Anda di halaman 1dari 42

Oleh Kelompok 1 : Dewi Fitri Yulia

Juli Anti
PENDAHULUAN
 Spektrometer absorbsi adalah sebuah instrumen
untuk mengukur absorbsi/penyerapan cahaya dng
energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu
atom/molekul.
 Spektrofotometer dikembangkan beberapa puluh
tahun lalu untuk keperluan para fisikawan dan
kimiawan dalam mempelajari struktur molekul
dan mengembangkan dengan teori molekul.
 Kini, spektrofotometer juga banyak digunakan
untuk berbagai seperti studi bahan, lingkungan
ataupun untuk mengontrol suatu proses kimiawi
dalam industri.
PROSES ABSORBSI
 Absorbsi cahaya oleh suatu molekul
merupakan suatu bentuk interaksi antara
gelombang cahaya (foton) dan
atom/molekul.
 Energi cahaya diserap oleh atom/molekul
dan digunakan oleh elektron di dalam
atom/molekul tersebut untuk bertransisi ke
tingkat energi elektronik yang lebih tinggi.
Lanjutan
 Untuk molekul organik, dalam banyak hal,
absorbsi cahaya UV/Vis (ultraviolet/visible)
terjadi pada group fungsional (kromofor) yang
mengandung elektron-elektron valensi.
 Proses absorbsi cahaya UV/Vis berkaitan dengan
promosi elektron dari satu orbital molekul dengan
tingkat energi elektronik tertentu ke orbital
molekul lain dengan tingkat energi elektronik
yang lebih tinggi.
PEMBAHASAN
 Spektrofotometri UV-Vis  Informasi adanya gugus
berikatan rangkap atau terkonyugasi yang terdapat dalam
molekul senyawa yang mengabsorpsi radiasi
elektromagnetik di daerah UV-Vis.
Prinsip Kerja :
 Jika seberkas cahaya dilewatkan suatu sampel, maka
sebagian cahaya akan diteruskan dan sebagian akan
dipantulkan.
 Senyawa yang terdeteksi pada spektrofotometer UV:
1. Ikatan rangkap terkonyugasi
-C=C-C=C-C=C-
2. Gugus kromofor (gugus fungsi yang dapat
menyerap sinar, hubungan antara gugus fungsi
dengan jenis transisi elektronik)
 Spektrofotometri melibatkan pengukuran
senyawa kimia dengan menggunakan energi
cahaya.
 Cahaya adalah bentuk radiasi yang disebut
radiasi elektromagnetik.
 Radiasi elektromagnetik meliputi daerah yang
sangat besar yang melibatkan gelombang energi
sangat rendah (<0,0012 kJ / mol) ke energi
radiasi kosmik sangat besar (> 1,2 x 10 8 kJ /
mol).
 Energi ini terkait dengan persamaan :
E = hv
h : konstanta Planck (= 6,62 x 10 -24 J/s),
v : frekuensi, yang berkaitan dengan
kecepatan merambatnya gelombang
radiasi;
Tabel 1 mencantumkan berbagai daerah
radiasi elektromagnetik
Tabel 2 menunjukkan hubungan antara karakteristik warna
dan perkiraan panjang gelombang
 Daerah panjang gelombang untuk kepentingan analisis
farmasi adalah antara 200 dan 800 nm (UV dan daerah
visibel).
 Sebagian dari cahaya dapat diserap dan sisanya
diteruskan , tidak terpengaruh tapi dialihkan.
Fenomena pengalihan ini dikenal sebagai
hamburan.
 Energi yang terserap dapat dipancarkan dengan
energi panjang gelombang yang lebih rendah.
Proses ini dikenal sebagai emisi.
 Pada spektrofotometri UV-vis, perbedaannya
ialah antara kejadian dan sinar yang muncul dari
pengukuran cahaya. Sifat ini dikenal sebagai
penyerapan, digunakan dalam karakterisasi
senyawa farmasi secara kuantitatif dan kualitatif.
 Instrumen ini digunakan untuk mengukur
intensitas spektra UV –vis. Hal ini terkait
dengan absorbansi sebagai berikut:
A= -log (I / I0) = -log( T )
dimana :
A = absorbansi
I = intensitas spektra UV-Vis
I0 = cahaya yang muncul
T = transmitan
Teknik Pengukuran Spektrum (UV)
1. Penyiapan cuplikan untuk pengukuran
spektrum ultraviolet (UV).
Cuplikan untuk pengukuran spektrum absorbsi
ultraviolet dapat berupa :
 Gas
 Cairan murni
 Padatan transparan
 larutan
 Spektrum ultraviolet dapat dibuat dengan cara mengukur
absorban pada daerah panjang gelombang dari 200 nm –
350 nm.
 Spektrum yang terjadi ditentukan panjang gelombang
maksimumnya dan absopsivitas molar maksimum dengan
menggunakan hukum Lambert Beer, yaitu
A= eb x C
 A = -log %T ------- %t = It/I0 x 100 %
Dimana
A = absorban,
e = absobtivitas molar,
b = tebal sel dan
C = konsentrasi dalam molar,
T = persen transmitan,
It = intensitas sinar yang diteruskan dan
I0 = intensitas sinar mula-mula.
2. Pengaruh pelarut pada spektrum absorpsi ultraviolet
(UV)
Untuk keperluan elusidasi struktur pembuatan
spektrum absorbsi ultraviolet harus dilakukan dalam
bentuk larutan, sehingga pelarut akan mempengaruhi
panjang gelombang absorpsi maksimum dari suatu
cuplikan.
ATURAN WOODWARD
 Pada tahun 1941 Woodward telah berhasil
mengisolasi dan menentukan spektrum absorsip
ultraviolet untuk berbagai senyawa organik
yang mempunyai sistem ikatan rangkap
terkonyugasi
 Woodward berdasarkan pada hasil
eksperimennya telah menurunkan suatu aturan
yang menyatakan bahwa suatu sistem diena
terkonyugasi dengan konfigurasi trans atau
sistem heteroanular mempunyai panjang
gelombang dasar 214 nm,
Lanjutan
 Sedangkan diena terkonyugasi dengan struktur
sis mempunyai panjang gelombang dasar
(ldasar) 256 nm.
 Adanya gugus kromofor yang terikat pada
sistem terkonyugasi akan menyebabkan
bertambahnya nilai panjang gelombang dari
sisitem diena terkonyugasi.
TRANSMITANSI DAN ABSORBANSI
Transmitansi
P
T= dan %T = T  100
P0
P = kekuatan (intensitas) sinar diteruskan
P0 = kekuatan (intensitas) sinar datang

Pada kenyataannya, P0 sulit untuk diukur.


Yg diukur adalah Psolvent (intensitas sinar yg
melewati sel berisi pelarut), sehingga:

PSolution
T =
PSolvent
Absorbansi
PSolution PSolvent 1
A =  log T =  log = log = log
PSolvent PSolution T
HUKUM LAMBERT-BEER
Jumlah radiasi yang diserap proporsional dengan
ketebalan sel (b), konsentrasi analit (c), dan
koefisien absorptivitas molekuler (a) dari suatu
spesi (senyawa) pada suatu panjang gelombang.

A = abc
Jika konsentrasi (c) diekspresikan sebagai
molaritas (mol/L) dan ketebalan sel (b)
dinyatakan dalam centimeter (cm), koefisien
absorptivitas molekuler (a) disebut koefisien
ekstinsi molar (ε) dan memiliki satuan

A = bc
[L/(mol.cm)]

Untuk campuran, Hk. Lambert-Beer bersifat


aditif. ATotal = A1 + A 2 + A 3 ...... + A n
or
ATotal =  1b1 c1 +  2 b 2 c 2 +  3 b 3 c 3 ...... +  n b n c n
HUKUM LAMBERT-BEER
Asumsi:
1. Radiasi sinar datang harus monokromatis.
2. Spesi penyerap (molekul, atom, ion, dll) independen satu sama
lain.
3. Radiasi sinar datang merupakan berkas paralel yang tegak lurus
dengan permukaan media penyerap.
4. Radiasi sinar melintasi media penyerap dengan panjang yang sama.
5. Media penyerap homogen dan tidak menyebabkan penghamburan
sinar.
6. Radiasi sinar datang mempunyai intensitas yang tidak terlalu besar
yang menyebabkan efek saturasi.
LIMITASI HUKUM LAMBERT-BEER

A = abc
Menurut Hk. Lambert-Beer, A berbanding lurus dengan
panjang lintasan (b) dan konsentrasi (c), sehingga:
1. A tidak mempunyai limitasi terkait dengan b.
Gunakan sel yang tipis untuk sampel dengan konsentrasi tinggi.

Gunakan sel yang tebal untuk sampel dengan konsentrasi rendah.

Contoh: Jika A = 0.410 dalam kuvet (b = 1.0 cm)

Sehingga jika: b = 2.0 cm, A = 0.820


b = 0.1 cm, A = 0.041
2. Chemical Deviation
A berbanding lurus dengan konsentrasi (c), kecuali:
untuk konsentrasi yang terlalu tinggi atau jika terjadi reaksi kimia

a. Biasanya, A menjadi nonlinier jika c > 0.10 M


 Pada konsentrasi diatas 0.10 M, jarak antar molekul analit menjadi
cukup dekat, yang mempengaruhi distribusi muatan, sehingga
mengubah cara molekul melakukan serapan (mengubah ).
b. A menjadi nonlinier jika terjadi reaksi kimia.
 Jika analit mengalami assosiasi, dissosiasi atau
bereaksi dengan pelarut atau komponen lain dalam
larutan, penyimpangan Hk. Lambert-Beer akan
terjadi.

+
HIn  H + In -
Color1 Color 2
3. Instrumental Deviation
a. Efek Radiasi Polikromatik
Idealnya, monokromator akan melewatkan radiasi monokromatis,
tetapi kenyataannya monokromator akan melewatkan radiasi berupa
pita. Bandwidth spektrometer akan mempengaruhi linieritas Hk.
Lambert-Beer.
Pengukuran dilakukan pada max untuk memperkecil error.

B A
Lanjutan
b. Hamburan cahaya
Hukum Beer's berlaku dengan ketentuan sebagai berikut :

 Insiden sinar radiasi monokromatik (Cahaya monokromatik adalah


cahaya dari panjang gelombang tunggal atau lebih, cahaya dari
panjang gelombang dalam kisaran waktu yang sempit, yang mungkin
berhubungan dengan eksperimen).
 Insiden lintasan radiasi melalui jalur paralel yang sama jauhnya
melewati sampel.
 Tidak terjadi reaksi kimia yang diikuti oleh penyerapan energi radiasi.
 Larutan sampel homogen dan tidak kehilangan energi radiasi melalui
hamburan atau proses refleksi lainnya.
 Setiap molekul terserap sendiri dan tidak dipengaruhi oleh molekul
lain dalam larutan. (Catatan: Ini mungkin tidak berlaku untuk
konsentrasi zat terlarut tinggi).
PENYIMPANGAN DARI HUKUM BEER
 Panjang gelombang yang diabsorbsi sama dikenal sebagai
titik/angka isosbestik.
 Pada panjang gelombang ini, absorptivitas molar dua jenis
adalah sama dan, dengan demikian, pengukuran pada
panjang gelombang yang dilakukan tidak menyimpang
dari hukum Beer.
 Pada konsentrasi milimolar di mana pengukuran
absorbansi yang dilakukan, indeks bias sampel dengan
referensi tidak berbeda jauh. Namun jika konsentrasi
meningkat, seperti dalam spektrofotometri derivatif,
indeks bias dapat diubah dan hasilnya, penyimpangan dari
hukum di Beer bisa menjadi signifikan.
Penyimpangan dari Hukum Beer diabaikan
jika :
 Penyimpangan instrumen sangat minim;
 Perbandingan penyerapan pelarut diabaikan
dengan absorbansi analit;
 Konsentrasi analit masuk dalam kisaran/range;
 Tidak ada interaksi kimia antara molekul zat
terlarut atau antara molekul zat terlarut dengan
pelarut, dan
 Suhu dijaga konstan, terutama untuk aliran
injeksi analisis dan pengukuran laju reaksi.
Komponen Spektrofotometer
 Sumber cahaya
 Monokromator dan filter
 Sel
 Detektor
 Semikonduktor -
dioda silikon
Komponen spektrofotometer dapat diatur pada salah satu dari
dua cara seperti ditunjukkan pada Gambar

(A) Komponen khusus spektrofotometer uv–vis (optik


depan)
(B) Kebalikan komponen spektrofotometer optik

 Kedua pengaturan berbeda hanya dalam susunan relatif


sampel dan monokromator. Namun kompleksitas, kualitas, dan
kecepatan data yang diperoleh dan disajikan sangat berbeda.
INSTRUMENTASI

Menurut konfigurasinya, dibagi dalam:


1. Single Beam
2. Double Beam
3. Multi Channel

1. Single Beam
2. Double Beam

Double-beam in time instrument


3. Multi Channel
KOMPONEN INSTRUMENTASI SPEKTOMETER UV-VIS

1. Sumber (Source)

• Argon 100 – 160 nm


• Tungsten 350 – 2500 nm
• Deuterium 160 – 360 nm
• Xenon 200 – 900 nm
2. Kuvet (Sample Container)
3. Monokromator

GRATING
4. Detektor

Photovoltaic

Phototube

Diode array
ARTI PENTING KALIBRASI DALAM
SPEKTROFOTOMETER UV-Vis
Alat ini banyak bermanfaat untuk
penentuan konsentrasi senyawa-senyawa
yang dapat menyerap radiasi pada daerah
ultraviolet (200 – 400 nm) atau daerah
sinar tampak (400 – 800 nm)
(Sastrohamidjojo, 1991). Analisis ini dapat
digunakan yakni dengan penentuan
absorbansi dari larutan sampel yang
diukur.
Penyebab kesalahan sistematik yang sering terjadi
dalam analisis menggunakan spektrofotometer
 Serapan oleh pelarut
Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko,
yaitu larutan yang berisi matrik selain komponen
yang akan dianalisis.
 Serapan oleh kuvet
Kuvet yang biasa digunakan adalah dari bahan gelas
atau kuarsa. Dibandingkan dengan kuvet dari bahan
gelas, kuvet kuarsa memberikan kualitas yang lebih
baik, namun tentu saja harganya jauh lebih mahal.
Serapan oleh kuvet ini diatasi dengan penggunaan
jenis, ukuran, dan bahan kuvet yang sama untuk
tempat blangko dan sampel.
 Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran
dengan absorbansi sangat rendah atau sangat
tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan
konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas
dari alat yang digunakan. (melalui pengenceran
atau pemekatan)
Penentuan kalibrasi dilakukan dengan ikuti
prosedur sebagai berikut :

 Dilakukan dengan larutan blangko (berisi pelarut


murni yang digunakan dalam sampel) dengan kuvet
yang sama.
 Setiap perubahan panjang gelombang diusahakan
dilakukan proses kalibrasi.
 Proses kalibrasi pada pengukuran dalam waktu yang
lama untuk satu macam panjang gelombang,
dilakukan secara periodik selang waktu per 30 menit.
Dengan adanya proses kalibrasi pada
spektrofotometer UV-Vis ini maka akan membantu
pemakai untuk memperoleh hasil yang kaurat dan
Faktor yang Mempengaruhi Spektra :
 Efek pelarut
 Penyimpangan dari hukum Beer's: Faktor Instrumental

APLIKASI PENGUKURAN SPEKTROFOTOMETRI


 Analisis Kualitatif
 Kelompok Fungsional Organik dan Penjelasan
Struktur
 Spektra Ion anorganik
 Pengisian Transfer Kompleks
 Identifikasi kualitatif
 Analisis Kuantitatif

Anda mungkin juga menyukai