Anda di halaman 1dari 55

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK
ANI KUSWATI, SKep, Ns, MH
PENGERTIAN
• Pengertian Komunikasi Terapeutik adalah : Proses Dimana
perawat yang menggunakan pendekatan terencana mempelajari
klien.
PENGERTIAN....
• Northouse (1998) mendefinisikan komunikasi terapeutik sebagai

kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien


beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan
belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.
• Stuart G.W (1998) menyatakan bahwa komunikasi terapeutik
merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien,
dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional klien.
• S.Sundeen (1990) menyatakan bahwa hubungan terapeutik

adalah hubungan kerjasama yang ditandai tukar menukar


perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina
hubungan intim yang terapeutik.
Kalthner, dkk (1995) mengatakan bahwa komunikasi terapeutik
terjadi dengan tujuan menolong pasien yang dilakukan oleh
orang-orang yang professional dengan menggunakan
pendekatan personal berdasarkan perasaan dan emosi.
• Heri Purwanto, 1994)Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi interpersonal, artinya komunikasi antara orang-
orang secara tatap muka yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik
secara verbal dan nonverbal.
• (Mulyana, 2000)Komunikasi terapeutik adalah komunikasi

yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya


dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
• Indrawati, 2003 : 48)Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan
yang bisa dikesampingkan, namun harus direncanakan,
disengaja, dan merupakan tindakan profesional.
TEKNIK-TEKNIK DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

• Mendengar (Listening)
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat
mengetahui perasaan klien, member kesempatan lebih banyak pada klien
untuk bicara. Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap
kritis dan korektif bila apa yang disampaikan klien perlu diluruskan.
Tujuan teknik ini adalah memberi rasa aman klien dalam mengungkapkan
perasaannya dan menjaga kestabilan emosi/psikologis klien.
Lanjutan....
• Pertanyaan Terbuka (Broad Opening)
Teknik ini memberi kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya
sesuai kehendak klien tanpa membatasi, contoh:
“Apa yang sedang Saudara pikirkan?”, “Apa yang akan kita bicarakan hari
ini?”.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat
dapat memberi dorongan dengan cara mendengar atau mengatakan “saya
mengerti yang saudara katakan”.
• Mengulang (Restarting)

Mengulang pokok pikiran yang


diungkapkan klien. Gunanya untuk
menguatkan ungkapan klien dan member
indikasi perawat mengikuti pembicaraan
klien. Misalnya: “Ooh..jadi Saudara tadi
malam tidak bisa tidur karena....”.
• Klarifikasi

Dilakukan bila perawat ragu, tidak jelas, tidak mendengar atau


klien berhenti karena malu mengemukakan informasi, informasi
yang diperoleh tidak lengkap atau mengemukakannya
berpindah-pindah. Contoh: “dapatkah Anda menjelaskan
kembali tentang....?”.
Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide, perasaan, dan persepsi
perawat-klien.
• Refleksi

Refleksi merupakan reaksi perawat-klien selama berlangsungnya


komunikasi. Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
• 1)Refleksi isi, bertujuan memvalidasi apa yang didengar. Klarifikasi ide yang

diekspresikan klien dengan pengertian perawat.


• 2)Refleksi perasaan, yang bertujuan member respon pada perasaan klien

terhadap isi pembicaraan agar klien mengetahui dan menerima perasaannya.


•Teknik refleksi ini berguna untuk:
· Mengetahui dan menerima ide dan perasaan.
· Mengoreksi.
· Memberi keterangan lebih jelas

•Kerugiannya adalah:
· Mengulang terlalu sering tema yang sama
· Dapat menimbulkan marah, iritasi, dan frustasi
• Memfokuskan
Membantu klien bicara pada topik yang telah dipilih dan yang penting
serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik, lebih
jelas, dan berfokus pada realitas.
Contoh:
Klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang perhatian
pada pasiennya”.
Perawat : “Apakah Saudara sudah minum obat?”
• . Membagi persepsi

Meminta pendapat klien tentang hal yang


perawat rasakan dan pikirkan. Dengan cara
ini perawat dapat meminta umpan balik dan
memberi informasi.
Contoh: “Anda tertawa, tetapi saya rasa Anda
marah kepada saya”.
• Identifikasi Tema
Mengidentifikasi latar belakang masalah yang dialami klien
yang muncul selama percakapan. Gunanya untuk meningkatkan
pengertian dan mengeksplorasi masalah yang penting.
Misalnya: “Saya lihat dari semua keterangAn yang Anda
jelaskan, Anda telah disakiti. Apakah ini latar belakang
masalahnya?”
• Diam (Silence)

Cara yang sukar biasanya dilakukan setelah mengajukan


pertanyaan. Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan
memotivasi klien untuk bicara. Pada klien yang menarik diri,
teknik diam berarti perawat menerima klien.
Misalnya:
Klien : Saya jengkel kepada suami saya.
Perawat : Diam (memberi kesempatan klien)
Klien : Suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alasAn yang
jelas, kalau saya tanya pasti marah.
• Informing
Teknik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk
pendidikan kesehatan bagi lien, misalnya perawat
menjelaskan tentang penyebab panas yang dialami klien.
Klien : Suster, kenapa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal
saya sudah minum obat, kira-kira kenapa ya Suster?
Perawat : Baik saya jelaskan, panas tubuh atau suhu tubuh
meningkat dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
karena ada proses infeksi, dehidrasi atau karena metabolisme
tubuh yang meningkat.
• Saran
Memberi alternative ide untuk pemecahan masalah. Dapat
dipakai pada fase kerja dan tidak tepat pada fase awal
hubungan.
Misalnya : Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang
penyebab batuk dan sesak nafas, salah satunya karena merokok.
Kami berharap Anda dapat mengurangi atau berhenti merokok.
Fungsi komunikasi terapeutik
• Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan
mengajarkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui
hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap
perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan
(Purwanto, 1994).
• Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban
perasaan dan pikiran serta dapat mengambil tindakan yang
efektif untuk pasien, membantu mempengaruhi orang lain,
lingkungan fisik dan diri sendiri. Kualitas asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas
hubungan perawat-klien, Bila perawat tidak memperhatikan hal
ini, hubungan perawat-klien tersebut bukanlah hubungan yang
memberikan dampak terapeutik yang mempercepat kesembuhan
klien, tetapi hubungan sosial biasa.
Manfaat komunikasi terapeutik
Untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama antara
perawat-pasien.
Mengidentifikasi, mengungkap perasaan dan mengkaji masalah
serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan perawat.
Memberikan pengertian tingkah laku pasien dan membantu
pasien mengatasi masalah yang dihadapi.
Mencegah tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri
pasien.
Terapeutik Impasses
• Therapeutic impasses atau kebuntuan terapeutik
merupakan hambatan kemajuan hubungan perawat dan
klien yang terdiri dari:

• Resistensi

• Transference

• Countertransference

• Boundary violation
• Resistensi
Adalah upaya klien untuk tidak
menyadari aspek dari penyebab cemas
atau kegelisahan yang dialaminya. Hal
ini terjadi akibat dari ketidaksediaan
klien untuk berubah ketika kebutuhan
untuk berubah telah dirasakan
•Transference
Adalah penugasan yang tidak disadari
terhadap orang lain yang berasal dari perasaan
dan perilaku yang pada dasarnya berhubungan
dengan figur yang penting di masa yang lalu.
Contoh :

· Bermusuhan

· Tergantung
• Countertransference

Reaksi perawat terhadap klien yang berdasar


pada kebutuhan, konflik, masalah dan
pandangan mengenai dunia yang tidak disadari
perawat
• Boundary Violations (Pelanggaran Batas)

Jika perawat berusaha memenuhi kebutuhan pribadi


melalui hubungan dengan klien, maka batasan profesional
berarti telah dilanggar, jikahal ini terjadi maka hubungan
menjadi tidak terapeutik. Pelanggaran batas terjadi jika
perawat melampaui batas hubungan yang terapeutik dan
membina hubungan sosial ekonomi, atau personal dengan
klien
Outcome yang terapeutik
• Fungsi dari komunikasi terapeutik adalah
mendorong dan menganjurkan kerjasama
antara perawat dan klien, yang bertujuan
untuk membantu klien mengurangi beban
perasaan dan pikiran, mengurangi
keraguan, serta membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif untuk
kesembuhan klien.
• Teknik komunikasi terapeutik melibatkan klien
sepenuhnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
• Sehingga klien akan merasa dirinya dihargai dan
diakui.
• Dalam hal ini klien akan membuka diri dengan
perawat begitu juga perawat akan membuka diri
dengan klien.
• Hal ini akan mendukung klien untuk mengeksplorasi
perasaannya sehingga perawat mampu menggali
permasalahan klien. Jika semua permasalahan klien
dapat dipenuhi sesuai harapannya maka kepuasan klien
dapat tercapai.
DIMENSI RESPON
• KESEJATIAN
• RESPEK
• EMPATI
• KONKRIT
• Kesejatian:

Kesejatian Pengertian Kesejahteraan adalah :


pengirim pesan pada orang lain tentang
gambaran diri kita yang sebenarnya (Smith,
1992) Kesejatian dapat ditunjukan dengan
adanya kesamaan antara verbal dan non verbal
(kongruen)
• Lawan dari kongruen adalah inkongruen yaitu : adanya
ketidaksamaan antara bentuk verbal dan non verbal:

• Lawan dari kongruen adalah inkongruen yaitu :


adanya ketidaksamaan antara bentuk verbal dan non
verbal Inkongruen akan menimbulkan antara lain
(smith, 1992) : Tidak percaya pada perawat Curiga,
bingung Hubungan menjadi renggang Informasi yang
berharga hilang Menerima pesan yang berbeda
Mungkin hanya percaya pada pesan non verbal Tidak
merasa berbicara dengan orang lain yang sebenarnya.
• Ciri – ciri perilaku ingkongruen (Smith,
1992):
Gerak kaki - Menendang dengan agresif -
Posisi kaki tegang - Sering mengganti
postur kaki Gerak tangan - Menggaruk pipi
- Menarik kuku tangan dengan keras -
Melindungi / memegang lutut ketika
tersenyum
• Keuntungan perilaku kongruen:
• Keuntungan perilaku kongruen

Kesejatian Perawat
Berbicara dengan kesungguhan dan tanpa menyakiti Mengekspresikan
apa yang dia pikirkan, perasaan, pengalaman saat ini.
Menunjukan kespontanan
Menunjukan Keterbukaan
Keuntungan untuk klien
Merasa bebas untuk mengekspresikan pikiran dan emosi mereka yang
sesungguhnya.
Mengembangkan perasaan percaya pada perawat.
Menyediakan informasi dimana mereka dapat menggunakanya
Merasakan atmosfer rileks
Menikmati iklim kesejatian
• Faktor yang mempengaruhi Kesejatian:

• Kepercayaan diri
Orang yang mempunyai keprcayaan diri yang tinggi
akan mampu menunjukan kesejatianya pada saat
keadaan yang tidak nyaman dimana kesejatian yang
ditampilkan akan mengakibatkan resiko tertentu.
• Persepsi terhadap orang lain
Apabila seseorang melihat orang lain mempunyai
kekuatan yang lebih besar dan menguasai kita maka
hal ini akan mempengaruhi bagaimana kita akan
menampilkan seperti apa diri kita yang sebenarnya.
• Lingkungan terdiri dari waktu dan tempat.
Tempat dimana seseoramg berada di muka
publik ( auditorium, panggung,dll) akan
mengakibatkan seseorang merasa sulit
untuk menunjukkan seperti apa dirinya
yang sebenarnya.
Waktu yang terbatas juga akan
mengakibatkan seseorang tidak mampu
menunjukkan siapa dia yang sebenarnya.
Petunjuk penggunaan kesejatian yang efektif (Leddy & Pepper, 1998):

• Perawat harus menghindari membuka diri yang


terlalu dini sampai dengan klien menunjukkan
kesiapan untuk berespon positif terhadap
keterbukaan. Jika kepercayaan telah didapat,
perawat dapat menjadi lebih terbuka dan spontan
untuk dapat melakukan empati dan respek
• Perawat harus menhindari membuka diri dalam
rangka memanipulasi, memberikan
nasehat/mempengaruhi klien untuk mendapatkan
apa yang menjadi tujuan perawat.
RESPEK / HORMAT

• Respek mempunyai pengertian perilaku yg


menunjukkan kepedulian/perhatian, rasa
suka dan menghargai klien. Perawat
menghargai klien sbg seseorang yg
bernilai dan menerima klien tanpa syarat.
Dengan respek maka perawat akan dapat
mengakui kebutuhan orla unt dipenuhi,
dimengerti dan dibantu dlm keterbatasan
kemampuan dan waktu yang dimiliki oleh
perawat.
• Perilaku respek ditunjukkan dengan (Smith,1992)
• Melihat kearah klien
• Memberikan perhatian yang tidak terbagi Memelihara kontak mata
• Senyum pada saat tepat
• Bergerak kearah klien
• Menentukan sapaan yg disukai Jabat tangan / sentuhan yg lembut.

• Respek adalah (Egan Cit.Susan Smith, 1986): kesediaan


untuk bekerja dg klien
• Menunjukkan siap sedia
• Ketertarikan pada masalah klien
• Memahami keunikan
• Melakukan pendekatan penyelesaian mslh
EMPATI

• Pengertian Empati adalah : kemampuan


menempatkan diri kita pada posisi orang
lain, serta memahami bagamana perasaan
orang lain dan apa yang menyebabkan
reaksi mereka tanpa emosi orang lain (
Smith,1992 ).
Aspek dari Empati:

• Aspek Mental Kemampuan melihat dunia


orang lain dengan menggunakan paradigma
orang tersebut. Aspek mental juga berarti
memahami orang laIn secara emosional dan
intelektual.
• Aspek verbal memerlukan keakuratan
(ketepatan) kejelasan dan kealamiahan
(naturalness) yang akan dijelaskan kemudian.
• Aspek Non Verbal yang diperlukan
adalah : kemampuan menunjukkan empati
dengan kehangatan dan kesejatian.
• Empati diperlukan setiap saat dimana
seseorang membagikan pikiran dan
perasaan (terluka, bingung, khawatir,
nyeri, terasing, penuh ketakuatan, ragu-
ragu pada diri sendiri,dll )
Keuntungandariempatibagikliendankolega(Smith,1992):

• Empati meningkatkan perasaan berhubungan dengan


orang lain.
• Empati membantu peningkatan harga diri seseorang
yang menerima empati
• Empati akan membuat orang lain merasa dirinya
penting dan berharga
• Empati menunjukkan bahwa anda menerima
bagaimana perasaan klien dan kolega, dan pendukung
kepercayaan bahwa anda menerima mereka apa
adanya.
RESPEK / HORMAT

• Respek mempunyai pengertian perilaku yg


menunjukkan kepedulian/perhatian, rasa
suka dan menghargai klien. Perawat
menghargai klien sbg seseorang yg
bernilai dan menerima klien tanpa syarat.
Dengan respek maka perawat akan dapat
mengakui kebutuhan orla unt dipenuhi,
dimengerti dan dibantu dlm keterbatasan
kemampuan dan waktu yang dimiliki oleh
perawat.
KONKRET

• Perawat mengunakan terminologi yang spesifik


dan bukan abstrak pada saat berdiskusi dengan
klien mengenai perasaan, pengalaman dan
tingkah lakunya.
• Fungsi dari dimensi ini adalah : dapat
mempertahankan respon perawat thd perasaan
klien, penjelasan dg akurat ttg maslh yang akan
mendorong klien memikirkan mslh yg spesifik.
Dimensi Tindakan
•Dimensi tindakan (Stuart da Sundeen, 1987 :

131) terdiri dari


•Konfrontasi

•Kesegeraan

•Keterbukaan

•Emosional katarsis

•Bermain peran
KONFRONTASI
• Konfrontasi adalah perasaan perawat tentang perilaku

klien yang tidak sesuai. Konfrontasi berguna untuk


meningkatkan kesadaran klien akan kesesuaian
perasaan, sikap, kepercayaan, dan perilaku. Konfrontasi
sangat diperlukan klien yang telah mempunyai
kesadaran tetapi belum merubah perilakunya.
Konfrontasi juga merupakan proses interpersonal yang
digunakan oleh perawat untuk memfasilitasi,
memodifikasi dan peluasan dari gambaran diri orang
lain.
• Tujuan dari konfrontasi : agar orang lain sadar adanya

ketidaksesuaian pada dirinya


• Dua bagian konfrontasi

• Membuat orang lain sadar terhadap perilaku yang

tidak produktif/merusak
• Membuat pertimbangan tentang bagaimana dia
bertingkah laku yang lebih produktif dengan jelas
dan konstruktif
• Waktu yang tepat dilakukkannya konfrontasi
- Tingkah lakunya tidak produktif
- Tingkah lakunya merusak
- Ketika mereka melanggar hak kita atau hak orang lain
• Cara melakukan konfrontasi
- Clarify : membuat sesuatu lebih jelas untuk dimengerti
- Articulate : dapat mengekspresikan opini diri sendiri dengan
kata – kata yang jelas
- Request : permintaan
- Encourage : memberikan support, harapan dan kepercayaan
• Tiga kategori konfrontasi yaitu:

• Ketidak sesuaian antara konsep diri klien


(ekspresi klien tentang dirinya) dan ideal diri
(cita-cita/keinginan klien)
• Ketidak sesuaian antara ekspresi non verbal dan
perilaku klien
• Ketidak sesuaian antara pengalaman klien dan
perawat
KESEGERAAN
• Perawat sensitif terhadap perasaan klien dan
berkeinginan membantu dengan segera.
• Kesegeraan terjadi jika interaksi perawat klien
difokuskan dan digunakan untuk mempelajari fungsi
klien dalam hubungan interpersonal lainnya.
• Perawat harus sensitive terhadap perasaan klien dan

berkeinginan untuk membantu dengan segera


KETERBUKAAN
• Membuka diri adalah membuat orang lain tahu tentang

pikiran, perasaan, pengalaman pribadi kita.


• Membuka diri diperlukan saat perawat ingin meningkatkan

pemahaman, kekuatan dan kepercayaan klien.


• Perawat membuka diri tentang pengalaman yang sama

dengan pengalaman klien.


• Tukar pengalaman inim memberi keuntungan pada klien

untuk mendukung kerjasama dan memberikan sokongan.


• Cara membuka diri :
- Mendengar
- Empati
- Membuka diri
- Mengecek
"Emosional Catharsis"
• Emosional katarsis tejadi jika klien diminta untuk bicara tentang hal yang

menganggu dirinya.
• Perawat harus megkaji kesiapan klien untuk mendiskusikan masalahnya.

• Jika klien mengalami kesukaran dalam mengekspresika perasaannya, perawat dapat

membantu dengan mengekspresikan perasaannya jika berada pada situasi klien.


• Jika klien menyadari bahwa ia mengekspresikan perasaan dalam suasana menerima

dan aman maka klien akan memperluas kesadaran dan penerimaan pada dirinya.
• Klien didorong untuk membicarakan hal – hal yang sangat mengganggunya untuk

mendapatkan efek terapeutik.


• Disini perlu pengkajian dan kesiapan klien untuk mendikusikan masalahnya.

• Jika klien sulit mengungkapkan perasaannya perawat perlu membantu


mengekspresikan perasaannya jika ia berada pada situasi klein
BERMAIN PERAN
• Bermain peran adalah melakukan peran pada situasi tertentu ini berguna

untuk meningkatkan kesadaran dalam berhubungan dan kemampuan


melihat situasi dari pandangan orang lain.
• Bermain peran menjembatani antara pikirandan perilaku serta klien merasa

bebas mempraktekan perilaku baru pada lingkungan yang nyaman.


• Tindakan untuk membangkitkan situasi tertentu untuk meningkatkan

penghayatan klien kedalam hubungan manusia dan memperdalam


kemampuannya untuk melihat situasi dari sudut pandang lain dan juga
memperkenalkan klien untuk mencobakan situasi baru dalam lingkungan
yang aman.
PENUGASAN
• MEMBUAT SKENARIO : FASE KOMUNIKASI
TERAPEUTIK, SIKAP DAN TEKNIK KOMUNIKASI
PERAWAT SAAT MEMBERIKAN PELAYANAN PADA
KLIEN

Anda mungkin juga menyukai