Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PERKULIAHAN

Metode
Penelitian DKV
Ketegori Metodologi Desain dan
Teori sebagai Dasar Pemikiran

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas, menguraikan, Mahasiswa mampu memahami dan
dan menjelaskan tentang pengertian menjelaskan pengertian terkait segala
terkait segala hal tentang Metode hal tentang Metode Penelitian DKV :
Penelitian DKV : Pengertian, tujuan, Pengertian, tujuan, dan tugas-tugas,
tugas-tugas, dan praktek dan praktek

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Dikutip Oleh


Desain dan Seni Kreatif Metode Penelitian W231700014 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.S
DKV
03
h
Pembahasan
Ketegori Metodologi Desain
Secara umum metode desain dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu Metode
Desain Konvensional dan Metode Desain Baru, yang tidak konvensional. Metode
desain konvensional meliputi Metode Evolusi Kria atau Metode Vernakular (Vernacular) dan 
Metode Merancang dengan Gambar (Design by Drawing). 

1. Metode Evolusi Kria (Metode Vernakular) 
Kria atau craft adalah suatu produk yang dibuat dengan menggunakan alat-alat sederhana
yang mengutamakan ketrampilan tangan melalui proses kerja bersifat industri rumah.
Barang yang dihasilkan memiliki kegunaan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pelaksana kria dikenal sebagai perajin. Pada metode evolusi kria, perancangan dan
pembuatan barang dilaksanakan secara terpadu dalam satu proses yang dikerjakan secara
individual oleh satu orang dan dengan tanggung jawab pribadi. Manusia menjadi titik sentral
dari proses produksi.
Beberapa ciri metode ini antara lain: 
1. Perajin kria tidak pernah atau sering tidak mampu menjelaskan
pekerjaannya dengan gambar dan juga tidak mampu untuk memberikan alasan yang
atas keputusan desain yang diambil.
2. Produk akhir kria termodifikasi melalui proses pengerjaan berulang-ulang yang
sangat sering serta mengandung proses percobaan dan kekeliruan (trial-and-
error)selama berabad-abad. 
3. Evolusi kria kadang-kadang menghasilkan komponen atau bagian dari produk yang
tidak perlu atau tidak sesuai kebutuhan akan tetapi tetap muncul
karena pelaksanaan pembuatannya bersifat duplikasi tradisional secara turun-
temnurun. 
4. Tidak ada rekaman visual menyangkut bentuk keseluruhan produk serta alasan yang
mendasari terjadinya bentuk tersebut sehingga tidak dapat diteliti kecuali dengan
cara mengulang seluruh proses pembuatan produk itu dari awal. 
5. Pada metode ini tidak dikenal peran desainer yang mandiri. Semua peran, mulai dari
perancang, perencana, pembuat, bahkan kadang-kadang penjual, bergabung
menjadi satu dalam diri satu orang, yaitu perajin. 
6. Produk kria dapat menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat penggunanya dengan
sangat baik, karena aktivitas kria umumnya hadir di tengah masyarakat akar rumput
(grass root). 

2021 Metode Penelitian DKV


2 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Metode Merancang dengan Gambar (Design by Drawing) 
Proses merancang dengan gambar dilaksanakan menggunakan gambar dengan skala
tertentu dan dilengkapi dengan model, pola, maket atau prototipe (mock-up)
yang merupakan simulasi atau eksplorasi dari keadaan sebenarnya. Dalam metode
ini berlangsung proses trial- and-error bersifat simulasi melalui gam bar dan terpisah
dari proses produksi barang. Eksplorasi dan simulasi perancangan terutama menghasilkan
gagasan serta usulan yang bersifat visual dan teknis. Metode ini menghasilkan beberapa
keuntungan dan kemudahan dalam proses produksi barang, antara lain:
1. Dimungkinkan untuk memilah proses pelaksanaan pembuatan produk
menjadi beberapa bagian yang masing-masing bagian dapat dikerjakan oleh pihak
yang berbeda. Dalam hal ini terjadi pembagian kerja (division of labour). 
2. Metode ini memungkinkan pelaksanaan pembuatan produk yang besar dan rumit
karena beberapa komponen pekerjaan dapat dilaksanakan oleh pihak yang berbeda.
Hal seperti ini tidak mungkin dilaksanakan dengan metode evolusi kria. 
3. Pembagian kerja yang terjadi memungkinkan pengerjaan produk dengan
jumlah lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat karena beberapa
komponen pekerjaan dapat dilaksanakan secara simultan pada waktu yang
bersamaan dan komponen-komponen ini kemudian dirakit (assem bling) menjadi
benda karya desain yang diinginkan. 

Di samping keuntungan dan kemudahan, metode merancang dengan gambar


juga mengandung kelemahan, yaitu bahwa di dalam proses perancangannya tidak
mampu mendeteksi masalah sosial yang ditimbulkan oleh produk yang
dihasilkan. perkembangan metode merancang dengan gambar melahirkan desain sebagai 
suatu profesi baru yang mandiri. Produk akhir yang dihasilkan metode ini adalah gambar
(drawing). Pada hakikatnya pada metode-metode desain baru yang tidak konvensional,
produk akhir yang dihasilkan juga meliputi gambar. Hal yang membedakannya dari metode
desain konvensional adalah bahwa pada proses pemikiran dan eksplorasi serta pengujian
konsep yang akhirnya menghasilkan (antara lain) gambar yang siap
dilaksanakan pembuatannya sehingga menjadi barang. 
Tercatat dalam sejarah bahwa Brunelleschi (1377 - 1446), seorang arsitek/desainer
Italia, yang pertama menggunakan metode desain ini ketika dia menggambar rancangan
arsitekturnya sebelum dilaksanakan serta merancang berbagai peralatan yang diperlukan
untuk membangun gedung yang tinggi, di antaranya sistem derek (crane). Brunelleschi,
dan Alberti mengembangkan teknik menggambar proyeksi untuk rancangan arsitekturnya.

2021 Metode Penelitian DKV


3 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Teknik-teknik ini kemudian berkembang menjadi teknik menggambar perspektif. Dengan
demikian teknik menggambar arsitektur pada abad ke 14 ini menjadi cikal bakal dari teknik 
menggambar rancang bangun yang kita kenal sekarang (Widagdo, Desain
dan Kebudayaan, 2005 hal. 76 - 77). 

3. Metode Desain Baru 


Metodologi desain mulai berkembang secara signifikan sejak dasawarsa 1960-an (Imam
Buchori 2004), dan memunculkan banyak metode baru bidang desain. Terdapat kesamaan
yang merupakan ciri dari semua metode baru ini, yaitu adanya upaya membuat jelas
kepada publik atas isi pikiran desainer dengan mengeksternalkan proses pemikiran dalam
mendesain suatu barang. Metode-metode ini dipergunakan untuk menelaah segala hal yang
mendasari keputusan desain. Demikian juga untuk menilai kembali atau menguji suatu
keputusan desain yang telah diambil. Ciri utama metode desain baru adalah sebagai
berikut: 
 Berusaha membuat jelas kepada publik (stakeholder) isi pikiran desainer. Dengan
kata lain mengeksternalkan proses pemikiran desain melalui kata-kata (deskripsi),
simbol matematis ataupun diagram. Publik yang dimaksud adalah pemilik (owner),
pelaksana pembuatan (producer), pengelola (operator) dan pengguna. 
 Terjadi pemisahan yang jelas antara proses pemikiran konsep dari benda yang akan
dibuat dengan proses pelaksanaan pembuatan desain menjadi barang
yang diinginkan. 
 Proses perancangan diurai menjadi komponen-komponen desain yang kemudian
ditelaah satu per satu secara terpisah. Demikian juga dengan proses pelaksanaan
pembuatan barang, yang diurai menjadi komponen-komponen pekerjaan
pelaksanaan yang dikerjakan secara terpisah. 
 Desainer tidak lagi selalu individual melainkan juga kelompok. Dalam hal ini dikenal
beberapa istilah, antara lain Kelompok Desainer, Design Team, Design Board.
Dengan demikian kelahiran profesi desainer mandiri, yang diawali melalui metode
merancang dengan gambar, semakin dipertegas. 
 Dibandingkan metode desain konvensional, pihak yang berkepentingan dengan hasil
desain pada metode desain baru ini lebih luas, meliputi pemilik provek (owner),
pengelola (operator), pengguna (user), dan otoritas pembuat dan pelaksana
peraturan (legislator).
*****

2021 Metode Penelitian DKV


4 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Teori sebagai Dasar Pemikiran 
1. Teori sebagai Landasan Meneliti dan Merancang DKV
Teori memberikan kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi dari fakta-fakta yang
dikumpulkan dalam penelitian, kerangka yang memberi pembatasan terhadap fakta-
fakta konkret yang tak terbilang banyaknya. Pemanfaatan teori seolah-olah bisa
meramalkan bahwa fakta-fakta yang merupakan unsur teori akan terjadi di situ.
Landasan teori penting untuk menentukan di mana peneliti berpijak dan bagaimana
cara pandangnya terhadap fenomena yang terjadi. Landasan teori atau kajian teori
digunakan sebagai pijakan atau patokan untuk mengkaji suatu fenomena. Ada juga yang
menyebutnya "pisau bedah" penelitian yang berguna untuk mengupas fenomena agar
menjadi terbuka dan jelas permasalahannya. Selain digunakan sebagai pisau bedah
penelitian, teori juga digunakan untuk patokan dalam perancangan. Contohnya, kita
menyebutkan teori tata letak (layout), tipografi, ilustrasi, warna, dengan masing-masing
diuraikan variabelnya.
Untuk penelitian kita dapat gunakan teori yang sama sebagai patokan penilaian
apakah suatu rancangan yang sudah dipakai memenuhi kriteria. Setelah didapat hasil
penilaian maka kita membuat rancangan berdasarkan kriteria teori yang kita
sebutkan. Landasan teori diperlukan karena untuk disebut sebagai penelitian, pengalaman
pribadi saja tidaklah cukup. Argumen-argumen dari pengalaman pribadi harus dilegitimasi,
dengan pendapat-pendapat 
Teori-teori yang menunjangnya. Landasan teori ini penting untuk menentukan di
mana peneliti berpijak dan bagaimana cara pandangnya terhadap fenomena yang terjadi,
karena dalam satu ilmuan yang sama dapat terjadi dua pijakan dan cara pandang Menurut
Fuad Hassan (dalam Koentjaraningrat, 1980) teori merupakan alat terpenting dari suatu ilmu
pengetahuan karena teori berperan untuk menyimpulkan generalisasi-generalisasi dari
fakta-fakta hasil pengamatan.
Teori juga memberikan kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi dari fakta-
fakta yang dikumpulkan dalam penelitian, memberikan ramalan terhadap gejala-gejala baru
yang akan terjadi, serta mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan kita tentang
gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi. Teori juga berfungsi sebagai kerangka
penelitian. Suatu teori yang telah matang berfungsi sebagai pendorong proses berpikir
yang bergerak dari alam abstrak ke alam fakta-fakta konkret. Teori dipakai oleh peneliti
sebagai kerangka yang memberi pembatasan terhadap fakta-fakta konkret yang tak
terbilang banyaknya. Karena teori merupakan generalisasi abstrak dari fakta-fakta yang

2021 Metode Penelitian DKV


5 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
konkret, maka jika teori itu digunakan seolah-olah akan bisa meramalkan bahwa fakta-fakta
yang merupakan unsur teori akan terjadi di situ (Hassan dan Koentjaraningrat, 1980:19). 

__________________
Teori berperan sebagai
alat untuk menganalisis
dan juga sebagai
patokan merancang.
Untuk itu diperlukan
teori yang relevan dan
dapat dikerangkakan.
__________________

2. Teori Makro dan Teori Mikro 


Pemilihan teori yang digunakan tergantung pada judul penelitian. Sebagai contoh dalam
penelitian berjudul "Poster sebagai Media Pemasaran” teori makro yang digunakan adalah
teori promosi pemasaran, teori media promosi, poster, kemudian diikuti teori mikro berupa
teori layout, typografi, ilustrasi, dan warna. Pengurutan teori ini dilakukan agar pemetaan
persoalan lebih jelas menurut tingkat dan tahapannya, sehingga analisis yang dilakukan
lebih runut. 

2021 Metode Penelitian DKV


6 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Gambar 1: Layout, Typography, Illustrations, and Colors
Sumber: Skill Share, GCFLearn Free, 99 Design, and Behance, 2020.

a. Teori Makro 
Teori-teori awal keilmuan, contohnya dalam topik periklanan, teori makronya adalah
prinsip marketing atau pemasaran. Promosi adalah salah satu cabang dari bauran
pemasaran. Periklanan merupakan salah satu cabang dari bauran promosi. Pada prinsipnya
semua hasil desain terdiri dari bagian-bagian terpisah yang dipadukan menjadi satu yaitu
karya desain. Contohnya sebuah poster sebagai hasil karya desain, terdiri dari gambar dan
tulisan yang dipadukan dalam sebuah bidang. Poster sebagai media penyampaian pesan,
terdapat dalam teori media promosi, maka untuk teori media promosi sebagai teori makro,
pilih teori yang berkaitan dengan poster 
_______________________
Agar tidak membingungkan
sebaiknya penulisan teori
diurutkan mulai dari teori
makro kemudian diikuti
teori mikro.
____________
b. Teori Mikro 
Teori mikro merupakan teori-teori untuk merinci topik yang dibahas. Dalam periklanan,
khususnya media iklan poster, visualisasi poster ditinjau dengan teori tata letak,
judul, subjudul, bodycopy, tipografi, ilustrasi, dan logo perusahaan. Tulisan pada poster
terdiri dari judul, slogan, nas, dan mandatory berupa logo dari pemberi proyek. Semua unsur
ini menjadi sebuah komposisi hierarkis yang dinamai layout atau tataletak. Maka untuk
membahas poster sebagai objek penelitian, teori mikro yang diperlukan adalah teori tata
letak.
Selain itu diperlukan juga teori warna, tipografi, dan ilustrasi. Lebih jauh lagi jika
ingin membahas figur manusia dan properti yang tergambar dalam poster, digunakan
teori gestur, teori bahasa rupa yang aplikatif. Jadi dalam bab ini, teori-teori yang dikutip dan
dicantumkan adalah teori yang relevan untuk membahas objek yang diteliti. 
Pada proyek pembuatan komik, teori makro yang digunakan adalah teori
visual story telling, diikuti oleh teori komik, teori mikronya adalah teori ilustrasi, gaya
gambar, ditambah dengan teori teknik cetak. Agar tidak membingungkan peneliti dalam
menggunakan teori dalam menganalisis, maka sebaiknya penulisan teori pada Bab II
diurutkan mulai dari teori makro kemudian diikuti dengan teori mikro. 

c. Membaca Buku 

2021 Metode Penelitian DKV


7 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Membaca buku serta literatur lainnya yang terkait dengan hasil penelitian sangatlah penting
karena memberikan pemahaman dan ide- ide yang lengkap. Berbeda dengan tulisan yang
ada di blog, buku ditulis sebagai penuangan pemikiran dari penulisnya. Mulai
dari pengalaman, hasil pengamatan, dan penelitian dituangkan dalam bentuk tulisan secara
runut dan bertahap. Makin banyak membaca hasil pemikiran maka makin luas referensi
yang dimiliki oleh peneliti. Untuk itu, peneliti perlu membaca untuk mengisi frame of mind-
nya. 
Kemampuan manusia untuk mengurai dan menggabungkan, yang memungkinkan
kita untuk membuat teori-teori baru dari teori-teori yang sudah ada, adalah dari hasil
membaca. Sebuah buku terdiri dari beberapa bab yang berkaitan. Bila buku ditulis oleh
orang yang berpengalaman, suatu alinea pernyataan teori atau temuan tidak muncul begitu
saja. Pernyataan tersebut muncul berdasarkan argumen-argumen dari penelitian dan
pengalaman penulis yang dituliskan pada bab-bab sebelumnya, sehingga argumen
dari suatu pernyataan teori mempunyai alasan yang dapat dimengerti.
Suatu teori yang ditemukan tentu memiliki premis atau alasan yang membentuk teori.
Alasan-alasan ini dituliskan dalam buku teks serta literatur lainnya yang terkait dengan hasil
penelitian . Bab awal buku teks serta literatur lainnya yang terkait dengan hasil penelitian
berisi teori-teori makro dari bidang keilmuan yang diteliti, bab-bab tengah berisi bukti-bukti
atau alasan terbentuknya teori, sedangkan bab akhir berisi teori-teori sebagai kesimpulan. 
Membaca juga memperkuat perspektif dan melerakkannya dalam konteks. Teori-
teori yang digunakan untuk menganalisis bersumber dari pemikiran para ahli yang telah
melakukan penelitian. Teori-teori tersebut ditulis berdasarkan suatu cara pandang atau
pemahaman tertentu dari seorang ahli, yang kadang kala dapat berbeda dengan cara
pandang ahli yang lain. Maka perlu dipilih teori atau pendapat ahli dari cara pandang yang
sana agar teori yang digunakan tidak bertentangan. 
_____________
Membaca memperkuat
perspektif dan meletakkan
dalam konteks, maka dengan
makin banyak membaca hasil
pemikiran akan makin luas,
juga referensi yang dimiliki
oleh penelitian
______________

2021 Metode Penelitian DKV


8 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2.1 Mencari Referensi 
Beberapa pertanyaan yang dapat membantu menemukan referensi yaitu: 
1. Apa topik, judul, dan permasalahan dalam penelitian yang dilakukan? Dengan
demikian, peneliti dapat mencari literatur yang memuat teori-teori dari keilmuan atau
bidang kajian. Misalnya penelitian tentang iklan dan hubungannya dengan
keilmuan marketing, yang terdiri dari komponen 4P
yaitu product, place, price, promo-
tion. Di dalam komponen promotion terdapat bidang periklanan. Jadi, bila mencari
teori tentang iklan, akan terdapat dalam buku-buku marketing. Lebih jauh lagi iklan
bersinggungan dengan kajian-kajian mengenai gaya hidup dan budaya
populer. Kajian-kajian tentang hal ini ini terdapat dalam buku-buku kajian sosial dan
budaya. Iklan juga mempelajari tentang perilaku konsumen yang terdapat dalam
buku-buku psikologi sosial. 
2. Apa yang telah dilakukan oleh peneliti lain dengan topik yang sama? Penelitian
tentang iklan sudah banyak dilakukan oleh orang lain dari berbagai institusi
pendidikan lainnya, sehingga untuk membedakan penelitian yang kita buat harus
menggunakan teori, metode, dan cara pendekatan yang berbeda dengan
penelitian yang sudah ada. Literatur dapat diperoleh di perpustakaan, pasar buku
bekas, toko buku, jadi peneliti harus selalu berusaha mencari buku-
buku literatur atau textbook, tidak hanya bergantung pada unduhan dari Internet. 

a. Buku Teks (Textbook) 


Sebuah buku yang mungkin berkaitan dengan topik penelitian diketahui setebal 300
halaman. Untuk mencari teori yang diperlukan haruskah peneliti membacanya dari halaman
1 hingga halaman 300? Biasanya untuk membuat kerangka teori diperlukan 3 hingga 4
buku, maka bila 4 buku dibaca semua halamannya tentu akan menghabiskan waktu. 
Setiap buku teks sebagai referensi selalu memiliki daftar isi terdiri dari bab dan
subbab yang memuat teori yang relevan dengan topik yang sedang diteliti. Dengan cara
membaca pengantar atau bab pendahuluan, biasanya peneliti bisa mendapatkan kilasan isi
buku dan cara menggunakannya. Lihat halaman daftar isi, perhatikan judul-judul bab,
kemudian perha-
tikan subbab. Adakah teori yang cocok dengan topik penelitian? Bila ada terdapat di
halaman berapa? Pada uraian anak bab adakah alinea-alinea yang berkaitan dengan
penelitian Anda? 

