KEMOTERAPETIKA
Oleh:
Siswandono
H H 1
7 S
R CONH 6 2
Turunan Sefalosporin 8
N
3
O 5 4 R'
-
COO
OH
CH3
H H
H3 C
S
S CH3 S CH3
R CONH R CONH
CH3 CH3
+ C N O C N
-O COOH H COOH
O O
Penicillins
Development
from Aspergilus sp or Penicillium sp
Active against
Gram (+) and (-) bacteria
(broad spectrum)
Inactivated by -lactamase
+ bulky groups
steric hindrance (+)
-lactamase resistant
Penicillins
Development
Esters Pro-drugs
Oral absorption
Penicillins
Development
-NHCO- acidity
2 Penisilin V + - - + -
3 Kloksasilin + - - + +
4 Dikloksasilin + - - + +
5 Flukloksasilin + - - + +
6 Ampisilin + - + -
7 Amoksisilin + - + -
8 Bakampisilin + - + -
9 Talampisilin + - + -
10 Pivampisilin + - + -
11 Karbenisilin + + - -
12 Sulbenisilin + + - -
13 Piperasilin + + + -
14 Sultamisilin + - + +
Turunan Sefalosporin
Antibiotika -laktam, struktur dasar mirip
penisilin cincin -laktamdihidrotiazin (sefem),
mengandung dua pusat atom asimetrik (C 6 dan
C7) membentuk empat senyawa optis-aktif.
Stereokimia isomer sefalosporin alami
digambarkan sebagai berikut :
H H 1
7 S
R CONH 6 2
8 3
N
O 5 4 R'
COOH
Hubungan struktur dan aktivitas
1. Turunan sefalosporin berbeda gugus-gugus pada C-7 cincin
sefem untuk mengubah spektrum aktivitas, atau C-3
untuk mendapatkan sifat kimia fisika yang dikehendaki.
2. Gugus pendorong elektron pada C-3 meningkatkan
resonansi enamin reaktifitas cincin -laktam terhadap sisi
aktif pada substrat D-alanil-D-alanin dalam biosintesis
peptidoglikan aktivitas antibakteri .
3. Substitusi gugus metoksi pada posisi C-7, seperti pada
sefamisin, meningkatkan ketahanan senyawa terhadap -
laktamase.
4. Pergantian isosterik atom S pada cincin dihidrotiazin dengan
O menghasilkan oksasefem spektrum antibakteri lebih
luas.
Berdasarkan sistem generasi turunan sefalosporin
dibagimenjadiempatkelompok:
1.Generasipertama
2.Generasikedua
3.Generasiketiga
4.Generasikeempat
R1 R2 Nama obat
CH CH 3 Sefaleksin
NH2
HO CH CH 3 Sefadroksil
NH2
CH CH 3 Sefradin
NH2
S O
CH2 CH2 O C CH3 Sefalotin
N
N N
N CH2 CH2-S Sefazolin
N S
N CH3
Sefalosporin Generasi II
Digunakan di klinik sejak 1970.
Spektrum antibakteri = Generasi I, tetapi lebih aktif
terhadap bakteri Gram (-) enterik.
Waktu paro eliminasinya = Generasi I, dan kemampuan
untuk menembus cairan serebrospinal lebih baik.
R1 R2 R3 Nama obat
CH Cl H Sefaklor
NH2
O
C -CH2OCONH2 H Sefuroksim
N OCH3
N
N
CH2 S H Sefamandol
CH N
N
OH
CH3
N
N
HN = CH CH2 S CH2 CH2 S -OCH3 Sefmetazol
N N
CH3
O
H2N C S N
N -OCH3 Sefotetan
C CH2 S
H2N C S N N
O CH3
Sefalosporin Generasi III
Diperkenalkan untuk penggunaan klinik tahun 1980.
Spektrum antibakteri lebih luas dibanding generasi II.
Aktif terhadap bakteri Gram (-) yang telah resisten.
Kurang aktif terhadap bakteri Gram (+).
Lebih tahan terhadap -laktamase,
R1 R2 R3 Nama obat
N
H2N C H H Seftibuten
S C CH2COOH
H
N
H2N C H H Seftizoksim
S N OCH3
N
H2N C CH2OCOCH3 H Sefotaksim
S N OCH3
N N
N
H2N C CH2 S H Sefotiam
S N OCH3 N N
CH2CH2N(CH3)2
N
H2N C CH3 Sefetamet
H
S N OCH3
N
H2N C CH2 S N O
H Seftriakson
S N OCH3 N
H3C N OH
N
H2N C CH2OCH3 H Sefpodoksim
S N OCH3
N
Diperkenalkan untuk penggunaan klinik
tahun 1995.
Spektrum antibakteri lebih luas dibanding
generasi III.
Aktif terhadap bakteri Gram (-) yang telah
resisten.
Lebih tahan terhadap -laktamase.
R1 R2 R3 Nama obat
N +
H2N C CH2 N H Sefepim
S N OCH3
CH3
N
H2N C +
CH2 N H Sefpirom
S N OCH3
Sefalosporin klasik
Gugus-gugus penting dalam sefalosporin klasik yang
terikat pada posisi C-3:
1.Asetiloksimetil (-CH2OCOCH3) dihidrolisis
menghasilkan sefalosporin dengan efek antibakteri
lebih rendah. Contoh: sefotaksim, sefasetril, sefalotin
dan sefapirin.
2.Karmamoiloksimetil (-CH2OCONH2) senyawa
stabil terhadap proses metabolisme sehingga kadar
obat dalam darah lebih tinggi dan rekoveri urin lebih
baik, Contoh: sefoksitin dan sefuroksim.
3.Metil mencegah reaksi sefalosporin pada posisi
3 dan menghambat metabolismenya.
Contoh: sefadroksil, sefaleksin dan sefradin.
4. Metilpiridium memberikan keuntungan farmakokinetik, seperti
peningkatan kelarutan dalam air, peningkatan stabilitas metabolik,
pengikatan dengan protein serum rendah, kadar obat dalam darah
tinggi dan mengurangi rasa nyeri pada waktu injeksi. Efektif
terhadap bakteri Gram (-) dan Gram (+). Contoh :
sefpimizol, sefsulodin, seftazidim dan sefaloridin.
5. Nukleofil sulfur, misal metiltetrazoliltiometil meningkatkan
aktivitas terhadap bakteri Gram (-) dan mengembangkan sifat
farmakokinetik, seperti meningkatkan kadar obat dalam darah dan
memperpanjang masa kerja obat. Aktivitas terhadap bakteri Gram
(+) lebih rendah dibanding turunan yang mengandung gugus 3-
metil atau 3-asetiloksimetil.
Contoh: sefamandol, sefmenoksim, sefmetazol, sefoperazon,
sefotetan, sefotiam, sefiramid, dan seftriakson (metiltriazinil-
tiometil)
6. Gugus-gugus lain, seperti klor (sefaklor), dan vinil (sefiksim).
Gugus-gugus penting pada posisi C-7:
1. Fenilglisin terasetilasi ketahanan terhadap -
laktamasedanaktivitasterhadapGram(-).
Contoh:sefamandoldanmoksalaktam.
2. Asetilamino heterosiklik(eg:aminotiazolilmetoksi-
iminoasetilamino) ketahanan terhadap -
laktamasedanaktivitasterhadapGram(-).
Contoh: sefmenoksim, sefodizim, sefotaksim,
seftazidim,seftizoksimdanseftriakson.
3. Asetil mono dan disubstitusi sedikit menunjang
ketahanan terhadap -laktamase, aktivitas terhadap
Gram(-).
Contoh:sefalotindansefapirin.
b. Pra-sefalosporin
Bentuk pra-obat sefalosporin klasik, dalam tubuh terhidrolisis
melepaskan senyawa induk aktif.
Contoh : sefamandol nafat dan sefuroksim aksetil.
c. Sefamisin
Mengandung gugus 7--metoksi ketahanan senyawa terhadap -
laktamase .
Contoh : sefbuperazon, sefmetazol, sefotetan dan sefoksitin.
d. Oksasefem
Oksasefem mengandung atom O pada cincin dihidrotiazin. Pergantian
atom S dengan O kekuatan asilasi , kelarutan dalam air ,
kemampuan penembusan membran bakteri , aktivitas .
Kerugian : kelabilan senyawa karena kecepatan hidrolisis >.
Contoh : moksalaktam.
3. Turunan -Laktam
Nonklasik
a. Turunan asam amidinopenisilanat,
b. Turunan asam penisilanat,
c. Karbapenem,
-laktam monosiklik.
a. Turunan Asam Amidinopenisilanat
Struktur berhubungan dengan penisilin. Aktivitas terhadap
bakteri Gram (+) dan Pseudomonas sp. rendah, tetapi cukup
efektif terhadap bakteri Gram (-), termasuk
Enterobacteriaceae.
Kombinasi dengan antibiotika -laktam menunjukkan efek
sinergis, karena turunan ini terikat oleh protein bakteri yang
berbeda dengan -laktam klasik.
Contoh: amdinosilin (mesilinam), bakmesilinam dan
O2
pivmesilinam. S CH3
Struktur umum : N CH=N
CH3
N
O COO R
R Nama obat
H Amdinosilin
O
CH O C O - C(CH3)3 Bakmesilinam
CH3 O
CH2 O C C(CH3)3 Pivmesilinam
b. Turunan Asam Penisilanat
Didapat dari hasil modifikasi 6-APA, dan digunakan
sebagai penghambat enzim -laktamase.
Diberikan dalam bentuk kombinasi atau
digabungkan dengan -laktam klasik seperti
ampisilin atau amoksisilin.
Contoh: sulbaktam, pivsulbaktam dan sultamisilin.
O2
S CH3
R Nama obat
H Sulbaktam
O
CH2 O C C(CH3)3 Pivsulbaktam
c. Karbapenem
Analog penisilin alami atom S cincin
tiazolidin diganti dengan ikatan rangkap dan
gugus metilen, mengandung atom S yang
terikat atom C-3. Aktivitas antibakteri
tergantung pada tegangan cincin dan efek
elektronik dari ikatan rangkap yang
berdekatan.
Substituen lain untuk modifikasi
lipofilitas, meningkatkan stabilitas terhadap
-laktamase, dan menunjang pengikatan
dengan enzim target aktivitas antibakteri
= sefalosporin generasi III.
Contoh: asparenomisin, karpetimisin C dan
D, asam olivanat, tienamisin, imipenem,
meropenem, dan biapenem.
Senyawa tidak tahan terhadap asam lambung
sehingga tidak dapat diberikan secara oral.
Tidak dapat digunakan dalam bentuk tunggal
karena mudah dihidrolisis oleh enzim
dehydropeptidase-I (DHP-I), sehingga dalam
sediaan selalu dikombinasi dengan senyawa
penghambat DHP-1, seperti silastatin.
O CHCH2OH
d. Oksapenem N
O COOH
Asam klavulanat
Mekanisme kerja
Turunan amfenikol mengikat subunit ribosom 50-S,
menghambat enzim peptidil transferase sehingga
mencegah penambahan asam amino pada rantai
peptida terjadi hambatan pembentukan ikatan
peptida dan biosintesis protein turunan ini
menghambat pemanjangan rantai peptida dan
pergerakan ribosom sepanjang mARN.
Penghambatan bersifat stereospesifik, hanya isomer
D-(-)treo yang aktif.
OH O
Struktur umum : R1 CH CH NH C R2
CH2OH
R1 R2 Nama obat
HO C H H C OH HO C H H C OH
H C R R C H R C H H C R
H2C OH H2C OH H2C OH H2C OH
HO CH3
7 4
5a 4a O-
8 6 5
1 3
9 12a 2
11
O
10 12 CONH2
O OH +
OH OH H N(CH3)2
Gugus 4-dimetilamino penting untuk pembentukan ion
Zwitter, distribusi optimum dalam tubuh dan untuk aktivitas
in vivo. Hilangnya gugus aktivitas (-).
Hilangnya gugus 6-OH (doksisiklin dan minosiklin)
reaksi degradasi menjadi 5,6-anhidrotetrasiklin (-),
lipofilitas , diabsorpsi hampir sempurna oleh saluran cerna
dan sedikit dipengaruhi oleh adanya makanan. Keduanya
mempunyai waktu paro lebih panjang dan aktivitasnya >
dibanding tetrasiklin.
Minosiklin: turunan tetrasiklin yang dapat mencapai kadar
tinggi dalam sistem saraf pusat,
Doksisiklin: turunan tetrasiklin yang dapat secara aman
digunakan untuk penderita infeksi ginjal karena mempunyai
waktu paro panjang dan efek samping rendah.
Turunan Aminoglikosida
Antibiotika dengan struktur kimia yang bervariasi,
mengandung basa deoksistreptamin atau streptidin
dan gula amino, spt: 3-aminoglukosa, 6-aminoglukosa,
2,6-diaminoglukosa, garosamin, D-glukosamin, L-N-
metilglukosamin, neosamin atau purpurosamin.
Senyawa bakterisid, dapat menghambat pertumbuhan
bakteri Gram (+), Gram (-) dan mikobakteri.
Tidak diabsorpsi oleh saluran cerna, harus diberikan
secara parenteral, melalui injeksi i.m.
Hubungan struktur dan aktivitas
Modifikasi pada cincin I
Cincin I penting untuk aktivitas karena merupakan gugus fungsi untuk
inaktivasi enzim bakteri dan menentukan luas spektrum antibakteri.
Gugus amino pada 6' dan 2' berhubungan dengan kekuatan antibakteri
Kanamisin A aktivitas > kanamisin B atau C.
Metilasi C-6' senyawa tahan terhadap proses asetilasi enzimatik dari gugus
6'-amino tanpa mempengaruhi aktivitas antibakteri.
Hilangnya gugus 3' atau 4'-OH kemampuan antibakteri kanamisin tetap.
Gentamisin, netilmisin dan sisomisin gugus OH (-) tidak diinaktifkan
enzim fosfotransferase, tetapi kemampuan untuk mengikat ribosom bakteri .
R1
6' CH2
O 6
4'
5'
H2N
HO I 1' 4
2' 2 NH2
5
3' R2 II
HO O 1
3
HO O
R1 R2
HOH2C 1"
III O NH2 NH2 : Kanamisin A Aktivitas >
HO OH NH2 OH : Kanamisin B
NH2 2"
OH NH2 : Kanamisin C
NH R2
R1 CH
O
H2N
NH2
NH2 O
HO O
R1 R2
O
CH 3 CH 3 : Gentamisin C 1
H3C OH
NH CH 3 H : Gentamisin C 2
OH
CH3 H H : Gentamisin C 1A
H2N
OH O
O O
OH
H3C CH2NH2
OH NH2
H3C HN O
R N
H
Sisomisin (R = H)
Netilmisin (R = C 2H5)
N(CH3)2 OCH3
H3C N(CH3)2 OCH3
OH OH OR
3' OR
desosamin 2'
kladinosa
H3C O O O O CH 3
H3C O O O O CH 3
H3C 6 CH 3
H3C CH 3
OH CH
H3C 3 CH 3
O H2C
O
11 OR O O
X 9 OH O
CH 2CH 3
OH O CH 3
CH 3 CH 3
CH 3 CH 3
Oleandomisin ( R = H )
X = CO : Eritromisin
X = N-CH 3 : Azitromisin Troleandomisin ( R = COCH 3)
X = C=N-OCH 2O(CH 2)2OCH 3 : Roksitromisin