Anda di halaman 1dari 53

Gangguan penggunaan zat-DSM IV TR

Gangguan terkait penggunaan zat-DSM 5

RATNA MARDIATI,dr, SpKJ(K)


Zat Psikoaktif

Zat, baik alamiah maupun produk sintesa, yang


mempunyai efek memengaruhi
Persepsi
Pikiran
Emosi
Perilaku
Kategori Zat Psikoaktif

(1) depresan sistem syaraf pusat termasuk


alkohol, barbiturat, benzodiazepin dan
inhalan
(2) stimulan sistem syaraf pusat termasuk
kokain, amfetamin, nikotin, dan kafein
(3) opioida, termasuk heroin dan morfin
(4) halusinogen dan phencyclidine (PCP)
(5) kannabis
Kondisi Terkait Zat Psikoaktif

Intoksikasi Zat: Mengalami perilaku mal


adaptif dan simtom psikologik karena efek
zat pada SSP
Putus Zat : Mengalami distress klinis nyata
dalam sosial , okupasional, atau fungsi
lainnya karena pemutusan atau
pengurangan penggunaan zat
Kondisi Terkait Zat Psikoaktif
• Penggunaan Zat: Diagnosis yang diberikan ketika
pengguna zat menggunakan berulangkali , sehingga
membahayakan penggunanya.
• Dependensi Zat: Diagnosis yang diberikan ketika
penggunaan zat membuat ketergantungan fisiologik atau
hendaya atau distress
Intoksikasi, Putus Zat, Penggunaan dan
Ketergantungan
Diagnosis Terkait Zat menurut DSM-IV-TR
Kriteria Diagnosis DSM IV TR
Satu atau lebih kejadian dibawah ini telah dialami selama
12 bulan, membawa pada gejala hendaya atau
distress bermakna:
1. Gagal memenuhi kewajiban penting di tempat kerja,
rumah, atau sekolah sebagai akibat dari
penyalahgunaan zat.
2. Penggunaan zat berulang dalam situasi di mana zat
membahayakan fisik.
3. Berulangkali mengalami masalah hukum sebagai
akibat dari penggunaan zat.
4. Tetap menggunakan zat meskipun berulang kali
mengalami masalah sosial atau hukum sebagai
akibat dari penggunaan.
Kriteria Ketergantungan Zat –DSM IV TR

Pola maladaptif penggunaan Zat, dengan tiga atau


lebih gejala dibawah ini :
Toleran, kebutuhan meningkatkan jumlah zat untuk
mengatasi intoksikasi atau memenuhi dorongan efek
penggunaan; ditandai dengan berkurangnya efek
ketika jumlah zat yang digunakan sama dengan
sebelumnya.
Putus zat, dengan tanda sesuai dengan zat masing-masing
yang digunakan: zat yang sama atau terkait erat
digunakan untuk mengurangi atau menghindari gejala
putus zat.
Zat digunakan lebih lama atau lebih banyak jumlahnya
daripada yang direncanakan
Kriteria Ketergantungan Zat –DSM IV TR

Keinginan kuat untuk menggunakan atau


ketidakmampuan mengurangi atau
mengendalikan penggunaan.
Menghabiskan sebagian besar waktu untuk
aktivitas terkait zat , menggunakannya atau
memulihkan dari efeknya.
Aktivitas penting dalam hidup seperti sosial,
okupasional atau rekreasional ditinggalkan
atau dikurangi karena penggunaan.
Zat terus digunakan meski tahu menimbulkan
masalah fisik, psikologik, atau eksaserbasi
yang disebabkan oleh zat
SEBELAS KRITERIA SUD DSM 5
11 Kriteria untuk SUD.
Kriteria simtom berjalan dalam 12 bulan dan membuat klinis atau distress
11 Kriteria:
______ digunakan lebih banyak atau lebih lama dari yang di maksudkan.
Keinginan yang persisten atau ketidak berhasilan menurunkan atau mengendalikan penggunaan
_____ .
Menghabiskan sebagian besar waktu untuk aktivitas terkait penggunaan ______, menggunakan
_____, atau memulihkan dari efeknya.
Craving, atau keinginan kuat atau dorongan kuat untuk menggunakan ____.
Berulang menggunakan _____ menghasilkan kegagalan memenuhi tanggung jawab utama pada
pekerjaan, sekolah atau rumah
Terus melanjutkan penggunaan _____ meskipun memiliki masalah sosial atau interpersonal yang
persisten atau berulang yang disebabkan atau diperburuk oleh dampak _____.
Tidak lagi melakukan kegiatan sosial, pekerjaan, dan rekreasi penting menyerah atau berkurang
karena penggunaan _____.
Penggunaan _____ berulang dalam situasi membahayakan secara fisik.
Penggunaan____ dilanjutkan meskipun tahu mengalami masalah fisik atau psikologis persisten atau
berulang yang disebabkan oleh penggunaan _____.
Toleransi, seperti yang dicirikan oleh tanda dibawah ini :
Sebuah kebutuhan nyata peningkatan jumlah _____untuk mencapai intoksikasi atau efek yang diinginkan.
Efek ____nya nyata berkurang dengan terus penggunaan yang jumlahnya sama dengan sebelumnya.
Putus zat, seperti yang dicirikan oleh salah satu dari berikut :
Sindrom karakteristik putus zat untuk ____
____ gunakan untuk mengurangi atau menghindari gejala putus.
Kriteria Keparahan SUD

Keparahan SUD oleh DSM 5 dikategorikan dalam jumlah


kriteria simtom yang nampak selama 12 bulan terakhir.
“Mild Substance Use Disorder,” jika dialami 2 atau 3 kriteria
simtom.
“Moderate Substance Use Disorder,” jika dialami 4 atau 5
kriteria simtom.
“Severe Substance Use Disorder,” jika memenuhi 6 atau
lebih kriteria simtom
Klinisi dapat menambahkan “in early remission,” “in
sustained remission,” “on maintenance therapy,” dan “in a
controlled environment” dalam diagnosisnya
Zat Psikoaktif
1. alkohol,
2. kafein,
3. kannabis,
4. halusinogen (phencyclidine atau aksi yang sama
arylcyclohexylamines), halusinogen lainnya seperti LSD,
5. inhalan,
6. opioid,
7. sedatif,
8. hipnotik,
9. anxiolytics,
10. stimulan (termasuk amphetamine-type substances,
kokain, dan stimulan lainnya), tembakau, dan
11. lainnya atau zat yang tidak diketahui
Kerja Zat Dalam Otak

Zatnya dapat saja berlainan namun cara


kerja farmakologik di otak sama-
mengaktifkan sistem reward dalam
menghasilkan kesenangan, eforia, atau
yang dikenal sebagai “high”
Orang tidak secara otomatis mengalami
gangguan terkait zat , mereka tidak
mempunyai kerentanan yang sama pada
efek zat . Dipikirkan perbedaannya terletak
pada otak, yakni predisposisi jika terpapar
Gangguan Terinduksi Zat

1. Intoksikasi,
2. Putus zat,
3. Gangguan mental terinduksi zat
(termasuk psikosis terinduksi zat, bipolar
dan gangguan terkait terinduksi zat ,
gangguan depresi terinduksi zat , gangguan
anxietas terinduksi zat , gangguan obsesif
kompulsif dan yang terkait terinduksi zat,
gangguan tidur terinduksi zat gangguan
disfungsi seksual terinduksi zat , delirium
Apa yang Mendorong Adiksi ?
Penguatan Positif - imbalan yang memperkuat respon
terkondisi setelah itu telah terjadi, seperti perasaan eforia
setelah menggunakan

Penguatan Negatif – stimuli (misal stress) yang dihapus


ketika respon yang diinginkan (misalnya, penggunaan
napza) telah diperoleh
Escape conditioning - belajar untuk melarikan diri stimulus yang
tidak menyenangkan atau aversif (mengguakan zat untuk
menurunkan stress)
Avoidance conditioning – Belajar untuk menghindar dari stimulus
aversif (misal, stress) sebelum terjadi (misal menggunakan zat
sebelum pergi rapat yang membuat stress )
Teori Penggunaan Zat

Zat memengaruhi beberapa biokimiawi otak


yang secara langsung memberi efek
penguatan ada otak.
Otak mempunyai jaras kesenangan yang
membuat ia berpengalaman mengejar
reward

19
Teori Biologi
Faktor Genetik

Riwayat keluarga, adopsi dan studi kembar memberi penguatan


kearah faktor genetik.

Reward Sensitivity

Ada perbedaan kerentanan antar individu.

20
Teori Psikologi

Social-learning theories: anak dan remaja belajar


perilaku terkait alkohol dari memodel orangtua dan tokoh
lainnya dalam budaya mereka.
Cognitive theories: fokus pada ekspektasi efeknya dan
keyakinan bahwa menolong mereka dari stres.
Karakteristik kepribadian behavioral under control:
tendensi untuk impulsif, pencari sensasi dan
kecenderungan perilaku antisosial seperti melanggar
hukum

21
Pendekatan Sosiokultural

Stres kronis berkombinasi dengan lingkungan yang


mendukung dan mempromosikan penggunaan
memudahkan penyebaran luas penggunaan.
Penggunaan zat, utamanya alkohol dan rokok , amat
mudah diakses dan diterima di banyak masyarakat .
Pengguna zat perempuan, pola penggunaan dan
alasan penggunaannya berbeda dari laki-laki

22
KERJA ZAT PSIKOAKTIF
DALAM OTAK
Berkas Medial Otak

ventral tegmental area (VTA)


• (lateral) hypothalamus (LH)
• nucleus accumbens (NAc)
• frontal cortex (FC) – bagian kunci
- prefrontal cortex (pfc)
- orbitofrontal cortex (ofc)
Neurotransmitter dan Zat

Pemilihan Zat yang digunakan

• Dopamine - amphetamin, kokain, alkohol


• Serotonin - LSD, alkohol
• Endorphins - opioid, alkohol
• GABA - benzodiazepin, alkohol
• Glutamate -alkohol
• Acetylcholine - nikotin, alkohol
Gangguan Terkait Penggunaan Zat

• suatu penyakit medik kronis, kambuhan,


• derajat ringan, sedang, berat
• detox pada umumnya merupakan langkah
awal proses terapi keseluruhan
• rumatan methadone dan nikotin
merupakan bukti diperlukannya proses
mengatasi sistem neurotransmitter yang
tidak normal
ZAT PSIKOAKTIF
Depresan

Depresan melambatkan kerja SSP.


Dalam dosis sedang, membuat orang rileks,
dan mengantuk, menurunkan konsentrasi,
mengganggu proses pikir dan ketrampilan
motorik.
Termasuk alkohol, benzodiazepin, barbiturat,
dan inhalan.
Alkohol

Penggunaan alkohol
Ketergantungan alkohol
Binge drinking
Putus zat

34
35
Efek Jangka Panjang Penggunaan Alkohol

Hipertensi derajat rendah


Gangguan amnesia persisten
terinduksi alkohol
Ensefalopati Wernicke
Psikosis Korsakoff
Demensia terinduksi Alkohol

36
Benzodiazepin dan Barbiturat
Benzodiazepin (seperti Xanax, Valium, Halcion, dan
Librium) dan barbiturat merupakan obat yang
diresepkan dokter untuk terapi anxietas dan
insomnia.
Dua pola utama gangguan penggunaan Zat melalui
cara ini :
1. remaja untuk kepentingan rekreasional
2. individu , terutama perempuan menggunakannya
mula-mula atas resep dokter kemudian dosisnya
meningkat karena terjadi toleransi

37
Inhalan

Inhalan: zat mudah menguap seperti gasoline, lem,


cat, tiner, dan cat yang disemprotkan .
Pengguna inhalan terbesar adalah anak laki-laki
berumur 10-15 tahun.
Pengguna kronis mengalami iritasi sistem respirasi
dan erupsi kulit
Juga dapat terjadi kerusakan SSP permanen, dan
dapat menjadi kegagalan organ sampai kematian

38
Stimulan

Mengaktifkan SSP, sehingga penggunanya merasaa


senang, bertenaga, berkuasa, keinginan tidur menurun,
nafsu makan menurun
Golongan amfetamin. metamfetamin, kokain
Dampaknya meningkatkan rasa sejahtera atau buru-
buru
Menaikan tekanan darah, debar jantung, ritme jantung
dan gelombang listrik jantung meningkat, konstriksi
pembuluh darah , sehingga memungkan serangan
jantung, penghentian respirasi, kejang
Kafein dan nikotin
Stimulan yang diresepkan seperti Dexedrine dan Ritalin
39
Stimulan: Amfetamin

Digunakan untuk mengatasi depresi atau kelelahan,


meningkatkan energi dan percaya diri; untuk diet
Menyebabkan pelepasan Dopamin dan
Norepinefrin dan memblok ambilan kembali
Simtom intoksikasinya sama dengan intoksikasi
kokain

40
Stimulan: Kokain
Simtom termasuk:

–Perubahan perilaku (misal, eforia atau afek


tumpul, gangguan judgment)
–Debar jantung meningkat. Pupil dilatasi,
tekanan darah naik atau turun
–BB turun, nausea atau muntah
–Otot lemah
–Nafas pelahan, nyeri dada, konfusi
–Kejang, koma

41
42
Stimulan: Nikotin
•DSM-IV-TR diagnosis simtomnya
tidak ada. Nikotin memengaruhi SSP
dan SST
•Melepaskan beberapa zat biokimiawi
yang mempunyai efek memaksa otak
melepas neurotransmitter , termasuk
dopamine, norepinephrine, serotonin,
dan endogenous opioids
43
Stimulan: Nikotin (lanjut)

Simtom Putus Zat


•mood disforia atau depresi
•insomnia
•irritabilitas
•frustrasi atau ,marah
•anxietas
•sulit konsentrasi
•gelisah
•debar jantung menurun
•nafsu makan atau BB naik

44
Stimulan: Kafein

•Penggunanya paling banyak


•75% kafein didapat dari kopi
•Orang Amerika mengonsumsi kopi 2
cangkir per hari .Secangkir kopi rerata
mengandung 100 milligram kafein
•Kafein merangsang SSP meningkatkan
dopamin, norepinephrin, dan serotonin

45
Stimulan: Kafein (lanjut)

•Simtom: Gelisah, gugup, senang , insomnia,


wajah memerah, sering buang air kecil, sakit
perut, otot berkedut, aliran berpikir atau
berbicara bertele-tele, denyut jantung cepat,
periode sifat malas berusaha, agitasi
psikomotor
•Simtom Putus Zat: Ditandai kelelahan atau
mengantuk, nafsu makan atau berat badan
meningkat, ditandai kecemasan atau depresi,
mual atau muntah
46
Opioid- derivat opium poppy

•Morfin
•Heroin
•Kodein
•Methadone

47
48
Halusinogen dan PCP

Halusinogen sekelompok zat yang membuat


halusinasi seperti LSD, MDMA (juga ecstasy), dan
peyote.

PCP, disebut juga angel dust, dibuat dalam bentuk


tepung untuk dihidu , atau dibakar. Meski
klasifikasinya bukan halusinogen, tetapi efeknya sama

49
50
Kannabis

Daun kannabis dirajang, dikeringkan dan dibentuk


briket atau di rol dalam rokok makanan ataupun
minuman. Diantara pengguna disebut gelek,
ganja, cimeng
Kannabis adalah zat yang banyak digunakan
Sekitar 7% penduduk menggunakan ganja, dan 2 -
3% tergantung pada ganja
Sering digunakan secara okasional oleh 30%
pelajar

51
52
Terapi
Terapi Biologi
Medikasi, termasuk mengatasi cemas, depresi dan terapi
antagonis
Methadone and Buphrenorphin Maintenance Programs
Behavioral and Cognitive Treatments
Aversive classical conditioning
Covert sensitization therapy
Contingency management programs
Cognitive treatments
Motivational interviewing
Relapse prevention
Alcoholics Anonymous

53

Anda mungkin juga menyukai