Anda di halaman 1dari 28

TEKNIK PEMERIKSAAN

OFTHALMOLOGI

Oleh :
Yolanda Intan Farellina, S.ked
Pembimbing :
dr. Dijah Halimi, Sp.M
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN DASAR MATA


ANAMNESIS
 Onset( perlahan, cepat
atau asimptomatik?)
 Keluhan utama
 Durasi
( hilang-timbul, singkat
 Keluhan tambahan atau gejala menetap)
 Riwayat penyakit dahulu  Lokasi( fokal atau difus,
 Riwayat penyakit keluarga unilateral/bilateral?)
 Derajat (ringan-berat)
PEMERIKSAAN DASAR MATA

 Fungsi
pemeriksaan ini adalah untuk menilai fungsi
maupun anatomi kedua mata
 Secara anatomis masalah mata dibagiu menjadi 3
daerah ; masalah pada adnexa ((palpebra dan
jaringan periokuler ) , bola mata , dan orbita
Refraksi
 Mata Ametrop ( yakni mata miopi , hipermetropi , dan astigmatisma )
 prosedur untuk untuk menetapkan dan menghitung kesalahan optik
alami ini.
Tes penglihatan sentral
 Ketajaman penglihatan sentral diukur
dengan memperlihatkan sasaran
dengan berbagai ukuran yang terpisah
pada jarak standar mata
Uji pinhole
 Jikapasien memerlukan kacamata atau jika tidak tersedia kacamata ,
ketajaman terkoreksi dapat diperkirakan dengan mentes penglihtan
yang disebut pinhole
Tes penglihatan buruk
 Pasien yang tidak dapat membca huruf terbesar pada kartu misal
(huruf 20/200) harus lebih mendekati kartu sampai huruf itu bisa di
baca jarak ke kartu dicatat sebagai nilai pertama .
Pemeriksaan Penglihatan Perifer
 Penglihatan perifer diperiksa dengan tes konfrontasi
Lapang pandang normal Derajat
Temporal 85
Temporal bawah 85
Bawah 55
Nasal 55
Nasal bawah 50
Nasal atas 55
Atas 45
Atas temporal 55
% lapang pandang 485
Lapang pandang menyempit Derajat
Temporal 45
Temporal bawah 25
Bawah 30
Bawah nasal 25
Nasal 25
Nasal atas 25
Atas 25
Temporal atas 35
Jumlah 235
% efisiensi lapang pandang 235 x 100/485 = 46%
 Motilitas Mata
Untuk mengevaluasi perpaduan kedua
mata dan gerakannya baik masing-
masing sendiri (duction ) dan bersama
(version)
 Cover test
 Tes Gerak Ekstraokuler
Interpretasi pergerakan bola mata:
 Normal
 Terganggu ke arah tertentu
 Tonometri

Tes ini didesain untuk mengukur tekanan pada bola


mata (tekanan intraokuler) dan memiliki sedikit variasi,
tetapi semuanya tanpa rasa sakit. Tekanan intraokuler
yang sangat tinggi atau abnormal mungkin
menandakan adanya glakukoma.
 Alat : Tonometer Schiotz
 Teknik

1. Pasien baring dalam posisi supinasi


2. Teteskan anastesi topikal ke kornea (R/Pantocain 0,5%, 2%)
3. Sambil menunggu keadaan anestesi kornea,lakukan desinfeksi
memakai kapas alkohol 70%yang diperas terhadap bagian tonometer
yang akan bersentuhan kornea pasien.
4. Setelah anestesi kornea tercapai, perintahkan pasien melihat lurus
keatas sehingga korneaposisinya rata. Pakai satu tangan membuka
palpebra. Hindari adanya tekanan ke bolamata.
5. Satu tangan lainnya memegang Handletonometer denga jari tengah
dan ibu jari,kemudian letakkan tonometer vertikal menyentuh kornea,
seluruh cekungan kaki silinder tonometer rapat kepermukaan cembung
kornea.
6. Gerakkan Handle kebawah hingga berada antara kaki dan puncak
silinder dan baca banyaknya skala identasi yang ditunjuk olehpointer
penunjuk tonometer.
7. Handle boleh-boleh saja sampai menyentuh kaki silinder, tapi begitu
dia menyentuh kaki jangan ditekan lagi dengan tangan kebawah
karena bisa timbul rasa sakit.
Pemeriksaan segmen anterior dengan loupe
 Pemeriksa duduk tepat berhadapan dengan pasien
 Ruangan dibuat dengan setengah gelap
 Pemeriksa memakai loupe sebelum pemeriksaan
 Memeriksan rima orbita
 Memeriksa palpebral – margo- silia palpebra superior dan inferior
 Memeriksa konjunctiva tarsal superior dengan melakukan eversi palpebral superior
(pasien diminta melirik ke bawah dan palpebral superior dibalik dengan ibu jari dan jari
telunjuk)
 Memeriksa konjunctiva tarsal inferior dengan meminta pasien melirik ke atas. Palpebra
inferior ditarik ke bawah dengan ibu jari
 Memeriksa konjuctiva bulbi Interpretasi segmen anterior:
 Memeriksa korne dengan  Supersilia
: normal, tumbuh teratur,
sinar senter dari arah sudut atau madarosis? Sikatrik?
45o  Palpebra superior: edema?
 Memeriksa COA dengan Hoedeolum? Kalazion?
sinar senter dari arah sudut Blefarospasme? Ektropion?
45o Entropion? Ptosis? Sikatrik?
Lagofftalmus?
 Memeriksa iris dengan sinar
senter dari arah sudut 45o  Palpebra inferior: sekret?
Hoedeolum? Kalazion?
 Periksa
pupil dan Blefarospasme? Ektropion?
pemeriksaan refleks cahaya Entropion? Sikatrik? Tumor?
 Periksalensa dibantu dengan  Fisura palpebra: normal,
midrasil eye drop dengan kecil/sempit, besar/lebar,
sinar arah sudut 45o blefarofimosis?
Interpretasi segmen anterior:
 Margo palpebra: trikiasis? Ektropion? Entropion?
 Konjuctiva tarsal superior (dilakukan eversi palpebral): folikel? Papil? Hiperemis?
Sikatrik? Konjuctiva tarsal inferior: folikel? Papil? Hiperemis? Sikatrik? Hordeolum?
Kalazion?
 Konjuctiva bulbi: tenang atau hiperemis? Injeksi konjunctiva? injeksi siliar?
Perdarahan subkonjunctiva? Injeksi episkleral? Flikten? Pinguekula? Pterigium?
 Kornea: jernih atau arkus senilis? Makro/mikrokornea? Keruh? Edema? Sikatrik?
Infiltrat?
 COA: dalam, jernih atau dangkal? Hipopion? Hifema?
 Iris: kripti (+)normal atau ada iris atrofi? Sinekia anterior? Posterior?
 Pupil: isokoria, pemeriksaan refleks cahaya langsung/tidak langsung (+)/(-)?
Atau anisokoria? Miosis? Middilatasi atau dilatasi?
 Lensa (pemeriksaan dalam keadaan pupil lebar dengan obat tetes midriasil):
jernih/keruh? Shadow test (+)/(-)?
PAPILA
OFTALMOLOGI DIRECT

 Pemeriksaan fundus occuli (fundus kopi)


 Digunakan alat oftalmoskop
 Caranya adalah dengan mengikuti perjalanan vena retinalis yang
besar ke arah diskus
Oftalmologi indirect
 Memberikan bayangan terbalik dan
kecil serta lapangan penglihatan yang
luas di dalam fundus okuli pasien
 Pemeriksa menggunakan Oftalmoskop Indirek
 Binokuler pada kepala, dengan kekuatan lensa tetap
 Jarak pemeriksaan yaitu + 50 cm atau sepanjang lengan orang dewasa.
 Pemeriksaan sebaiknya dilakukan di ruangan yang gelap.
 Pemeriksa menggunakan lensa tambahan yang dipegang, berupa lensa konveks
dengan kekuatan 15-20 D dan diletakkan +10cm dari mata pasien
 Pemeriksa membuka lebar mata pasien dan meminta pasien memfokuskan
pandangan pada satu titik.
 Pemeriksa dapat meminta pasien menggerakkan bola mata untuk memeriksa
bagian retina lain yang ingin diamati.
 Pemeriksa akan melihat bayangan yang dibentuk oleh lensakondensasi dengan
gambaran fundus okuli yang lebar (8 kali diameter papil)
SUMBER
 Chang DF. 2009. Pemeriksaan Oftalmologi. Di dalam : Paul Riordan E, John P
Whitcher. (ed). Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum. Ed Ke17. Alih bahasa
Brahm U. EGC, Jakarta. Hlm 28-41.

Anda mungkin juga menyukai