2021 Metode Penelitian DKV


9 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. E-book 
Selain buku yang dicetak juga terdapat e-book, yaitu buku dalam bentuk soft copy, biasanya
dalam format .pdf. Pada prinsipnya e-book sama dengan buku yang dicetak, tetapi e-
book memerlukan laptop atau tablet untuk membacanya, dan untuk memberikan catatan
pinggir, garis bawah, atau komentar tidak semudah pada buku yang tercetak. 

c. Sumber dari Internet 


Tidak semua sumber dari Internet layak digunakan sebagai referensi penelitian. Referensi
menggunakan kamus ensiklopedia open source seperti Wikipedia tidak disarankan, karena
setiap orang dapat mengubah isi artikelnya tanpa memedulikan kredibilitas orang tersebut.
Demikian pula blog yang muatannya hanya hasil copy-paste dari website orang lain
biasanya tidak lengkap dan tidak menyebutkan sumber, sehingga dapat menimbulkan
salah tafsir.Sumber yang diutamakan adalah sumber dari jurnal yang berkualitas, dalam hal
ini misalnya terindeks oleh institusi Scopus, Scimago, atau Thomson-Reuter. Ada
beberapa website yang kredibel dari universitas, seperti stanford.edu atau harvard.edu. 

d. Mengutip Teori 
Teori yang ditemukan dan dituliskan adalah hasil dari penelitian atau berdasarkan
pengalaman empiris dari penemu teori. Untuk itu patutlah kita menghargai sang penemu
dengan mencantumkan namanya jika teori temuannya dikutip atau digunakan dalam karya
tulis kita. Hal ini merupakan etika dalam ilmu pengetahuan. Mengutip teori dari buku, jurnal,
atau artikel di media massa ada aturannya. Kita tidak bisa begitu saja mengaku-ngaku teori
hasil jerih payah penelitian orang lain dalam buku yang kita tulis. 
Kutip alinea yang dapat dijadikan patokan atau landasan teori penelitian. Ingat
halaman yang memuat letak alinea tersebut. Pilih hanya teori-teori yang relevan
dengan proyek yang dikerjakan (dapat juga teori penunjang dari luar desain komunikasi
visual, misalnya teori marketing, teori informatika). 
Perhatikan tata cara mengutip: Kutip hanya alinea yang relevan dan berkaitan
dengan laporan penelitian yang akan kita buat, bukan memindahkan semuanya (copy-
paste), Sebaiknya naskah sumber teori dibaca, dimengerti maksudnya, baru kemudian
diketik ulang. 
Jangan lupa menuliskan sumber. Pada waktu menuliskan alinea yang mengandung kutipan,
awali dengan kalimat dari sumber yang mengungkapkan. 
 Contoh: . . .Menurut Wally Olins (1989) . . . dan seterusnya. Kutipan biasanya diketik
1 spasi dan bertakuk, diakhiri dengan sumber kutipan ditandai dengan (marga,

2021 Metode Penelitian DKV


10 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tahun: halaman). Misalnya sumber dari buku Corporate Identity karangan
Wally Olins yang
diterbitkan tahun 1989, maka penulisannya (Olins, 1989: 9) 
 Bila penulis sumber buku ada 2 orang, maka ditulis sebagai berikut: (marga dan
marga, tahun: halaman). Contoh: (Miles dan  Huberman, 1992:34) 
 Kutipan dalam kutipan, mengutip penemu teori dalam buku penulis, maka ditulis
sebagai berikut: (marga penemu teori, tahun dalam marga penulis buku, tahun:
halaman). Contohnya (Patton, 1980 dalam Sutopo, 2002:78) 
 Ada cara-cara mencantumkan sumber kutipan dengan tanda  [angka]. Angka dalam
cara ini merujuk pada daftar pustaka yang diawali dengan tanda [...] 

Alinea kutipan biasanya dituliskan masuk satu tab dengan kerapatan spasi tunggal
(single spacing) setelah kalimat pembuka. 

Contoh Mengutip: 
...Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Lafe Locke, yang mengemukakan bahwa
animasi merupakan upaya penggerakan dari kumpulan gambar-gambar dalam suatu frame. 
Animasi adalah kumpulan yang merupakan proses keseluruhan dari gerakan atau
perubahan yang terdiri dari objek diam (inanimate object) dan hasil dari gambar-
gambar maupun foto dengan terjadinya proses perubahan dalam posisi dan bagian
akhir hasil diproyeksikan dalam tampilan layar/screen. (Locke,1992:149) 

Mengutip teori bukan hanya sekadar menyalin. Peneliti harus menyadari kepentingan


atau relevansi antara data yang diperoleh dan rancangan yang akan dibuat. Teori-teori yang
sudah dikutip dikerangkakan dalam bentuk uraian tahapan atau skema teori. Perlu dicatat
untuk ditulis dalam referensi atau daftar pustaka 
 Nama dan marga pengarang.
 Tanggal atau tahun penerbitan. 
 Judul karya tulis, laporan, atau buku. 
 Nama penerbit dan kota tempat penerbitan. 
 Bila mengambil sebuah bab dari sebuah buku yang telah diedit maka perhatikan
judul, nama editor buku, serta nomor halaman dari bab tersebut. 
 Bila mengambil karya tulis dalam sebuah jurnal perhatikan judul artikel, nama
pengarang, nama jurnal, volume dan nomor edisi, serta nomor halaman. 
 Bila mengambil dari sebuah situs perhatikan judul artikel, nama pengarang,
alamat situs dan tanggal saat mengakses informasi tersebut. 
2021 Metode Penelitian DKV
11 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh Penulisan Referensi atau Daftar Pustaka 
Ada berbagai cara penulisan referensi atau daftar pustaka. Sebaiknya peneliti menggunakan
cara penulisan sesuai persyaratan yang diminta oleh institusi. Ada cara yang menggunakan
kurung siku [ ....] ada pula yang biasa dilakukan yakni dengan urutan marga atau nama
keluarga, nama depan, tahun (ditulis dalam tanda kurung), judul (dituliskan secara kursif
atau miring, cetak tebal atau bold, atau digarisbawahi), nama penerbit, kota penerbitan. 
 Hill,R.(1997), The Mathematical Theory of Plasticity, Oxford Press, Oxford. 
 Sutopo, Heribertus, (2001), Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit Universitas
Sebelas Maret, Surakarta. Atau menggunakan kurung siku 
 [1] Hill, R.(1997), The Mathematical Theory of Plasticity, Oxford Press, Oxford. 
 [2] Sutopo, Heribertus, (2001), Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit Universitas
Sebelas Maret, Surakarta. Bila penulis lebih dari 1 orang.
 Jewler, A., Jerome., Drewniany, B.,
(2001), Creative strategy in Advertising, Seventh 
Edition, Wadsworth, Belmont. 

2021 Metode Penelitian DKV


12 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.
Flick, Uwe dkk. 2017. Kualitatif: Paradigma, Teori, Metode, Prosedur, dan Praktik.
Yogyakarta: Cantrik.
Lubis, Akhyar Yususf. 2016. Teori dan Metodologi: Ilmu Sosial dan Budaya Kontemporer.
Yogyakarta: Rajawali Press.
Muhadjir, Noeng. 2011. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Sarosa, Samiaji. 2012. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar. Jakarta: PT. Indeks.
Strauss, Anselm dan Juliet Corbin. 2019. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Saidi, Acep Iwan. 2020. Homo Artem: Seni Baca-Tulis untuk Penelitian Seni dan Desain.
Bandung: ITB Press.
Sarwono, Jonathan dan Hary Lubis. 2015. Metode Roset untuk Desain Komunikasi Visual.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Soewardikoen, Didit Widiatmoko. 2019. Metodologi Penelitian Desain Komunikasi Visual.
Yogyakarta: Kanisius.
Subagyo, P. Joko. 2016. Metode Penelitian: dalam Teori dan Praktik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

2021 Metode Penelitian DKV


13 Dr. Sujud Puji Nur Rahmat, S.Sn., M.Sn.
Biro Bahan Ajar eLearning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai