Anda di halaman 1dari 56

TUGAS REMIDIAL SEMESTER 1

X MIA 5
1) INTAN AYU Z ( 17 )
2) MIFTAKHUL DJANAH ( 20 )
3) M. YUSRIL IZZA I ( 21 )
4) M. FIRDAUS ASHARI ( 22 )
5) NOVI PUJIASTUTI ( 27 )
6) SEPTIANA ANDINI W ( 32 )
7) SHANDY SANDRA M ( 34 )
PERSIAPAN
PEMILIHAN
UMUM
PRESIDEN
TAHUN 2014
Pemilihan umum di Indonesia

pada awalnya pemilu di Indonesia ditujukan untuk memilih


anggota lembaga perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan
DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amandemen keempat UUD 1945
pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang
semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan
langsung oleh rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam
rezim pemilu pada tahun 2004.
Asas Pemilihan umum di Indonesia
UUD 1945 pasal 22E ayat 1) Pemilihan umum dilaksanakan secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun
sekali.
Artinya asas "Luber" yang merupakan singkatan dari "Langsung,
Umum, Bebas dan Rahasia“
"Jurdil" yang merupakan singkatan dari "Jujur dan Adil"
Langsung berarti pemilih diharuskan memberikan suaranya secara
langsung dan tidak boleh diwakilkan
Umum berarti pemilihan umum dapat diikuti seluruh warga
negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara
Bebas berarti pemilih diharuskan memberikan
suaranya tanpa ada paksaan dari pihak manapun
Rahasia berarti suara yang diberikan oleh pemilih
bersifat rahasia hanya diketahui oleh si pemilih itu
sendiri.
Jujur mengandung arti bahwa dalam pemilihan
umum setiap warga negara yang memiliki hak dapat
memilih sesuai dengan kehendaknya

Adil adalah perlakuan yang sama terhadap peserta


pemilu dan pemilih, tanpa ada pengistimewaan
Pemilihan presiden dan
wakil presiden
Pasal 6 UUD 1945
(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus
seorang warga negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri,
tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu
secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan
tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.
(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil
Presiden diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
Pasal 6A UUD 1945
(1) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara
langsung oleh rakyat.
(2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum
pelaksanaan pemilihan umum.
(3) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara
lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan
umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara di setiap provinsi
yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik
menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
(5) Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih
lanjut diatur dalam undang-undang.
Pemilihan Presiden Langsung pertama di
Indonesia

Pada tanggal 20 September 2004, masyarakat Indonesia


untuk pertama kalinya melakukan pemungutan suara untuk
memilih presiden secara langsung. Yang sebelumnya, pemilihan
presiden diadakan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Menurut UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden, untuk dapat terpilih menjadi presiden, kandidat harus
memperoleh minimal 50 persen dari jumlah suara sah dan mendapatkan
minimal 20 persen suara di sepertiga propinsi yang ada di Indonesia
pada putaran pertama. Apabila tidak ada kandidat yang memenuhi
persyaratan tersebut, maka diadakan pemilihan putaran kedua, dimana
kandidat yang memperoleh suara terbanyak akan menjadi presiden.
Pemilihan umum Presiden Indonesia 2014
Pemilihan umum Presiden Indonesia
selanjutnya akan digelar pada tanggal 9
Juli 2014. Pemilihan ini akan menjadi
pemilihan presiden langsung ketiga di
Indonesia, dan akan memilih seorang
presiden untuk masa jabatan lima
tahun. Menurut UU Pemilu 2008,,
Mahkamah memutuskan undang-
undang tersebut tetap berlaku.
Ketentuan peserta pencalonan presiden

Pasangan calon terpilih adalah pasangan calon yang memperoleh


suara lebih dari 50% dari jumlah suara dengan sedikitnya
20% suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari
50% jumlah provinsi di Indonesia. Dalam hal tidak ada
pasangan calon yang perolehan suaranya memenuhi persyaratan
tersebut, 2 pasangan calon yang memperoleh suara terbanyak
pertama dan kedua dipilih kembali dalam pemilihan umum
(putaran kedua). Dalam hal perolehan suara terbanyak dengan
jumlah yang sama diperoleh oleh 2 pasangan calon, kedua pasangan
calon tersebut dipilih kembali oleh rakyat dalam pemilihan umum.
Syarat Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menurut UU No
42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden sebagai
berikut:
 Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha EsaWarga Negara Indonesia
sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain
karena kehendaknya sendiri
 Tidak pernah mengkhianati negara, serta tidak pernah melakukan
tindak pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya
 Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan
kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden
 Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang
memeriksa laporan kekayaan penyelenggara negara
Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan
dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya
yang merugikan keuangan negar
Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan
Tidak pernah melakukan perbuatan tercela
Terdaftar sebagai Pemilih
Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah
melaksanakan kewajiban membayar pajak selama 5 tahun
terakhir yang dibuktikan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan
Pajak Penghasilan Wajib Pajak OrangPribad
Belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden
selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama
 Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945
 Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
 Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun
 Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah
Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat
 Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk
organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam
G.30.S/PKI
 Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan negara
Republik Indonesia
Pelantikan presiden dan
wakil presiden
 Bendera Presiden Indonesia
 Sesuai dengan Pasal 9 UUD 1945, Presiden dan Wakil
Presiden terpilih bersumpah menurut agama atau
berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat.
Jika MPR atau DPR tidak bisa mengadakan sidang, maka
Presiden dan Wakil Presiden terpilih bersumpah menurut
agama atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan
pimpinan MPR dengan disaksikan oleh pimpinan Mahkamah
Agung.
Sumpah Presiden (Wakil Presiden) :
“ Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi
kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden
Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-
adilnya, memegang teguh Undang-Undang Dasar dan
menjalankan segala undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa. ”
Janji Presiden (Wakil Presiden) :
“ Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi
kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil Presiden Republik
Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-
undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti
kepada Nusa dan Bangsa “.
Mekanisme Pemberhentian Presiden menurut UUD 1945

Impeachment atau yang sering disebut dengan Pemakzulan adalah


Pemberhentian Presiden/wakil presiden dalam masa jabatnnya.
erHal ini bisa dilakukan apabila Presiden/wakil presiden telah melakukan
pelanggaran hukum, bupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun
apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden.

Ada dua tahapan Pemakzulan :


1. Proses Hukum ( Rechstaat ) berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945
2. Proses Politik ( Kedaulatan Rakyat ) berdasarkan Pada Pasal 1 ayat (2)
UUD 1945
Pasal 7A UUD 1945 :
“ Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan
dalam masa jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila
terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa
pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,tindak
pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila
tidak terbukti lagi memenuhi syarat sebagai Presiden
dan/atau Wakil Presiden “ .
Pasal 7B UUD 1945
(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil
Presiden dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat
kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan
terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada
Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili, dan
memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa
Presiden dan/atau Wakil Presiden telah melakukan
pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya,
atau perbuatan tercela; dan/atau pendapat bahwa Presiden
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden. ***)
(2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil
Presiden telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden
adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan
Rakyat. ***)

(3) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah


Konstitusi hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurangkurangnya
2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang hadir dalam
sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah
anggota Dewan Perwakilan Rakyat. ***)
(4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutus dengan
seadiladilnya terhadap pendapat Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling
lama sembilan puluh hari setelah permintaan Dewan Perwakilan Rakyat itu
diterima oleh Mahkamah Konstitusi. ***)

(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau


Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercela; dan/atau terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden, Dewan
Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang paripurna untuk meneruskan
usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden kepada Majelis
Permusyawaratan Rakyat. ***)
(6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang
untuk memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling
lambat tiga puluh hari sejak Majelis Permusyawaratan Rakyat
menerima usul tersebut. ***)

(7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul


pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden harus diambil
dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat yang dihadiri
oleh sekurangkurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui oleh
sekurangkurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah
Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyampaikan
penjelasan dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat.
***)
KOMISI PEMILIHAN UMUM
KPU yang ada sekarang merupakan KPU keempat yang dibentuk sejak
era Reformasi 1998. KPU pertama (1999-2001) dibentuk dengan
Keppres No 16 Tahun 1999, beranggotakan 53 orang anggota, dari
unsur pemerintah dan Partai Politik. KPU pertama dilantik Presiden BJ
Habibie. KPU kedua (2001-2007) dibentuk dengan Keppres No 10 Tahun
2001, beranggotakan 11 orang, dari unsur akademis dan LSM. KPU
kedua dilantik oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada
tanggal 11 April 2001.
KPU ketiga (2007-2012) dibentuk berdasarkan Keppres No 101/P/2007
yang berisikan 7 orang anggota yang berasal dari anggota KPU Provinsi,
akademisi, peneliti dan birokrat dilantik tanggal 23 Oktober 2007 minus
Syamsulbahri yang urung dilantik Presiden karena masalah hukum.
Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggara Pemilu diatur mengenai penyelenggara Pemilihan
Umum yang dilaksanakan oleh suatu Komisi Pemilihan Umum
(KPU) yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.
• Sifat nasional mencerminkan bahwa wilayah kerja dan tanggung
jawab KPU sebagai penyelenggara Pemilihan Umum mencakup
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Sifat tetap menunjukkan KPU sebagai lembaga yang
menjalankan tugas secara berkesinambungan meskipun dibatasi
oleh masa jabatan tertentu.
• Sifat mandiri menegaskan KPU dalam menyelenggarakan
Pemilihan Umum bebas dari pengaruh pihak mana pun.
• Dalam undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara
Pemilu diatur mengenai KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
sebagai lembaga penyelenggara pemilihan umum yang permanen dan
Bawaslu sebagai lembaga pengawas Pemilu. KPU dalam menjalankan
tugasnya bertanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan
serta dalam hal penyelenggaraan seluruh tahapan pemilihan umum dan
tugas lainnya. KPU memberikan laporan Presiden kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.
• Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu juga
mengatur kedudukan panitia pemilihan yang meliputi PPK, PPS, KPPS dan
PPLN serta KPPSLN yang merupakan penyelenggara Pemilihan Umum yang
bersifat ad hoc. Panitia tersebut mempunyai peranan penting dalam
pelaksanaan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan Umum dalam
rangka mengawal terwujudnya Pemilihan Umum secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Dalam rangka mewujudkan KPU dan Bawaslu yang memiliki
integritas dan kredibilitas sebagai Penyelenggara Pemilu,
disusun dan ditetapkan Kode Etik Penyelenggara Pemilu. Agar
Kode Etik Penyelenggara Pemilu dapat diterapkan dalam
penyelenggaraan Pemilihan Umum, dibentuk Dewan
Kehormatan KPU, KPU Provinsi, dan Bawaslu
• Di dalam Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu DPR, DPD
dan DPRD, jumlah anggota KPU adalah 11 orang. Dengan diundangkannya
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara Pemilu,
jumlah anggota KPU berkurang menjadi 7 orang. Pengurangan jumlah
anggota KPU dari 11 orang menjadi 7 orang tidak mengubah secara
mendasar pembagian tugas, fungsi, wewenang dan kewajiban KPU dalam
merencanakan dan melaksanakan tahap-tahap, jadwal dan mekanisme
Pemilu DPR, DPD, DPRD, Pemilu Presiden/Wakil Presiden dan Pemilu
Kepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah.
• Menurut Undang-undang Nomor 22 Tahun 2007 Tentang Penyelenggara
Pemilu, komposisi keanggotaan KPU harus memperhatikan keterwakilan
perempuan sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh persen). Masa
keanggotaan KPU 5 (lima) tahun terhitung sejak pengucapan sumpah/janji.
TAHAPAN PILPRES

Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 4 Tahun 2014 tentang


tahapan, program, dan jadwal pemilihan presiden dan
wakil presiden tahun 2014, proses pemilihan presiden
terbagi dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan
penyelesaian.
PENCALONAN
• Pendaftaran pasangan capres-cawapres: 18- 20 Mei 2014.
• Pemeriksaan kesehatan pasangan cawapres-cawapres: 20 - 23 Mei 2014.
• Verifikasi kelengkapan dokumen persyaratan pasangan cawapres-cawapres: 18- 23 Mei
2014.
• Pengumuman verifikasi kelengkapan persyaratan pasangan cawapres-cawapres: 22- 24 Mei
2014.
• Perbaikan kelengkapan persyaratan pasangan cawapres-cawapres: 24 - 26 Mei 2014.
• Penyerahan perbaikan kelengkapan persyaratan pasangan cawapres-cawapres: 25 - 27 Mei
2014.
• Verifikasi hasil perbaikan kelengkapan pasangan cawapres-cawapres: 26 - 29 Mei 2014.
• Pengumuman hasil verifikasi perbaikan kelengkapan persyaratan pasangan
cawapres-cawapres: 28 - 30 Mei 2014.
• Pengusulan bakal pasangan cawapres-cawapres pengganti: 29 Mei - 5 Juni 2014.
• Pemeriksaan kesehatan pasangan calon pengganti: 30 Mei - 8 Juni 2014.
• Verifikasi kelengkapan dokumen pasangan cawapres-cawapres pengganti: 29 Mei -
8 Juni 2014.
• Pengumuman hasil verifikasi dokumen pasangan cawapres-cawapres pengganti: 2
- 9 Juni 2014.
• Penetapan nama-nama pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden: 31 Mei 2014.
• Pengambilan nomor urut serta penetapan nomor urut dan pengumuman pasangan
calon Presiden dan Wakil Presiden: 1 Juni 2014.
KAMPANYE
1. Pertemuan antar-pasangan capres dan cawapres atau tim kampanye tentang
pelaksanaan kampanye: 2 Juni 2014.
2. Deklarasi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Berintegritas: 3 Juni 2014.
3. Kampanye: 4 Juni - 5 Juli 2014.
4. Masa tenang: 6 - 8 Juli 2014.
5. Laporan dana kampanye.
a. Laporan rekening khusus: 7 Juni 2014.
b. Laporan penerimaan dana kampanye periode I: 3 Juni 2014.
c. Pengumuman penerimaan dana kampanye periode I: 4 Juni 2014.
d. Laporan penerimaan dana kampanye: 6 Juli 2014.
e. Pengumuman penerimaan dana kampanye periode II: 7 Juli 2014.
f. Laporan penerimaan dan penggunaan dana kampanye: 18 Juli 2014.
g. Penyampaian laporan penerimaan dan penggunaan dana
kampanye ke kantor akuntan publik: 24 Juli 2014.
h. Audit dana kampanye: 24 Juli - 6 September 2014.
d. Penyampaian hasil audit dari KAP kepada KPU: 6 September
2014.
j. Pemberitahuan hasil audit dana kampanye kepada
pasangan calon dan tim kampanye: 13 September 2014.
k. Pengumuman hasil audit dana kampanye: 16 September 2014.
PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN HASIL SUARA

1. Pemungutan dan penghitungan suara di TPS: 9 Juli 2014.


2. Pemungutan suara di TPS luar negeri: 4 - 6 Juli 2014.
3. Penghitungan suara di TPS luar negeri: 9 Juli 2014.
4. Penyusunan berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara di
TPS/TPSLN: 9 Juli 2014.
5. Pengumuman hasil penghitungan suara di TPS/TPSLN: 9 Juli 2014.
6. Penyampaian hasil penghitungan suara dan alat kelengkapan di
TPS/TPSLN.
kepada PPS/PPLN di setiap TPS/TPSLN: 9 Juli 2014.
REKAPITULASI HASIL PENGHITUNGAN SUARA
• 1. PPS: 10 - 12 Juli 2014.
a. Rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penyusunan berita acara.
b. Pengumuman rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat desa/kelurahan.
c. Penyampaian berita acara, rekapitulasi hasil penghitungan suara dan alat kelengkapan suara.
• 2. PPK: 13 - 15 Juli 2014.
a. Rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penyusunan berita acara.
b. Pengumuman salinan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kecamatan.
c. Penyampaian berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kecamatan kepada KPU
kabupaten/kota.
• 3. PPLN: 10 - 14 Juli 2014.
a. Penghitungan suara melalui pos dan drop box.
b. Rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penyusunan berita acara.
c. Pengumuman rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPLN.
d. Penyampaian berita acara, rekapitulasi hasil penghitungan suara dan alat kelengkapan suara.
• 4. KPU Kabupaten/Kota: 16 - 17 Juli 2014.
a. Rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penyusunan berita acara.
b. Pengumuman salinan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota.
c. Penyampaian berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat kabupaten/kota kepada
KPU provinsi.

• 5. KPU Provinsi: 18 - 19 Juli 2014.


a. Rekapitulasi hasil penghitungan suara dan penyusunan berita acara.
b. Pengumuman salinan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat provinsi.
c. Penyampaian berita acara dan rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat provinsi kepada KPU.

• 6. KPU: 20 - 22 Juli 2014.


a. Rekapitulasi hasil penghitungan suara tingkat provinsi dan PPLN.
b. Penyusunan berita acara.
• PENETAPAN HASIL PEMILU
Penetapan dan pengumuman hasil pemilu secara nasional: 21 -
22 Juli 2014.
Tugas dan kewenangan
• Dalam Pasal 10 Undang-undang Nomor 3 Tahun 1999 tentang Pemilihan Umum dan Pasal 2
Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Komisi Pemilihan Umum
dan Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Umum Komisi Pemilihan Umum,
dijelaskan bahwa untuk melaksanakan Pemilihan Umum, KPU mempunyai tugas kewenangan
sebagai berikut :
• Merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilihan Umum;
• Menerima, meneliti dan menetapkan Partai-partai Politik yang berhak sebagai peserta
Pemilihan Umum;
• Membentuk Panitia Pemilihan Indonesia yang selanjutnya disebut PPI dan
mengkoordinasikan kegiatan Pemilihan Umum mulai dari tingkat pusat sampai di Tempat
Pemungutan Suara yang selanjutnya disebut TPS;
• Menetapkan jumlah kursi anggota DPR, DPRD I dan DPRD II untuk setiap daerah pemilihan;
• Menetapkan keseluruhan hasil Pemilihan Umum di semua daerah pemilihan untuk DPR,
DPRD I dan DPRD II;
• Mengumpulkan dan mensistemasikan bahan-bahan serta data hasil Pemilihan Umum;
• Memimpin tahapan kegiatan Pemilihan Umum.
Dalam Pasal 2 Keputusan Presiden
Nomor 16 Tahun 1999 terdapat
tambahan huruf:
1. Tugas dan kewenangan lainnya yang
ditetapkan dalam Undang-undang
Nomor 3 Tahun 1999 tentang
Pemilihan Umum. Sedangkan dalam
Pasal 11 Undang-undang Nomor 3
Tahun 1999 tersebut juga
ditambahkan, bahwa selain tugas dan
kewenangan KPU sebagai dimaksud
dalam Pasal 10, selambat-lambatnya 3
(tiga) tahun setelah Pemilihan Umum
dilaksanakan, KPU mengevaluasi
sistem Pemilihan Umum.
Calon presiden tahun 2014
Ada 36 Calon Presiden Republik Indonesia
dalam pemilu 2014, namun KPU
menentukan 2 pasang bakal calon presiden
dan calon wakil presiden. Keduanya yaitu :
1. Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Prabowo-Hatta diusung oleh poros
Partai Gerakan Indonesia Raya, bersama
Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan
Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera,
Partai Bulan Bintang, dan Partai Golkar.
2. Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Jokowi-JK merupakan
pasangan yang diusung oleh
poros Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan
bersama Partai Nasional
Demokrat, Partai Kebangkitan
Bangsa, serta Partai Keadilan
dan Persatuan Indonesia.
Nama Lengkap : Prabowo
Subianto Djojohadikusumo
Alias : Prabowo |
Prabowo Subianto | Prabowo
Subianto Djojohadikusumo
Profesi : Politisi
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Rabu, 17
Oktober 1951
Warga Negara : Indonesia
Nama Lengkap : Hatta Rajasa
Alias : Hatta | Rajasa
Profesi : Birokrat
Agama : Islam
Tempat Lahir : Palembang, Sumatera
Selatan
Tanggal Lahir : Jumat, 18 Desember 1953
Warga Negara : Indonesia

Istri : Drg. Oktiniwati Ulfa Dariah Rajasa


Anak : Reza, Siti Rubi Aliya Rajasa,
Azimah, Rasyid
Nama lengkap : Ir. H. Joko Widodo
Nama kecil : Mulyono
TTL : Surakarta, 21 Juni 1961
Istri : Ny. Hj. Iriana
Agama : Islam
Almamater : Universitas Gadjah Mada,
Fakultas Kehutanan
Parta Politik : PDIP (Partai Demokrasi
Indonesia Perjuangan)
Jabatan : Walikota Surakarta ke – 16
(28 Juli 2005 – 1 Oktober
2012)
Gubernur DKI Jakarta ke - 16
(15 Oktober 2012 - ... )
Nama Lengkap : Muhammad Jusuf
Kalla
Alias : Jusuf Kalla | JK
Profesi : Pengusaha
Agama : Islam
Tempat Lahir : Watampone,
Sulawesi Utara
Tanggal Lahir : Jumat, 15 Mei 1942
Warga Negara : Indonesia

Istri : Hj. Mufidah Jusuf


Anak : Muchlisa Jusuf,
Muswirah Jusuf,
Imelda Jusuf, Solichin
Jusuf, Chaerani Jusuf
Saudara : Halim Kalla
SESI 1 VISI MISI EKONOMI
• Prabowo: • Jokowi:

