Alat Spectrofotometry UV-Vis Agilent model 8453 dengan 1024 elemen PDA.
Prosedur a) Untuk semua larutan standar dan sampel, NaOH 1 mM (pH = 11,0) digunakan
sebagai pelarut dan CuCl2.6H2O telah digunakan sebagai Cu2+ 0,1 mg/mL.
b) Rasio signal-to-noise terbukti paling tinggi pada derivatif pertama (dA)
spektrum pada 291 nm maka metode kuantifikasi dilakukan pada panjang
gelombang ini.
c) Larutan stok Gentamicin (1,02 mg/mL)
- Gentamicin sulfat dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 1,02 mg/mL
(gentamisin sulfat sekitar 20,4 mg dalam 20 mL labu ukur). Dilakukan setiap
hari
d) Larutan stok Cu2+ (1,0 mg/mL)
- Larutan stok Cu2+ (1,0 mg / mL) disiapkan : sejumlah 20,0 mg CuCl2.6H2O
dalam labu ukur dan ad aquadest 20 mL Solusi stok Cu2+ harus dilakukan
disiapkan setiap hari
Prosedur e) Larutan standar kerja
- Setiap larutan mengandung 0,1 ml 0,1 M NaOH, 1 mL larutan stok Cu2+ (1,0 mg
/ mL) dan di ad dengan aquadest 10 ml dalam labu ukur.
- Larutan standar kerja disiapkan untuk konsetrasi gentamisin sulfat 0,051-0,261
mg/mL dan mengandung 0,1 mg/mL CuCl2.6H2O dalam 1 mM NaOH.
f) Larutan sampel
- 10 botol sampel dicampur dan ditentukan volume rata-rata satu botol. Volume
pengukuran yang akurat setara dengan 20 mg gentamisin diencerkan ad 100 ml
dengan air dalam tabung yang dikalibrasi. Volume yang akurat dari larutan ini
dianalisis seperti yang dijelaskan di atas (El-Didamony, et al., 2006).
Uji Partikel
Tujuan Mengetahui bahwa sediaan terbebas dari partikel yang dapat
teramati dengan mata.
Alat 1. Light Obscuration Particulate analyzer
2. Microscopic Partikel Count Test
Prosedur 1) Campur isi wadah dengan membolak-balikkan 25 kali dalam
waktu 10 detik. (Catatan. Karena volume beberapa sediaan begitu
kecil, diperlukan pengocokan yang lebih kuat untuk
mensuspensikan partikel dengan sempurna).
2) Buka dan kumpulkan isi dari tidak kurang 10 wadah hingga
memperoleh volume tidak kurang dari 20 ml dalam wadah
bersih.
3) Paparkan dengan ultrasonikasi selama 30 detik atau diamkan
selama 2 menit.
Prosedur 4) Aduk perkahan-lahan memutar dengan tangan atau secara
mekanik, hati-hati jangan sampai masuk gelembung udara atau
cemaran lain. Aduk terus-menerus selama melakukan analisis.
5) Ambil 3 bagian berturut-turut, tiap bagian tidak kurang dari 5
ml. Buang contoh pengambilan pertama.
Uji Suhu Gelasi
Tujuan Memastikan larutan menjadi gel pada suhu tertentu.
Alat Termometer
Prosedur 1) Mengambil 10 ml larutan sampel.
2) Sampel diaduk dengan bantuan magnetic stirer dalam vial
transparan yang diletakkan dalam water bath dengan suhu yang
rendah.
3) Termometer dengan akurasi 0,1oC dicelupkan pada larutan sampel.
4) Larutan dipanaskan dengan kecepatan 1oC/menit disertai
pengadukan yang berlanjut (100 rpm).
5) Suhu ditentukan dan magnetic stirer dihentikan apabila telah terjadi
gelasi.
6) Masing-masing sampel dilakukan 3x pengukuran
Uji Potensi Antibiotik
Tujuan Memastikan sediaan yang dibuat tidak terdapat partikel yang dapat
dilihat mata tanpa bantuan alat.
Metode Metode difusi agar
Prosedur • Sediaan in situ gel dan dan standard dari larutan dimasukkan pada
tiga konsentrasi berbeda di cawan petri.
• Sampel diinkubasikan TZN4H Autonics®, pada suhu ± 37°C
selama 18 sampai 24 jam.
Uji Efektifitas Pengawet
Tujuan Memastikan sediaan bahwa pengawet yang ditambahkan dapat menghambat
pertumbuhan mikroba yang mungkin masuk pada penggunaan berulang .
Prosedur 1. Pengujian dapat dilakukan dalam dalam lima wadah bakteriologi bertutup steril,
berukuran mencukupi untuk volume sediaan yang dipindahkan.
2. Inokulasi tiap wadah dengan satu inokula baku yang telah disiapkan dan diaduk.
Volume suspensi inokula yang digunakan antara 0,5% dan 1,0% dari volume
sediaan.
3. Kadar mikroba uji yang ditambahkan pada sediaan (Kategori 1, 2, dan 3) seperti
halnya kadar akhir sediaan uji setelah diinokulasi antara 1 x 105 dan 1 x 106
koloni/ml
4. Kadar awal mikroba “viabel” dalam setiap sediaan uji diperkirakan berdasarkan
kadar mikroba dalam inokula standar ditetapkan dengan metode angka lempeng
total.
Prosedur 4. Inkubasi wadah yang sudah diinokulasi pada 22,5º ± 2,5º. Ambil sampel dari
setiap wadah pada interval yang sesuai seperti tertera pada Tabel 3.
5. Catat setiap perubahan penampilan yang diamati pada interval tersebut.
Tetapkan dengan prosedur angka lempeng total jumlah koloni yang ada dari
setiap sediaan uji untuk interval yang digunakan seperti tertera pada lampiran
Uji Batas Mikroba.
6. Pada uji angka lempeng total atau pengenceran yang sesuai tambahkan
inaktivator (penetral) antimikroba spesifik. Kondisi ini digunakan untuk validasi
sampel berdasarkan kondisi media dan waktu inkubasi rekoveri mikroba seperti
tertera pada Tabel 2.
7. Dengan menggunakan jumlah koloni/ml terhitung pada awal pengujian, hitung
perubahan dalam nilai log jumlah koloni/ml untuk setiap mikroba yang
digunakan pada setiap interval uji dan nyatakan sebagai log reduksi. (Depkes,
2014).
Uji Sterilitas
Tujuan Memastikan sediaan steril terhadap mikroorganisme
Metode 1. Penyaringan Membran
2. Inokulasi Langsung ke dalam Media
Prosedur A. Penyaringan Membran
1. Mengambil sejumlah sampel
2. Sampel disaring
3. Pindahkan membran pada media pertumbuhan yang sesuai secara aseptik atau
potong membran menjadi 2 bagian dan masukkan membran ke dalam media
masing-masing yang sesuai
4. Media diinkubasikan kurang lebih 14 hari
Prosedur B. Inokulasi langsung pada media
1. Pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan pipet atau jarum suntik steril.
2. Secara aseptik diinokulasikan sejumlah tertentu bahan dari tiap wadah uji ke dalam
tabung media
3. Campur media dengan cairan tanpa aerasi berlebihan.
4. Inkubasi dalam media tertentu seperti yang tertera pada Prosedur Umum, selama
tidak kurang dari 14 hari.
5. Amati pertumbuhan pada media secara visual sesering mungkin sekurangnya pada
hari ke-3 atau ke-4 atau ke-5, pada hari ke-7 atau ke-8 dan pada hari terakhir dari masa
uji.
Penentuan bahan baku menggunakan FTIR
Tujuan Memastikan bahan baku yang datang sesuai dengan spesifikasi bahan yang
dipesan untuk produksi.
Nama Alat Spektrofotometer FTIR
Prosedur a) Spectra FTIR dapat ditentukan menggunakan 2 metode yaitu yang
terdispersi dalam cairan yang sesuai (mull) atau dalam cakram padat (disk
halida).
b) Prosedur dilakukan di bawah pembersihan udara kering dan hasil scan
dievaluasi pada kecepatan 2 mm/s dengan resolusi 4/cm di daerah 4000-
400/cm.
FTIR gentamicin sulfat (Pandey, et al., 2011). FTIR polaxamer 407 (Mhetre & Shinde, 2016).