Anda di halaman 1dari 4

Agak aneh memang, mulai dari memilih tembakau, hingga bagaimana

cara memasarkannya, semuanya diceritakan dalam satu tarian, tari Kretek.


Tari ini merupakan sebuah tari asli Kudus yang menceritakan para buruh
rokok yang sedang bekerja membuat rokok, mulai dari pemilihan tembakau
hingga rokok siap dipasarkan.

Tarian dibawakan beberapa penari


perempuan sebagai representasi buruh mbatil dan penari lelaki sebagai
representasi dari seorang mandor. Buruh mbatil adalah buruh rokok yang
kerjanya mengguntingi atau merapikan ujung-ujung rokok. Sementara sang
mandor adalah bos yang mengawasi buruh rokok dan mempunyai kuasa
untuk menyortir atau menyeleksi rokok garapan buruh.

Awalnya tari Kretek bernama tari Mbatil. Namun, karena nama mbatil
tidak begitu dikenal di masyarakat, digantilah dengan tari Kretek. Tari ini mulai
populer sejak 1985, yang konon diciptakan seniman Endang Tonny. Dalam
tari Kretek, gerakannya terlihat rancak. Dibawakan beberapa penari
perempuan yang cantik jelita serta satu penari lelaki.

Para penari perempuan menggunakan pakaian khas Kudus, namun


bukan pakaian adat. Tak hanya itu, penari perempuan juga memakai caping
serta memegang tampah. Adapun yang lelaki hanya memakai
blangkon. Kerancakan serta kelinca han penari Kretek tampaknya tidak lepas
dari iringan musik gamelan yang mengalun. Lirik lagu menceritakan
macammacam rokok yang ada di Kudus.

Makna tari Kretek

Melenggak-lenggok dengan senyuman centil, penari perempuan


mencoba menggoda sang mandor. Pun sebaliknya, kadang penari lelaki
keganjenan menggoda buruh mbatil. Konon memang seperti itu sebenarnya
yang terjadi di tempat pembuatan rokok keretek. Dalam tarian Kretek,
diceritakan awal mula pembuatan rokok keretek. Yakni mulai dari cara
memilih tembakau yang baik untuk dipakai membuat rokok. Setelah menjadi
rokok, tugas buruh mbatil selanjutnya ialah memotong bagian ujung rokok
untuk merapikannya. Nah, habis itu, buruh mbatil membawa rokok tadi ke
mandor untuk diperiksa.
Ketika memeriksa rokok, sang mandor kadang memasang muka
seram atau malah mesem-mesem kepada mereka. Kalau mandor sudah
senyum, bisa dipastikan rokok tak akan tersortir. Gemulai tangan sang penari
perempuan menggambarkan lincahnya seorang buruh rokok dalam melinting
serta membatil.

Ada sebuah istilah guyon dalam tari Kretek, yakni pembatil menggoda
mandor agar rokok tidak banyak yang disortir. Atau mandor yang menggoda,
dengna harapan pembatil tertarik dan jatuh hati kepadanya. Dalam tari
Kretek, sang mandor selalu mondar-mandir mengelilingi penari-penari
perempuan untuk memeriksa dan terkadang bertolak pinggang melihat
beberapa penari, menunjukkan kekuasaannya.
Tari Kretek, Terinspirasi dari Buruh Pembuat Rokok Kretek Kudus
Dia adalah Ibu Endang Tonny Supriyadi, sang pencipta tari kretek ini. “Sudah lama
saya menciptakan Tari Kretek ini, sekitar tahun 1985”, ungkap ibu yang beralamatkan
di Jl. Gazebo Raya Blok I Perum Muria Indah, Kudus. Menariknya proses
menciptakan tari yang menjadi tarian khas Kabupaten Kudus ini, terjadi secara tidak
sengaja. Kendati ia belajar tari di jurusan tari Akademi Seni Tari Indonesia Jogjakarta
yang kini menjadi Institut Seni Indonesia (ISI) sekaligus belajar di Padepokan Seni
bagong Kusdiarjo.
“idenya justru dari Soeparjdo Rustam, yang waktu itu menjabat sebagai gubernur
Jawa Tengah. Sewaktu melakukan peletakan batu pertama pembangunan Museum
Kretek sekitar tahun 1984. Dalam sambutannya beliau mengatakan tidak mau lagi
disuguhi tari daerah lain untuk peresmian,melainkkan harus tari khas Kudus”
terangnya.
Kasi kebudayaan Dwijo Surnono ditugaskan mempersiapkan penciptaan tari khas
sebagaimana diharapkan oleh orang nomor satu di Jateng saat itu. “saya berterima
kasih dipercaya membuat tarian ini” ungkap ibu empat anak ini.
Ibu Endang sebenarnya tidak hanya menciptakan tari kretek, tetapi ia juga
menciptakan tarian lain seperti Tari tongtek, Tari Siskamling, Tari Gema Takbir, Tari
Pesona nusantara, dan Tari Becak. Namun Tari Kreteklah yang membuat namanya
dikenal di jajaran seniman tari di Nusantara.
Dalam menciptakan ia tak pernah bisa melupakan jasa-jasa orang yang telah memberi
sumbangan, baik material, maupun inspirasi. Nama FX Supanji dari Djarum adalah
salah satu nama yang sangat berperan besar dalam penggalian ide yang membuat
dimanifestasikan dalam olah gerak.
“FX supanji bahkan mengantarkan saya sendiri ke pabrik Djarum bagaimana proses
pembuatan rokok kretek. Selama dua minggu saya belajar kepada Buruh Bathil (buruh
pembuat rokok kretek_red) di perusahaan Djarum”.
Dari pengamatan roses pembuatan rokok kretek inilah, ujar endang, ide dasar gerak
tari kretek diciptakan “hanya saja, dalam perkembangannya menyesuaikan agar
terlihat lebih indah dan selaras dengan musiknya”.
Kebahagiaan dari hasil penciptaannya atas tari kretek ini pun terlihat sudah. Antara
lain dengan banyak masyarakat yang mempelajari tari kretek, bahkan tak sendikit
mahasiswa dari berbagai universitas menjadikan tari kretek sebagai judul skripsinya.
Namun di tengah kebahagiaannya melihat berbagai apresiasi terhadap karya ciptanya,
ia masih memendam keinginan yang belum terwujud hingga sekarang “saya akan
mematenkannya. Meski saat ini masyarakat sudah mengetahui Tari Kretek sebagai
karya saya. Apalagi dengan masuknya tarian ini di film Kudus Kota Kretek,
ungkapnya”.
Biodata Pencipta Tari Kretek
Nama: Endang Tonny Supriyadi
TTL: Kudus 13 Januari 1961
Alamat Rumah: Jl. Buburan No 208 Barongan, Kudus dan Jl. Gazebo raya Blok I
Perum Muria Indah, Kudus
Pendidikan terahir: Akademi Seni Tari Indonesia Yogyakarta (Tidak Tamat)
Prestasi: Pemuda Pelopor Bidang Seni Budaya Kudus
Pemuda Pelopor Bidang Seni Budaya Jateng
Berbagai Penghargaan dari Ikatan Model Indonesia tingkat Jateng &
Nasional

Anda mungkin juga menyukai