• 1. Betul kita butuh sehat, kita butuh • 1. Ekonomi Berdikari – Rakyat


berpendidikan, tetapi dari mana menghasilkan ekonomi
dananya? berkekuatan
• 2. Menurut data ketua KPK ada 7200 • 2. Mencapai ekonomi berdikari
trilliun kebocoran . dengan memperbaiki mental
• 3. Kami memakai tim pakar kami, dan menjamin kesehatan
jika 1000 trilliun saja bisa dijamin rakyat, kalau rakyat sehat dan
kita sudah bisa membangun rakyat berpendidikan, maka
koperasi, membangun desa dengan daya kompetisi ekonomi
program 1 milliar satu desa/ lurah, menjadi tinggi.
dan menaikkan pendapatan semua • 3. Mencapai hal tersebut
rakyat hingga 2.5 kali misalnya dari dengan membuat Kartu Sehat
tiga juta -> 6 juta, membangun Indonesia dan Kartu
pelabuhan dan lain-lain. Pendidikan Indonesia
• 4. Kita akan mengucurkan dana dari • 4. Kita harus memperkuat
kota ke desa bukan dari desa ke infrasturktur perekonomian.
kota.
SESI 2 PERTANYAAN MODERATOR
• Moderator ke Prabowo : • Moderator ke Jokowi :
• Mengapa harus ekonomi kerakyatan, bagaimana • Mengapa harus ekonomi berdikari?, bagaimana
kebijakannya?, bagaimana pendapat anda mengenai
kebijakannya? realisasi pajak?
• Prabowo : • Jokowi :
• Ekonomi kerakyatan adalah ekonomi jalan tengah, • Pasar tradisional sudah saya bangun dan menjadi
didasarkan pada pasal 31. Ekonomi harus menjamin pengalaman yang sudah saya buktikan . Mengapa
harus pasar tradisional ?, karena disanalah produk-
kondisi keselamatan dan perlindungan kepada produk petani dijual, di sanalah produk-produk
golongan rakyat tertinggal. Ini membedakan kita pengrajin tahu dan lapisan rakyat terendah berjualan.
dengan neoriberal. Pemerintah harus turun tangan • Kota harus memberikan ruang sebesar-besarnya
membela rakyatnya. kepada para pedagang kaki lima (PKL), tetapi bukan
hanya sekedar itu. Manajemen eknominya juga jelas.
• Iklim investasi, kami mendukung investasi asing. Jika kita bisa mengelola hal-hal kecil, niscaya ekonomi
Tetapi tidak mematikan ekonomi rakyat dengan kita akan berkembang.
membuat koperasi dan mengucurkan massive fund • APBD harus diefisiensi, sehingga pembangunan
ke rakyat. Kita akan meningkatkan dari 5 trilliun menjadi efisien dengan menghindari kebocoran-
yakni yang dikucurkan pemerintah saat ini menjadi kebocoran APBD. Memang betul ada program-program
besar tetapi implementasinya dari hal-hal kecil bukan
20 trilliun saat pemerintahan kita nantinya. Terima program awang-awang. Terima kasih
kasih.
SESI KE TIGA : PENAJAMAN / PERTANYAAN
MODERATOR
• Moderator ke Prabowo : • Moderator ke Jokowi : Pemerintah harus menjamin pekerjaan
• Pemerintah harus menjamin pekerjaan bagi bagi rakyatnya. ?, bagaimana program anda mengenai strategi
rakyatnya. ?, bagaimana program anda mengenai ketenagakerjaan, bagaimana anda membuat lapangan
strategi ketenagakerjaan, bagaimana anda pekerjaan?, tinggi anggaran mengapa tidak fokus ke rakyat?
membuat lapangan pekerjaan?, tinggi anggaran • Jokowi :
mengapa tidak fokus ke rakyat?
• Pemerintah harus berani membuat program khusus kepada
• Prabowo
rakyat yang kurang berkembang. Bukan hanya anggaran yang
• Kemiskinan dan pengangguran adalah fokus kami. disiapkan, namun bagaimana pengelolaannya. Maka harus
DImana kami memfokuskan pembangunan di dibangun sistemnya.
sector pertanian. Pertanian bisa menghasilkan
dalam waktu yang sangat singkat, contoh padi 100 • Mengapa?, karena keluhan mengenai kesehatan dan
hari, jagung 120 hari, dan benih-benih unggul pendidikan adalah fokus utama, maka sistem yang wajib di
lainnya. Ini bisa menyerap banyak lapangan bangun adalah Kartu Sehat Indonesia, dan Kartu Pendidikan
pekerjaan. Indonesia.
• Ada 77 juta hektar hutan rusak, dan hutan rusak itu • Investasi harus didorong ke semua provinsi jangan hanya di
akan diubah menjadi 2 juta hektar sawah baru, dan jawa dan sumatera, dan infrastruktur harus dibangun. Dengan
2 juta hektar tanam etanol.
demikian tingkat urbanisasi tidak terjadi.
• Indonesia harus meningkatkan produktivitasnya,
kita harus bekerja tidak sedikit-sedikit, kita harus • Saya adalah gubernur pertama di Indonesia yang menaikkan
berpikir besar, dan menghasilkan produk besar. upah hingga 44 %. Saya sudah buktikan Terima kasih.
Terima kasih.
Jokowi ke Prabowo :
Bagaimana pandangan bapak terkait DAU dan
DAK ?

Prabowo :
DAU dan DAK harus kita tingkatkan.
Dana ke daerah, dana ke kabupaten-kabupaten hanya
bisa naik jika pendapatan negara bertambah.
Ini yang sudah bertahun-tahun saya perhatikan dan
perjuangkan. Bagaimana caranya supaya menghindari
kebocoran ke luar negeri?, bagaimana caranya kita
mengamankan kekayaan negara itu, baru dengan itu
bisa kucurkan ke daerah dari
Jokowi: Kampanye Hitam Gerus
Elektabilitas
Calon presiden dari koalisi Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan, Joko Widodo, mengatakan kampanye hitam menjadi
penyebab utama turunnya elektabilitas dirinya di Jakarta.
Menurut dia, informasi menyesatkan membuat kubu lawan
menangguk keuntungan.
"Sekarang turun terus, tergerus isu yang
mungkin mulai masuk ke bawah," katanya saat
mengadakan rapat internal dengan para ketua
DPD Jakarta PDIP, Hanura, NasDem, PKB di
Jalan Borobudur, Jakarta, Senin, 16 Juni
2014.
Menurut Jokowi, hasil survei internal
memperlihatkan calon presiden Prabowo Subianto
unggul tipis di Jakarta. Padahal, tiga bulan lalu
elektabilitas Jokowi di Jakarta masih 74 persen

Mantan Wali Kota Solo ini mengaku tak


khawatir mengenai unggulnya pasangan
Prabowo-Hatta di Jakarta. Menurut dia,
keunggulan lawan hanya tipis. Selain itu,
ketertinggalan bisa dikejar dalam sisa waktu
kampanye dengan mengoptimalkan mesin
partai.
Jokowi mendaftarkan diri sebagai calon presiden dengan bekal elektabilitas lebih
tinggi ketimbang lawannya, Prabowo. Hasil survei yang dilakukan Pol-Tracking Institute
pada Maret lalu menunjukkan Jokowi mengantongi elektabilitas 46,3 persen. Adapun
Prabowo hanya memiliki separuh elektabilitas Jokowi, sekitar 22,1 persen. (Baca
juga: Dipimpin Prabowo, Kenapa HKTI Ini Dukung Jokowi?)

Survei Pol-Tracking pada Juni 2014


mengungkap jarak elektabilitas itu semakin
sempit. Elektabilitas Jokowi kini bertengger di
45 persen, sedangkan Prabowo mencapai 38,7
persen. (Baca: Selisih Elektabilitas Prabowo-
Jokowi 7,4 Persen)
Prabowo Rogoh Rp 5 Miliar
untuk Dana Kampanye Pilpres
Tim kampanye Prabowo-Hatta telah menyerahkan laporan penerimaan dana
kampanye periode awal ke KPU, dengan total Rp 10 miliar. Dalam daftar
penyumbang, tercatat Prabowo ikut merogoh koceknya sebesar Rp 5 miliar.

Laporan dana kampanye periode I itu diserahkan ke KPU pada Selasa (3/6)
lalu, baik oleh tim pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta maupun nomor urut 2
Jokowi-JK. Laporan periode I itu per tanggal 31 Mei-3 Juni 2014.

Dalam data dana kampanye Prabowo-Hatta seperti diperoleh dari KPU,


Kamis (5/6/2014), total penerimaan dana kampanye Prabowo-Hatta hanya Rp 10
miliar. Jauh lebih kecil dibanding penerimaan dana kampanye Jokowi-JK mencapai
Rp 44,5 miliar.
Dalam daftar penerima, Prabowo ikut menyumbang Rp 5
miliar atau setengah dari total dana kampanye awal Prabowo-Hatta.
Sementara Hatta tak tampak dalam daftar penyumbang. Begitu juga
dari parpol pengusung, baik Gerindra, PAN, PPP, PKS, Golkar,

maupun PBB.

Selain Prabowo, ada sumbangan berasal pihak


ketiga yaitu badan usaha. Tercatat PT Arsari
Mineral Ind (perusahaan milik adik Prabowo,
Hashim Djojohadikusumo), ikut menyumbang
dana kampanye Prabowo-Hatta sebesar Rp 4,8
miliar. Lainnya adalah sumbangan pribadi
dengan total Rp 200 juta.
Tiap pasangan calon diperkenan menerima
lagi sumbangan dana kampanye pada masa
kampanye Pilpres. Nantinya paling lambat
14 hari sejak berakhirnya masa kampanye,
mereka diminta melaporkan lagi penerimaan
dan penggunaan dana kampanye ke KPU.

Anda mungkin juga menyukai