Anda di halaman 1dari 13

NURCHOLIS TAKRIM

02271511077
PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN
UNDANG – UNDANG DOMESTIK
Perencanaan pajak yang baik memerlukan suatu pemahaman
terhadap undang – undang dan peraturan pajak. Undang – undang
pajak dari waktu ke waktu selalu mengalami perkembangan , terakhir
dengan serangkaian undang – undang pajak tahun 2000 yang akan
di berlakukan mulai tahun 2001. Untuk pajak penghasilan sebelum
tahun 2001 tidak dibedakan anatara struktur tarif orang pribadi
maupun badan. Untuk Orang pribadi tarif tertinggi yang tadinya 30%
sekarang naik menjadi 35%., begitu juga untuk tarif terendah dari 10%
turun menjadi 5%. Sedangkan untuk Badan tarif tidak mengalami
perubahan, yang berubah hanya lapisannya.
 Jenis - Jenis Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak dapat dibagi
menjadi 2, yaitu :
1. Perencanaan pajak nasional
(national tax planning)
2. Perencanaan pajak internasional (
international tax planning)
Aspek Kebijakan Akuntansi dan Adminisrasi
 Adminitrasi pajak pada dasarnya adalah
kelanjutan dari pelaksanaan perencanaan
pajak. Administrasi pajak adalah metode
untuk meyakinkan bahwa apa yang
dilaksanakan telah sesuai dengan yang
direncanakan. Pada intinya administrasi
perpajakan adalah bentuk dari suatu sistem
untuk mengendaliakan masalah pajak
perusahaan, yang harus mencakup hal –
hal berikut :
 Memeriksa transaksi – transaksi utama
yang mempunyai dampak
perpajakan cukup signifikan ,
menjamin bahwa transaksi tersebut
telah dicatat sesuai dengan undang –
undang dan kebijakan perusahaan .
 Menciptakan sisitem pengawasan
internal untuk menjamin bahwa
berbagai kewajiban perpajakan telah
diikuti dengan benar.
Aspek Lingkungan Perpajakan
1. Target
Pemerintah melalui Dirjen Pajak memiliki target
untuk meningkatkan penarikan pajak tiap tahunnya.
2. Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan pajak adalah aspek penting lainnya
yang dapat mempengaruhi strategi bagi seorang
manajer perusahaan. Secara teori pemeriksaan pajak
oleh Dirjen Pajak tujunnya jelas untuk memaksukkan
bahwa WP:
 Telah membayar pajak dengan benar
 Tidak menyalahgunakan sistem self assesment
3. Hak Mengajukan Keberatan
Hal ini merupakan aspek ketiga yang penting dari
maslah perpajakan. Meskipun hak untuk mengajukan
keberatan doperbolehkan oleh UU, tingkat
efektivitasnya bagi WP adalah terbatas.
Mengefisienkan Beban Pajak
 Strategi mengefisienkan beban pajak dpat dijabarkan sbb:
 Mengambil keuntungan dari berbagai pilihan bentuk badan hukum
yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan jenis usaha.
 Memilih lokasi perusahaan yang akan didirikan.
 Mengambil keuntungan sebesar-besarnya atau semaksimal mungkin
dari berbagai pengecualian , potongan , pengurangan atas PKP yg
di perbolehkan UU.
 Mendirikan perusahaan dlam satu jalu usaha sehingga diatur
mengenai penggunaan tarif pajak.
 Mendirikan perusahaan ada yang sebagai pusat laba dan ada
sebagai pusat biaya.
 Memberikan tunjanagan kepada karyawan dalam bentuk uang.
 Pemilihan metoda persediaan
 Untuk pendanaan aset tetap dapat mempertimbangkan sewa guna
usaha dengan hak opsi.
 Melalui pemilihan metoda penyusutan
 Menghindari dari pengenaan pajak dengan cara mengarahkan
pada transaksi yang bukan objek pajak.
 Mengoptimalkan kredit pajak yang di perkenankan.
Perencanaan Pajak Untuk Pajak
Penghasilan
Sebelum melakukan strategi perencanaan
pajak , terlebih dahulu harus dipahami
adanya perbedaan antara laba akuntansi
dan penghasilan kena pajak.Laba
Akuntansi VS Penghasilan Kena Pajak
 Laba Akuntansi
Laba akuntansi (accounting statement) disebut juga
laba komersial adalah pengukuran laba yang lazim
digunakan dalam dunia bisnis. Laba akuntansi sering
dihitung berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Laba akuntansi tsb perhitungannya
bertumpu pada pendapatan dengan biaya- biaya
terkait.
Pendapatan timbul dari transaksi dan peristiwa
ekonomi sbb: a). Penjualan barang, b). Penjualan
jasa, c). Penggunaan aset perusahaan oleh pihak –
pihak yang mengahsilkan bunga, royalti , dan
dividen.
 Penghasilan Kena Pajak
PKP merupakan laba yang dihitung
berdasarkan peraturan perpajakan yang
berlaku, yaitu UU No 7 thn 1983.Untuk
menghitung PKP , minimal ada lima kompenen
yang perlu di perhatikan sbb:
a). Penghasilan yang menjadi objek, b).
Penghasilan yang dikecualikan, c). Penghasilan
yang dikenakan pajaknya secara final , d).Biaya
yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto
, e). Biaya yang tidak boleh dikurangkan dari
penghasilan bruto.
Digunakan Untuk
Mengefisienkan Beban PPh
Badan

 Pemilihan alternatif dasar pembukuan , basis kas, atau basis akrual


 Pengelolaan Transaksi yang berhubungan dengan pemberian
kesejahteraan keryawan
 Pemilihan metode penilaian persediaan
 Pendanaan aset tetap dengan sewa guna usaha dengan hak opsi
 Pemilihan metode penyusutan aset tetap dan amortisasi atas aset
tak berwujud
 Transaksi yang berkaitan dengan perusahaan sebagai pemungut
pajak
 optimalisasi pengkreditan pajak penghasilan yang telah dibayar
 Pengajuan penurunan Angusuran Masa PPh Pasal 25
 Rekonsiliasi SPT
 Penyertaan modal pada perseroan terbatas dalam negeri
Perencanaan Pajak Untuk
Pajak Pertambahan Nilai

 Memaksimalkan PPN masukan yang


dapat dikreditkan; perusahaan sebaiknya
memperoleh BKP/JKP dari Pengusaha
Kena Pajak, supaya masukannya dapat
dikreditkan.
 Dalam hal pengajuan BKP/JKP yang
pembayarannya belum diterima,
pembuatan faktur pajak bisa ditunda
sampai akhir bulan berikutnya setelah
penyerahan BKP/JKP.
 Penelaahan Pajak
Penelaahan pajak adalah kegiatan penelaahan
terhadap seluruh kewajiban perpajakan yang ada
dalam suatu perusahaan dan pelaksanaan
pemenuhan kewajiban- kewajiaban tsb, baik dari cara
perhitungan, pemotongan, penyetoran dan pelunasan
maupun pelaporannya untuk menilai kepatuhan pajak.
Dalam melaksanakan penelaahan pajak , prosedur-
prosedur yang perlu dijalankan adalah : 1). PPh badan,
2). PPh pasal 21, 3). Pph pasal 22, 23, 26, dan pph final,
4). Pajak pertambahan nilai dan pajak pertambahan
atas Barang mewah.

Anda mungkin juga menyukai