Anda di halaman 1dari 2

Jaranan dalam Proyek Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Pemerintah kota kediri dengan menggunakan organya DK3 (Dewan Kesenian Kota Kediri) beserta
Dinas Pariwisata akan membuat semacam buku panduan untuk jaranan. Buku ini akan mengulas
banyak tentang pakem jaranan khas kediri. Mereka bersama timnya sudah mempersiapkan
segalanya unruk membuat buku itu.
Proyek pemakeman jaranan ini direncanakan pada tahun 2008 nanti. Selama ini yang sudah
dilakukan oleh dinas pariwisata Kediri untuk melakukan pakemisasi jaranan adalah dengan
menggali data-data yang ada. Data-data itu mereka dapatkan dari para sesepuh jaranan.
Rencana pemakeman ini akan melibatkan berbagai tokoh sesepuh seniman jaranan dan sejarawan.
Mereka juga mengupayakan agar pemakeman ini bisa benar-benar tidak meninggalkan tradisi yang
ada pada kesenian di Kediri. Sebelum pemakeman itu dilakukan dinas pariwisata akan menggali
sejarah kota kediri terlebih dahulu.
Program Dinas Pariwisata untuk tahun ini dan 1 tahun mendatang adalah mencari pakem jaranan
terlebih dahulu. Untuk pengembangan dan pembimbingan pada jaranan-jaranan yang ada Kediri,
dinas pariwisata mengundang kelompok-kelompok jaranan untuk tampil Taman Wisata
Selomankleng setiap Minggu. Komunitas jaranan itu disuruh tampil untuk mengisi hiburan di
Selomangleng secara bergiliran.
Pada saat-saat tertentu Dinas pariwisata juga mengajak para seniman jaranan untuk tampil mengisi
hiburan di Taman Mini Indonesia Indah. Pada saaat jaranan tampil di taman mini sudah berbeda
dengan jaranan yang ada di sini. Mereka sudah dikolaborasi dengan tari-tarian lain.
Bagi kami jaranan itu yang penting adalah dimunculkan saja supaya keberadaanya tetap bisa
lestari. Pada saat ini pemerintah kota kediri sedang mempelajari dan menggali kesenian jaranan
yang khas Kediri. Baik itu dari segi pakaianya, jogednya maupun alat musik yang dimainkan. Proyek
ini masih terhenti karena dana yang diajaukan untuk mengerjkakan ini belum turun dari
pemerintahan kota Kediri. Dana pembakuan Jaranan ini akan dianggarkan pada RAPBD tahun
depan.
Kita memerlukan dokumentasi, dana dan lain sebagainya. Kita rencananya akan mengupas sejarah
jaranan dari sungai Brantas. Kita akan melihat perkembangan jaranan dari zaman Praislam.
Jaranan Kediri memiliki pakem sendiri-sendiri. Kita sudah mulai merancang jaranan masing-masing
misalnya yang pegon tidak memakai baju, untuk yang jaranan door dan senterewe masih kami
pikirkan bersama teman-teman seniman jaranan. kata pak Guntur Dinas Pariwisata akan
merumuskan secara bersama-sama dengan seniman jaranan kemudian menyepakatinya. Dinas
Pariwisata sebenarnya hanya memfasilitasi mereka dan jangan sampai muncul bahwa ide
pakemisasi ini adalah proyek Dinas Pariwisata. Mereka akan bermusyawarah dengan para seniman
dalam menetapkan kesenian jaranan. Sebenarnya kita berpikir jauh kedepan untuk menjaga
keberadaan jaranan pada tahun-tahun yang akan datang.
Dinas pariwisata beranggapan, kalau tidak ada pakem sendiri jaranan ini nanti akan semakin jauh
dari aslinya. Karena tidak ada buku petunjuk jaranan. Mereka hanya mengembangkan tradisi lisan.
Sedangkan tradisi lisan itu akan senantiasa berubah setiap tahunya.
Setiap jaranan memiliki pakem masing-masing dan tidak mau mereka diseragamkan antara
kesenian jaranan yang satu dengan yang lainya. Menurut pak Guntur bahwa kesenian jaranan itu
memang memiliki pakem masing-masing akan tetapi saya mencoba urntuk bisa masuk dengan
pelan-pelan agar mereka bisa menerima saya. Misalnyua pada saat pertemuan saya dengan para
seniman beberapa waktu yang lalu. Saya pernh mengetes mereka untuk menunjukan tarianya di
depan forum. Saya meminta misalnya yang beraliran pegon maju. Mereka antara pegon jaranan
satu dengan yang lainya berbeda. Senterewe juga berbeda satu sama lainya. Dalam perbedaan itu
mereka berdebat sengit dan saling menunjukan bahwa jarananya yang paling benar pakem.
Setiap ada festifal jaranan saya mengumpulkan para seniman dan mengajak mereka supaya bisa
menyeragamkan tarian jaranan. Pada saat festifal kemarin para juri kebingungan untuk menilai
jaranan mana yang baik. Karena setiap jaranan memiliki karakter masing-masing. Sehingga kita
tidak bisa melihat mana yang harus dinilai. Akhirnya siapa yang baik itu yang menang. Tapi mereka
juga banyak yang protes tentang penilaian juri. Karena mereka juga menganggap bahwa jarananya
yang memiliki tarian paling bagus akan tetapi tidak menang dalam festifal.
Pemerintah daerah itu haruslah pandai-pandai memasarkan kesenian daerah. Jadi tidak hanya
kesenian yang sudah tenar saja yang kita suruh main. Juga bagi mereka-mereka yang belum punya
nama harus kita angkat. Saya tidak memandang kualitas yang ada akan tetapi saya selalu
memberikan contoh pada jaranan yang kecil supaya mengikuti jaranan yang sudah besar.
Seniman di Kediri ini sering kali pindah-pindah ruang. Maksudnya mereka selalu mengiikuti
kesenian mana yang populis dan digemari masyarakat. Kalau dahulu ludruk ya seluruh seniman
banyak yang di ludruk. Kalau sekarang ludruk dilarang main, mereka beramai-ramai pindah pada
seniman jaranan.
Lagu Jaranan[sunting | sunting sumber]
Jaranan adalah lagu daerah dari Jawa Tengah, Indonesia
Lirik[sunting | sunting sumber]
Jaranan, jaranan jarané jaran Tèji
Sing numpak Mas Ngabèhi, sing ngiring para abdi
Jrèk jrèk nong, jrèk jrèk gung jrèk è jrèk turut lurung
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedhèr
Gedebuk krincing gedebuk krincing thok thok gedebuk jedhèr.
Karya: Ki Hadi Sukatno
Album[sunting | sunting sumber]
Jaranan adalah lagu anak dinyanyikan oleh Okky Lukman & Kiky diproduksi Ideal Record
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
 (Indonesia) Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Diarsipkan 2012-04-24
di Wayback Machine.
 (Indonesia) Blog Edi Purwanto Penulis Naskah Jaranan
 Jathilan Ndadi Dalam Jaranan
Kategori:
 Budaya Jawa
 Lagu daerah Indonesia

Anda mungkin juga menyukai