■ Data Sekunder
Data yang sudah tersedia atau telah dikumpulkan oleh
orang atau lembaga tertentu, misalnya Biro Pusat
Statistik, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit, dll
Kunci Utama Menentukan
Jenis Uji Hipotesis Penelitian
Angka
– Angka murni (TB, BB, Suhu, Usia, dll)
– Coding: Kode angka (1=laki-laki, 2=perempuan;
skala likert, dll)
Kata/kalimat
– Wawancara, FGD
– Observasi
Langkah-langkah Uji Hipotesis
1. Identifikasi skala pengukuran variabel
2. Tentukan jenis uji hipotesis
3. Identifikasi jumlah kelompok
4. Identifikasi pasangan/tidak berpasangan
5. Identifikasi jenis tabel silang untuk data
kategorikal
6. Identifikasi persyaratan uji parametrik dan non
parametrik
PENJELASAN LANGKAH
UJI HIPOTESIS
1. Identifikasi Skala Pengukuran
Varibel
Skala Nominal
– Kategorikal, kualitatif, diskontinyu
– Angka merupakan kode kategori (dikotomi, politomi)
– Tidak ada arti/logika matematik
Skala Ordinal
– Sesuai skala nominal dengan penjenjangan (jarak antar
kategori tidak harus sama)
1. Identifikasi Skala Pengukuran
Varibel
Skala Interval
– Numerik, non-kategorikal, kuantitatif, kontinue
– Tidak memiliki nilai 0 absolut
Skala Rasio
– Sesuai skala interval dengan nilai nol absolut
Skala Pengukuran
Nominal Interval
-Jenis Kelamin -Suhu
-Golongan Darah
Ordinal Rasio
- Tingkat pendidikan -Berat badan
- Klasifikasi BMI -Tinggi badan
-Kadar gula darah
Kriteria Pemilihan Skala
Pengukuran
1. Kesesuaian penggunaan
2. Praktis
3. Powerful
4. Didefinisikan dengan jelas
5. Kategori yang cukup
6. Komprehensif
7. Mutually exclusive
2. Tentukan jenis uji hipotesis
1. Hipotesis Komparatif/Asosiatif
That is the value of one variable tend to be
higher or alternatively lower for higher value
of other variable
2. Hipotesis Korelasi
Komparatif/Asosiatif
– Apakah terdapat perbedaan………
– Apakah terdapat hubungan ………
Korelatif
– Berapa besar korelasi antara……
3 dan 4. Identifikasi jumlah
kelompok dan pasangan
■ Jumlah kelompok
– Adalah jumlah kelompok data yang didapatkan dari
pengukuran
■ Pasangan
– Berpasangan
■ Berasal dari satu subjek yang sama atau dicocokkan
menurut kategori yang sama
– Tidak berpasangan
■ Berasal dari subjek yang berbeda
3 dan 4. Identifikasi jumlah
kelompok dan pasangan
Contoh Kasus
1. Seorang peneliti mengukur kadar Hb
penduduk dengan tingkat ekonomi sedang
dan tinggi
2. Suatu penelitian yang mengukur kadar Hb
mahasiswa PSPD Tadulako pada awal
semester dan akhir semester
3. Suatu penelitian yang mengukur kadar Hb
mahasiswa PSPD tahun 1 dan tahun 3
dengan karakteristik tertentu
3 dan 4. Identifikasi jumlah
kelompok dan pasangan
SPEARMAN,
KATEGORIK MANN KRUSKAL-
WILCOXON FRIEDMAN SOMERS’D,
(ORDINAL) WHITNEY WALLIS
GAMMA
MCNEMAR,
CHI SQUARE, COCHRAN,
KATEGORIK FISHER, MARGINAL KOEFISIEN
(NOMINAL/O KOLMOGOR HOMOGENITY, KONTIGENSI
RDINAL) OV-SMIRNOV WILCOXON, LAMBDA
(TABEL B X K) FRIEDMAN
(PRINSIP P X K)
Variabel numerik
Hipotesis komparatif/Asosiatif
Ya Tidak
Apakah data berpasangan?
Jika tidak memenuhi syarat, maka dipilih uji alternatif, yaitu uji
Mann-Whitney
Langkah Melakukan Uji t
berpasangan
Memeriksa syarat Uji t berpasangan
– Sebaran data harus normal (wajib)
– Varians data tidak perlu diuji karena kelompok data
berpasangan
Jika tidak memenuhi syarat, maka dipilih uji alternatif, yaitu uji
Wilcoxon
Langkah Melakukan Uji
Anova
Syarat Anova untuk > 2 kelompok
– Sebaran data harus normal (wajib)
– Varians data harus sma (wajib)
TABEL B X K
TABEL SELAIN
TABEL 2 X 2 TABEL 2 X K
2 X 2 DAN 2 X K
KOLMOGOROV- PENGGABUNGAN
FISHER
SMIRNOV SEL