Anda di halaman 1dari 28

SITI SANTY SIANIPAR, S.Kep, M.

Kes
 Etika berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos,
 Kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar
yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk
suatu tindakan
 Motif atau dorongan yang mempengaruhi
prilaku
 Hal yang baik dan hal yang tidak baik dan
dengan kewajiban moral
 Prinsip yang menyangkut benar dan salah,
baik dan buruk dalam hubungan dengan
orang lain.
 Etik merupakan studi tentang perilaku,
karakter dan motif yang baik serta
ditekankan pada penetapan apa yang baik
dan berharga bagi semua orang.
 Etik juga dapat digunakan untuk
mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan
standar seseorang yang mempengaruhi
perilaku profesional.
 Cara hidup moral perawat telah
dideskripsikan sebagai etik perawatan
ETIKET :
 Merefleksikan bagaimana seharusnya
manusia berperilaku, apa yang seharusnya
dilakukan seseorang terhadap orang lain.
1. Bioetik : studi filosofi yang mempelajari
tentang kontroversi dalam etik, menyangkut
masalah biologi dan pengobatan  lebih
berfokus pada dilema yang menyangkut
perawatan kesehatan modern, aplikasi teori
etik dan prinsip etik terhadap masalah-
masalah pelayanan kesehatan
Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan
mutu genetik, etika lingkungan, pemberian
pelayanan kesehatan
2. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik
yang lebih memperhatikan pada masalah etik
selama pemberian pelayanan pada klien.
Contoh clinical ethics : adanya persetujuan
atau penolakan, dan bagaimana seseorang
sebaiknya merespon permintaan medis yang
kurang bermanfaat
3. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi
formal tentang isu etik dan dikembangkan
dalam tindakan keperawatan serta dianalisis
untuk mendapatkan keputusan etik
1. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan
tergantung dari konsekwensi atau akibat
tindakan
Contoh : Mempertahankan kehamilan yang
beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang
tidak menyenangkan, nyeri atau penderitaan
pada semua hal yang terlibat, tetapi pada
dasarnya hal tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.
2. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan
atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara
lain : informed consent, dan euthanasia.
1. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan
bahwa individu mampu berpikir logis dan
mampu membuat keputusan sendiri.
Praktek profesional merefleksikan otonomi
saat perawat menghargai hak-hak klien
dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya.

2. Berbuat baik (Beneficience)


Beneficience berarti, hanya melakukan
sesuatu yang baik
3. Keadilan (Justice)  Perawat bekerja untuk
terapi yang benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yang benar untuk
memperoleh kualitas pelayanan kesehatan
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien
5. Kejujuran (Veracity)
6. Menepati janji (Fidelity)  Perawat setia
pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien.
7. Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah
informasi tentang klien harus dijaga privasi
klien.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti
bahwa tindakan seorang profesional dapat
dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau
tanpa terkecuali
 Kode etik adalah pernyataan standar
profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk
membuat keputusan
 Perawat dan Klien
 Perawat dan praktek
 Perawat dan masyarakat
 Perawat dan teman sejawat
 Perawat dan Profesi
 Penghayatan atau kesadaran tentang baik
atau buruk, benar atau tidak benar hubungan
dengan tingkah laku konkret seseorang
dalam masyarakat
 Erat dengan “kesadaran”
 Hati nurani seseorang atau batin seseorang
memberikan penilaian-penilaian terhadap
perbuatannya sendiri yang telah lampau.
Setelah seseorang bertindak, untuk menilai
tindakan tersebut orang menggunakan hati
nuraninya
 Sebelum orang membuat keputusan dan
bertindak, biasanya ia juga menilai dan
mempertimbangkan terhadap apa yang akan
diputuskan dan dilakukan dengan
menggunakan hati nurani atau suara batinnya
 Istilah “Superego” berasal dari Sigmund Freud
(1856-1939), dokter ahli saraf Austria yang
meletakkan dasar untuk psikoanalisis. Ia
mengemukakan istilah itu dalam rangka
teorinya tentang struktur kepribadian
manusia
 Id, Ego, dan Superego
Superego berhubungan erat dengan apa yang
kita sebut dalam etika dengan nama “hati
nurani”
 Freud memakai istilah “Id” untuk
menunjukkan ketidaksadaran itu. Id adalah
lapisan yang paling mendasar dalam susunan
psikis manusia. Id meliputi segala sesuatu
yang bersifat impersonal dan tidak disengaja
dalam daya-daya mendasar yang menguasai
kehidupan psikis manusia
Faktor psikis yang paling jelas membuktikan
id:
 Melalui mimpi
 Perbuatan yang awalnya hanya dianggap
remeh dan tak memiliki arti, seperti
perbuatan keliru, salah ucap, “keseleo lidah”,
lupa, dan sebagainya.
 Histeria
 Ego atau Aku mulai berkembang dari Id
melalui kontaknya dengan dunia luar
 Aktivitas Ego bisa sadar (saya melihat pohon
di situ), prasadar (saya mengingat kembali
nama yang tadinya saya lupa), maupun tidak
sadar (orang yang dalam hati kecilnya sangat
takut, namun pada kenyataannya berlagak
gagah berani)
 Superego adalah instansi yang melepaskan
diri dari ego dalam bentuk observasi-diri,
kritik-diri, larangan dan tindakan refleksi
lainnya, dan tindakan terhadap dirinya sendiri
 Larangan, perintah, anjuran, cita-cita, dan
sebagainya, yang berasal dari luar (para
pengasuh, khususnya orang tua), diterima
sepenuhnya oleh subyek, sehingga akhirnya
terpancar dari dalam. “Kamu tidak boleh
mencuri!” (larangan dari orang tua) akhirnya
menjadi “Aku tidak boleh mencuri.”
 “Anak perempuan tidak boleh memanjat
pohon.” (teguran dari kakak) menjadi “Aku
tidak boleh memanjat pohon, karena hal itu
tidak patut untuk anak perempuan.”
 Hati nurani dan Superego tidak bisa
disamakan. Konteks di mana kedua paham
itu dipakai sangat berbeda. Hati nurani
dipakai dalam konteks etis, sedangkan
Superego berperan dalam konteks
psikoanalitis
 Aktivitas Superego bisa tak sadar; pada tahap
Superego baik sumber rasa bersalah maupun
rasa bersalah itu sendiri bisa tetap tidak
disadari.
 Konteks etis, hati nurani tentu hanya bisa
berfungsi pada taraf sadar  menyadari rasa
bersalah dan ia juga tahu apa sebabnya ia
merasa bersalah
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai