengobatan baik maka pemberian OAT
dilanjutkan sampai dengan 6 bulan. Sedangkan apabila
respon pengobatan kurang atau tidak baik maka
pengobatan TB tetap dilanjutkan tetapi pasien harus
dirujuk ke sarana yang lebih lengkap.
• Setelah pemberian obat selama 6 bulan, OAT dapat
dihentikan dengan melakukan evaluasi baik klinis
maupun pemeriksaan penunjang lain seperti foto
toraks.
• Pemeriksaan tuberkulin tidak dapat digunakan sebagai
pemeriksaan untuk pemantauan pengobatan, karena
uji tuberkulin yang positif masih akan memberikan
hasil yang positif. Meskipun gambaran radiologis tidak
menunjukkan perubahan yang berarti, tetapi apabila
dijumpai perbaikan klinis yang nyata, maka pengobatan
dapat dihentikan dan pasien dinyatakan selesai.
Evaluasi
Kontrol tiap
Fase Intensif pengobatan Nafsu makan
minggu
baik BB
Demam hilang
Batuk
Gejala klinis (-)
Lanjutkan
pengobatan

Pemantauan

Evaluasi
Kontrol tiap
Fase Lanjutan pengobatan Hentikan
bulan
baik
Tatalaksana pasien yang berobat tidak
teratur
Ketidakpatuhan minum OAT pada pasien TB
merupakan penyebab kegagalan terapi
• Jika anak tidak minum obat >2 minggu di fase intensif
atau > 2 bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan
gejala TB, beri pengobatan kembali mulai dari awal.
• Jika anak tidak minum obat <2 minggu di fase intensif
atau <2 bulan di fase lanjutan DAN menunjukkan gejala
TB, lanjutkan sisa pengobatan sampai selesai.

• Pada pasien dengan pengobatan yang tidak teratur


akan meningkatkan risiko terjadinya TB kebal obat.

Anda mungkin juga menyukai