Disusun Oleh :
2019
ABSTRAKSI
Budaya telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk ciri khas suatu
daerah. Termasuk juga tari dan baju adat dari Kudus yang tetap terjaga
kemurniannya dan tetap dilestarikan hingga sekarang. Tari dari kota tersebut lebih
terkenal dengan nama Tari Kretek. Keunikan dan kekhasan dari keduanya lah
yang menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui filosofi dan makna dari Tari
Kretek, serta mengetahui pandangan masyarakat buruh pabrik mengenai tari
tersebut dan mengetahui keunikan dari baju adatnya. Dan tipe penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode literatur, observasi dan
wawancara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tari Kretek diciptakan oleh Ibu
Endang Tonny, pemilik Sanggar Tari Puring Sari atas permintaan Gubernur Jawa
Tengah pada saat itu. Tari Kretek pertama kali dipentaskan dalam acara peresmian
Museum Kretek, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1986. Tari tersebut menceritakan
buruh pabrik rokok yang sedang membuat rokok dan diawasi oleh mandornya.
Mulai dari proses tahap membuat rokok sampai rokok itu jadi dan siap
dipasarkan.
BAB I
PENDAHULUAN
Tarian adat Kota Kudus lebih dikenal dengan nama Tari Kretek. Tarian ini
menceritakan tentang para buruh pabrik yang sedang bekerja membuat
rokok, mulai dari pemilihan tembakau hingga rokok siap dipasarkan.
Tarian dibawakan beberapa penari perempuan sebagai representasi buruh
mbatil dan penari lelaki sebagai representasi dari seorang mandor.
2. KAJIAN TEORI
Tari Kretek mulai populer di masyarakat sekitar tahun 1985. Tarian ini
diciptakan seorang pemilik sanggar tari yang bernama Endang
Tonny.Dalam penyampaiannya, pakaian yang digunakan para penari
adalah pakaian adat Kota Kudus.
3. KAJIAN PUSTAKA
4. RUMUSAN MASALAH
1. Literatur
Yaitu penulis mengumpulkan data dari buku / sumber lainnya.
2. Wawancara
Yaitu penulis melakukan wawancara kepada pihak-pihak yang terikat.
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak begitu banyak orang yang tahu pamor kota yang terkenal dengan
gelar Kota Kretek. Terbagi atas 9 kecamatan, 123 desa dan 9 kelurahan,
menghantarkan Kota Kretek yang kaya akan beraneka ragam hal yang bisa
menjadikannya popular. Kehidupan masyarakat Kudus, sepertinya tidak
bisa dipisahkan dengan industri kretek atau rokok karena memang di
Kudus banyak berdiri pabrik rokok dan mayoritas warganya bekerja di
pabrik rokok tersebut.
Tari kretek adalah tarian tradisional khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.
Sejarah lahirnya tarian ini tidak lepas dari ciri khas kota Kudus sebagai
produsen penghasil rokok kretek pertama di Indonesia. Awalnya, tarian ini
bernama “Tari Mbatil”. Namun karena namambatil tidak begitu dikenal di
masyarakat, maka digantilah dengan nama Tari Kretek.
Pada saat proses pembuatan tari tersebut, Ibu Endang bekerja sama dengan
PT.Djarum dan ikut terjun langsung ke pabrik untuk melihat dan
mengetahui cara pembuatan rokok. Beliau juga ikut turut serta dengan
buruh pabrik untuk membuat rokok. Ibu Endang membuat tarian khas
Kota Kudus ini dengan memasukkan unsur proses pembuatan rokok
sebagai gerakan tarinya. Karena sebagian besar profesi masyarakat Kudus
adalah sebagai buruh pabrik rokok, jadi hal tersebut sangat menunjukkan
ciri khas Kota Kudus. Tari ini pertama kali dipentaskan pada saat
peresmian Musium Kretek yang ditarikan oleh sebanyak 500 penari
sekaligus.Yaitu tepat pada tanggal 03 Oktober 1986.
Tari Kretek adalah tari yang menceritakan bagaimana para buruh pabrik
rokok dalam membuat rokok. Mulai dari pemilihan tembakau hingga
rokok siap dipasarkan tertuang dalam gerakan Tari Kretek. Tarian ini
dibawakan oleh penari perempuan sebagai representasi buruh mbatil dan
penari laki-laki sebagai representasi seorang mandor. Buruh mbatil adalah
pekerja yang kerjanya menggunting atau merapikan ujung-ujung rokok.
Sementara mandor adalah pengawas yang bertugas menyortir dan
menyeleksi hasil kerja pembuatan rokok.
Tari adat dari Kudus sering dikenal dengan sebutan Tari Kretek.Tari
tersebut diciptakan oleh Ibu Endang Tony, pemilik Sanggar Tari Puring
Sari atas perintah dari Bapak Dwijisumono (Kepala Bidang Kebudayaan
Kudus). Pada awalnya pembuatan tari ini merupakan permintaan dari
Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, yaitu Bapak Soeparjo Rustam. Tari
ini pertama kali ditampilkan oleh 500 orang penari pada saat peresmian
Museum Kretek, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1986.
Tari ini menceritakan buruh mbatil yang sedang membuat rokok dan
mandornya.Mulai dari pemilihan tembakau hingga rokok siap dipasarkan
dituangkan dalam gerakan tari tersebut.Pandangan para buruh pabrik
mengenai tari ini sangat baik.Mereka senang dan bangga karena
pekerjaannya dituangkan dalam kesenian khas daerah.
B. SARAN
Berdasarkan simpulan dari hasil penelitian, penulis menyarankan :
1. Sebaiknya Tari Kretek lebih dikenalkan kepada masyarakat
Kudus sendiri pada khususnya, dengan cara sering menggelar
pertunjukan Tari Kretek tersebut, agar Masyarakamengenal
kesenian tersebut.
https://habibahmumtazblog.wordpress.com/2016/04/22/tari-kretek-tari-identitas-
kudus/
http://unnes.ac.id/berita/tari-kretek-khas-tari-tradidional-kota-kudus/
https://winesma.wordpress.com/2012/11/21/tari-kretek-kudus/
http://smiledab.blogspot.co.id/2014/12/pengertian-fashion-menurut-para-ahli.html
LAMPIRAN
J : Tari Keretek itu sebuah tari kreasi yang menggambarkan pekerjaan buruh
pabrik dan mandornya. Mulai dari memeilih tembakau, diracik dengan
cengkeh, dibungkus dengan kertas (nyonthong),merapikan(mbathil) rokok,
mengemas rokok, diperiksa oleh mandor hingga rokok siap dipasarkan
tertuang dalam gerakan tari tersebut.
J : Ide awalnya itu berasal dari Bapak Supardjo Rustam yang pada waktu itu
menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah. Beliau menginginkan adanya
tarian khas Kudus yang ditampilkan saat peresmian Museum Kretek dan
beliau menugakan kepada saya untuk membuat tarian orang
membathil.Kemudian saya mengadakan penelitian ke Pabrik Djarum
Kudus.
J : Kostum yang dipakai untuk menari itu pakaian khas Kudus dik. Pakai
caping Kalo, Kain Bludru Biru, Selendanh Tohtawu, dan juga aksesoris-
aksesorisnya.
J : Tari itu ditampilkan pertama kali saat peresmian Museum Kretek dik,
kemudian pada 21 Januari 1988, Tari Kretek pertama kali difestivalkan
pada tingkat Jawa Tengah. Tari tersebut juga biasa ditampilkan saat hari
jadi Kota Kudus. Tari ini juga sudah sering ditampilkan di luar kota dan
bahkan luar negeri. Seperti pada saat pagelaran Tari Rakyat di ISI
Surakarta dan di Amerika pada Tahun 2011 lalu.
J : Menurut saya, sebagian besar masyarakat Kudus sudah banyak yang tahu
ya dik tentang tari itu. Kalau masyarakat buruh pabriknya saya kurang
paham dik.
Nama : Jumiatun
Usia : 34 Tahun
J : Iya, boleh.
T : Iya bu. Apakah ibu pernah menonton pertunjukan Tari Kretek itu ?
J : Pernah dik, tapi hanya beberapa kali saja. Saat ada pertunjukan di
Simpang Tujuh kemarin.
J : Bagus dik, saya bangga karena pekerjaan saya dijadikan tarian khas
Kudus.
J : Sama-sama dik.
Nama : Muawanah
Usia : 38 Tahun
J : Tari Kretek ? Apa itu nok ?Ibu kok tidak tahu.Maaf ya.
T : Iya bu, tidak apa-apa. Tari Kretek itu tarian dari Kudus bu, yang
menceritakan tentang pembuatan rokok. Kapan-kapan nonton ya bu.
Hehehe
J : Sama-sama.
Nama : Suripah
Usia : 32 Tahun
T : Selamat sore bu. Boleh minta bantuannya untuk tugas sekolah saya bu ?
T : Gini bu, saya mau tanya tentang pandangan ibu sebagai buruh pabrik
terhadap Tari Kretek. Tetapi sebelumnya, apakah ibu tahu tentang Tari
Kretek ?
J : Iya tahu dik. Tari tentang pekerjaan ibu itukan ?Pandangan ibu tentang
tari itu sih bagus ya.Ibu senang lihatnya, soalnya tari itu menceritakan
tentang pekerjaan ibu.
J : Udah lama dik, dulu saat ada acara pentas seni di sekolah anak ibu.
T : Apakah semua gerakannya sudah sama dengan cara membuat rokok pada
aslinya bu ?
Nama : Yanti
Usia : 28 Tahun
J : Boleh mbak.
J : Tahu mbak.
J : Bagus mbak, saya jadi karyawan buruh pabrik merasa bangga. Gerakan
tarinya sangat lincah.
T : Mbak Yanti setuju tidak, jika Tari Kretek ditampilkan saat ada acara-
acara di desa sebagai hiburan ?
J : Sangat setuju mbak. Biar sering lihat Tari Kretek juga. Kan itu juga salah
satu cara melestarikan mbak.
T :Hehehe , iya mbak. Terima kasih atas jawabannya mbak.
J : Sma-sama mbak.