dengan pak sudiono (ngetrep lor-prambon-nganjuk). yang sekarang menjadi pemimpin samboyo
putro dari tahun 1990-an sampai sekarang). hubungan erat seperti keluarga sendiri,karena sebelum
pak sudiono menjadi pemimpin samboyo putro pengganti pak sukiman,pak sudiono dulu bekerja
sebagai bisnis kayu,apabila pak sudiono mengadakan tebang pilih pohon dihutan,pak sukiman
selalu memberikan izin tebang pohon,sebaliknya. Apabila pak sukiman membutuhkan bahan baku
untuk membuat barongan/klono,pak sudiono selalu membantu memilih kayu.
Ketika acara pementasan Samboyo Putro, Pak Sukiman selalu mengundang pak sudiono supaya
hadir diacara tersebut, padahal waktu itu pak sudiono kurang berminat dengan kesenian jaranan.
Kemudian di sela-sela acara, ketika pementasan berlangsung pak sukiman berkata sambil
bercanda "No..!!! samboyo ki mbesok sing ngopeni wong nganjuk loh...!" pak sudiono tidak tahu
kalau yang dimaksut pak sukiman adalah dirinya sendiri, kemudian pak sukiman mengajak pak
sudiono ke petilasan sri aji joyoboyo di pamenang. "olehku biyen ki ko kene loh...!" kata pak
sukiman,pak sudiono tidak mengerti apa yang dimaksud. ketika perjalanan pulang, pak sudiono
tidur kaget dalam mimpi pak sudiono memegang pecut/cemethi dan memakai baju bopo/gambuh.
yang diartikan generasi penerus samboyo putro setelah pak sukiman adalah pak sudiono sendiri.
Pada tahun 1990 Pak samboyo atau pak sukiman meninggal,dan samboyo putro hampir bubar,
karena personel/gambuh banyak yang tidak mau meneruskan,mereka memilih bubar atau
mendirikan grup jaranan lain. kemudian samboyo putro sementara dipimpin oleh pak sumantri atau
pak tri,tetapi tidak berangsur lama,setelah banyak konflik-konflik yang berlanjut,akhirnya pak tri
hanya memimpin samboyo putro selama 2 tahun.
Kemudian pak sudiono mendapat wangsit dari pamenang. Dalam wangsitnya pak samboyo harus
meneruskan generasi samboyo putro,tetapi dalam arti samboyo putro harus diboyong di daerah
asal pak sudiono di ngetrep lor-prambon-nganjuk. karena pada saat masa itu banyak sekali saingan
antar grup jaranan dan konflik yang berlanjut,akhirnya pak sudiono memboyong semua peralatan
samboyo putro dari bandar lor (kediri kota) ke ngetrep lor-kurungrejo-prambon (nganjuk) dan
memulailah pak sudiono merintis kembali samboyo putro yang dulu vakum selama satu tahun
kemudian dihidupkan kembali. untuk mengenang jasa pak sukiman,pada barongan samboyo putro
(barongan samboyo putro yang bernama mbah legi,pak dhe sukiman,dan pakdhe cokro miharjo)
diberi nama "bhayangkara" yang artinya keberanian melawan bebaya/marabahaya. Dahulu
samboyo putro pernah mendapatkan penghargaan dari sinuwun HamengkuBuwono X berupa
kenang-kenangan berwujud logo keraton ngayogjakarta. barongan mbah legi mendapatkan
sematan langsung dari sinuwun H.B X sendiri.
setelah pak sukiman pendiri samboyo putro meninggal pada tahun 1990. sebagian grup ini
bereankarnasi dan terpecah belah menjadi grup jaranan lain di bandar lor seperti SANJOYO
PUTRO yang dahulu didirikan oleh pak sarpan.
Sebelum samboyo berdiri jaranan pakelan adalah jaranan yang sudah bisa berdiri dengan eksis di
kediri. Para pemain jaranan pakelan itu rata-rata dahulu berasal dari LKN. Samboyo bubar pada
tahun 1990an bersamaan dengan meninggalnya bapak Samboyo sebagai pimpinan jaranan itu.
Pasca Samboyo bubar, kesenian jaranan sudah mulai merebak hampir diseluruh desa yang ada di
kota kediri memiliki jaranan masing-masing. Akan tetapi mereka juga masih berkiblat dan memiliki
karakter seperti jaranan Samboyo. (Pardi dan endah)