Anda di halaman 1dari 34

HARGA DIRI RENDAH

Oleh:
M. Syafwani, SKp., M.Kep., Sp.Jiwa
PENDAHULUAN
• Individu dikatakan mengalami gangguan jiwa
 jika individu tsb tdk sukses dlm
menghadapi stress lingkungan sbg akibat dr
internalisasi perilaku yg salah.
• Gangguan jiwa mrpk suatu bentuk perubahan
seseorang yg meliputi pikiran, perasaan &
perilaku yg disebabkan oleh berbagai faktor.
• Perubahan tsb dimanifestasikan dlm bentuk
perubahan perubahan fungsi kemampuan
seseorang dlm mjalani aktivitas sehari2.
• Gangguan tsb termasuk dlm berinteraksi &
berhubungan sosial dg org lain serta
mengalami HDR.
• HDR  evaluasi diri atau perasaan ttg diri
atau kemampuan diri yg negatif yg
berlangsung lama (NANDA, 2005).
• Pd klien HDR  Individu cenderung utk
menilai dirinya negatif & merasa lbh rendah dr
org lain (Depkes, 2000).
• Perilaku manusia dpt menggambarkan
karakteristik individu tsb sehat atau
mengalami gangguan jiwa.
• Mnrt Green (1991), faktor yg mpengaruhi
perilaku:
1. Faktor Predisposisi  pengetahuan, sikap,
tradisi, sistem nilai, tk pendidikan, sosek &
persepsi.
2. Faktor Pemungkin  sarana, prasarana,
fasilitas kesehatan, kemudahan akses,
sistem rujukan, hukum & ketrampilan.
3. Faktor Pendorong  sikap & perilaku
petugas kes, sikap keluarga & sikap
masyarakat.
Perilaku yg sering muncul pd klien Skizofrenia:
• Motivasi yg kurang (81%)
• Isolasi sosial (72%)
• Perilaku makan & tidur yg buruk (72%)
• Sulit menyelesaikan tugas (72%)
• Sukar mengatur keuangan (72%)
• Penampilan yg tdk rapi & kurang bersih (64%)
• Sering lupa (64%)
• Kurang perhatian pd org lain (56%)
• Sering bertengkar (47%)
• Bicara sendiri (41%)
• Tdk teratur minum obat (40%)
• Mnrt Maramis (2006)  klien skizofrenia 72%
mengalami isolasi sosial & 64% mengalami
penurunan kemampuan merawat diri.
• Mnrt Stuart & Laraia (2001)  20% – 50%
klien skizofrenia mencoba utk bunuh diri &
10% diantaranya sukses melakukan bunuh diri.
HARGA DIRI RENDAH
• Penilaian individu thd diri sndr yg tdk sesuai
krn kegagalan menjalankan fungsi & peran 
HDR Situasional.
• Jika dtambah dg lingkungan tdk mberi
dukungan positif atau justru menyalahkan
individu & tjd scr terus menerus akan
mengakibatkan  HDR Kronis.
KARAKTERISTIK HDR KRONIS
• Kurang rasional atau menolak umpan balik
positif
• Umpan balik negatif thd diri sndr sangat
berlebihan
• Pengungkapan diri yg negatif
• Ragu2 utk mcoba sesuatu yg baru
• Perasaan malu atau bersalah
• Menilai diri tdk sanggup menghadapi sesuatu
• Kontak mata yg kurang
• Tdk asertif
• Pasif
• Sering gagal dlm bekerja
• Penyesuaian diri yg berlebihan
• Tergantung pd pendapat org lain
• Tdk tegas
• Proyeksi kesalahan
• Tingkahlaku merusak diri sndr
• Menyia2kan diri
FAKTOR PREDISPOSISI
KONDISI NORMAL
• Faktor Biologis  tdk ada kelainan struktur
otak, tdk ada kelainan jumlah & aktifitas
neurotransmitter, tdk ada kelainan prenatal,
intranatal, postnatal & tdk tjd keracunan otak.
• Faktor Psikologis  tipe kepribadian yg sehat,
kemampuan verbal yg baik, pendidikan moral
yg baik & tumbang pd setiap usia dilalui dg
baik.
• Faktor Sosial Kultural  tempat tinggal
tersedia, mempunyai norma, perilaku & nilai
yg baik, kondisi perekonomian yg stabil,
harapan lingkungan yg realistis & realigi yg
baik.
FAKTOR BIOLOGIS
Adanya gangguan pada:
• Sistem limbik  pusat emosi
• Hipothalamus  mengatur mood & motivasi
• Thalamus  menyaring & mengatur arus
informasi sensori & berhubungan dg perasaan
utk mcegah berlebihan di otak
Sakit fisik dpt mpengaruhi kerja hormon scr
umum, yg dpt pula berdampak pd
keseimbangan neurotransmtiter di otak:
a. Asetilkolin  utk mengatur atensi &
mood.
Pd klien HDR  tjd penurunan asetilkolin
 klien mengalami afek tumpul, tdk ada
perhatian thd org lain & lingkungan.
b. Norepineprin  fungsi kesiagaan, pusat
perhatian & orientasi, mengatur ‘fight &
flight’, proses pembelajaran & memori.
Pd klien HDR  tjd penurunan norepineprin
 klien mengalami kelemahan & depresi.
c. Serotonin  mengatur status mood.
Pd klien HDR  tjd penurunan serotonin 
klien dikuasai oleh pikiran2 negatif & tdk
berdaya.
d. Glutamat  mengatur konsentrasi &
perhatian.
Pd klien HDR  tjd penurunan glutamat 
klien mjd kurang energi & mengantuk.
FAKTOR PSIKOLOGIS
• Adanya penolakan ortu
• Harapan ortu yg tdk realistis
• Ortu yg tdk percaya anak
• Tekanan teman sebaya
• Peran yg tdk sesuai
• Kegagalan yg berulang
• Kurang mempunyai tanggung jwb personal
• Ketergantungan pd org lain
• Ideal diri yg tdk realistik
FAKTOR SOSIAL KULTURAL
• Kemiskinan
• Tempat tinggal yg kumuh & rawan
• Kultur sosial yg berubah sbg ukuran
keberhasilan individu & tuntutan peran
kultural yg tdk sesuai.
FAKTOR PRESIPITASI
KONDISI NORMAL
• Semua jenis stressor mampu dihadapi
• Sumber stressor yg berasal dr dalam & luar
dpt dihadapi
• Lama terpaparnya stressor mampu
diperpendek
• Brp pun jumlah stressor yg diterima dpt
dihadapi
PRESIPITASI HDR
1. Kerusakan struktur otak
2. Abuse dlm keluarga
3. Ketidakmampuan bekerja
4. Kesendirian
5. Tuntutan masyarakat yg tdk sesuai dg
kemampuan
6. Stigma
7. Perubahan fisik
8. Kehilangan
9. Konflik
PENILAIAN TERHADAP STRESSOR
KONDISI NORMAL
• Kognitif  mpunyai pikiran yg positif dlm
menghadapi stressor
• Afektif  tdk berlarut2 dlm perasaan yg negatif
• Fisiologis  kondisi tubuh yg baik dlm
menghadapi stressor
• Perilaku  tdk lari dr stressor, namun stressor
hrs dihadapi
• Sosial  mencari makna dr stressor, mencari
perbandingan dg baik dr stressor & tdk
menghidari org lain.
PENILAIAN STRESSOR PADA HDR
• Kognitif  klien bingung, kmampuan memori
berkurang, disorientasi, kurangnya perhatian,
merasa putus asa,tdk berdaya & tdk berguna.
• Afektif  kemarahan, tdk percaya,
kecemasan, kesal, tdk berdaya, kesepian,
kesedihan, merasa berdosa, kurang motivasi &
murung
• Fisiologis  penurunan energi, lemah, agitasi,
penurunan libido, insomnia, perubahan nafsu
mkn, anoreksia, sakit kepala & peruabahan
hormon.
• Perilaku  kurang aktif, menarik diri, kurang
sosialisasi, mengkritik diri, perasaan malu &
bersalah, kontak mata kurang & tdk asertif.
• Sosial  menyalahkan diri & isolasi sosial.
MEKANISME KOPING
• Pada kondisi normal  mencari bantuan,
negosiasi & mencari perbandingan positif.
• Pada klien HDR  menyalahkan diri, menutup
diri & malas bergaul.
TINDAKAN
1. Metode biologi  Psikofarmaka & ECT
2. Metode psikologis:
a. Terapi Millieu
b. Terapi Kognitif
c. Terapi perilaku
d. Cognitive Behavior Therapy (CBT)
e. Social Skill Training (SST)
f. Terapi Keluarga
g. Terapi Kelompok, dll
PSIKOFARMAKA
1. Antipsikotik Tipikal
 Disebut juga Antipsikotik Tradisional
 Mengatasi gejala2 positif skizofrenia: gangguan
asosiasi pikiran atau inkoheren, waham,
gangguan persepsi/halusinasi, gangguan
perasaan & perilaku yg aneh.
 Chlorpromazine (Largactil), Haloperidol (Haldol,
Serenace), Trifluoperazine (Stelazine) &
Perpherazine, dll.
2. Antipsikotik Atipikal
 Utk mengatasi gejala2 negatif skizofrenia: afek
tumpul, menarik diri, miskin isi pikir.
 Klozapine (Clozaril), Risperidone (Risperdal),
Olanzapin (Zyprexa), Quetiapin (Serequel),
Ziprasidon (Zeldox), dll.
KEUNGGULAN ANTI PSIKOTIK ATIPIKAL
1. Sedikit efek samping dibandingkan dg
Antipsikotik Tipikal  kepatuhan minum
obat dpt meningkat.
2. Selain dpt mengatasi gejala negatif 
memiliki efektifitas sepadan dlm mengatasi
gejala positif skizofrenia.
3. Efek lbh kecil menimbulkan gangguan fungsi
kognitif dibandingkan dg Antipsikotik Tipikal.
4. Memberikan kualitas hidup yg lbh tinggi
bagi klien dibanding Antipsikotik Tipikal.
5. Relatif lbh aman, kecuali Klozapine.
6. Memiliki perbandingan angka kekambuhan
lbh rendah dibandingkan Antipsikotik
Tipikal.
Wassalam

Anda mungkin juga menyukai