03013110 Pendahuluan • Penelitian kesehatan bertujuan untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistemati dan logis • Berdasarkan fakta empiris, bukan ide pribadi atau dugaan-dugaan Definisi • Penelitian kesehatan adalah suatu upaya untuk memahami permasalahan- permasalahan yang dihadapi dalam bidang kesehatan, baik kuratif atau klinis maupun preventis atau kesehatan masyarakat, serta masalah-masalah yang berkaitan, dengan mencari bukti dan dilakukan melalui langkah- langkah tertentu yang bersifat ilmiah, sistemati dan logis Jenis-jenis penelitian kesehatan • Berdasarkan metode : – Penelitian survey (survey deskriptif dan survey analitik) – Penelitian eksperimental • Berdasarkan tujuan – Penelitian penjelajahan – Penelitian pengembangan – Penelitian verifikatif • Berdasarkan tempat – Penelitian perpeustakaan – Penelitian laboratorium – Penelitian lapangan Penelitian survey Survey deskriptif Survey analitik • Penelitian untuk • Penelitian yang menggali mendeskripsikan suatu bagaiman dan mengapa keadaan dalam suatu fenomena suatu kesehatan komunitas atau masyarakat terjadi, kemudian dilakukan analisis korelasi antara • Misalnya, distribusi penyakit fenomena dengan faktor risiko di dalam masyarakat dan atau faktor efek kaitannha dengan umur, • Terdapat 3 jenis pendekatan : jenis kelami, dan cross-sectional, case control karakteristik lain (retrospective, cohort (prospective) Survey cross sectional • Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach) Skema penelitian cross sectional Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian di mana variabel- variabrel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasikan sekaligus pada waktu yang sama Survey case control (restospective) • Penelitian ini adalah penelitian yang berusaha melihat kebelakang (back ward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi Skema penelitian case control Survey cohort (prospective) • Penelitian yang digunakan untuk mepelajari dinamika korelasi atara faktor risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal kedepan atau prospective Skema penelitian cohort Membandingkan proporsi subjek yang menjadi sakit (efek positif) antara kelompok subjek yang di teliti dengan faktor risiko positif dengan kelompok subjek dengan faktor risiko negatif (kelompok kontrol) Penelitian eksperimental • Penelitian melakukan percobaan atau perlakuan terhadap variabel indepedenya, kemudian mengkur akibat atau pengaruh percobaan tersebut [ada dependen variabel • Bertujuan untuk mengji hipotesis sebab akibat dengan intervensi DESAIN EXPERIMENTAL • Penelitian Eksperimental adalah penelitian dimana peneliti melakukan intervensi terhadap varibel sebab yang akan diteliti • Desain Esperimental dibagai tiga: – Pra Eksperimental – Quasy Experiment – True Experiment Desain Pra-Experimental • Desain Pra Eskperimental adalah penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol, serta pengambilan respondon tidak dilakukan randomisasi • Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Ibu Hamil – Populasi: semua ibu hamil – Pre Test – Intervensi: penyuluhan – Post Test – Hasil Pre Test dan Post Test dibandingkan dengan uji statistik yang sesuai Desain Kuasi Eksperimental • Design Quasy Experiment adalah penelitian eksperimental dimana pada penelitian ini sudah ada kelompok studi dan kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum dilakukan secara randomisasi • Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Ibu Hamil – Populasi: semua ibu hamil, dibagi dua kelompok, studi dan kontrol – Pada kelompok studi dilakukan intervensi penyuluhan, sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi penyuluhan – Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok studi dan kelompok kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji statistik yang sesuai Desain Eksperimen Murni • True Experiment Design adalah penelitian experimen dimana kelompok studi dan kelompok kontrol pengambilan sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta pada kelompok studi dilakukan intervensi variabel sebab sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi. • Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan Ibu Hamil – Populasi: semua ibu hamil, dibagi dua kelompok, studi dan kontrol, dimana pengambilan dilakukan secara randomisasi – Pada kelompok studi dilakukan intervensi penyuluhan, sedang pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi penyuluhan – Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok studi dan kelompok kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji statistik yang sesuai Berdasarkan segi manfaat, digolongkan • Penellitian dasar • Penelitian terapan • Penelitian tindakan • Penelitian evalasi Dari segi tujuan, penelitan kesehatana digolongkan menjadi 3 : • Penelitian penjelajahan • Penelitian pengemangan • Penelitian verivikatif Kriteria metode ilmiah: • Berdasarkan fakta • Bebas daro prasangka • Menggunakan prinsip nalisis • Menggunakan hipotesis • Menggunakan ukuran objektif Langkah-lankah metode ilmiah: • Memilih dan mengidentifikasi masalah • Menetapkan tujuan penelitian • Studi literatur • Merumuskan kerangka konsep penelitian • Merumuskan hipotesis • Merumuskan etode penelitian • Pengumoulan data • Mengolah dan menganalisis data • Membuat laporan Contoh abstrak peneltian GAMBARAN DESKRIPTIF PENDERITA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA TAHUN 2013 ABSTRAK Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak dan seringkali membuat orang tua merasa khawatir. Kejang demam timbul pada masa anak setelah berusia 1 bulan dan biasanya terjadi pada anak laki-laki sekitar usia 6 bulan sampai 6 tahun. Bangkitan kejang demam biasanya terjadi pada suhu 390C yang disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. Kejang demam berulang adalah komplikasi yang paling sering terjadi dan dapat diprediksi dengan mengetahui gambaran deskriptif kejang demam sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari gambaran deskriptif penderita anak dengan kejang demam sederhana di Rumah Sakit PHC Surabaya tahun 2013. Penelitian dilakukan pada tujuh puluh tujuh anak usia 1 bulan sampai 6 tahun yang menderita kejang demam sederhana di Rumah Sakit PHC Surabaya tahun 2013. Data rekam medis penderita kejang demam sederhana dilakukan pencatatan data yaitu insidensi, prevalensi, umur, jenis kelamin, penyebab demam, dan suhu tubuh saat penderita berobat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penderita kejang demam sederhana yang berobat di RS PHC Surabaya paling banyak adalah pasien dengan kejang demam pertama (61,0%), usia 13-18 bulan (27,3%) dengan puncak kejadian pada 14 bulan, anak laki- laki (71,4%) dengan rasio 2,5:1, bangkitan kejang demam pada suhu 380 -38,90C (45,5%), penyebab demam yakni infeksi saluran pernapasan (64%). Risiko kejang demam berulang yaitu usia penderita < 18 bulan terdapat pada 26 anak (55,3%) dan suhu < 400C sebanyak 44 anak (93,6%). Pasien dengan kejang demam pertama, usia 13-18 bulan, laki-laki, suhu 380 -38,90C dengan penyebab infeksi saluran pernapasan atas merupakan gambaran deskriptif penderita anak dengan kejang demam sederhana di RS PHC Surabaya tahun 2013. Kata kunci: anak, kejang demam sederhana. HUBUNGAN ANTARA DURASI TIDUR DENGAN SUSTAINED ATTENTION PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA ABSTRAK Latar Belakang: Sustained attention merupakan kemampuan untuk mempertahankan atensi yang berkepanjangan. Atensi diperlukan untuk dapat mempertahankan kualitas pembelajaran mahasiswa, dimana sustained attention memegang peranan didalamnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satu diantaranya adalah durasi tidur. Tujuan: Mengetahui hubungan antara durasi tidur dengan sustained attention pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Metode: Desain penelitian analitik cross-sectional dengan menggunakan data primer. Populasi sampel penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan metode random sampling yang menghasilkan 136 sampel. Mahasiswa melakukan pengisian kuesioner serta melakukan tes PC-PVT untuk mengetahui tingkat sustained attention. Hasil: Hasil analisis menggunakan SPSS 21 dengan uji korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara durasi tidur dengan performa PC-PVT. Terdapat korelasi negatif antara durasi tidur dengan dua variabel hasil dari pemeriksaan atensi yaitu maxRT (r= -0,305; p=0,000) dan meanRT (r= - 0,227; p=0,008) dimana apabila semakin sedikit durasi tidur, semakin tinggi hasil dari maxRT dan meanRT. Saran: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana harus mendapatkan durasi tidur yang cukup untuk kualitas pembelajaran yang lebih baik. Kata Kunci: Sustained Attention, Tidur, PC-PVT HUBUNGAN ANTARA HIPERGLIKEMI DAN KEJADIAN KARSINOMA KOLOREKTAL DI RUMAH SAKIT UMUM DR.KARIADI SEMARANG ABSTRAK Latar Belakang : Karsinoma kolorektal merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia maupun di dunia. Hiperglikemi diduga berhubungan dengan kejadian karsinoma kolorektal. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara hiperglikemi dengan kejadian karsinoma kolorektal di Rumah sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang Metode : Penelitian ini merupakan analitik dengan desain penelitian adalah case-control. Populasi penelitian adalah pasien karsinoma kolorektal di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang. Sampel penelitian dibagi menjadi dua klompok, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kelompok kasus terdiri dari pasien karsinoma kolorektal yang datang ke Rumah sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2006-2009. Sedangkan kelompok kontrol terdiri dari pasien dengan keluhan penyakit digestif lain yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2006- 2009. Setelah dipilih dengan simple random sampling diperoleh 174 sampel yang memenuhi kriteria inklusi, yang terdiri dari 101 sampel pada kelompok kasus dan 73 sampel pada kelompok kontrol. Selanjutnya data diolah dengan uji Chi – Square. Hasil : Hasil yang didapat dengan Uji Chi-Square adalah p = 0,016 , Odd Ratio : 2,763 ( 95% CI = 1,182- 6,457) Kesimpulan : Terdapat hubungan antara hiperglikemi dan peningkatan kejadian karsinoma kolorektal Kata kunci : colorectal carcinnoma, Hiperglycemia and colorectal carcinoma HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN REAKSI DENGAN KECACATANPADA PENDERITA KUSTA (Studi Kohort Retrospektif di Kabupaten Blora, Jawa Tengah) ABSTRAK Latar Belakang: Masalah utama yang diakibatkan oleh penyakit kusta adalah timbulnya kecacatan yang dapat mengganggu kelangsungan hidup penderitanya, karena biasanya mereka akan dijauhi, dikucilkan dan sulit mendapat pekerjaan sehingga akan tergantung pada orang lain baik secara fisik maupun finansial. Kabupaten Blora merupakan daerah high endemis kusta dengan tingkat kecacatan yang jauh melebihi target nasional (13%). Kejadian reaksi juga banyak dialami oleh penderita kusta baik tipe PB maupun MB di Kabupaten Blora, sedangkan dari kejadian reaksi ini akan menimbulkan kerusakan saraf yang dapat menfasilitasi terjadinya kecacatan. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara kejadian reaksi dengan kecacatan pada penderita kusta. Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan observasional, rancangan kohort retrospektif. Jumlah sampel sebanyak 256 yang terdiri dari 64 kasus dan 192 kontrol. Pengambilan sampel dengan cara semua responden yang mengalami reaksi kusta diambil sebagai kelompok studi, sedangkan kontrol diperoleh secara acak sederhana dari penderita kusta terdaftar dan memenuhi kriteria. Analisis data secara bivariat dan multivariat menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda. Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian reaksi baik tipe 1 maupun tipe 2 dengan kecacatan pada penderita kusta (p=0,000) dengan nilai RR=54,33 pada reaksi tipe 1 dan RR=20,67 pada reaksi tipe 2. Terdapat variabel confounding yaitu pekerjaan (RR=12,45, p=0,001) dan tipe kusta (RR=3,96, p=0,047). Kesimpulan: Penderita kusta yang mengalami kejadian reaksi baik tipe 1 maupun tipe 2 mempunyai resiko 54,33 dan 20,67 kali lebih besar untuk mengalami kecacatan dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami kejadian reaksi setelah dikontrol variabel pekerjaan dan tipe kusta. Sehingga petugas kusta di puskesmas agar lebih memperhatikan penderita kusta yang merupakan pekerja keras dan mengalami kejadian reaksi agar segera diberikan pengobatan supaya kecacatan dapat dicegah. Uji Efektivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Tikus Jantan Galur Sprague Dawley yang Diinduksi Karagenin Abstrak Obat antiinflamasi non steroid (OAINS) digunakan sebagai terapi antiinflamasi namun memiliki efek samping berupa perdarahan saluran cerna sehingga dibutuhkan antiinflamasi alami. Tanaman binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki senyawa alami yang bersifat antiinflamasi seperti asam oleanolik, asam ursolat dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membandingkan efektivitas ekstrak daun binahong dengan asam mefenamat sebagai antiinflamasi. Pada penelitian ini, uji efektivitas ekstrak daun binahong sebagai antiinflamasi dilakukan pada tikus jantan galur Sprague Dawley yang diinduksi karagenin 1%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pendekatan pre dan post test control group design. Dua puluh lima ekor tikus dibagi dalam lima kelompok (kontrol negatif dengan pemberian akuades, kontrol positif dengan pemberian asam mefenamat, dan tiga kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak binahong 25,2 mg/200 g BB, 50,4 mg/200 g BB, dan 100,8 mg/200 g BB). Hasil penelitian menunjukkan daya antiinflamasi pada kelompok kontrol positif dan tiga kelompok dosis ekstrak daun binahong 25,2 mg/200 g BB, 50,4 mg/200 g BB, dan 100,8 mg/200 g BB secara berurutan sebesar 11,00%, 5,10%, 10,49% dan 0,82%. Dosis ekstrak binahong yang memiliki efek antiinflamasi paling tinggi dalam penelitian ini adalah 50,4 mg/200 g BB. Kata kunci: Antiinflamasi, binahong, edema, karagenin.