Pembimbing:
dr. H. Isa Multazam Noor, SpKJ(K)
SKENARIO
B. Beberapa gejala hiperaktif-impulsif atau inatentif yang menyebabkan gangguan telah ada sebelum usia 7
tahun
C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam 2 (dua) atau lebih situasi (misalnya disekolah atau
pekerjaan di rumah)
D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, akademik
dan fungsi pekerjaan
E. Gejala tidak semata-mata selama gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia
atau gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mantal lain (gangguan
mood, gangguan kecemasan, gangguan disosiatif atau gangguan kepribadian)
Catatan: untuk individu (terutama remaja dan dewasa) yg sekarang memiliki gejala yg
tidak lagi memenuhi kriteria lengkap, harus dituliskan “dalam remisi parsial”.
DIAGNOSIS MULTIAKSIS
Faktor genetik
75% dari variasi gejala ADHD di dalam populasi adalah karena faktor
genetik.
1/3 dari orang tua yg mengalami ADHD, maka anaknya berisiko
ADHD sebesar 60 %.
Pada anak kembar, jika salah satu mengalami ADHD, maka
saudaranya 70-80 % berisiko mengalami ADHD.
Faktor neurobiologi
penurunan kemampuan pada anak ADHD pada tes neuropsikologis
dihubungkan dengan kerusakan fungsi lobus prefrontal.
hal ini berhubungan dengan atensi, fungsi eksekutif, penundaan
respons, dan organisasi respons.
Faktor lingkungan/psikososial
ibu yang merokok, mengkonsumsi alkohol dan heroin selama
kehamilan
berat lahir sangat rendah, hipoksia janin, cedera otak dan
terkena racun.
kejadian fisik yang menimbulkan stres dan gangguan
keseimbangan dalam keluarga
KLASIFIKASI
NON-FARMAKOLOGIS
Intervensi Psikososial
a. Intervensi psikososial berdasarkan klinis
- Intervensi psikososial keluarga
- Terapi individual
b. Intervensi psikososial berdasarkan sekolah
Anak dengan ADHD/gangguan hiperkinetik membutuhkan program
intervensi sekolah individual meliputi intervensi behavioral dan akademik.
FARMAKOLOGIS
PSIKOSTIMULAN
terapi lini pertama untuk mengatasi gejala inti
ADHD/gangguan hiperkinetik
methylphenidate hydrochloride (MPH) usia 6 th/lebih.
dexamfetamine sulphate (DEX) usia 3 th/lebih.
Pemberian dimulai dengan dosis sekecil mungkin dan titrasi
dengan jadwal 2 – 3 kali sehari, tingkatkan dosis dengan
interval per minggu sampai didapatkan respon yang
memuaskan.
Efek samping : nyeri kepala, nyeri lambung, mual, insomnia,
nafsu makan berkurang
ANTIDEPRESAN TRISIKLIK (TCAS)
Kelompok obat ini lebih berpengaruh pada gejala
behavioralnya daripada terhadap gejala kognitifnya.
TCAs memiliki batas keamanan yang lebih sempit daripada
psikostimulan, disertai dengan rentang efek samping
potensial yang lebih lebar.
Obatnya:
imipramine,
desipramine,
amitriptyline,
nortriptyline,
clomipramine
AGONIS ALPHA -2 ADRENERGIK
Klonidin
Obat ini dapat mengurangi gejala ADHD, dan terdapat penurunan
yang besar saat dikombinasikan dengan methylphenidate
dibandingkan jika diberikan sendiri.
Diberikan 3 kali sehari dengan dosis maksimum 0,6 mg per hari
tergantung respon dan efek samping yang muncul, atau 2 kali sehari
dengan dosis total 0,10-0,20 mg/kg/hari.
Guanfacine
PROGNOSIS
Clayton EH, Hanstock TL, Garg ML, Hazell PL. Long chain omega -3
polyunsatur ated fatty acids in the treatment of psychiatric illnesses in
children and adolesc e nts . Acta Neuropsyc hiatri ca . 2007;19(2):92 -103.
Eric Taylor, Tim Kendall , Philip Asher son et al. 2008. Attention deficit
hyperactivity disorder: Diagnosis and manage ment of ADHD in children,
young people and adults .
Froehlich TE, Lanphear BP, Epstein JN, et al. Prevale nc e, recognition, and
treatment of attention -d ef ic it/hyper activity disorder in a national sample of
US children. Arch Pediatr Adolesc Med 2007; 161:857.
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Ganggu an Defisit - Atensi dalam Sinopsis
Psikiatri Ilmu Pengetah ua n Perilaku Psikiatri Klinis. Jakar ta. Binarupa
Aksara, 2010.
TERIMAKASI