Anda di halaman 1dari 23

EPILEPSI

DR. Dr. H. Idham Ch. Sp.S, MH


Nensi Tambing, S.Kep.Ns
Pengertian
Epilepsi bukanlah suatu penyakit tetapi
merupakan manifestasi klinik daripada
lepasnya mutan listrik yang berlebihan
dari sel-sel neuron di otak yang ditandai
oleh serangan yang datang berulang-
ulang. Epilepi berasal dari kata
“epilambanain” yang berarti serangan.
Etiologi
Kelainan bawaan pada otak
Cedera otak pada waktu lahir
Radang otak (encepalitis)
Trauma kapitis gangguan peredaran
darah otak
Tumor otak
Sebagian kasus tidak ditemukan
penyebabnya (epilepsy idiopatik)
Patofisiologi
Mekanisme terjadinya serangan epilepsi ialah :

 Adanya focus yang bersifat hipersensitif


(focus epilesi) dan timbulnya keadaan
depolarisasi parsial di jaringan otak
 Meningkatnya permeabilitas membran.
 Meningkatnya senstitif terhadap asetilkolin, L-
glutamate dan GABA (Neuro Transmitter
Inhibisi)
Fokus epilepsy dapat menjalar ke tempat lain
dengan lepasnya muatan listrik sehingga
terjadi ekstasi, perubahan medan listrik dan
penurunan ambang rangasang yang
kemudian menimbulkan letupan listrik masal.
 Bila focus tidak menjalar kesekitarnya atau
hanya menjalar sampai jarak tertentu atau
tidak melibatkan seluruh otak, maka akan
terjadi bangkitan epilepsy fokal (parsial).
Klasifikasi Epilepsi

1. Berdasarkan penyebabnya dapat dibagi

 Epilepsi idiopatik : bila tidak di ketahui


penyebabnya.
 Epilepsi simtomatik : bila ada
penyebabnya
 2. Berdasarkan letak focus epilepsy atau tipe
bangkitan:
Menurut klasifikasi Internasional Bangkitan
Epilepsi (1981)
a. Bangkitan parsial atau fokal (partial seizure)
b. Bangkitan parsial sederhana (simple Partial)
- Motorik
- Sensorik
- Otonom
- Psikis
c. Bangkitan partial komplek (disertai gangguan
kesadaran)
d. BAngkitan parsial yang berkembang menjadi
bangkitan umum
 e. Bangkitan umum (Konvulsif atau non.
konvulsif)
- Bangkitan Lena (absences) atau petit mal
- Bangkitan tonik-tonik atau Grand Mal
- Bagkitan mioklonik
- Bangkitan klonik
- Bangkitan tonik
- Bangkitan anatomic
f. Bangkitan yang tidak terklarifikasi
Manajemen Epilepsi :
1. Pastikan diagnosa epilepsy dan mengadakan
explorasi etiologi dari epilepsi
2. Melakukan terapi simtomatik
3. dalam memberikan terapi anti epilepsy yang
perlu diingat sasaran pengobatan yang dicapai,
yakni:
- pengobatan harus di berikan sampai penderita
bebas serangan.
- Pengobatan hendaknya tidak mengganggu
fungsi susunan syaraf pusat yang normal.
- Penderita dpat memiliki kualitas hidup yang
optimal.
1. Grand Mall
Serangan Tiba-tiba klien jatuh sambil teriak,
pernafasan sejenak berhenti, seluruh tubuh
menjadi kaku. Kemudian muncul gerakan
tonik klonik. Gerakan tonik ini sangat kuat
sehingga tulang dapat patah dapat patah dan
lidah dapai Sebelum terjadi serangan gran
mall klien dapat memperlihatkan gejala-
gejala prodromal yaitu irritabilitas (cepat
marah/tersinggung), pusing, sakit kepala,
atau bersikap defresip.
2. Petit Mal
Serangan yang berupa kehilangan kesadaran sejenak,
biasanya serangan ini timbul pada anak-anak yang
berumur 4-8 tahun. Pada waktu kesadaran hilang
untulk beberapa detik, tonus otot tidak hilang
sehingga klien tidak jatuh. Lamanya serangan anatara
5-10 detik. Kedua mata menatap secara hampa ke
depan atau berputar keatas sambil melepaskan benda
yang di pegangnya atau berhenti berbicara dan setelah
sadar klien lupa apa yang sudah terjadi. Serangan petit
mal akan berhenti seterusnya bila klien berumur 20
tahun atau menjelang 30 tahun. Tetapi ada
kemungkinan petit mal dapat berkembang menjadi
grand mal pada usia 20 tahun.
3. Mio klonik
 Muncul gerakan involunter sekelompok
otot skeletal yang timbul secara tiba-tiba
 Biasanya merupakan manfestasi
bermacam-macam kelainan neurologik
(degeneratif ponto cerebeler, meilitis)
atau non neurologik (Urema, hepatic
failure).
 Biasanya tidak ada kehilangan
kesadaran.
4. Klonik
 serangan epileptic yang bangkit akibat lepas muatan
listrik di daerah korteks serebri.
 Motorik : gerakan involunter salah satu anggota gerak,
wajah, rahang bawah, pita suara (vokalisasi) dan
kolumna vertebralis
 Sensorik : merasa nyeri, panas dingin, parestesia
daerah kulit setempa, skotoma tinnitus, mencium bau
barang busuk, mengecap rasa logam, invertigo, mual,
muntah, perut mules atau afasia.
- Autonom : Mual, muntah, dan hiperdosis setempat
- Halusinasi
- Ilusi Yang disebut De Javu
- Pearasaan curiga yaitu perasaan seolah
pikirannya memaksa sesuatu.
5. Status Epileptikus
Yaitu serangan epilepsy yang terjadi berulang-
ulang dan sering serangan ini pada umumnya
tonik-klonik dan merupakan keadaan gawat
darurat yang harus segera ditangani karena
dapat berakibat kerusakan otak permanent.
Penyebabnya adalah : peningkatan suhu yang
tinggi, obat epileptic yang dihentikan, atau
penyebab lain yaitu gangguan metabolic.
Pemantauan Analisis
Data Subyektif, antara lain :
1. riwayat kes. Klien yang berhubungan dengan
factor resiko bio-psiko-spiritual. Kapan klien
mulai serangan, pada usia berapa. Frekuansi
serangan, ada factor presipitasi seperti suhu
tinggi, kurang tidur, dan emosi yang labil.
Apakah pernah menderita sakit berat yang
disertai hilangnya kesadaran., kejang, cedera
otak operasi otak,. Apakah klien terbiasa
menggunakan obat-obat penenang atau obat
terlarang, atau mengkonsumsi alcohol.

Klien mengalami gangguan ionteraksi dengan orang
lain / keluarga karena malu ,merasa rendah diri,
ketidak berdayaan, tidak mempunyai harapan dan
selalu waspada/berhati-hati dalam hubungan dengan
orang lain.

 2. Riwayat kesehatan keluarga, dimaksudkan untuk


mendapatkan informasi kemungkin masalah yang
sama pada keluarga
3. Klien dapat mengeluhkan kelemahan/ lelah dan
kurang mampu melakukan aktifitas sehari-hari.

1. Dari pemeriksaan fisik didapat penurunan kekuatan


otot
2. Data pada saat serangan dijumpai:
Perubahan pada tanda-tanda vital berupa
peningkatan tekanandarah, denyut nadi meningkat
dan cianosis.
Inkontinensia urin dan fekal, Perlukaan paga gusi dan
lidah, Ada riwayat nyeri, kehilangan
kesadaran/pingsan, kehilangan kesadaran sesaat,
klien menangis, jatuh kelantai, disertai komponen
motorik seperti kejang tonik klonik mioklonik,tonik,
klonik, atonik. Klien menggigit lidah. mului. berbuih,
ada inkontinensia urin dan fekal, bibir dan muka
cianosis, mata dan kepala bergerak
memutar-mutar pada satu posisi atau keduanya
4. Data setelah Serangan
Setelah serangan tanda-tanda vital mungkin
bcrubah, Kiien mengalami lethargi, bingung,
otot sakit, gangguan bicara, nyeri kepala.
Perubahan dalam gerakan misalnya
hemiplegi/hemiparese sementara.
Klien lupa atau sedikit ingat terhadap kejadian
yang menimpa dirinya.
Terjadi perubahan kesadaran/tidak,
pernafasan, denyut jantung.
Ada perlukaan/cedera.
5. Gusi mengalami hiperplasi karena efek
samping penggunaan Dilantin
PENANGANAN
a) mengidentifikasi faktor yang dapat
menyebabkan serangan tiba-tiba.
b) Bila serangan terjadi , hindarkan klien dari
benturan fisik khususnya kepala
c) Observasi tanda-tanda vital, gunakan
thermometer axilla
d) saat serangan berlangsung untuk cegah
bahaya luka fisik, aspirasi, lidah tergigit.
e) Miringkan; kepala untuk mencegah aspirasi
f) Gunakan spatel lidah untuk mencegah lidah
jatuh ke belakang
g) Hindarkan alat-alat yang membahayakan dari
dekat klien
h) Longgarkan pakaian yang sempit.
i) Catat semua gejala, tipe serangan epilepsi,
lama serangan dan kejadian-kejadian saat
serangan.
j) Setelah klien sadar, diskusikan tentang
tanda-tanda serangan yang mendadak
a) Berikan obat-obatan sesuai program,
misal anti apileptik, luminal, diazepam,
glukose, thiamine dan lain-lain
b) Monitor dan catat efek samping obat-obat
yang digunakan klien
c) Monitor tingkat keseimbangan elektrolit,
glucose
a) Bila klien tidak sadar, jaga agar jalan
nafas tetap lancar dan terbuka.
b) Observasi tanda vital
c) Pertahankan agar makanan dan cairan /
elektrolit tetap seimbang, bila perlu beri
cairan/makan perparenteral atau enteral
sesuai kolaborasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Sop 15
    Sop 15
    Dokumen3 halaman
    Sop 15
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat
  • Sop 14
    Sop 14
    Dokumen3 halaman
    Sop 14
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat
  • Austis
    Austis
    Dokumen17 halaman
    Austis
    Aan Sii Diadems
    Belum ada peringkat
  • Mengukur Tinggi Badan Menggunakan Mikrotoice
    Mengukur Tinggi Badan Menggunakan Mikrotoice
    Dokumen2 halaman
    Mengukur Tinggi Badan Menggunakan Mikrotoice
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat
  • Sop 19
    Sop 19
    Dokumen3 halaman
    Sop 19
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat
  • Trauma Kepala
    Trauma Kepala
    Dokumen26 halaman
    Trauma Kepala
    Aan Sii Diadems
    Belum ada peringkat
  • Trauma Kepala
    Trauma Kepala
    Dokumen26 halaman
    Trauma Kepala
    Aan Sii Diadems
    Belum ada peringkat
  • Tumor Otak
    Tumor Otak
    Dokumen22 halaman
    Tumor Otak
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat
  • Kuli Ah Tetanus
    Kuli Ah Tetanus
    Dokumen24 halaman
    Kuli Ah Tetanus
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat
  • Guillain Barre Syndrome
    Guillain Barre Syndrome
    Dokumen32 halaman
    Guillain Barre Syndrome
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat
  • Alzheimer's Disease
    Alzheimer's Disease
    Dokumen13 halaman
    Alzheimer's Disease
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat
  • Abses Otak
    Abses Otak
    Dokumen37 halaman
    Abses Otak
    MhyLaa Andii Miila Arieff
    Belum ada peringkat