Anda di halaman 1dari 18

MENGUNGKAP FILOSOFI GERAKAN TARI KRETEK

DARI KUDUS JAWA TENGAH


SEBAGAI LITERASI MEDIA KOMUNIKASI

Disusun Oleh :

1. Zukhruf Salsabila Isni Sumaji (sbila5829@gmail.com)


2. Bella Puji Lestari Mandoang (

JURUSAN TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019
ABSTRAKSI

Budaya telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk ciri khas suatu
daerah. Termasuk juga tari dan baju adat dari Kudus yang tetap terjaga
kemurniannya dan tetap dilestarikan hingga sekarang. Tari dari kota tersebut lebih
terkenal dengan nama Tari Kretek. Keunikan dan kekhasan dari keduanya lah
yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui filosofi dan makna dari Tari
Kretek, serta mengetahui pandangan masyarakat buruh pabrik mengenai tari
tersebut dan mengetahui keunikan dari baju adatnya. Dan tipe penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode literatur, observasi dan
wawancara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Kretek diciptakan oleh Ibu
Endang Tonny, pemilik Sanggar Tari Puring Sari atas permintaan Gubernur Jawa
Tengah pada saat itu. Tari Kretek pertama kali dipentaskan dalam acara peresmian
Museum Kretek, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1986. Tari tersebut menceritakan
buruh pabrik rokok yang sedang membuat rokok dan diawasi oleh mandornya.
Mulai dari proses tahap membuat rokok sampai rokok itu jadi dan siap
dipasarkan.
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari berbagai pulau serta


memiliki ratusan daerah dan setiap daerahnya memiliki kebudayaan
masing-masing. Salah satunya adalah Kota Kudus, kota yang dijuluki
sebagai Kota Kretek. Sama dengan daerah-daerah lain, Kota Kudus juga
memiliki budaya dan ciri khasnya sendiri. Mulai dari rumah adat, tari adat,
pakaian adat, makanan khas dan lain-lain. Beda halnya dengan budaya-
budaya yang lain, tarian adat dari Kota Kretek ini memiliki daya tarik
tersendiri bagi peneliti.

Tarian adat Kota Kudus lebih dikenal dengan nama Tari Kretek. Tarian ini
menceritakan tentang para buruh pabrik yang sedang bekerja membuat
rokok, mulai dari pemilihan tembakau hingga rokok siap dipasarkan.
Tarian dibawakan beberapa penari perempuan sebagai representasi buruh
mbatil dan penari lelaki sebagai representasi dari seorang mandor.

2. KAJIAN TEORI

A. PENGERTIAN FILOSOFI, TARI ADAT, DAN FUNGSI LITERASI


1. Pengertian Filosofi

Filosofi adalah kata serapan dari Bahasa Inggris, yaitu philosophy.


Sedangkana kata tersebut juga merupakan serapan dari Bahasa
Yunani, yaitu philo yang artinya cinta dan soposh yang berarti
kebijaksanaan. Filosofi adalah kerangka berpikir kritis untuk
mencari solusi atas segala permasalahan. Cakupan filsafat sangan
umum dan banyak. Mulai dari membahas tentang nilai, baik-buruk,
estetika, pengetahuan dan subjek umum lainnya.
Filosofi adalah studi mengenai kebijaksanaan, dasar-dasar
pengetahuan, dan proses yang digunakan untuk mengembangkan
dan merancang pandangan mengenai suatu kehidupan.

2. Pengertian Tari Adat


Setiap manusia menyukai keindahan atau sesuatu yang memilki
nilai indah. Nilai keindahan tersebut salah satunya terdapat dalam
sebuah seni. Sumardjo (2000:4) mengatakan bahwa seni
merupakan ungkapan perasaan manusia yang dituangkan dalam
media yang dapat dilihat dan didengar. Seni dapat diklasifikasikan
berdasarkan medianya, yaitu Seni Rupa, Seni Tari, Seni Musik dan
Seni Sastra.

Menurut Bagong Kussudiarjo (Wardhana, 1990:34), tari


merupakan keindahan gerak anggota-anggota badan manusia yang
bergerak, berirama dan berjiwa. Sedangkan tari adat merupakan
suatu tarian yang berkembang di suatu daerah tertentu yang
berpedoman luas dan berpijak pada adaptasi kebiasaan secara turun
temurun oleh masyarakat di suatu daerah dan menjadi budaya
masyarakat tersebut.

B. MENGENAL PERAN TARI DAERAH BAGI SUATU DAERAH


Peran tari adat bagi suatau daerah sangat banyak dan beragam.
Diantaranya adalah untuk mengenalkan ciri khas suatu daerah tersebut,
supaya ada perbedaan dan keragaman antara daerah satu dengan yang
lain. Selain itu tari adat juga dapat menambah rasa cinta tanah air,
karena terdapat suatu unsur kebudayaan yang terkandung di dalamnya
dengan suatu makna tertentu. Tari adat sering disebut juga sebagai alat
pemersatu antar daerah, meskipun banyak perbedaan dan keragaman.

Peran adat juga digunakan sebagai identitas bangsa, bahwa Negara


Indonesia adalah negara yang memiliki banyak budaya yang beraneka
ragam dan banyak jenisnya, yang mampu menjadi identitas diri Bangsa
Indonesia.

C. MENGENAL TARI KRETEK


Kudus adalah kota yang terkenal dengan sebutan Kota Ketek, karena
banyaknya pabrik kretek atau pabrik rokok yang berdiri di kota
tersebut dan juga mayoritas warganya yang bekerja sebagai buruh
pabrik kretek. Kota Kudus dikenal memiliki suatu tarian yanga
bernama Tari Kretek.

Tari kretek adalah suatu tarian yang menceritakan kehidupan buruh


dalam membuat rokok.Tarian ini dibawakan oleh para penari
perempuan dan laki-laki yang menceritakan aktivitas para buruh ketika
bekerja di pabrik. Gerakan yang dilkaukan penari perempuan terlihat
seperti sedang menggunting atau merapikan ujung-ujung rokok
(mbatil), sementara itu penari laki-laki melakukan gerakan layaknya
seorang mandor yang sedang melihat para buruhnya bekerja.

Tari Kretek mulai populer di masyarakat sekitar tahun 1985. Tarian ini
diciptakan seorang pemilik sanggar tari yang bernama Endang
Tonny.Dalam penyampaiannya, pakaian yang digunakan para penari
adalah pakaian adat Kota Kudus.

3. KAJIAN PUSTAKA

4. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana filosofi Tari Kretek ?

2. Apa makna yang terkandung dalam gerakan Tari Kretek ?

3. Bagaima fungsi literasi dalam tarian tersebuut ?


METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam menyusun jurnal ini adalah :

1. Literatur
Yaitu penulis mengumpulkan data dari buku / sumber lainnya.

2. Wawancara
Yaitu penulis melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terikat.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Filosofi Tari Kretek

Tidak begitu banyak orang yang tahu pamor kota yang terkenal dengan
gelar Kota Kretek. Terbagi atas 9 kecamatan, 123 desa dan 9 kelurahan,
menghantarkan Kota Kretek yang kaya akan beraneka ragam hal yang bisa
menjadikannya popular. Kehidupan masyarakat Kudus, sepertinya tidak
bisa dipisahkan dengan industri kretek atau rokok karena memang di
Kudus banyak berdiri pabrik rokok dan mayoritas warganya bekerja di
pabrik rokok tersebut.

Proses pembuatan kretek atau rokok yang menjadi penggerak


perekonomian Kota Kudus, sekarang diejawantahkan dalam bentuk
kesenian, yakni tari. Mulai dari memilih tembakau, hingga bagaimana cara
memasarkannya, semuanya diceritakan dalam satu tarian, yang disebut
dengan “Tari Kretek.”

Tari kretek adalah tarian tradisional khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Sejarah lahirnya tarian ini tidak lepas dari ciri khas kota Kudus sebagai
produsen penghasil rokok kretek pertama di Indonesia. Awalnya, tarian ini
bernama “Tari Mbatil”. Namun karena namambatil tidak begitu dikenal di
masyarakat, maka digantilah dengan nama Tari Kretek.

Sebelum diresmikannya Museum Kretek, Gubernur Jawa Tengah pada


saat itu, Bapak Sutarjo Rustam, meminta kepada pengurus kebudayan dan
pariwisata Kota Kudus untuk dibuatkan sebuah tarian khas Kota Kudus
untuk meramaikan acara peresmian Museum Kretek tersebut. Kemudian
Bapak Dwijisumono (Kepala Bidang Kebudayaan Kudus) memberikan
tugas untuk membuat tarian khas Kota Kudus tersebut kepada Ibu Endang
Tonny, pemilik Sanggar Tari Puring Sari yang terletak di Desa Barongan,
Bae, Kudus.

Pada saat proses pembuatan tari tersebut, Ibu Endang bekerja sama dengan
PT.Djarum dan ikut terjun langsung ke pabrik untuk melihat dan
mengetahui cara pembuatan rokok. Beliau juga ikut turut serta dengan
buruh pabrik untuk membuat rokok. Ibu Endang membuat tarian khas
Kota Kudus ini dengan memasukkan unsur proses pembuatan rokok
sebagai gerakan tarinya. Karena sebagian besar profesi masyarakat Kudus
adalah sebagai buruh pabrik rokok, jadi hal tersebut sangat menunjukkan
ciri khas Kota Kudus. Tari ini pertama kali dipentaskan pada saat
peresmian Musium Kretek yang ditarikan oleh sebanyak 500 penari
sekaligus.Yaitu tepat pada tanggal 03 Oktober 1986.

B. Makna yang Terkandung dalam Gerakan Tari Kretek

Tari Kretek adalah tari yang menceritakan bagaimana para buruh pabrik
rokok dalam membuat rokok. Mulai dari pemilihan tembakau hingga
rokok siap dipasarkan tertuang dalam gerakan Tari Kretek. Tarian ini
dibawakan oleh penari perempuan sebagai representasi buruh mbatil dan
penari laki-laki sebagai representasi seorang mandor. Buruh mbatil adalah
pekerja yang kerjanya menggunting atau merapikan ujung-ujung rokok.
Sementara mandor adalah pengawas yang bertugas menyortir dan
menyeleksi hasil kerja pembuatan rokok.

Tarian ini diawali oleh penari perempuan dengan gerakan pemilihan


tembakau yang baik, meracik tembakau dan cengkeh menjadi racikan
rokok, melinting racikan rokok ke dalam kertas rokok (nyonyhong),
merapikan (mbathil) rokok, dan mengemas rokok ke dalam kemasan.
Setelah itu, para buruh mbatil (penari perempuan) menyerahkan rokok tadi
kepada mandor (penari laki-laki) untuk diperiksa dan yang terakhir adalah
memasarkan rokok tersebut. Biasanya, penari perempuan tampak
menggoda sang mandor (penari laki-laki) dengan harapan agar rokok yang
di sortir tidak begitu banyak.

Dalam tarian ini, penari laki-laki menggambarkan bahwa seorang mandor


itu selalu mondar-mandir mengelilingi para buruh mbatil untuk memeriksa
pekerjaan mereka dan menunjukkan kekuasaanya. Gemulai tangan penari
perempuan dalam tari ini menggambarkan kelincahan seorang buruh
dalam mebuat rokok.

Buruh Pabrik rokok merupakan tokoh yang digambarkan dalam Tari


Kretek. Sebagian buruh pabrik sudah mengetahui tentang adanya tari
tersebut. Bahkan buruh pabrik yang diwawancarai merasa sangat senang
dan merasa bangga, karena pekerjaan mereka dituangkan dalam kesenian
khas Kota Kudus.

Menurut mereka, unsur pembuatan rokok yang dituangkan dalam tarian


tersebut sudah 100% sama dengan cara pembuatan rokok pada aslinya.
Mulai dari pemilihan tembakau hingga rokok siap untuk dipasarkan dan
peran sang mandor tergambar dalam gerakan-gerakan tari tersebut.

C. FUNGSI LITERASI DALAM TARI KRETEK


BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN

Tari adat dari Kudus sering dikenal dengan sebutan Tari Kretek.Tari
tersebut diciptakan oleh Ibu Endang Tony, pemilik Sanggar Tari Puring
Sari atas perintah dari Bapak Dwijisumono (Kepala Bidang Kebudayaan
Kudus). Pada awalnya pembuatan tari ini merupakan permintaan dari
Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, yaitu Bapak Soeparjo Rustam. Tari
ini pertama kali ditampilkan oleh 500 orang penari pada saat peresmian
Museum Kretek, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1986.

Tari ini menceritakan buruh mbatil yang sedang membuat rokok dan
mandornya.Mulai dari pemilihan tembakau hingga rokok siap dipasarkan
dituangkan dalam gerakan tari tersebut.Pandangan para buruh pabrik
mengenai tari ini sangat baik.Mereka senang dan bangga karena
pekerjaannya dituangkan dalam kesenian khas daerah.

B. SARAN
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, penulis menyarankan :
1. Sebaiknya Tari Kretek lebih dikenalkan kepada masyarakat
Kudus sendiri pada khususnya, dengan cara sering menggelar
pertunjukan Tari Kretek tersebut, agar Masyarakamengenal
kesenian tersebut.

2. Hendaknya pelestarian kebudayaan Kota Kudus lebih diperkuat


lagi, dengan cara mengajarkan Tari Kretek dalam pembelajaran
seni budaya dan juga memperkenalkan pakaian adat dari Kudus
di sekolah-sekolah di Kudus.
DAFTAR PUSTAKA

https://habibahmumtazblog.wordpress.com/2016/04/22/tari-kretek-tari-identitas-
kudus/

http://unnes.ac.id/berita/tari-kretek-khas-tari-tradidional-kota-kudus/

https://winesma.wordpress.com/2012/11/21/tari-kretek-kudus/

http://smiledab.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-fashion-menurut-para-ahli.html
LAMPIRAN

Hasil Wawancara Ibu Endang Tonny

Nama : Endang Tonny

Alamat : Perum Muria Indah 849-850, Bae, Kudus

Pekerjaan : Koreografer Tari, Pemilik Sanggar Tari Puring Sari

Tanggal dan Lokasi : 1 Desember 2019, Sanggar Tari Puring Sari

T : Assalamualaikum bu, maaf mengganggu waktu ibu sebentar. Kami mau


bertanya-tanya mengenai Tari Kretek.

J : Waalaikumsalam. Iya dik, tidak apa-apa.

T : Sebenarnya Tari Kretek itu apa bu ?

J : Tari Keretek itu sebuah tari kreasi yang menggambarkan pekerjaan buruh
pabrik dan mandornya. Mulai dari memeilih tembakau, diracik dengan
cengkeh, dibungkus dengan kertas (nyonthong),merapikan(mbathil) rokok,
mengemas rokok, diperiksa oleh mandor hingga rokok siap dipasarkan
tertuang dalam gerakan tari tersebut.

T : Bagaimana sejarah terciptanya tari itu bu ?

J : Ide awalnya itu berasal dari Bapak Supardjo Rustam yang pada waktu itu
menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Beliau menginginkan adanya
tarian khas Kudus yang ditampilkan saat peresmian Museum Kretek dan
beliau menugakan kepada saya untuk membuat tarian orang
membathil.Kemudian saya mengadakan penelitian ke Pabrik Djarum
Kudus.

T : Biasanya kostum atau pakaian yang digunakan untuk menari itu


bagaimana bu ?

J : Kostum yang dipakai untuk menari itu pakaian khas Kudus dik. Pakai
caping Kalo, Kain Bludru Biru, Selendanh Tohtawu, dan juga aksesoris-
aksesorisnya.

T : Tari Kretek biasanya ditampilkan saat acara apa bu ?

J : Tari itu ditampilkan pertama kali saat peresmian Museum Kretek dik,
kemudian pada 21 Januari 1988, Tari Kretek pertama kali difestivalkan
pada tingkat Jawa Tengah. Tari tersebut juga biasa ditampilkan saat hari
jadi Kota Kudus. Tari ini juga sudah sering ditampilkan di luar kota dan
bahkan luar negeri. Seperti pada saat pagelaran Tari Rakyat di ISI
Surakarta dan di Amerika pada Tahun 2011 lalu.

T : Menurut ibu, apakah masyarakat Kudus sendiri, khususnya masyarakat


yang bekerja sebagai buruh pabrik rokok sudah mengetahui tentang Tari
Kretek ini ?

J : Menurut saya, sebagian besar masyarakat Kudus sudah banyak yang tahu
ya dik tentang tari itu. Kalau masyarakat buruh pabriknya saya kurang
paham dik.

T : ya sudah, cukup sekian bu. Terimakaksih atas waktunya.


Assalmualaikum

J : Sama-sama dik, Waalaikumsalam


23

Hasil Wawancara Masyarakat Buruh Pabrik

Nama : Jumiatun

Usia : 34 Tahun

Alamat : Desa Medini Gang.07, Undaan, Kudus

Tanggal dan Lokasi : 29 November 2019, Depan Rumah Ibu Jumiatun

T : Maaf bu, boleh minta waktunya sebentar ?

J : Iya, boleh.

T : apakah ibu tahu tentang Tari Kretek ?

J : Tahu dik, tari tentang wong mbatil itu kan ?

T : Iya bu. Apakah ibu pernah menonton pertunjukan Tari Kretek itu ?

J : Pernah dik, tapi hanya beberapa kali saja. Saat ada pertunjukan di
Simpang Tujuh kemarin.

T : Bagaimana pendapat ibu tentang tari itu bu ?

J : Bagus dik, saya bangga karena pekerjaan saya dijadikan tarian khas
Kudus.

T : Baik bu, terima kasih.

J : Sama-sama dik.
Nama : Muawanah

Usia : 38 Tahun

Alamat : Desa Medini Gang.10 Undaan, Kudus

Tanggal dan Lokasi : 29 November 2019, Depan Rumah Ibu Muawanah

T : Assalamualaikum bu, sibuk tidak ?Saya mau bertanya-tanya pada ibu,


untuk tugas sekolah.

J : Waalaikumsalam, nok. Tidak nok, ibu tidak sibuk.

T : Ibu tahu tentang Tari Kretek ?

J : Tari Kretek ? Apa itu nok ?Ibu kok tidak tahu.Maaf ya.

T : Iya bu, tidak apa-apa. Tari Kretek itu tarian dari Kudus bu, yang
menceritakan tentang pembuatan rokok. Kapan-kapan nonton ya bu.
Hehehe

J : Ya, kapan-kapan ibu coba nonton. Sekali lagi maaf ya nok.

T : Tidak apa-apa bu. Terima kasih atas waktunya bu.

J : Sama-sama.
Nama : Suripah

Usia : 32 Tahun

Alamat : Desa Medini Gang.09, Undaan, Kudus

Waktu dan Lokasi : 30 November 2019, Depan Rumah Ibu Suripah

T : Selamat sore bu. Boleh minta bantuannya untuk tugas sekolah saya bu ?

J : Boleh dik. Gimana ?

T : Gini bu, saya mau tanya tentang pandangan ibu sebagai buruh pabrik
terhadap Tari Kretek. Tetapi sebelumnya, apakah ibu tahu tentang Tari
Kretek ?

J : Iya tahu dik. Tari tentang pekerjaan ibu itukan ?Pandangan ibu tentang
tari itu sih bagus ya.Ibu senang lihatnya, soalnya tari itu menceritakan
tentang pekerjaan ibu.

T : Kapan terakhir kali ibu menyaksikan tari itu ?

J : Udah lama dik, dulu saat ada acara pentas seni di sekolah anak ibu.

T : Menurut ibu gerakan tarinya bagaimana ?

J : Gerakan tari itu ya menunjukkan orang yang sedang membathil.

T : Apakah semua gerakannya sudah sama dengan cara membuat rokok pada
aslinya bu ?

J : Iya dik sama persis.


T : Baik bu, sudah cukup. Terima kasih atas bantuannya.

Nama : Yanti

Usia : 28 Tahun

Alamat : Desa Medini Gang.09, Undaan, Kudus

Waktu dan Lokasi : 6 Maret 2018, Warung Mbak Yanti

T : Boleh minta waktunya sebentar mbak ?

J : Boleh mbak.

T : Pakah Mbak Yanti tahu tentang Tari Kretek ?

J : Tahu mbak.

T : Apakah Mbak Yanti sering menyaksikan tarian tersebut ?

J : Kadang-kadang saja mbak. Soalnya jarang ada pertunjukan Tari Kretek.


Kalau ada juga jarang mbak, paling waktu anak-anak sekolah mengadakan
pensi.Saya pernah lihat juga waktu di sekolah anak saya.

T : Menurut Mbak Yanti, tarinya bagaimana ?

J : Bagus mbak, saya jadi karyawan buruh pabrik merasa bangga. Gerakan
tarinya sangat lincah.

T : Mbak Yanti setuju tidak, jika Tari Kretek ditampilkan saat ada acara-
acara di desa sebagai hiburan ?

J : Sangat setuju mbak. Biar sering lihat Tari Kretek juga. Kan itu juga salah
satu cara melestarikan mbak.
T :Hehehe , iya mbak. Terima kasih atas jawabannya mbak.

J : Sma-sama mbak.

Anda mungkin juga menyukai