Anda di halaman 1dari 30

Referat :

Metode Penelitian Kesehatan


Pembimbing :
Dr. David Idrial, Sp. OT

Laxmita Dewi Aristyani


03013110
Pendahuluan
• Penelitian kesehatan bertujuan untuk
memahami dan memecahkan masalah secara
ilmiah, sistemati dan logis
• Berdasarkan fakta empiris, bukan ide pribadi
atau dugaan-dugaan
Definisi
• Penelitian kesehatan adalah suatu upaya
untuk memahami permasalahan-
permasalahan yang dihadapi dalam bidang
kesehatan, baik kuratif atau klinis maupun
preventis atau kesehatan masyarakat, serta
masalah-masalah yang berkaitan, dengan
mencari bukti dan dilakukan melalui langkah-
langkah tertentu yang bersifat ilmiah,
sistemati dan logis
Jenis-jenis penelitian kesehatan
• Berdasarkan metode :
– Penelitian survey (survey deskriptif dan survey analitik)
– Penelitian eksperimental
• Berdasarkan tujuan
– Penelitian penjelajahan
– Penelitian pengembangan
– Penelitian verifikatif
• Berdasarkan tempat
– Penelitian perpeustakaan
– Penelitian laboratorium
– Penelitian lapangan
Penelitian survey
Survey deskriptif Survey analitik
• Penelitian untuk • Penelitian yang menggali
mendeskripsikan suatu bagaiman dan mengapa
keadaan dalam suatu fenomena suatu kesehatan
komunitas atau masyarakat terjadi, kemudian dilakukan
analisis korelasi antara
• Misalnya, distribusi penyakit fenomena dengan faktor risiko
di dalam masyarakat dan atau faktor efek
kaitannha dengan umur, • Terdapat 3 jenis pendekatan :
jenis kelami, dan cross-sectional, case control
karakteristik lain (retrospective, cohort
(prospective)
Survey cross sectional
• Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(point time approach)
Skema penelitian cross sectional
Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian di mana variabel-
variabrel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk
efek diobservasikan sekaligus pada waktu yang sama
Survey case control (restospective)
• Penelitian ini adalah penelitian yang berusaha
melihat kebelakang (back ward looking),
artinya pengumpulan data dimulai dari efek
atau akibat yang telah terjadi
Skema penelitian case control
Survey cohort (prospective)
• Penelitian yang digunakan untuk mepelajari
dinamika korelasi atara faktor risiko dengan
efek melalui pendekatan longitudinal kedepan
atau prospective
Skema penelitian cohort
Membandingkan proporsi subjek yang menjadi sakit (efek positif) antara
kelompok subjek yang di teliti dengan faktor risiko positif dengan
kelompok subjek dengan faktor risiko negatif (kelompok kontrol)
Penelitian eksperimental
• Penelitian melakukan percobaan atau
perlakuan terhadap variabel indepedenya,
kemudian mengkur akibat atau pengaruh
percobaan tersebut [ada dependen variabel
• Bertujuan untuk mengji hipotesis sebab akibat
dengan intervensi
DESAIN EXPERIMENTAL
• Penelitian Eksperimental adalah penelitian
dimana peneliti melakukan intervensi
terhadap varibel sebab yang akan diteliti
• Desain Esperimental dibagai tiga:
– Pra Eksperimental
– Quasy Experiment
– True Experiment
Desain Pra-Experimental
• Desain Pra Eskperimental adalah penelitian
eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi
tanpa menggunakan kelompok kontrol, serta
pengambilan respondon tidak dilakukan randomisasi
• Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan Ibu Hamil
– Populasi: semua ibu hamil
– Pre Test
– Intervensi: penyuluhan
– Post Test
– Hasil Pre Test dan Post Test dibandingkan dengan uji
statistik yang sesuai
Desain Kuasi Eksperimental
• Design Quasy Experiment adalah penelitian eksperimental
dimana pada penelitian ini sudah ada kelompok studi dan
kelompok kontrol, namun pengambilan responden belum
dilakukan secara randomisasi
• Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan Ibu Hamil
– Populasi: semua ibu hamil, dibagi dua kelompok, studi dan
kontrol
– Pada kelompok studi dilakukan intervensi penyuluhan, sedang
pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi penyuluhan
– Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok
studi dan kelompok kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji
statistik yang sesuai
Desain Eksperimen Murni
• True Experiment Design adalah penelitian experimen
dimana kelompok studi dan kelompok kontrol pengambilan
sample-nya dilakukan secara randomisasi, serta pada
kelompok studi dilakukan intervensi variabel sebab sedang
pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi.
• Contoh: Pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan Ibu Hamil
– Populasi: semua ibu hamil, dibagi dua kelompok, studi dan
kontrol, dimana pengambilan dilakukan secara randomisasi
– Pada kelompok studi dilakukan intervensi penyuluhan, sedang
pada kelompok kontrol tidak dilakukan intervensi penyuluhan
– Dilakukan pengambilan data pengetahuan, baik pada kelompok
studi dan kelompok kontrol, hasilnya dianalisa dengan uji
statistik yang sesuai
Berdasarkan segi manfaat,
digolongkan
• Penellitian dasar
• Penelitian terapan
• Penelitian tindakan
• Penelitian evalasi
Dari segi tujuan, penelitan kesehatana
digolongkan menjadi 3 :
• Penelitian penjelajahan
• Penelitian pengemangan
• Penelitian verivikatif
Kriteria metode ilmiah:
• Berdasarkan fakta
• Bebas daro prasangka
• Menggunakan prinsip nalisis
• Menggunakan hipotesis
• Menggunakan ukuran objektif
Langkah-lankah metode ilmiah:
• Memilih dan mengidentifikasi masalah
• Menetapkan tujuan penelitian
• Studi literatur
• Merumuskan kerangka konsep penelitian
• Merumuskan hipotesis
• Merumuskan etode penelitian
• Pengumoulan data
• Mengolah dan menganalisis data
• Membuat laporan
Contoh abstrak peneltian
GAMBARAN DESKRIPTIF PENDERITA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA DI RUMAH SAKIT PHC
SURABAYA TAHUN 2013
ABSTRAK
Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering terjadi pada anak dan seringkali
membuat orang tua merasa khawatir. Kejang demam timbul pada masa anak setelah berusia 1 bulan
dan biasanya terjadi pada anak laki-laki sekitar usia 6 bulan sampai 6 tahun. Bangkitan kejang demam
biasanya terjadi pada suhu 390C yang disebabkan oleh kelainan ekstrakranial. Kejang demam berulang
adalah komplikasi yang paling sering terjadi dan dapat diprediksi dengan mengetahui gambaran
deskriptif kejang demam sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari gambaran
deskriptif penderita anak dengan kejang demam sederhana di Rumah Sakit PHC Surabaya tahun 2013.
Penelitian dilakukan pada tujuh puluh tujuh anak usia 1 bulan sampai 6 tahun yang menderita kejang
demam sederhana di Rumah Sakit PHC Surabaya tahun 2013. Data rekam medis penderita kejang
demam sederhana dilakukan pencatatan data yaitu insidensi, prevalensi, umur, jenis kelamin, penyebab
demam, dan suhu tubuh saat penderita berobat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penderita
kejang demam sederhana yang berobat di RS PHC Surabaya paling banyak adalah pasien dengan kejang
demam pertama (61,0%), usia 13-18 bulan (27,3%) dengan puncak kejadian pada 14 bulan, anak laki-
laki (71,4%) dengan rasio 2,5:1, bangkitan kejang demam pada suhu 380 -38,90C (45,5%), penyebab
demam yakni infeksi saluran pernapasan (64%). Risiko kejang demam berulang yaitu usia penderita < 18
bulan terdapat pada 26 anak (55,3%) dan suhu < 400C sebanyak 44 anak (93,6%). Pasien dengan kejang
demam pertama, usia 13-18 bulan, laki-laki, suhu 380 -38,90C dengan penyebab infeksi saluran
pernapasan atas merupakan gambaran deskriptif penderita anak dengan kejang demam sederhana di
RS PHC Surabaya tahun 2013.
Kata kunci: anak, kejang demam sederhana.
HUBUNGAN ANTARA DURASI TIDUR DENGAN SUSTAINED ATTENTION PADA MAHASISWA PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
ABSTRAK
Latar Belakang: Sustained attention merupakan kemampuan untuk mempertahankan atensi yang
berkepanjangan. Atensi diperlukan untuk dapat mempertahankan kualitas pembelajaran mahasiswa,
dimana sustained attention memegang peranan didalamnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
salah satu diantaranya adalah durasi tidur.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara durasi tidur dengan sustained attention pada mahasiswa Program
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Metode: Desain penelitian analitik cross-sectional dengan menggunakan data primer. Populasi sampel
penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana dengan metode random sampling yang menghasilkan 136 sampel. Mahasiswa melakukan
pengisian kuesioner serta melakukan tes PC-PVT untuk mengetahui tingkat sustained attention.
Hasil: Hasil analisis menggunakan SPSS 21 dengan uji korelasi spearman menunjukkan adanya hubungan
yang signifikan antara durasi tidur dengan performa PC-PVT. Terdapat korelasi negatif antara durasi tidur
dengan dua variabel hasil dari pemeriksaan atensi yaitu maxRT (r= -0,305; p=0,000) dan meanRT (r= -
0,227; p=0,008) dimana apabila semakin sedikit durasi tidur, semakin tinggi hasil dari maxRT dan
meanRT.
Saran: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana harus
mendapatkan durasi tidur yang cukup untuk kualitas pembelajaran yang lebih baik. Kata Kunci:
Sustained Attention, Tidur, PC-PVT
HUBUNGAN ANTARA HIPERGLIKEMI DAN KEJADIAN KARSINOMA KOLOREKTAL DI RUMAH SAKIT UMUM
DR.KARIADI SEMARANG
ABSTRAK
Latar Belakang : Karsinoma kolorektal merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia
maupun di dunia. Hiperglikemi diduga berhubungan dengan kejadian karsinoma kolorektal. Penelitian
ini bertujuan untuk mencari hubungan antara hiperglikemi dengan kejadian karsinoma kolorektal di
Rumah sakit Umum Pusat dr. Kariadi Semarang
Metode : Penelitian ini merupakan analitik dengan desain penelitian adalah case-control. Populasi
penelitian adalah pasien karsinoma kolorektal di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang.
Sampel penelitian dibagi menjadi dua klompok, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol. Kelompok
kasus terdiri dari pasien karsinoma kolorektal yang datang ke Rumah sakit Umum Pusat Dr. Kariadi
Semarang pada tahun 2006-2009. Sedangkan kelompok kontrol terdiri dari pasien dengan keluhan
penyakit digestif lain yang datang ke Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2006-
2009. Setelah dipilih dengan simple random sampling diperoleh 174 sampel yang memenuhi kriteria
inklusi, yang terdiri dari 101 sampel pada kelompok kasus dan 73 sampel pada kelompok kontrol.
Selanjutnya data diolah dengan uji Chi – Square.
Hasil : Hasil yang didapat dengan Uji Chi-Square adalah p = 0,016 , Odd Ratio : 2,763 ( 95% CI = 1,182-
6,457)
Kesimpulan : Terdapat hubungan antara hiperglikemi dan peningkatan kejadian karsinoma kolorektal
Kata kunci : colorectal carcinnoma, Hiperglycemia and colorectal carcinoma
HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN REAKSI DENGAN KECACATANPADA PENDERITA KUSTA (Studi Kohort Retrospektif di
Kabupaten Blora, Jawa Tengah)
ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah utama yang diakibatkan oleh penyakit kusta adalah timbulnya kecacatan yang dapat
mengganggu kelangsungan hidup penderitanya, karena biasanya mereka akan dijauhi, dikucilkan dan sulit mendapat
pekerjaan sehingga akan tergantung pada orang lain baik secara fisik maupun finansial. Kabupaten Blora merupakan
daerah high endemis kusta dengan tingkat kecacatan yang jauh melebihi target nasional (13%). Kejadian reaksi juga
banyak dialami oleh penderita kusta baik tipe PB maupun MB di Kabupaten Blora, sedangkan dari kejadian reaksi ini
akan menimbulkan kerusakan saraf yang dapat menfasilitasi terjadinya kecacatan. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui
hubungan antara kejadian reaksi dengan kecacatan pada penderita kusta.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan observasional, rancangan
kohort retrospektif. Jumlah sampel sebanyak 256 yang terdiri dari 64 kasus dan 192 kontrol. Pengambilan sampel
dengan cara semua responden yang mengalami reaksi kusta diambil sebagai kelompok studi, sedangkan kontrol
diperoleh secara acak sederhana dari penderita kusta terdaftar dan memenuhi kriteria. Analisis data secara bivariat dan
multivariat menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda.
Hasil : Terdapat hubungan yang bermakna antara kejadian reaksi baik tipe 1 maupun tipe 2 dengan kecacatan pada
penderita kusta (p=0,000) dengan nilai RR=54,33 pada reaksi tipe 1 dan RR=20,67 pada reaksi tipe 2. Terdapat variabel
confounding yaitu pekerjaan (RR=12,45, p=0,001) dan tipe kusta (RR=3,96, p=0,047).
Kesimpulan: Penderita kusta yang mengalami kejadian reaksi baik tipe 1 maupun tipe 2 mempunyai resiko 54,33 dan
20,67 kali lebih besar untuk mengalami kecacatan dibandingkan mereka yang tidak pernah mengalami kejadian reaksi
setelah dikontrol variabel pekerjaan dan tipe kusta. Sehingga petugas kusta di puskesmas agar lebih memperhatikan
penderita kusta yang merupakan pekerja keras dan mengalami kejadian reaksi agar segera diberikan pengobatan
supaya kecacatan dapat dicegah.
Uji Efektivitas Antiinflamasi Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Tikus
Jantan Galur Sprague Dawley yang Diinduksi Karagenin
Abstrak
Obat antiinflamasi non steroid (OAINS) digunakan sebagai terapi antiinflamasi namun memiliki efek
samping berupa perdarahan saluran cerna sehingga dibutuhkan antiinflamasi alami. Tanaman binahong
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) memiliki senyawa alami yang bersifat antiinflamasi seperti asam
oleanolik, asam ursolat dan flavonoid. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan membandingkan
efektivitas ekstrak daun binahong dengan asam mefenamat sebagai antiinflamasi. Pada penelitian ini,
uji efektivitas ekstrak daun binahong sebagai antiinflamasi dilakukan pada tikus jantan galur Sprague
Dawley yang diinduksi karagenin 1%. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan
pendekatan pre dan post test control group design. Dua puluh lima ekor tikus dibagi dalam lima
kelompok (kontrol negatif dengan pemberian akuades, kontrol positif dengan pemberian asam
mefenamat, dan tiga kelompok perlakuan dengan dosis ekstrak binahong 25,2 mg/200 g BB, 50,4
mg/200 g BB, dan 100,8 mg/200 g BB). Hasil penelitian menunjukkan daya antiinflamasi pada kelompok
kontrol positif dan tiga kelompok dosis ekstrak daun binahong 25,2 mg/200 g BB, 50,4 mg/200 g BB, dan
100,8 mg/200 g BB secara berurutan sebesar 11,00%, 5,10%, 10,49% dan 0,82%. Dosis ekstrak binahong
yang memiliki efek antiinflamasi paling tinggi dalam penelitian ini adalah 50,4 mg/200 g BB.
Kata kunci: Antiinflamasi, binahong, edema, karagenin.

Anda mungkin juga menyukai