Tindakan operasi
Tindakan invasif
Tindakan intubasi
Pengisapan lendir
masker
Tes dengan
ditiup dengan
kencang
dan di hirup
dengan
kencang kalau
bagus dia
akan
mengikuti
(kembang/
kempis)
Pelindung saluran pernapasan (N95)
Ya
Ya
Ya
• Tindakan drainase
pembuangan/WC/toilet
• Tindakan bedah
• Perawatan gigi
• Persalinan
Tujuan :
melindung kaki petugas dari tumpahan/ percikan darah atau
cairan tubuh lainnya dan mencegah dari kemungkinan tusukan
benda tajam atau kejatuhan alat kesehatan
Hal penting sepatu
• Tidak perlu menggunakan sepatu/sandal khusus untuk masuk ICU, VK
atau peri
• Penggunaan sepatu sesuai indikasi tindakan misal pertolongan
persalianan di VK
• Pencucian sandal atau sepatu pelindung dilakukan d CSSD
Memakai
APD
Melepas
APD
CONTOH
Pilih APD yang sesuai
1. Petugas akan melakukan pengukuran suhu pada pasien Hepatitis dan HIV, Apd apa yang diperlukan?
2. Petugas akan melakukan pemariksaan suhu atau tensi pada pasien MRSA, Apd apa yang digunakan?
3. Petugas melakukan penyuntikan intra caret/ port infuse pada pasien TBC?
Jawab
4. Tidak perlu menggunakan APD karena petugas tidak beresiko terpapar cairan tubuh pasien,
(hepatitis dan HIV menular melalui cairan tubuh kecuali keringat, smw tindakan pad ke 2 penyakit
jika tidak perlu APD jika tidak beresiko terpapar)
5. MRSA menular melalui kontak APD yang digunakan gawn dan sarung tangan (tindakan apapun
pada MRSA)
6. Penyuntikan intra karet/pot infuse tidak perlu handscune, tetapi pasien TBC, petugas wajib
menggunakan masker N95
PASIEN MENULAR
CARA PENULARAN PENYAKIT
• CAIRAN TUBUH PASIEN: (JGN TAKUT DIAGNOSA, TAKUTLAH PADA
CAIRAN TUBUH PASIEN KECUALI KERINGAT) KARENA BANYAK
PENYAKIT YG DITULARKAN DR CAIRAN TUBUH PASIEN
• KONTAK : MENULAR MELAUI SENTUHAN (MRSA, HERPES)
• DROPLET : MELALUI PERCIKAN CAIRAN (BATUK BERSIN)
• AIR BORN : MELALUI UDARA CACAR, CAMPAK
Contoh penyakait dan cara
penularan
Saat pertama bertemu pasien
• Pasien batuk-batuk di tanya jk (>1minggu) langsung diberi masker
bedah (triase IGD atau POLI) dan diajari etika batuk
• Pasien didiagnosa atau dicurigai menular melalui airborn (TBC,
Campak), transmisi kontak (MRSA,dll), droplet (h5n1,dll) masuk isolasi
IGD
Pasien dgn penempatan khusus
• Ruang isolasi : Pasien dg kewaspadaan isolasi berdasarkan transmisi
(kontak, airborn dan droplet) (TBC, cacar, MRSA, Herpes, dll)
• Bila ruang isolasi penuh lakukan kohorting (tempatkan di kamar
tesendiri), tempatkan di kamar dg kasus yg sama, selalu tutup pintu
dan edukasi keluarga cuci tangan dan etika batuk (aturan pengunjung
sama dg ruang isolasi) jarak minimal setiap bed >2m
• Beri label trasnmisi (kontak, airborn, droplet) saat pasein dilakukan
isolasi atau kohorting (tempel depan pintu) poster menyusul
• HIV tidak perlu isolasi : kecuali dg TB (r.isolasi/kohorting)
• Pasien AIDs : disendirikan diruang (kohorting) jgn di ruang isolasi
Transportasi / pemindahan ruangan
pasien khusus, berlaku juga untuk
ambulans
• Pasien sars/flu burung : pasien (gunakan gaun, dan masker bedah),
petugas (gunakan gaun, sarung tangan)
• Pasien TB : pasien menggunakan masker, petugas tidak APD
• Pasien hepatitis dan pasien lain : petugas tidak perlu gunakan APD
• Telpon dan beri tahu ruangan yng di tuju terkait transmisi penyakit
pasien (kontak, droplet, airborn)
Penunggu pasien r. Isolasoi/
kohorting
• Tidak boleh ada pengunjung masuk
• Penunggu 1 dan tidak boleh masuk ruangan
