Anda di halaman 1dari 27

ADHD

(Attention Deficit Hyperactive


Disorders)
Disusun oleh:
Arie Suseno 1102010032
Dika Cahaya Putri 1102012065
M. Gilang Gumilar 1102011176
Reza Akbar Nasution 1102011230
Vanessa Ully Rakhma 2013730185

Pembimbing:
dr. H. Isa Multazam Noor, SpKJ(K)
SKENARIO

Ravi seorang anak berusia 8 tahun, merupakan seorang anak laki -


laki yang pintar. Namun, orang tua dan gurunya melihat bahwa ada beberapa
masalah dalam diri Ravi. Ibunya mengatakan bahwa tugas sekolahnya sering
tidak diselesaikan dan mendapat teguran dari gurunya. Ravi juga sulit untuk
bisa tetap fokus saat diajak bicara dan sangat mudah terganggu fokusnya
dengan hal lain. Gurunya juga mengatakan bahwa ravi sulit untuk bisa
memerhatikannya saat pelajaran dan tidak bisa duduk dengan tenang, ia
sangat sering berdiri dan berjalan di sekitar kursinya dan menghampiri
temannya atau berlari atau bahkan memanjat lemari yang ada di kelas
dan mendapat beberapa luka akibat jatuh. Ravi juga sulit dalam mengatur
barang bawaanya, ia sering kehilangan buku dan alat tulisnya, Ravi juga
terkadang lupa akan instruksi yang diberikan oleh gurunya karena
terganggu oleh hal yang lain. Gurunya juga mengatakan bahwa Ravi sering
menganggu temannya saat berbicara ataupun bermain, berbicara terus
menerus, dan tidak sabar saat menunggu gilirannya.
DAFTAR MASALAH

 tugas sekolahnya sering tidak diselesaikan


 sulit untuk bisa tetap fokus saat diajak bicara dan sangat mudah
terganggu fokusnya dengan hal lain
 sulit untuk bisa memerhatikannya saat pelajaran dan tidak bisa duduk
dengan tenang, ia sangat sering berdiri dan berjalan di sekitar kursinya
dan menghampiri temannya atau berlari atau bahkan memanjat lemari
yang ada di kelas
 ia sering kehilangan buku dan alat tulisnya, Ravi juga terkadang lupa
akan instruksi yang diberikan oleh gurunya karena terganggu oleh hal
yang lain
 menganggu temannya saat berbicara ataupun bermain, berbicara terus
menerus, dan tidak sabar saat menunggu gilirannya.
Kriteria DSM-IV untuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder
(ADHD)
A. Salah satu (1) atau (2)
1. Gangguan pemusatan perhatian (inatensi) : enam (atau lebih) gejala inatensi berikut telah menetap seama
sekurang-kurangnya 6 bulan bahkan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan.
a. Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan tidak teliti dalam mengerjakan tugas
sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya.
b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain.
c. Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara langsung
d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelessaikan tugas sekolah, pekerjaan, atau kewajiban di
tempat kerja (bukan karena perilaku menentang atau tidak dapat mengikuti instruksi)
e. Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas
f. Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memiliki usaha mental yang
lama ( seperti tugas disekolah dan pekerjaan rumah)
g. Sering menghilangkan atau ketinggalan hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktivitas (misalnya tugas
sekolah, pensil, buku ataupun peralatan)
h. Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuladir dari luar.
i. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
2. Hiperaktivitas impulsivitas : enam (atau lebih) gejala hiperkativitas-implusivitas berikut ini telah menetap
selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai tingkat yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan.
a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering menggeliat-geliat di tempat duduk
b. Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau di dalam situasi yang diharapkan anak tetap duduk
c. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam situasi yang tidak tepat (pada remaja mungkin
terbatas pada perasaan subyektif kegelisahan)
d. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam aktivitas waktu luang secara tenang
e. Sering “siap-siap pergi” atau seakan-akan “didorong oleh sebuah gerakan”
f. Sering berbicara berlebihan Impusivitas
g. Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum pertanyaan selesai
h. Sering sulit menunggu gilirannya
i. Sering menyela atau mengganggu orang lain (misalnya : memotong masuk ke percakapan atau permainan)

B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7
tahun
C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam 2 (dua) atau lebih situasi (misalnya disekolah atau
pekerjaan di rumah)
D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, akademik
dan fungsi pekerjaan
E. Gejala tidak semata-mata selama gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia
atau gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mantal lain (gangguan
mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian)

Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas, tipe kombinasi : jika memenuhi baik


kriteria A1 dan A2 selama 6 bulan terakhir.

Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas, predominan tipe inatentif : jika


memenuhi kriteria A1 tetapi tidak memenuhi kriteria A2 selama 6 bulan terakhir.

Gangguan defisit-atensi/hiperaktivitas, predominan tipe hiperaktif-impulsif :


jika memenuhi kriteria A2 tetapi tidak memenuhi kriteria A1 selama 6 bulan terakhir.

Catatan: untuk individu (terutama remaja dan dewasa) yg sekarang memiliki gejala yg
tidak lagi memenuhi kriteria lengkap, harus dituliskan “dalam remisi parsial”.
DIAGNOSIS MULTIAKSIS

 Aksis I : F 90.0 Gangguan aktifitas dan perhatian


 Aksis II : Diagnosis kasus tertunda
 Aksis III : -
 Aksis IV : Masih dalam eksplorasi
 Aksis V : GAF : 61-70
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

 gangguan perilaku yang ditandai dengan gejala


aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai
perkembangan serta kemampuan mengumpulkan
perhatian yang terganggu.
EPIDEMIOLOGI

 Prevalensi ADHD pada anak usia sekolah adalah 8 – 10%.


 Rasio ADHD pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak
perempuan yaitu
 4:1 untuk ADHD yang didominasi oleh hiperaktif
 2:1 untuk ADHD yang didominasi oleh inatensi/kesulitan dalam
memusatkan perhatian
ETIOLOGI

 Faktor genetik
 75% dari variasi gejala ADHD di dalam populasi adalah karena faktor
genetik.
 1/3 dari orang tua yg mengalami ADHD, maka anaknya berisiko
ADHD sebesar 60 %.
 Pada anak kembar, jika salah satu mengalami ADHD, maka
saudaranya 70-80 % berisiko mengalami ADHD.

 Faktor neurobiologi
 penurunan kemampuan pada anak ADHD pada tes neuropsikologis
dihubungkan dengan kerusakan fungsi lobus prefrontal.
 hal ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan
respons, dan organisasi respons.
 Faktor lingkungan/psikososial
 ibu yang merokok, mengkonsumsi alkohol dan heroin selama
kehamilan
 berat lahir sangat rendah, hipoksia janin, cedera otak dan
terkena racun.
 kejadian fisik yang menimbulkan stres dan gangguan
keseimbangan dalam keluarga
KLASIFIKASI

 Inatensi (gangguan pemusatan perhatian)


 mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatiannya.
 mudah teralihkan oleh rangsangan yang tiba-tiba diterima oleh alat
inderanya/perasaan yang timbul pada saat itu.
 hanya mampu mempertahankan suatu aktivitas/tugas dalam jangka
waktu yang pendek, sehingga akan mempengaruhi proses
penerimaan informasi dari lingkungannya.

 Hiperaktif (gangguan dengan aktivitas yang berlebihan)


 jika dibandingkan dengan individu yang aktif tapi produktif, perilaku
hiperaktif tampak tidak bertujuan.
 tidak mampu mengontrol dan melakukan koordinasi dalam aktivitas
motoriknya, sehingga tidak dapat dibedakan gerakan yang penting
dan tidak penting
 Impulsivitas (gangguan pengendalian diri)
 gangguan perilaku berupa tindakan yang tidak disertai dengan
pemikiran.
 sangat dikuasai oleh perasaannya sehingga sangat cepat bereaksi.
 sulit untuk memberi prioritas kegiatan, sulit untuk
mempertimbangkan atau memikirkan terlebih dahulu perilaku yang
akan ditampilkannya.
Asosiasi Psikiater Amerika (APA, 2000)
mengidentifikasi tiga jenis ADHD :

 ADHD dengan ketiga ciri-ciri, yaitu inatentif, impulsive dan


hiperaktif (tipe kombinasi)
 ADHD dengan ciri-ciri paling dominan adalah inatentif (tipe
predominan inatentif)
 ADHD dengan ciri-ciri paling dominan adalah impulsif dan
hiperaktif (tipe predominan hiperaktif-impulsif)
GAMBARAN KLINIS

 Perilaku Agresi dan Menantang


 Hiperaktivitas (tidak bisa diam)
 Iritabilitas
 seringkali mudah marah secara meledak,
 mudah dibuat tertawa atau menangis
 Kesulitan sekolah
 gangguan daya ingat dan pikiran
 ketidakmampuan belajar spesifik
 Konsentrasi buruk
 Impulsivitas (bertindak sebelum berpikir, mengubah perilaku
tiba-tiba, dll) dan ketidakmampuan menunda kegembiraan
 Kesulitan emosional penyerta
 Defisit koordinasi menyeluruh
DIAGNOSIS

 Onsetnya sebelum usia 7 tahun (ADHD)


 Sudah jelas nampak minimal selama 6 bulan
 Harus pervasif (ada pada lebih dari 1 setting, misal: rumah,
sekolah, lingkungan sosial)
 Menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan
 Tidak ada penyebab gangguan mental lainnya (misal:
skizofrenia, gangguan psikotik lainnya, depresi atau anxietas)
 Morbiditas penyerta meliputi kegagalan akademis, perilaku
antisosial, kenakalan, dan peningkatan resiko kecelakaan
lalulintas pada remaja. Sebagai tambahan, dapat pula timbul
pengaruh yang dramatis di kehidupan keluarga
Algoritma dasar untuk tatalaksana ADHD
TATALAKSANA

NON-FARMAKOLOGIS
Intervensi Psikososial
a. Intervensi psikososial berdasarkan klinis
- Intervensi psikososial keluarga
- Terapi individual
b. Intervensi psikososial berdasarkan sekolah
 Anak dengan ADHD/gangguan hiperkinetik membutuhkan program
intervensi sekolah individual meliputi intervensi behavioral dan akademik.
FARMAKOLOGIS

PSIKOSTIMULAN
 terapi lini pertama untuk mengatasi gejala inti
ADHD/gangguan hiperkinetik
 methylphenidate hydrochloride (MPH)  usia 6 th/lebih.
 dexamfetamine sulphate (DEX)  usia 3 th/lebih.
 Pemberian dimulai dengan dosis sekecil mungkin dan titrasi
dengan jadwal 2 – 3 kali sehari, tingkatkan dosis dengan
interval per minggu sampai didapatkan respon yang
memuaskan.
 Efek samping : nyeri kepala, nyeri lambung, mual, insomnia,
nafsu makan berkurang
ANTIDEPRESAN TRISIKLIK (TCAS)
 Kelompok obat ini lebih berpengaruh pada gejala
behavioralnya daripada terhadap gejala kognitifnya.
 TCAs memiliki batas keamanan yang lebih sempit daripada
psikostimulan, disertai dengan rentang efek samping
potensial yang lebih lebar.
 Obatnya:
 imipramine,
 desipramine,
 amitriptyline,
 nortriptyline,
 clomipramine
AGONIS ALPHA -2 ADRENERGIK
 Klonidin
 Obat ini dapat mengurangi gejala ADHD, dan terdapat penurunan
yang besar saat dikombinasikan dengan methylphenidate
dibandingkan jika diberikan sendiri.
 Diberikan 3 kali sehari dengan dosis maksimum 0,6 mg per hari
tergantung respon dan efek samping yang muncul, atau 2 kali sehari
dengan dosis total 0,10-0,20 mg/kg/hari.
 Guanfacine
PROGNOSIS

 Perjalanan penyakit dapat bervariasi.


 15 – 20% kasus, gejala ADHD menetap sampai masa dewasa.
 Remisi biasanya terjadi antara usia 12 – 20 tahun.
 Sebagian besar pasien ADHD mengalami remisi parsial dan
rentan terhadap gangguan kepribadian antisosial/lainnya dan
gangguan mood.
 Prognosis lebih baik bila didapatkan:
 fungsi intelektual yang tinggi,
 dukungan yang kuat dari keluarga, temen-teman yang baik,
 diterima di kelompoknya dan diasuh oleh gurunya serta tidak
mempunyai satu atau lebih komorbid gangguan psikiatri.
KESIMPULAN

 ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorders ) merupakan


suatu peningkatan aktifitas motorik hingga pada tingkatan
tertentu yang menyebabkan gangguan perilaku yang terjadi,
setidaknya pada dua tempat dan suasana yang berbeda dan
kondisi yang sangat umum di antara anak -anak.

 Banyak faktor yang dianggap sebagai penyebab gangguan ini,


diantaranya :
 faktor genetik,
 neurobiologis,
 perkembangan otak saat kehamilan dan perinatal,
 lingkungan fisik, sosial dan pola pengasuhan anak oleh orang tua,
guru dan orang-orang yang berpengaruh di sekitarnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Barbaresi W, Katusic S, Colligan R, et al. How common is attention -


deficit/hyperactivity disorder. Towards resolution of the controver sy:
results from a population -based study. Acta Paediatr Suppl 2004.

 Barkley RA . Attention Deficit Hyperactivity Disorder: A Handbook for


Diagnosis and Treatment . 2nd ed. New York , NY: Guilford Press; 1996

 Beauregard M, Levesque J. Functional magnetic resonance imaging


investigation of the ef fects of neurofeedback training on the neural
bases of selective attention and response inhibition in children with
attention-deficit/hyperactivity disorder . Applied Psychophysiology &
Biofeedback 2006;31(1):3 -20.

 Bilici M, Yildirim F, Kandil S, Bekarolu M, Yildirmi S, Deer O,et al.


Double-blind, placebo -controlled study of zinc sulfate in the treatment
of attention deficit hyperactivity disorder . Progress in Neuro-
Psychopharmacology and Biological Psychiatr y. 2004;28(1):1 81 -90.
 Center s for Disease Control and Prevention (CDC). Increasing prevalenc e of
parent -repor ted attention -d ef icit/hyper activity disorder among children ---
United States, 2003 and 2007 . MMWR Morb Mor tal Wkly Rep 2010;
59:1439.

 Clayton EH, Hanstock TL, Garg ML, Hazell PL. Long chain omega -3
polyunsatur ated fatty acids in the treatment of psychiatric illnesses in
children and adolesc e nts . Acta Neuropsyc hiatri ca . 2007;19(2):92 -103.

 Eric Taylor, Tim Kendall , Philip Asher son et al. 2008. Attention deficit
hyperactivity disorder: Diagnosis and manage ment of ADHD in children,
young people and adults .

 Faraone SV, Sergent J, Gillberg C, Biederman J. The worldwide prevale nc e of


ADHD : is it an Americ an condition . World Psychiatr y. 2003 ; 2: 104 -13.

 Froehlich TE, Lanphear BP, Epstein JN, et al. Prevale nc e, recognition, and
treatment of attention -d ef ic it/hyper activity disorder in a national sample of
US children. Arch Pediatr Adolesc Med 2007; 161:857.

 Green, M, Wong, M, Atkins, D, et al. Diagnosis of Attention


Deficit/Hyper activity Disorder: Technic al Review 3 . US Depar tment of Health
and Human Ser vices, A gency for Health Care Policy and Research; Rockville,
MD, 1999.

 Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Ganggu an Defisit - Atensi dalam Sinopsis
Psikiatri Ilmu Pengetah ua n Perilaku Psikiatri Klinis. Jakar ta. Binarupa
Aksara, 2010.
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai