Anda di halaman 1dari 56

Organel dalam Sitoplasma yang

Berfungsi untuk Sintesis Protein,


Absorpsi dan Sekresi
Oleh : Kelompok 4
Nurullia Shadila 1122060064
Ovi syafiatul M 1122060065
Pirman Supriatman 1122060066
Qurotul Aeni 1122060067
Rahman Hidayah 1122060068
Sejarah Ribosom
• Pada mulanya, granula ini dinamakan komponen basofil
dari sitoplasma atau Chromophil substance yang sekarang
disebut dengan ribosom.
• Pada tahun 1900  ergastoplasma
• Tapi kemudian, apa yang ditemukan garnier ini sebenarnya
adalah retikulum endoplasma yang pada dindingnya
terdapat banyak sekali ribosom.
• Dari hasil penelitian para ahli ternyata bahwa ribosom ini
mengandung banyak asam nukleat yang berbeda dengan
yang terdapat dalam kromatin inti sel (reaksi Fuelgen)
• Reaksi fuelgen ini ditemukan pada tahun 1924 oleh Fuelgen
dan Rosenback
Struktur Ribosom
Strukur dari ribosom memilki sifat sebagai berikut:
 Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk
elips.
 Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang
dinyatakan dalam unit Svedberg (S).
 Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk
melengkung dengan 2 ekstremitas, memiliki 3 digitasi,
menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar
menyerupai ribosom E. coli.
Struktur Sel
Ribosom melekat pada RE dan ribosom bebas
Ribosom sub unit besar dan kecil pada sel prokaroit
Ribosom
 Organel yang berfungsi sebagai mesin produksi protein
untuk sel dan akibatnya paling melimpah dalam sel yang
aktif dalam sintesis protein, seperti pankreas dan sel-sel
otak.
 Beberapa protein disintesis oleh ribosom adalah untuk
penggunaan internal sel, terutama yang diproduksi oleh
ribosom bebas.
 Banyak dari protein yang diproduksi oleh ribosom terikat,
kemudian, diangkut luar sel.
Sintesis Protein
Proses terbentuknya protein yang terdiri dari 2 tahap yaitu tahap
transkripsi dan tahap translasi

Gen: ATGAGTAACGCG
TACTCATTGCGC

Transkripsi

mRNA: AUGAGU&ACGCG

Translasi

Protein: fMetSerAsnAla
(a) (b)

Struktur DNA dan RNA (Alberts et a!, 1994)


(a) struktur DNA (b) struktur RNA

Gen adalah unit hereditas yang terdiri dari DNA. Molekul DNA adalah
double helix yang tersusun dari dua rantai polinukleotida panjang yang
saling berlekatan satu dengan yang lain oleh ikatan hidrogen diantara
basa yang saling berpasangan.
PERAN RIBOSOM DALAM PROSES SINTESIS PROTEIN

Tahap dimana pada saat pembentukan mRNA


di dalam nukleus dari DNA template dengan
dibantu oleh enzim polimerase.

Tahap dimana mRNA keluar dari inti sel dan


bertemu dengan tRNA lalu dibantu oleh
ribosom yang terdiri dari sub unit besar dan sub
unit kecil.
Tahap transkripsi

Inisiasi Terminasi

Pengenalan
Elongasi
Promotor
Proses transkripsi (Weaver dan Hendrikck,1992)
Pengenalan promoter
• Agar molekul DNA dapat digunakan sebagai
cetakan dalam sintesis RNA, kedua untainya
harus dipisahkan satu sama lain di tempat-
tempat terjadinya penambahan basa pada RNA.
Selanjutnya, begitu penambahan basa selesai
dilakukan, kedua untai DNA segera menyatu
kembali. Pemisahan kedua untai DNA pertama
kali terjadi di suatu tempat tertentu, yang
merupakan tempat pengikatan enzim RNA
polimerase di sisi 5’ (upstream) dari urutan basa
penyandi (gen) yang akan ditranskripsi. Tempat
ini dinamakan promoter.
Inisiasi
• Setelah mengalami pengikatan oleh promoter,
RNA polimerase akan terikat pada suatu
tempat di dekat promoter, yang dinamakan
tempat awal polimerisasi atau tapak inisiasi
(initiation site). Tempat ini sering dinyatakan
sebagai posisi +1 untuk gen yang akan
ditranskripsi. Nukleosida trifosfat pertama
akan diletakkan di tapak inisiasi dan sintesis
RNA pun segera dimulai.
Elongasi
• Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-
kofaktornya pada untai DNA cetakan membentuk
kompleks transkripsi.
• Selama sintesis RNA berlangsung kompleks transkripsi
akan bergeser di sepanjang molekul DNA cetakan
sehingga nukleotida demi nukleotida akan
ditambahkan kepada untai RNA yang sedang
diperpanjang pada ujung 3’ nya.
• Jadi, elongasi atau polimerisasi RNA berlangsung dari
arah 5’ ke 3’, sementara RNA polimerasenya sendiri
bergerak dari arah 3’ ke 5’ di sepanjang untai DNA
cetakan.
Terminasi
• Berakhirnya polimerisasi RNA ditandai oleh
disosiasi kompleks transkripsi atau terlepasnya
enzim RNA polimerase beserta kofaktor-
kofaktornya dari untai DNA cetakan.
• Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil
sintesis.
• Hal ini terjadi ketika RNA polimerase mencapai
urutan basa tertentu yang disebut dengan
terminator.
Dalam tahapan proses di atas beberapa
substansi terlibat antara lain ribosom,
tRNA, aminoacyl synthetase dan
mRNA. Selain itu juga terdapat
beberapa protein faktor, ion anorgani
(Mg2, K+, NH4+) dan guanosine
triphosphate (GTP).
Aktivasi Asam Amino
Faktor yang diperlukan adalah asam amino, tRNA, enzim amino asil
tRNAsintesis, ATP. Langkah aktivasi asam amino:
• Gugus alfa-karboksil pada asam amino bereaksi dengan ATP
membentuk asam amino asil-adenilat dan pirofosfat. Untuk setiap
jenis asam amino, paling tidak ada satu enzim spesifik yang disebut
aminoasil-tRNA sintetase (atau ligase) yang mengkatalis reaksi
tersebut
• Kompleks aminoasil-AMP-enzim bereaksi dengan suatu molekul
tRNA yang spesifik untuk asam amino, membentuk amino asil-
tRNA, enzim dan AMP. Reaksi antara tRNA dengan asam amino
merupakan esterifikasi pada gugus hidroksil 2’ atau 3’ dari ribosom.
Reaksi ini terjadi pada sitosol. Amino asil tRNA yang terbentuk
selanjutnya dalam berperan untuk sintesis protein, dimana molekul
tRNA tersebut berinteraksi dengan molekul mRNA
Tahap Inisiasi
• Pada sel prokariot dan eukariot terdapat 2
tempat yang paling penting di dalam ribosom,
yaitu: Peptide site, adalah tempat dimana tRNA
yang mengikat rantai polipeptida yang sedang
dirangkai.
• Asam amino site, adalah tempat tRNA yang
mengikat asam amino yang akan ditambahkan
kerangkaian peptide tersebut.
• tRNA bertindak sebagai adaptor, yang
menterjemahkan urutan asam nukleat menjadi
untaian protein
Tahap Elongasi
Terjadi ketika inisiator amino asil-tRNA terletak pada peptide site. Faktor yang diperlukan: EF-1,
EF-2, langkah tahap elongasi:
• GTP bereaksi dengan EF-1 membentuk kompleks yang selanjutnya bergantung dengan amino
asil-tRNA
• Hasil dari interaksi EF-1-GTP dan amino asil-tRNA dengan ribosom sedemikian rupa, sehingga
amino asil-tRNA terikat pada amino acid site
• Pada saat itu disertai hidrolisis GTP dan membebaskan fosfat anorganik (P) dan EF-l-GDP.
• Setelah terisinya kedua tempat pengikat P side dan A side, maka segera diikuti oleh
pembentukan ikatan peptide antara asam amino yang terikat pada tRNA pada P site dengan
asam amino yang baru saja dibawa oleh tRNA yang menempati A site. Proses ini terjadi
sebagai berikut:
• Gugus alfa-karboksil dari asam amino yang melekat pada unit adenosin terminal dari tRNA
pada P site ditransfer kegugus alfa-amino bebas dari asam amino yang melekat pada tRNA di
dalam A site
• Pembentukan ikatan peptide tersebut di katalisis oleh enzim-peptida sintetase. Proses
translokasi tersebut disertai hidrolisis GTP menjadi GDP dan P
• Setelah proses translokasi, maka A site menjadi kosong dan ribosom segera siap lagi
menerima amino asil-tRNA yang baru.
Diagram yang memperlihatkan komponen-komponen yang terlibat dalam perpanjangan rantai polipeptida
(Avers, 198
Tahap Terminasi
Faktor yang diperlukan adalah RF. Langkah tahap terminasi:
• Bila kodon UAG atau kodon terminator lainnya (UAA dan UGA)
terbaca, maka akanterjadi penghentian sintesis peptida
• Pada saat kodon terminasi berada pada A site, tRNA tidak
membentuk komplemen dengan kodon tersebut
• Sebaliknya RF (Releasing Factor) mulai bekerja pada saat kodon
terminasi berada dalam A site.
• Pengikatan factor pelepas (RF) dan GTP pada A site kosong, akan
diikuti oleh aktivasi enzim peptidil sintetase dan translokasi
• Selanjutnya terjadi hidrolisis polipeptida baru dan tRNA yang
terlepas dari ribosom, sedangkan RF dan GTP bergerak ke dalam P
site
• Hidrolisis GDP dan P diikuti oleh pelepasan RF. Pada saat ini
kemudian ribosom berdisosiasi menjadi subunitnya dan
melepaskan mRNA
Penyakit yang Berhubungan dengan
Kerusakan Ribosom
• Ribosomopathies  sindrom Schwachman -
Diamond , dyskeratosis congenita , dan
sindrom Treacher Collins
Retikulum Endoplasma (RE)
1. Struktur Molekular Retikulum Endoplasma
• Retikulum endoplasma (RE) merupakan organel yang berupa jaring-
jaring rongga (sisterna) datar yang dilapisi membran yang
menghubungkan antara membran sel dengan membran inti.

Struktur RE dijelaskan Don W. Fawcett dalam


Buku Ajar Histologi bahwa organel ini tampak
sebagai profil tubular bercabang dengan panjang
bervariasi. Tubul ini dapat melebar setempat
menjadi sakulus gepeng dan lebar yang disebut
sisterna. Tubul ini sering berderet paralel
secara rapat.
Reticulum endoplasma terdiri dari dua
bentuk:
Retikulum Endoplasma Kasar
• Dikhususkan untuk sekresi protein, tersusun dari
tumpukan sisterna gepeng yang menyerupai kantong,
dan dibatasi oleh membran yang berhubungan langsung
dengan membran luar selubung inti.
• Disebut reticulum endoplasma kasar karena terdapat
poli ribosom pada permukaan sitosol di membran
reticulum endoplasma tersebut.
• Fungsi utama reticulum endoplasma kasar adalah
memisakan protein yang tidak diperuntukkan untuk
sitosol.
Retikulum endoplasma halus
• Pada reticulum endoplasma halus tidak terdapat
poliribosom yang melekat.
• Jumlah retikulum ini lebih sedikit dari pada reticulum
endoplasma kasar tetapi berhubungan secara kontinyu
dengan reticulum endoplasma kasar.
• reticulum endoplasma halus mengandung reticulum
yang berhubungan dengan sejumlah kemampuan
fungsional khusus.
• Peran utamanya adalah sintesis berbagai molekul
fosfolipid yang menyusun semua membrane sel
RE kasar dan halus
Enzim enzim reticulum endoplasma

Pada membran RE terdapat enzim enzim dan rantai molekul molekul


pembawa electron. Enzim enzim itu antara lain
• Hidrolase terutama glukosa 6-fosfatase dan nukleusida fosfatase,
• enzim enzim yang berperan dalam metabolisme,
• sintesis fosfolipid, dan
• steroid, glikosintransferase yang berperan sebagai katalisator dalam
sintesis glikolipid dan glikoprotein.
• Banyaknya enzim hidroksilase dalam membrane RE menyebabkan
hidroksilasi enzin enzim dalam membrane RE mempunyai inductor
untuk pengaktifanya. Inductor itu antara lain 3-metil kolantrene,
anaftoflafon, fenobarbital, dan dioksin.
Retikulum endoplasma sebagai pusat
Biosintesis sel
Proses sintesis protein yang terjadi di REK akan dijelaskan
pada uraian berikut ini:
a. mRNA menginisiasi sintesis protein dengan mengikat sub
unit ribosom.
b. Segmen pertama dari polipeptida yang baru diterjemahkan
dari ribosom adalah sinyal N-terminal.
c. Akibat bertubrukan dengan RE sinyal sifatnya hidrofobik
akan menetrasi kedalam membrane.
d. Sintesis protein berjalan terus, pertumbuhan rantai
polipeptida meluas menembus membran mengikuti
sinyalnya.
e. Setelah disintesis lengkap, subunit ribosom terlepas dari
mRNA dan lepas dari RE.
• Retikulum endoplasma bersama-sama dengan
sistem membran yang lain membentuk suatu
jalinan di dalam sel yang disebut jaringan
rongga sel (Cytocavity). Jalinan rongga sel
tersebut memisahkan sel menjadi dua
kompartemen, yaitu kompartemen sitoplasma
dan kompartemen rongga dalam (intracavity).
Dengan satu sisi mengarah ke sitosol dan sisi
yang lain menghadap ke lumen jalinan rongga
sel.
GLIKOSILASI
• Sebagian besar protein yang masuk ke dalam
sisterna atau lumen retikulum endoplasma
mengalami glikosilasi sebelum diangkut ke
bagian lain dari sel. Glikosilasi pendahuluan
berlangsung di dalam retikulum
endoplasma dimana karbohidrat dipindahkan
ke protein dan menghasilkan glikoprotein,
yaitu suatu molekul yang memiliki
rantai oligosakarida.
Biosintesis kolesterol
• Sintesis kolesterol dari asam asetat berlangsung di
selaput RE. Pengubahan kolesterol menjadi asam
empedu dan hormon steroid, sesungguhnya
merupakan proses hidroksilasi yang meilabtkan
oksigen, NADPH, dan sitokrom P450.
• Didalam sel-sel penghasil hormon steroid, yang RE nya
sangat berkembang, sintesis kolesterol juga
berlangsung diselaput RE. Dari selaput RE, kolesterol
dibawa ke selaput dalam selaput mitrokondria, yang
merupakan zat hormon steroid, kemudian dibawa
kembali ke RE, dan disini dengan bantuan enzim-enzim
yang terdapat diselaput RE di ubah menjadi hormon
steroid.
KOMPLEK GOLGI
Sejarah Penemuan Kompleks Golgi
• Camilo golgi (1891) menemukan struktur seperti jala pada
sitoplasma sel saraf
• Perrincito (1910) mengemukakan, organel itu terdiri dari
sekelompok diktiosom (jalinan). Selama 50 tahun alat golgi masih
diperdebatkan, para peneliti melihat , pada sel kelenjar alat golgi
dapat berubah sesuai dengan aktivitas organnya.
• Mollenhauer dkk(1967) menemukan lebih terinci dan definitive
ultra struktur organel ini.
Pada tahun 1898, ahli histology Italia menemukan adanya zat
seperti jala dalam sitoplasma sel-sel dalam jaringan. Golgi memberi
nama struktur ini apparatus retikularis dalam dari sel. Nama ini
kemudian diubah menjadi aparatus Golgi, karena bangunan ini tidak
selalu membentuk jala-jala.
Kompleks Golgi
Badan/ kompleks/ aparatus
golgi merupakan kantung pipih
bertumpuk yang tersusun dari
ukuran besar hingga ukuran
kecil dan terikat membran.
Badan golgi berfungsi untuk
memproses protein dan
molekul lain yang akan dibawa
ke luar sel atau ke membran
sel
Struktur Badan Golgi
Fungsi Badan Golgi
• Biosintesis glikoprotein dan glikolipida
• Pembentukan dinding sel
• Membentuk membrane plasma
• Badan golgi melepaskan butir-butir sekresi pada permukaan sel. Setiap
kali di lepaskan gelembung-gelembung kecil dari mature face kearah
permukaan sel.
• Pembentukan mikrosom dan akrosom.
• Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-
sel kelenjar kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.
• Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti
membran plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari
membran plasma.
• Membentuk dinding sel tumbuhan
• Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi
enzim untuk memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.
• Tempat untuk memodifikasi protein
• Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel
• Untuk membentuk lisosom
Badan golgi terdapat pada sel-sel
sekretori, yaitu sebagai berikut:

 Sel-sel kelenjar pencernaa yang mengeluarkan


enzim-enzim pencernaan seperti laktase, sukrase,
dan peptidase;
 Sel-sel kelenjar pankreas yang mengeluarkan
lipase dan tripsi;
 Kelenjar air ludah yang mengeluarkan air liur
yang mengandung amilase;
 Kelenjar air mata yang mengeluarkan protein
(antibodi).
Pemulihan Selaput Sel dan Sekresi
 Proses sekresi diawali dari RE tempat
terjadinya sintesis protein.
 Protein yang terbentuk dipisah-pisahkan
kedalam daerah lumen RE sesuai
tujuannya.
 Dari sini protein-protein tersebut
diangkut ke Golgi daerah CIS oleh
vesikula pengangkut, untuk diolah lebih
lanjut dan kemudian diindahkan ke Golgi
daerah trans.
 Di jalinan trans mengalami pemilihan,
untuk kemudian setiap jenis protein atau
glikoprotein ditunaskan dalam bentuik
vesikula sekretoris.
 Apabila saat sekresi tiba, protein yang
seharusnya dikeluarkan dari sel
disekresikan dengan jalan eksositoris atau
pertunasan.
Ayat Al-Quran yang berkaitan dengan Lisosom dan Retikulum
Endoplasma
Surat Saba’ ayat 22.

22. Katakanlah: " serulah mereka yang kamu anggap (sebagai Tuhan) selain
Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di
bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit
dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu
bagi-Nya.”
LISOSOM
 Lisosom ditemukan pada sel, namun
tidak ditemukan pada sel-sel darah
merah dan sel kulit yang telah
terkeratinisasi sempurna pada
permukaan tubuh. Lisosom
bertanggung jawab untuk
pembongkaran atau pemecahan
komponen sel ketika tidak
dibutuhkan lagi, rusak, atau untuk
kebutuhan daur ulang
 Ethel Sloane menjelaskan dalam
buku Anatomi dan Fisiologi untuk
Pemula bahwa ada dua jenis
lisosom, yaitu lisosom primer yang
hanya mengandung enzim dan
lisosom sekunder yang mengandung
enzim dan materi terdegradasi.
LISOSOM
Organel ini baru ditemukan oleh
Cristian De Duve pada tahun 1955
berdasarkan pemeriksaan-
pemeriksaan secara biokimiawi dan
tidak dapat dilihat secara jelas
dengan menggunakan mikroskop
cahaya. Dalam keadaan tidak aktif
lisosom berbentuk bulat atau oval
dengan diameter rata-rata 0,4 mikron
dan jumlahnya dalam sel tidak tentu.
(Juwono dan Juniarto, 2012)
Dalam gelembung lisosom terdapat
enzim hidrolitis, misalnya protease,
glikosidase, lipase, pospolipase dan
pospatase.
Bentuk LISOSOM

 Lisosom pada dasarnya terbagi menjadi dua yaitu


lisosom primer yang hanya berisi enzim-enzim
hidrolase dan lisosonmsekunder yang selain berisi
hidrolase juga terdapat substrat yang sedang
dicerna. enzim-enzim hidrolitik yang dapat memecah
karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.

 Biasanya berbentuk oval dan mengandung enzim-


enzim digestif yang kuat dalam lingkungan yang asam.

 Lisosom berasal dari pembentukan yunas siterna


apparatus golgi pada sisi trans. Lisosom primer pada
umumnya adalah vesikuli yang bersalutkan protein
yang disebut klatrin. (Sumadi dan Aditya, 2007)
Enzim-enzim Lisosom
 Enzim-enzim yang terkandung dalam lisosom
bermacam macam. Lisosom mengandung
sekitar 40 enzim hidrolitik yang berbeda dan
terutama banyak ditemukan di sel-sel dengan
aktivitas fagositik yang besar seperti pada
makrofag dan neutrifil.
 enzim yang paling umum dijumpai adalah
protease, nuclease, fosfatase, fosfolipase,
sulfatase, dan -glukuronidase. (Mescher, 2012)
 Komponen sitosol dilindungi oleh enzim-enzim
tersebut oleh membrane yang mengelilingi
lisosom dan karena enzim-enzim lisosom
beraktivitas optimal pada pH asam (5,0).
Fungsi Lisosom
• Lisosom berfungsi dalam pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan.
• Amoeba dan banyak protista lain makan dengan jalan menelan organisme
dan partikel makanan lain yang lebih kecil, suatu proses yang disebut
fagositosis (bahasa yunani, plagein yang berarti “memakan” dan kytos,
berarti “wadah” yang dimaksud ini untuk sel). Vakuola makanan yang
terbentuk dengan cara ini kemudian bergabung dengan lisosom, yang
enzimnya mencerna makanan.
• Sebagaian sel manusia juga melakukan fagositosis. Diantaranya ialah
makrofag, sel yang membantu mempertahankan tubuh dengan merusak
bakteri dan penyerang lainnya. (Campbell, 1999)
Mekanisme Pencernaan Oleh
Lisosom
• Proses pencernaan yang terjadi secara enzimatis di
lisosom terdiri dari berbagai macam tergantung dari
jenis dan asal bahan yang akan dicerna. Bila asal
bahan yang dicerna dari luar sel maka proses
pencernaannya disebut heterofagi, sedangkan bila
bahannya berasal dari dalam disebut autofagi.
• Proses pencernaan heterofagi terjadi dengan jalan
endositosis, artinya bahan yang berasal dari luar akan
masuk ke dalam sel dengan jalan endositosis
membentuk endosom.
• Endosom akan melebur dengan lisosom primer
sehingga enzim lisosom akan berkontak langsung
dengan bahan yang dicerna.
• Selanjutnya proses pencernaan berlangsung,
terbentuk lisosom sekunder, kemudian sisa
pencernaan akan dikeluarkan dari sel dengan cara

Anda mungkin juga menyukai