• Penunggu edukasi cuci tangan dan etika batuk, serta berikan masker
untuk penunggu pasien dengan airbon dan droplet tranasmision
• Jika mau masuk ruangan keluarga lapor petugas
Petugas ruang isolas
• Tiap sift di tunjjuk 1 penanggung jawab pasien isolasi (kohorting atau
ruang isolasi) jika ada kebutuhan pasien hanya petugas tersebut yg
boleh melakukan tindakan, kecuali butuh bantuan boleh minta rekan
lain (ditulis dilaporan) dianjurkan yang sudah imunisasi/vaksin, atau
yang tdk hamil dan tidak sakit
• Untuk hari selanjutnya petugas tersebbut kembali menjadi
penanggung jawab px ruang isolasi (sesuai sift)
RUANG ISOLASI RSUB
R. ISOLASI DI rsub
• TERDAPAT 3 : IGD, MELATI, ANGGERK
• JENIS RUANG ISOLASI BERTEKANAN (-) : untuk pasien dengan resiko menularkan penyakit
(udara dari ruangan umum masuk ke r.isolsi)
• Isolasi tekanan (+) untuk pasien yg resiko tertular penyakit (AIDS, LUKA bakar, dan imuno
compremise lain) RSUB tidak punya dan tidak nerima px hiv (langsung rujuk), prinsip
pengaturan udara dr r. Isolasi (+) keluar ke ruangan umum di RSUb menggunakan sistem
kohorting (ditempatkan di ruangan tersendiri/ atau dijadikan 1 dengan penyakit yang sama)
• Pasien ganggren/luka dengan bau di kohorting (diruangan tersendiri) tidak perlu isolasi (isolasi
qt terbatas)
• Pengaturan ruang isolasi : tidak memiliki kelas jadi pasien kelas vip, 1,2,3 tetap masuk r,
isolasi semua isloasi penuh lakukan kohorting dan sesuaikan dengan kelas vip, 1,2,3
• Penuhi ruang isolasi melati/ anggrek jika penuh lakukan kohorting disesuaikan dengan
ruangan masing2
APD RUANG ISOLASI/KOHORTING
• Transmisi air born : Masker N95 tuk 1 petugas=1 dan bisa bertahan 7 hari
(setelah digunakan disimpan di box kue berlubang simpan box di tempat
APD) dokter juga harus pakai
• Beri label nama dan tanggal kadaluarsa pada box dan tali masker n95
• Boleh digunakan tuk pasien berbeda dengan petugas yang sama selama
belum ekspired (ekspired 7hr setelah dipakai )
• Masker n95 boleh digunakan lagi selam tidak rusa, tdk bocor dan tidak
basah
• APD yang lain menyesuaikan dg jenis transmisi penyakit
• Penunggu Pasien dengan TB / dg trsamisi air born : ,menggunakan masker
PEMBERSIHAN ALAT
DAN LINGKUNGAN
Pembersihan ruangan
• Pengepelan dan pembersihan dilakukan setiap hari
• Dekontaminasi BUKAN sterilisai ruangan dilakukan oleh CS setiap pasein
pulang
• Lakukan segera dekontaminasi setelah px pulang tuk hindari waktu menunggu
kering (rawat inap dan ICU)
• Jika cara dekontaminasi benar ruangan tidak terlalu bau
• Tidak ada aturan lama jam menunggu setelah ruangan di dekontaminasi
pasien bisa masuk kalau ruangan sudah tidak bau/ tidak terlalu bau jika
terpaksa dan tidak ada pilihan ruangan lain pasien boleh masuk (k.i.e pasien
terkait bau jika bersedia langsung masukkan) k.i.e IGD atau poli usahakan
mau (spy tdk menunggu lama)
Pembersihan bed dan meja pasien
• selain IGD : dibersihakan setelah pasien pulang menggunakan
detergen century (bersama saat dekontaminasi ruangan) oleh CS,
pembersihan menggunakan detergen century
• pembersihan bed pasien IGD dilakukan setiap pagi hari menggunakan
century
• Bila terdapat cairan tubuh pasien darah, muntah dll (chlorin 0,5%)
• Pembersihan di mobil ambulan dan jenazah dilakukan stiap hari
menggunakan chlorin 0,05% dan chlorin 0,5% jika terdapat cairan
tubuh (ambulan sedia larutan chlorin)
Pembersihan troli tindakan
• Dibersihakan menggunakan chlorin 0,05% bila ada darah gunakan klorin 0,5%
• Pembersihan telinga stetoscop setiap hari menggunakan alkohol sprai/swab,
pembersihan bulatan stetosope menggunakan alkohol swab setiap digunakan
• Bengkok tidak perlu di sterilkan, cukup bersihkan dengan chlorin dan guyur air mengalir
• Korentang tidak boleh dipergunakan dan tidak boleh diruangan
• Pembersihan humidifier menggunakan sabun dan dikeringkan dan swab menggunakan
alkohol, kalau tidak digunakan disimpan dan tidak boleh diberi air saat tidak digunakan
• Suction : tidak perlu menggunakan cairan, langsuang buang stetlah suction, dan atau
hampir penuh
• Buang cairan ke spoulhok dan bersihkan menggunakan sabun, keringkan dan rapikan
PEL
• Kain pel dibedakan (ruang perawatan/pasien, selasar, ruang isolasi,
perkantoran, toilet )
• dekontaminasi lantai, dinding, tirai (water proof), bed pasien
menggunakan cairan desinfectan (centuri)
• Dekontaminasi dilakukan oleh CS
Pembersihan alat
• alat yang akan disteril dan di DTT dilakukan perendaman (alkazym)
dan diguyur diruangan, serta ditiriskan
• DTT dan sterilisasi dilakukan di CSSD (khusus DTT jika ruang tindakan
CSSD siap)
• Pengiriman alat yang disteril dan di dtt sesuai jadwal CSSD
mengunakan box tertutup
penting
• Ruangan hanya mengguyur dan merendam alat yang akan di DTT dan
DI sterilakan
• Gunakan handscune Kuning saat pemrosesan di ruangan, setelah
digunakan handscune dibilas dan di tiriskan/ dikeringkan
, gunakan kembali sampai tidak rusak/bolong
Beri label khusus pada bak perendaman dengan diberi nama (alkazym)
PEMILAHAN SAMPAH
• MEDIS : limbah dari hasil tindakan medis atau limbah yang terkena
cairan tubuh pasien
• NON MEDIS : limbah rumah tangga (tidak terkena cairan tubuh px)
• Limbah cair : dibuang ke spoulhoek
• Tajam : dibuang ke savety box
contoh
• Medis : botol infus, vial dan alat2 medis lainya, pembalut,, bahan non
medis terkena cairan tubuh px
• Non medis : makanan, kertas, bungkus spuit dll (tidak terkena cairan
tubuh pasien)
• Tajam : jarum, ampul, pecahan beling dll
• Cair : urin, cairan bekas rawat luka (buang ke spoul hok)
Hal penting sampah
• pempers masuk non medis, kecuali bekas pasien dg infeksi saluran
cerna, dan infeksi yg ditularkan melalui feces dan cairanya (px diare,
px hepatitis, hiv, dll)
• Spuit : masuk sampah medis : jika menyuntik pada port infus/ y infus,
jarum dan penutup masuk savety box
• Spuit dan jarum masuk savety box jk setelah digunakan menyuntuk
langsung ke kulit pasien, penutup jarum masuk sampah medis
• Jangan recaping (jgn tutup kembali jarum), langsung buang ke savty
box
Penanganan pasca pajanan RSUB
• Pastikan kulit atau tangan petugas tidak ada LUKA (kecil atau besar)
• Jika ada luka tutup dengan dressing anti air (dressing plabotomi) jika
ukuran besar menyesuaikan
• Pahami tindakan pasca pajanan
• Jgn lupa patuhi prosedure dan berdoa spy terhindar dari pajanan
ALUR
FORM
WAJIB
• SETIAP TINDAKAN MENGGUNAKAN TROLI TINDAKAN
• Setiap petugas mengetahui tindakan yang dilakukan untuk
menangani pajanan
Penanganan linen di ruangan
PENANGANAN LINEN
KOTOR
Penanganan dimulai sejak dari ruangan perawatan:
• Linen kotor : linen yng tidak terkena cairan tubuh
pasien tong dengan kresek warna putih
• Linen infeksius : linen yang terkena cairan tubuh
pasien (pasien apapun) tong dengan keresek
warna kuning
• Tidak meletakkan linen di lantai.
• linen kotor dan linen infeksius tidak boleh dicampur
• Bagian kotor berada disisi dalam