KASUS
IDENTITAS
• Nama : An. N
• Umur : 4 tahun
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Alamat : Dsn. Sekadim RT 18 TW 07 Ds Pusaka
Tebas
• Masuk RS : 8 November 2012
• No. CM : 022036
ANAMNESIS
Dilakukan aloanamnesis terhadap ibu kandung pasien
A. Riwayat Penyakit
Keluhan Utama : kejang
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang diantar orang tuanya dengan keluhan kejang kurang
lebih 1 jam SMRS.
• Pasien mengalami kejang 2 kali selama dirumah.
• Kejang pertama berlangsung sekitar 10 menit dan 3 jam setelah itu
terjadi kejang kedua yang berlangsung sekitar 15 menit.
• Sifat kejang pasien melihat ke atas, tangan dan kaki lurus serta
mulut kaku seperti menggigit, setelah kejang pasien menangis.
• Pasien baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini. Riwayat
kejang tanpa demam sebelumnya disangkal, riwayat trauma
disangkal.
• Pasien juga mengalami demam, batuk dan
pilek sejak 2 hari SMRS.
• Demam tinggi, terus menerus. Batuk tidak
berdahak, sesak disangkal. BAB dan BAK
seperti biasa.
• Atas keluhan tersebut pasien belum dibawa
berobat.
• Riwayat imunisasi lengkap. Riwayat tumbuh
kembang dalam batas normal.
B. Riwayat Penyakit keluarga
• Riwayat Epilepsi : disangkal
• Riwayat kejang : kedua saudara pasien
pernah mengalami kejang.
• Riwayat Alergi : disangkal
• Riwayat Asma : disangkal
C. Silsilah/ ikhtisar keturunan
PEMERIKSAAN JASMANI
(dilakukan pada tanggal : 12 November 2012 Jam : 08.00)
• Keadaan Umum : Baik
• Kesadaran : Kompos mentis
• BB : 15 kg
• Vital Sign
• HR : 100 x/ menit
• Respirasi : 22 x/ menit
• Suhu : 38,2º C
Status Generalis
• Kulit: miliaria (-), ruam-ruam (-), petechie (-), ikterik (-),
kelainan kulit (-)
• Mata : Sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis reflek
cahaya (+), pupil isokhor
• Hidung : Simetris, nafas cuping hidung (-)
• Mulut : Sianosis (-) lidah kotor (-), lidah tremor (-)
• Tenggorokan : tonsil membesar (-)
• Telinga : nyeri tekan tragus (-)
• Leher : Kaku kuduk (-)
• Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
• Otot : baik, atrofi (-), hipertrofi (-)
• Dada : retraksi(-),ketinggalan gerak(-),ictus cordis tdk terlihat, deformitas
(-), fremitus (+)
Jantung : S1 S2 reguler, bising (-), perkusi redup.
Paru-paru : vesikuler (+/+) Normal, ronchi (-/-), wheezing (-/-),
perkusi sonor.
• Abdomen
Inspeksi : distended (-), masa abdomen (-).
Auskultasi : peristaltik (+) normal.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), H/L tidak teraba, massa (-)
Perkusi : Timphani, undulasi (-).
• Anogenital
Anus : DBN
Genital : DBN
• Ekstremitas : reflek fisiologis (+) reflek patologis (-) deformitas (-)
LABORATORIUM DASAR
• Darah rutin
• Hb 14,2 gr%
• Leukosit 13.700 /mm3
• Trombosit 284.000 /mm3
• Ht 40,4 %
RINGKASAN DATA DASAR
• Anamnesis
• Pasien mengalami kejang, sebanyak 2 kali selama dirumah.
Keluhan lain yang menyertai demam, batuk dan pilek. Riwayat
kejang sebelumnya disangkal. Riwayat kejang dikeluarga +
• Pemeriksaan Fisik
• Pada pemeriksaan fisik keadaan umum pasien tampak baik.
Suhu tubuh per axila 38,2
• Laboratorium
• Hasil laboratorium darah rutin masih dalam batas normal.
DIAGNOSIS KERJA
• Dx: kejang demam komplek
• : ISPA
TERAPI
• IVFD RL 13 tetes makro per menit
• Inj. Diazepam 4,5 mg (bila kejang)
• Diazepam 3 x 4,5 mg po
• PCT syr 3 x 11/2 cth (bila panas)
• Kompres hangat
PROGNOSIS
• Bonam
PEMBAHASAN
KEJANG DEMAM
2.1.1 Definisi
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
diatas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranial, tanpa adanya infeksi susunan saraf
pusat, gangguan elektrolit atau metabolik
lainnya.
Epidemiologi
• Biasanya terjadi pada anak umur 6 bulan – 5
tahun.
• Puncak terjadinya pada usia 17-23 bulan.
• Di Indonesia sendiri, kejadian kejang demam
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun hampir
2 - 4%.
• 80% merupakan kejang demam sederhana,
sedangkan 20% kasus adalah kejang demam
kompleks.
Faktor Resiko
• Faktor risiko berulangnya kejang demam
adalah
(1) riwayat kejang demam dalam keluarga
(2) usia kurang dari 12 bulan
(3) temperatur tubuh saat kejang
(4) lamanya demam
Faktor risiko terjadinya epilepsi dikemudian hari,
diantaranya;
(1) kelainan neurologis atau perkembangan yang
jelas sebelum kejang demam pertama.
(2) kejang demam kompleks.
(3) riwayat epilepsi pada orang tua atau saudara
kandung.
ETIOLOGI
Terdapat interaksi 3 faktor sebagai penyebab kejang
demam, yaitu
(1) Imaturitas otak dan termoregulator
(2) Demam
(3) Predisposisi genetik: > 7 lokus kromososm (poligenik,
autosomal dominan)