Disusun oleh :
Angela Rinta P.
35286
Riska Nindia S. 35262
Juwita Kurnia I. 35418
Lala Rizqy L. 35866
Nur Zahrotunnisaa Z. 36053
1
Walter H. Moleski menjabat sebagai profesor di fakultas Drexel, Amerika
Serikat sejak tahun 1972. Ia menerima gelar di bidang arsitektur dari Tulane
University dan psikologi lingkungan. Ia belajar di sebuah universitas di kota New York.
Moleski adalah seorang arsitek yang terdaftar dengan sertifikasi NCARB yang
memiliki lebih dari empat puluh tahun pengalaman sebagai arsitek dan programmer
fasilitas.
Ia juga seorang ahli yang dikenal secara internasional dalam desain
lingkungan dan psikologi. Ia adalah pendiri dan direktur eksekutif ERG. Di bawah
asuhannya, ERG telah menyelesaikan program fasilitas di Princeton University,
Georgetown University, Seattle University, Tulane University, dan Dunbarton Oaks.
Klien lainnya termasuk Philadelphia Orchestra, National Portrait Gallery, Galeri
Corcoran dan Sekolah, dan Merrill Lynch.
Selain pengalamannya di Drexel, ia telah bertugas di fakultas arsitektur
University of Pennsylvania, Carnegie Mellon University dan Temple University di
samping mengajar di sejumlah universitas, termasuk Robert Gordon University, MIT,
North Carolina State University, University of Wisconsin , Universitas Pennsylvania
Sekolah Kedokteran, Universitas Princeton dan University of Texas.
Moleski mengedit ulang buku “Merancang Perilaku Manusia”. Dia telah
menerbitkan lima belas makalah tentang program dan psikologi lingkungan dan
berbicara di berbagai konferensi profesional.
Ia dianugerahi penghargaan EDRA Karir pada tahun 2002 karena telah
membuat kontribusi penting untuk bidang pemrograman fasilitas melalui
penggabungan psikologi lingkungan dan nilai-nilai pengguna berbasis. Ia menerima
Penghargaan Pertama untuk Riset Terapan dan Citation untuk Urban Desain dari
Progressive Arsitektur dan dua Merit Awards untuk American Association
Perencanaan. Dia menerima penghargaan atas prestasi yang signifikan dalam
pendidikan arsitektur oleh American Institute of Architects. Gelar yang didapat:
2
o B.ARCH, Tulane University
o M.ARCH, Tulane University
Walter H. Moleski menggunakan sekuen aktivitas empat fase oleh klien, arsitek dan
programer yang bekerja secara bersama di terjemahkan dan dijadwalkan reviewnya.
Pemrogramannya ditindak-lanjuti oleh programer pada fase rancangan dalam bentuk
konsultasi dan evaluasi bersama dengan klien dan arsitek selalma proses perancangan
berlangsung .
Moleski menambahkan fase evaluasi pada model pemrogramannya yang
dilaksanakan setelah rancangan diselesaikan dan setelah fasilitas dibangun. Fase evaluasi ini
guna mengukur keefektivan baik program maupun rancangan dan memastikan apakah
fasilitas tersebut memuaskan dalam kegunaan dan sesuai dengan maksud yang hendak
dicapai.
Moleski menyarankan agar fase evaluasi tersebut keduanya dilaksanakan segera
setelah pembangunan selesai dan setelah dua tahun penghunian. Fase - fase pemrograman
yang dipergunakan oleh Moleski adalah:
Awareness, fase identifikasi permasalahan, isu -isu, dan tujuan yang meliputi :
mengidentifikasi partisipan dan perannya dalam pemrograman
mereview laporan latar belakang yang diberikan oleh klien
mengatur interview secara tak langsung dengan mereka yang terpilih untuk
mengetahui dengan pasti :
o sifat dasar dan image (organisasi) klien
o fungsi organisas dan proses komunikasi
o kepuasanpada fasilitas yang tengah ditempati
o permasalahan ketidakefisiennan dan ketidakberfungsian
mereview proyek yang mirip
3
area permasalahan dibuat garis besamya untuk investigasi lebih lanjut
Review(1)
mendiskusikan pra-pernyataan masalah dan konsep solusi bersama klien
(perwakilan) dan perancang
memilih konsep -konsep menuju fase selanjutnya
Review(2)
bertemu dengan perwakilan perancang untuk nendiskusikan program yang
direkomendasikan
menyepakati program
menetapkan tujuah arsitektural dari fasilitas
Pemrograman merupakan :
4
1. Bagian dari proses desain dan identifikasi serta pendefinisian problem
2. Pemrograman juga merupakan upaya pemecahan masalah dalam kaitan : fisik,
psikologi sosial dan kultural.
Pemrograman model Moleski secara prosedural lebih panjang dan lebih rumit karena
tiap fase mengandung kompleksitas informasi yang tinggi. Pemrogramannya sangat
berhubungan erat dengan proses perancangan secara pendekatan initeraktiv yang tampak
pada sekuen fese-fasenya yang saling merespon dengan adanya fase review.
Moleski melibatkan perancang dalam pemrograrnannya secara stimultan dan
memberi masukan dengan cara serupa. Programer yang belum mahir lebih disarankan untuk
menggunakan model ini yang lebih runut secara prosedural, selain programer tetap
bertanggung jawab hingga proses perancangan yang memungkinkan adanya interaksi antara
programer dan perancang.
Action Review(2)
5
1. Kelebihan
Setiap fase memiliki informasi yang cukup kompleks.
Setiap sekuen fase saling merespon dengan adanya fase interview.
Isu – isu yang didapat di lapangan lebih runut secara procedural.
Terdapat pendekatan secara interaktif, sehingga pada proses
pemrograman dan perancangan terdapat timbal balik pada fase review.
Mengedepankan kualitas.
2. Kekurangan
Secara procedural, proses pemrograman ini cukup panjang dan rumit.
Memakan biaya yang lebih dan kurang efektif karena fase evaluasi
dilaksanakan setelah 2 tahun masa pembangunan.
Kuantitas bangunan yang dihasilkan lebih sedikit.
Sumber :
https://www.99.co/blog/indonesia/intip-5-perumahan-baru-di-kawasan-serpong/
Meskipun antara perumahan satu dengan perumahan lainnya
berbeda fasadnya, maupun letak tatanan ruangnya, namun mereka
mempunyai tatanan ruang dan fungsi-fungsi ruang yang sama antara
perumahan yang satu dengan yang lainnya. Bangunan ini sangat sesuai
menggunakan metode pemrograman Moleski dalam perancangannya. Karena
model Moleski pada tahap awareness memiliki tujuan mereview proyek yang
mirip. Jadi disini arsitek tidak mendesain bangunan ataupun melakukan
peracangan baru lagi tetapi membangun bangunan dengan pemrograman
6
baru namun menggunakan tatanan yang sudah ada dan dengan mereview
bangunan itu.
Sumber :
https://www.retaildetail.eu/en/news/food/carrefour-has-not-missed-its-start
Bangunan supermarket dan swalayan memiliki kesamaan dalam hal
tantanan ruang, yang terdiri dari informasi, ruang display, kasir, ruang
penitipan barang, dll, oleh karena itu bangunan ini sesuai dengan konsep
pemrograman Moleski. Di samping itu, bangunan swalayan dan supermarket
adalah bangunan yang bersifat pabrikan.
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
7
Dilihat dari ciri-ciri dan cara pandang Walter Moleski, maka dapat disimpulkan
bahwa metode pemrograman Moleski sangat berhubungan erat dengan klien. Dari
proses awal hingga akhir melibatkan klien dengan menggali informasi-informasi
yang dimiliki dan diinginkan oleh klien. Sehingga proses ini lebih mengedepankan
kualitas dibanding kuantitas.
Maka dari itu metode ini cocok diterapkan saat perancang akan membangun
sebuah bangunan yang sifatnya lebih pribadi, seperti rumah tinggal.