Anda di halaman 1dari 9

Metode Pemrograman Kurtz

Disusun Oleh :

Christian Aditya Hogantara 17/413440/TK/45880


Dita Nur Chalisa S 17/413441/TK/45881
Ega Agustina C 17/413442/TK/45882
Faiza Putri Aisyah 17/413443/TK/45883
Gilbran Alif Akbar 17/413444/TK/45884
Hawwin Hudaya 17/413445/TK/45885
• John M. Kurtz merupakan seseorang yang sangat berpengalaman
selama lebih dari 20 tahun dalam pengembangan manajemen dan
desain real estate serta konstultasi strategi manajemen
• Beliau meraih gelar MBA, M.Arch Dan B.Arch dari Cornegie-
Mellon University dan mendapatkan sertifikat arsitek di New
York
PROFIL • Kurtz merupakan anggota asosiasi Maryland Homebuilder dan
JOHN M. KURTZ
Urban Land Institute
• 1980-1990 bekerja di perusahaan pengembangan multi-family,
Direktur di Charlie E. Smith / REIT
• 1990 sebagai kepala senior di REIT
• 2003 Kurtz mundur dari posisinya sebagai executive senior di
Archstone-Smith (Salah satu cabang REIT)
Metode
Pemrograman
Kurtz

Metode pemrograman
Kurtz terdiri dari
empat tahap utama,
yaitu :

Alur Proses Pemrograman Model Kurtz


1 2 3 4
Tahap Orientasi Tahap Pembuatan Tahap Pengulangan Tahap Desain
Program Dasar Pemrograman

Merupakan tahap Tahap pengkajian Arsitek Arsitek melakukan


pengkajian filosofi, kebutuhan klien, kajian mempresentasikan penyajian awal desain
kegiatan kegiatan dan literatur pendukung dan program dasar kepada skematik kepada klien,
tujuan yang ingin rencana awal program klien, mendapat masukan mendapat masukan dari
dicapai oleh klien yang terdiri dari atau feedback dari klien yang nantinya akan
berdasarkan hasil organisasi bangunan, klien yang nantinya direvisi secara berulang
diskusi dengan klien. organisasi ruang, luasan dikaji ulang oleh hingga terjadi
ruang dll. arsitek. Proses ini kesepakatan antara
terus berulang hingga arsitek dengan klien
terjadi kesepakatan
antara arsitek dengan
klien.
Peran Arsitek Peran Owner

Arsitek dituntut Peran owner atau


dapat mengakomodasi klien adalah sebagai
Analisis keinginan klien. pemberi masukan atas
Pemrograman Arsitek juga keinginan-
berperan dalam keinginannya dan
Kurtz membimbing dan ikut terlibat
mengarahkan klien (mengevaluasi) dalam
pada tahap diskusi tiap tahapan proses
agar proses pemrograman.
pemrograman tidak
berlarut – larut.
Kelebihan
• Adanya feedback yang menunjukkan upaya pengkajian tahap-
tahap sebelumnya yang tidak sesuai kemudian dilakukan
pemrograman ulang
• Upaya melakukan feedback tidak hanya dilakukan sekali
arena bila ada kesalahan ataupun hal yang harus diperbaiki
dapat dilakukan secara berulang
• Proses desain diikutsertakan dalam proses pemrograman, dimana desain sebagai
Analisis respon langsung dari program tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa metode
Pemrograman ini mementingkan kualitas.
Kurtz
Kekurangan

• Proses desain akan berlangsung lama karena adanya evaluasi


terus menerus dari klien (evaluator)
• Evaluasi yang diadakan hanya berupa penyelesaian masalah dari
desain awal dan alternative desain sulit dimunculkan
• Kemungkinan klien akan berubah pikiran pada pertengahan tahap
perancangan sehingga akan memperlambat proyek
Pada pembangunan gedung
universitas seringkali
menggunakan metode kurtz,
dengan alasan antara lain
1. Menekankan
pemrograman pada sisi
kualitatif daripada
Contoh kuantitatif
Pengaplikasian 2. Tingkat kompleksitas
Pemrograman Cambridge University yang lumayan besar
Sumber : www.hindustantimes.com
Kurtz
3. Pemrograman ruangnya
memiliki standar khusus
yang ditentukan sesuai
kebutuhan
4. Bangunan memiliki
orientasi filosofis
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa pemrograman model Kurtz secara garis besar terdapat
empat tahap utama.
Peran klien pada model ini sebagai user ataupun owner dan klien terlibat dalam
setiap tahap pemrograman.
Kurtz lebih menekankan pada proses mendesain selama pemrograman yang bertujuan
untuk memberikan masukan langsung ke dalam program yang diajukan kepada klien.
Adanya feedback yang menunjukkan upaya pengkajian tahap-tahap sebelumnya yang
tidak sesuai kemudian dilakukan pemrograman ulang menjadi letak kelebihan
pemrograman Kurtz.
Tapi model ini juga memiliki kekurangan karena klien bertindak sebagai
evaluator.
Dengan adanya proses perancangan dalam pemrograman Kurtz menentukan perbaikan
program dan final program, menyebabkan hasil menjadi rancu dan kemudian hanya
terbentuk desain tunggal. Ini berarti hasil pemrograman hanya berupa
penyelesaian.
Daftar Pustaka

a. https://prezi.com/mwcb_ecsmmse/metode-pemrograman-farbstein/ (diakses pada 24


April 2018 pukul 19.02)
b. https://prezi.com/2yir_2k0vpbt/metode-pemrograman-farbstein/ (diakses pada 24
April 2018 pukul 20.15)
c. Saifullah, Ahmad dan T.Yoyok Wahyu S. 2013. Metode Penyusunan Program
Desain Arsitektur. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai