Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI KEUANGAN

LANJUTAN – I

Program S-1 / Akuntansi


Minggu ke – 1, 2
Pengertian, Pembentukan dan
Pembagian Laba Firma
Definisi Firma (Partnership)

 The Uniform Partnership Act of 1914 Seksi 6 (USA):


Firma sebagai “suatu asosiasi yang terdiri dari dua orang
atau lebih yang menyelenggarakan usaha bersama
untuk mencari keuntungan.”
 Drebin (1989) dan Baker dkk (2005): seperti UPA
 Kitab Undang Undang Hukum Perdata Bab 8
(Indonesia): Firma sebagai “suatu persetujuan dengan
mana dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk
memasukkan sesuatu dalam persekutuan, dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi
karenanya.”

Tujuan: 1) perluasan usaha;


2) penambahan modal agar lebih kuat bersaing
Karakteristik Firma
1) Mutual Agency (saling mewakili, keagenan);
2) Limited Life (umur terbatas);
3) Unlimited liability (tanggung jawab tak terbatas);
4) Co Ownership of Interest in Partnership (milik bersama);
5) Participating in Partnership Profit (ikut serta dalam
pembagian laba)

1) Mutual Agency (Keagenan):


Tindakan seseorang sekutu - sepanjang masih dalam
ruang lingkup aktivitas normal firma - akan mengikat firma
dan sekutu lainnya secara keseluruhan.
Karakteristik Firma

2) Limited Life (Umur Terbatas):


Secara hukum firma dapat dipandang bubar atau berhenti
sebagai sebuah organisasi bisnis bila ada perubahan
keanggotaan, atau kenyataan sehari-hari tidak sesuai lagi
dengan isi kontrak.
Penghentian seperti ini disebut sebagai “disolusi firma
(dissolution of partnership).”

3) Unlimited Liability (Tanggung jawab Tak Terbatas):


Apabila firma bangkrut dan asetnya tak cukup untuk
memenuhi kewajiban-kewajibannya, kreditur firma dapat
menuntut pertanggung jawaban itu atas aset pribadi dari
para sekutu.
Karakteristik Firma

4) Coownership of Interest in Partnership


(Kepemilikan Bersama):
Masing-masing sekutu memiliki bersama seluruh aset dan
kewajiban firma.

5) Participating in Partnership Profit (Ikut serta dalam


pembagian laba)
Hasil operasi firma, baik berupa laba maupun rugi akan
dinikmati oleh semua sekutu menurut tata cara
pembagian yang mereka sepakati.
Pembentukan Firma dan Alasannya

 Kesepakatan utk membentuk firma dapat berupa


kesepakatan informal atau sebagai kesepakatan formal
yang ditulis dalam lembaran2 kontrak perjanjian.
 Meskipun demikian para sekutu disarankan membuat
kesepakatan formal tertulis guna menghindari
kemungkinan permasalahan di masa datang.

 Firma amat populer karena mudah membentuknya


 Beberapa individu dapat menggabungkan bakat dan
keahliannya dalam sebuah firma.
 Firma menjadi sarana utk pengumpulan modal dan
membagi risiko.
Jenis-Jenis Firma

Bidang Usaha:
1. Firma Dagang (Trading Partnership): Manufaktur dan
Perdagangan
2. Firma Non-Dagang (Non Trading Partnership): Jasa

Hak Sekutu:
1. Firma Umum (General Partnership): hak semua sekutu
sama
2. Firma Terbatas (Limited Partnership): - sekutu dengan
hak penuh, - sekutu dengan hak terbatas
3. Firma Bersaham (Joint Stock Companies): hak sekutu
sudah berupa saham yang dapat dipindah tangankan
Beberapa Isu Penting

 Pertama, dari sudut pandang Akuntansi, firma


merupakan badan yang terpisah dari pemiliknya.
Namun dari sudut pandang Hukum, firma sama
seperti perusahaan perseorangan, bukan
merupakan badan yang terpisah dari pemiliknya.

 Kedua, banyak firma yang beroperasi dengan memakai


sistem akuntansi dasar akrual, namun ada juga di
antaranya yang memakai dasar kas atau dasar kas
modifikasian. Hal ini dimungkinkan karena catatan firma
dibuat untuk sekutunya dan harus menunjukkan
informasi yang mereka perlukan.
Beberapa Isu Penting

 Banyak yang memandang, “tanggung jawab tak


terbatas” merupakan satu bentuk kekurangan firma.
Oleh sebab itu, kadang-kadang orang memilih duduk
sebagai sekutu diam dalam sebuah firma terbatas.

 Kewajiban dari sekutu diam tidak hanya terbatas


sebesar jumlah yang diinvestasikan, tetapi juga mereka
dibatasi untuk melakukan beberapa tindakan dalam
aspek manajemen.
Perkiraan-Perkiraan Sekutu

 Perkiraan-perkiraan yang disediakan untuk sekutu dalam


pembukuan firma terdiri dari:

Perkiraan Modal (Capital Accounts).


Perkiraan Prive (Drawing Accounts).
Perkiraan Pinjaman (Loan Accounts).
Perkiraan-Perkiraan Sekutu: “Modal”

 Investasi sekutu mula-mula, kontribusi modal berikutnya,


pendistribusian laba - rugi, dan penarikan modal oleh
sekutu akhirnya dicatat dalam perkiraan modal.
 Sisa perkiraan modal merupakan bahagian sekutu
dalam aset bersih firma.
 Masing-masing sekutu memiliki satu perkiraan modal,
yang biasanya bersisa kredit.
 Dalam hal tertentu, perkiraan modal mungkin bersisa
debit, disebut kekurangan modal atau defisit, dapat
terjadi karena bahagian rugi sekutu dan penarikannya
lebih besar dari kontribusi modal dan bahagian labanya.
 Kekurangan modal ini biasanya dieliminasi dengan
mengkontribusikan tambahan modal.
Perkiraan-Perkiraan Sekutu: “Prive”

 Sekutu biasanya menarik aset dari firma dalam tahun


berjalan dalam mengantisipasi laba.
 Perkiraan prive tersendiri selalu dibuat untuk mencatat
penarikan berkala dan kemudian ditutup ke perkiraan
modal pada akhir periode. Penarikan aset non kas
dicatat sebesar nilai pasarnya dan bukan nilai bukunya.
 Ada juga firma yang membuat pengecualian atas aturan
nilai pasar untuk penarikan persediaan oleh sekutu.
 Yaitu mencatat pengambilan persediaan sebesar
costnya, sehingga tidak ada laba atau rugi dari
penarikan ini.
Perkiraan-Perkiraan Sekutu: “Pinjaman”

 Firma mungkin mengharapkan tambahan pembiayaan


kepada para sekutu.
 Pinjaman antara sekutu dan firma haruslah diikuti
dengan dokumentasi pinjaman yang sesuai seperti surat
wesel.
 Pinjaman dari sekutu ditunjukkan sebagai hutang dalam
buku firma, sebagaimana halnya dengan pinjaman yang
lain.
 Kecuali disepakati oleh semua sekutu, firma wajib
membayar bunga atas pinjaman sekutu.
 Bunga tak perlu dibayar atas investasi modal kecuali
persetujuan firma mengatur bahwa bunga harus dibayar.
Perkiraan-Perkiraan Sekutu: “Pinjaman”

 Bunga atas pinjaman dicatat sebagai beban operasional


bagi firma.
 Sebaliknya, firma kemungkinan meminjamkan uang
kepada sekutu, dalam hal ini dicatat sebagai piutang dari
sekutu.
 Sepanjang disepakati lain oleh semua sekutu, pinjaman
ini harus terkena bunga dan pendapatan bunga dicatat
dalam laporan laba rugi firma.
 Pinjaman ke/dari sekutu merupakan transaksi hubungan
istimewa untuk mana diperlukan pengungkapan, dan
harus dilaporkan sebagai item terpisah di laporan posisi
keuangan, dan tidak termasuk dalam kewajiban lain-lain.
HAK DAN PERKIRAAN2 SEKUTU

PERKIRAAN SEKUTU: MODAL SEKUTU,


PRIVE SEKUTU DAN HUTANG/
HAK SEKUTU DALAM PIUTANG SEKUTU.
MODAL & LABA
BERTAMBAH:
Hak para sekutu ditunjukkan
dalam perkiraan MODAL 1. Investasi Sekutu;
SEKUTU yang terdiri: 2. Pengambil-alihan Hutang Firma oleh
1. Investasi Mula-mula; Sekutu;
2. Investasi Tambahan dan 3. Pengambil-alihan Piutang Sekutu oleh
Penarikan; Firma;
3. Hasil Pembagian Laba 4. Laba dari operasi Firma.
dan Rugi. BERKURANG:
1. Penarikan Investasi Sekutu;
2. Pengambil-alihan Piutang Firma oleh
Sekutu;
3. Pengambil-alihan Hutang Sekutu oleh
Firma;
4. Rugi dari operasi Firma.
Proses Akuntansi Pendirian Firma

Awal pembentukan Firma: Penyetoran Modal atau Investasi Sekutu.

1. Pendirian oleh Para Pribadi:


Debit: Nama aset yang diserahkan
Kredit: Modal Sekutu …. (nama sekutu) – Semua Sekutu

2. Pendirian oleh Pribadi dan Pengusaha:


Debit: Nama aset yang diserahkan
Kredit: Modal Sekutu …. (nama sekutu) – Sekutu Pribadi
Menyesuaikan modalnya di dalam Firma – Sekutu Pengusaha

3. Pendirian oleh Para Pengusaha:


a) Debit: Nama aset yang diserahkan
Kredit: Modal Sekutu …. (nama sekutu) – Sekutu yg tak dipakai bukunya
Menyesuaikan modalnya di dalam Firma – Sekutu yg dipakai bukunya
Bila buku baru yg digunakan, maka dibuat jurnal seperti jurnal a).
Pembagian Laba Firma

1. Dibagi Sama
2. Dibagi menurut Perbandingan Tertentu
3. Dibagi menurut Perbandingan Modal:
a) Modal Mula-Mula (Original Capital)
b) Modal Awal Periode
c) Modal Akhir Periode
d) Modal Rata-rata
4. Dibagi menurut cara 1, 2 atau 3 Sesudah Diperhitungkan Bunga
atas Modal Sekutu
5. Dibagi menurut cara 1, 2 atau 3 Sesudah Diperhitungkan Gaji
atau Bonus untuk Sekutu
6. Dibagi menurut cara 1, 2 atau 3 Sesudah Diperhitungkan Bunga
atas Modal dan Gaji atau Bonus untuk Sekutu
Jurnal Pembagian Laba/Rugi

Ikhtisar Laba Rugi Rp500.000


Prive sekutu Rp250.000
Prive sekutu Rp250.000

 Perkiraan Prive ini selanjutnya akan ditutup (dengan


jurnal penutup) ke perkiraan Modal Sekutu yang
mendapat bagian dan dengan demikian modal masing-
masing sekutu akan mengalami kenaikan
(pertambahan).
Laporan Keuangan Firma - Laporan Perubahan Modal
Sekutu A Sekutu B Total

Modal per 1 Januari 2006 $50,000 $70,000 $120,000


Tambahan investasi 10,000 10,000 20,000
$60,000 $80,000 $140,000
Penarikan investasi 5,000 5,000
Sisa $60,000 $75,000 $135,000
Laba tahun berjalan 19,200 16,800 36,000
$79,200 $91,800 $171,000
Prive Sekutu 6,000 19,000 25,000
Sisa Modal per 31 Desember 2006 $73,200 $72,800 $146,000
Akhir Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai