DEMAM TYPHOID

Aprianus M Dopong 102011156

Lusia Paramita 102013007
Felysia Margaret Giovani 102013211
Torda Febriantika 102014065
Dicky Alfian Ade Muda 102014096
Midellia Lintin 102014137
Kurnia Datu K Lethe 102014199
Andry Larzsen Manurung 102014 256

Tutor: dr. Ridwan Samiadji

 SKENARIO

• SEORANG LAKI-LAKI BERUSIA 22 TAHUN DATANG DENGAN KELUHAN DEMAM SEJAK 1

MINGGU YANG LALU
 Identifikasi istilah yang tidak diketahui

Tidak ada

Rumusan masalah
Laki-laki 22 tahun demam 1 minggu

Hipotesis
Laki-laki 22 tahun mengalami demam, dengan
frekuensi demam sepanjang hari dan meningkat
pada sore hari
 Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Diferentisial Diagnosis
& Working Diagnosis
Etiologi
RM Epidemiologi

Patofisiologi

Gejala Klinis

Penatalaksanaan

Prognosis

Komplikasi
 ANAMNESIS
 IDENTITAS PASIEN :
USIA : 22 TAHUN

JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI

 KELUHAN UTAMA: DEMAM
 KELUHAN TAMBAHAN: PUSING, NYERI PERUT, MUAL, MUNTAH DAN BELUM BUANG AIR
BESAR SEJAK 4 HARI YANG LALU.

 RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG: DIMANA PASIEN MENGALAMI FASE DEMAM SEPANJANG

HARI, MENINGKAT PADA SORE HARI.
 RIWAYAT PENYAKIT PRIBADI: MEMILIKI KEBIASAAN MAKAN DI TEMPAT YANG KURANG
BERSIH.
 PEMERIKSAAN FISIK
KESADARAN UMUMNYA COMPOS MENTIS, YAITU KESADARAN NORMAL, SADAR SEPENUHNYA, DAN DAPAT

MENJAWAB SEMUA PERTANYAAN TENTANG KEADAAN SEKELILINGNYA. PASIEN MENGALAMI SAKIT SEDANG. DI DAPATKAN

HASIL PADA PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL TEKANAN DARAH 120/80 MMHG, FREKUENSI NADI 90 KALI/MENIT TERABA

KUAT, FREKUENSI PERNAFASAN 18 KALI/MENIT DAN SUHU BADAN 37,8°C. PADA PEMERIKKSAAN FISIK ABDOMEN PASIEN

MERASAKAN NYERI TEKAN ULUH HATI.

 PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

Jenis Hasil Nilai normal (Pria)

Hemoglobin 14 g/dl 14-17 g/dl

Hematokrit 42% 42-53%

Leukosit 4 x 103/uL 5-10 x 103 /uL

Trombosit 200 x 103 /uL 140-400 x 103 /uL

 PEMERIKSAAN WIDAL

S. typhi O: 1/320
S. typhi H: 1/320
S. paratyphi A O: 1/80.
S. paratyphi A H: -
 Malaria

Hepatitis A

Diferensial
Diagnosis

Demam Dengue

Demam chikungunya
 WORKING DIAGNOSIS

• DIAGNOSIS DITEGAKKAN DENGAN CARA MENGUJI SAMPEL TINJA ATAU DARAH UNTUK MEMASTIKAN
KEBERADAAN BAKTERI SALMONELLA SP DALAM DARAH PENDERITA

. BIAKAN DARAH: POSITIF = DEMAM TIFOID, NEGATIF BELU M TENTU TIDAK DEMAM TIFOID

BIAKAN TINJA POSITIF MENYOKONG DIAGNOSIS KLINIS DEMAM TIFOID.

• PEMERIKSAAN WIDAL:

- PENINGKATAN TITER UJI WIDAL EMPAT KALI LIPAT (2-3 MINGGU)  DIAGNOSIS DEMAM TIFOID.

- REAKSI WIDAL TUNGGAL DENGAN TITER ANTIBODY O – 1:320 ATAU TITER ANTIBODY H 1:640  DIAGNOSIS DEMAM
TIFOID PADA PASIEN DENGAN GAMBARAN KLINIS YANG KHAS
 ETIOLOGI

• PENYEBAB: SALMONELLA TYPHI (GRAM NEGATIF, BERFLAGELA)

• MEMILIKI 3 ANTIGEN:
1. ANTIGEN O (SOMATIK)  BERSAL DARI DINDING SEL KUMAN
2. ANTIGEN H (FRALGELAR)  DARI CAMBUK KUMAN
3. ANTIGEN VI  BERUPA BAHAN TERMOLABIL (SBG PELAPIS TIPIS DINDING SEL KUMAN)
 EPIDEMIOLOGI

• INSIDENS DEMAM TIFOID TERTINGGI  PADA BENUA ASIA & AFRIKA SELATAN (100
KASUS/100.000 POPULASI/TAHUN)
• INSIDENTS DEMAM TIFOID YANG TERGOLONG SEDANG  DI AFRIKA DAN AMERIKA LATIN
(10-100/100.000/TAHUN)
• TERENDAH  DI BENUA LAIN (<10 KASUS)
• DI INDONESIA DEMAM TIFOID DITEMUKAN PADA ANAK USIA 3-19 TAHUN.
DISEBABKAN : ANGGOTA KELUARGA DG RIWAYAT DEMAM TIFOID, DAN SANITASI YANG TIDAK
BAIK.
PATOFISIOLOGI
 GEJALA KLINIK

• MASA INKUBASI DAPAT BERLANGSUNG 7-21 HARI , KELUHAN TDK KHAS (NYERI OTOT, LIDAH
KOTOR, RASA MALAS, DAN GANGGUAN PERUT)
• MINGGU PERTAMA (AWAL TERINFEKSI)  DEMAM (39OC- 40OC), NADI (80-100 X/ MENIT),
LIDAH KOTOR BAGIAN TENGAH, MUNCUL RUAM TERBATAS PADA ABDOMEN
• MINGGU KEDUA  SUHU TUBUH NAIK TURUN (TINGGI SAAT SORE), NADI SEMAKIN CEPAT,
GANGGUAN KESADARAN
• MINGGU KETIGA  DEMAM MULAI TURUN (BILA DIOBATI) , TP PERFORASI CENDERUNG
TERJADI
(BILA MEMBURUK) TOKSEMIA MEMBERAT
• MINGGU KEEMPAT  STADIUM PENYEMBUHAN
 PENATALAKSANAAN

NON MEDIKAMENTOSA
• ISTIRAHAT DAN PERAWATAN

• DIET LUNAK DAN TERAPI PENUNJANG (SIMTOMATIK DAN SUPORTIF),

• MEDIKAMENTOSA
• PEMBERIAN ANTIMIKROBA. OBAT-OBAT ANTI MIKROBA YANG SERING DIGUNAKAN UNTUK MENGOBATI
DEMAM TIFOID ADALAH
• KLORAMFENIKOL, DOSIS YANG DIBERIKAN ADAALAH 4 X 500MG PERHARI DAPAT DIBERIKAN SECARA
PEROARAL ATAU INTRAVENA, DIBERIKAN SAMPAI 7 HARI BEBEAS PANAS.
• TIAMFENIKOL, DOSIS TIAMFENIKOL ADALAH 4 X 500 MG, DEMAM RATA-RATA MENURUN PADA HARI KE-5
SAMPAI KE-6
• KOTRIMOKSAZOL, DOSIS UNTUK ORANG DEWASA ADALAH 2 X 2 TABLET ( 1 TABLET MENGANDUNG
SULFAMETOKTAZOL 400MG DAN 80MG TRIMETHOPRIM) DIBERIKAN SELAMA 2 MINGGU
• AMPISILIN DAN AMOKSILIN, KEMMPUAN OBAT INI DAPAT MENURUNKAN DEMAM LEBIH RENDAH
DIBANDINGKAN KLOROMFENIKOL, DOSIS YANG DIANJURKAN BERKISAR ANTARA 50-150 MG/KGBB DAN
DIGUNAKAN SELAMA 2 MINGGU.
• SEFTRIAKSON, DOSIS DIANJURKAN ADALAH ANTARA 3-4 RAM DALAM DEKSTROSA 100CC DIBERIKAN
SELAMA ½ JAM PERINFUS SEKALI SEHARI, DIBERIKAM SELAMA 3 HINGGA 5 HARI.5
 PROGNOSIS

• PROGNOSIS TANPA KOMPLIKASI

• TERGANTUNG PADA KETEPATAN TERAPI, USIA, KEADAAN KESEHATAN SEBELUMNYA, KEKEBALAN
TUBUH, JUMLAH DAN VIRULENSI SALMONELLA
 KOMPLIKASI
• SEBAGAI SUATU PENYAKIT SISTEMIK MAKA HAMPIR SEMUA ORGAN TUBUH DAPAT DISERANG DAN BERBAGAI KOMPLIKASI SERIUS
DAPAT TERJADI. BEBERAPA KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI PADA DEMAM TIFOID YAITU;5
KOMPLIKASI INTESTINAL.
• PERDARAHAN INTESTINAL
• PERFORASI USUS
• PANKREATITIS
KOMPLIKASI EKSTRAINTERSTINAL
• KOMPLIKASI KARDIOVASKULER: GAGAL SIRKULASI PERIFER, MIOKARDITIS,TROMBOFLEBITIS
• KOMPLIKASI DARAH : ANEMIA HEMOLITIK, TROMBOSITOPENIA, KID, THROMBOSIS.
• KOMPLIKASI PARU : PNEUMONIA, EMPYEMA,PLEURITIS
• KOMPLIKASI HEPATOBILER: HEPATITIS,KOLESISTITIS
• KOMPLIKASI GINJAL: GLOMEURONEFRITIS,PIELONEFRITIS,PERINEFRITIS
• KOMPLIKASI TULANG: OSTEOMYELITIS,PERIOSTISIS,SPONDYLITIS,ARTRITIS
• KOMPLIKASI NEUROPSKIATRIK/TIFOID TOKSIK.5
 KESIMPULAN

• BERDASARKSAN DARI ANAMNESA, PEMERIKSAAN FISIK, DAN PEMERIKSAN PENUNJANG YANG

TELAH DILAKUKAN MENANDAKAN PASIEN TERSEBUT MENGALAMI DEMAM TIFOID, DEMAM
TIFOID MERUPAKAN SUATU PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH SALMONELLA THYPI, DAPAT
DIDIAGNOSA DENGAN MUDAH DENGAN UJI WIDAL. PENYAKIT INI DAPAT MENULAR MELALUI
MAKANANAN, MINUMAN . PROSES PENYEMBUHAN DAPAT DIAKUKAN DENGAN ISTRIHAT
YANG CUKUP YANG BERTUJUAN UNTUK MECEGAH TERJADINYA KOMPLIKASI, SELAIN ITU
DAPAT DIBERIKAN OBAT-OBAT ANTIMIKROBA YANG SERING DIGUNAKAN.