Anda di halaman 1dari 1

Samboyo Spirit Baru Jaranan Kepang Kediri[sunting | sunting

sumber]
Dalam rangka memperbaiki citra jaranan di muka masyarakat, seniman jaranan mulai
menghaluskan jaranan. Pada tahun 70an gerakan untuk merevitalisasi jaranan sudah mulai
diupayakan. Penghalusan dalam wilayah tarian, dandanan dan musikpun sudah mulai dilakukan.
Para seniman jaranan mulai memodifikasi jaranan dari pakaian, make up, dan tarian serta
musiknya. Dalam berebagai pertunjukan jaranan pemain jaranan harus memiliki sifat yang arif,
sopan dan memiliki tata karama yang tinggi kepada masyarakat dan para penanggap. Sifat itu
harus diperankan oleh para seniman dalam berbagai waktu dan kesempatan.
Selain strategi berselingkuh dengan militer, jaranan juga memiliki strategi lain yaitu dengan cara
menghaluskan tarianya, musiknya, dan danadananya serta tingkah lakunya harus lebih baik.
Penghalusan ini dilakukan oleh seniman jaranan karena pada saat-saat itu monitoring dari
pewemerintah masih sangat kuat. Untuk menghilangkan stigma itu seniman harus melakukan
strategi itu untuk menjaga kesenian jaranan.
Kemudian pada tahun 1977 setelah berdirinya Samboyo Putro, jaranan mulai mendapat pengakuan
dari masyarakat dan pemerintah. Jaranan Samboyo Putro ini didirikan oleh mantan polwil Kediri dari
Bandar Lor yang bernama pak Sukiman (samboyo). Dengan adanya jaminan dari pihak kepolisian
inilah jaranan mulai berani bertengger di kediri bersaing dengan kesenian lainya. Jaranan Samboyo
itu dahulu mendapatkan wangsit dari Pamenang Joyoboyo. Pak Sukiman mendapatkan wahyu dari
Pamenang agar mendirikan jaranan dan menguri-uri kesenian asli kediri ini dan untuk memperbaiki
citra kesenian jaranan yang dahulu dianggap jelek atau ilmu sesat di mata masyarakat.
Atas wangsit yang berasal dari Pamenang itulah beliau berusaha sekuat tenaga untuk
mengembalikan citra negatif masyarakat terhadap kesenian jaranan. Pak Sukiman mulai berafiliasi
dengan pemerintah, agamawan, serta masyarakat untuk mendukung eksistensi jaranan di kediri.
Paska tahun 1977 inilah, jaranan mulai bisa dipercayai sepenuhnya oleh masyarakat kediri sebagai
kesenian yang bebas dari komunis.
Dahulu sebelum ada pertunjukan jaranan, seluruh personel jaranan pasti pergi ke Pamenang
terlebih dahulu. Kalau sekarang hanya dilakukan oleh para gambuhnya saja. Perubahan ini
disebabkkan lebih pada ketakutan pemain jika menjadi korban pamenang. Pemain-pemain itu takut
kalu suatu saat dia mengingkari janjinya dengan pamenang.
Pada saat berdirinya jaranan samboyo putro tahun 1977 itu, Pak sukiman berusaha keras. Usaha
ini lebih dimaksudkan untuk mengambalikan citra jaranan yang sudah buruk di muka masyarakat.
Salah satu cara pak Samboyo pada saat itu adalah dengan cara mengadakan dukun tiban. Inspirasi
tentang dukun tiban itu dia dapatkan dari pamenang. (Pardi dan Endah)
Pada masa kejayaan Samboyo Putro pernah memperoleh beberapa prestasi yang gemilang.
Beberapa tahun setelah berdirinya Samboyo, langsung mendapatkan Juara 1 festifal jaranan
sejawa Timur. Kemudian dalam perjalananya mulai tahun 1977 sampai 1990 Samboyo Putro
pernah tanggapan sebanyak 1674 kali. Selain itu Samboyo Putro Personelnya banyak yang melatih
jaranan ke komunitas-komunitas kesenian jaranan lain di Kediri.
Hingga kini masyarakat menyakini bahwa jaranan samboyo Putro itu memiliki jasa yang sangat
besar untuk mengambalikan citra jaranan di kediri. Pandangan agamawan dan Negara serta
masyarakat yang dahulu memandang jaranan sebagai kesenian yang jelek, akhirnya berubah
haluan. Paska tahun 1977 ini, masyarakat mulai memandang bahwa jaranan ini adalah kesenian
yang berasal dari kediri. Keberadaan kesenian ini harus tetap dilestarikan keberadaanya.

Anda mungkin juga menyukai