Anda di halaman 1dari 62

Pembimbing:

dr. Christina Widjajani , Sp. PD

Disusun oleh:
Gladys Juane Patulak
11.2016.295

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam


Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
Efusi Pleura
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida
Wacana
Periode 5 maret – 12 April 2018
Sinistra
Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus
STATUS ILMU PENYAKIT DALAM
Kasus Besar
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

• Nama : Tn. G • Agama : Islam


• Jenis Kelamin : Laki-laki • Suku/bangsa : Jawa
• Umur : 45 tahun • Alamat : Margorejo,
• Pendidikan : SMA Dawe, Kudus.
• Pekerjaan : Petani • Tgl. Masuk RS : 16 Maret
2018
• Status : Menikah
• No. RM : 49***
• Ruang : Immanuel
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Keluhan Utama : Anamnesis


Sesak napas sejak 1
bulan SMRS. Pasien datang ke Poli Penyakit dalam RS Mardi Rahayu dengan
keluhan sesak napas sejak 1 bulan SMRS. Awalnya keluhan sesak
dirasakan hilang timbul dan memberat terutama jika pasien berada di
dalam ruangan tertutup, namun terasa biasa saja jika beraktivitas baik
ringan, sedang maupun berat, namun lama-kelamaan sesak napas
dirasakan lebih sering dan menetap lebih lama. Pasien juga mengeluhkan
nyeri dada yang dirasakan menjalar hingga ke punggung sejak 2 minggu
SMRS, awalnya keluhan nyeri dada berkurang jika pasien tidur posisi
miring kiri, namun makin lama keluhan tidak berkurang. Keluhan sakit
perut, terasa begah juga dirasakan pasien sejak 2 minggu SMRS dan
mengakibatkan pasien tidak dapat bekerja. Keluhan batuk juga dirasakan
pasien, dahak (+), warna putih encer sejak 1 minggu SMRS.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Anamnesis
• Pasien sudah berobat ke puskesmas dan diberi obat penghilang batuk,
penghilang rasa nyeri dan sempat di nebulizer namun tidak ada perbaikan
dan akhirnya pasien di rujuk oleh dokter puskesmas ke poli penyakit dalam RS
Mardi Rahayu. Pasien merupakan seorang perokok aktif selama 15 tahun
namun sudah berhenti selama kurang lebih 12 tahun terakhir. Satu hari yang
lalu, dilakukan Water Sealed Drainage (WSD) pada pasien dan berhasil
mengeluarkan cairan sebanyak 4 liter, berwarna kekuningan.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Anamnesis
Riwayat batuk lama, keringat malam, napsu makan menurun disangkal
pasien. Pasien juga sedang tidak dalam atau pernah memiliki riwayat
pengobatan selama 6 bulan. Tidak ada riwayata trauma langsung pada
daerah dada. Riwayat demam, mual, muntah juga disangkal pasien.
BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

• Riwayat penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, batuk lama,


alergi, hepatitis, dan asma disangkal.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

• Riwayat penyakit jantung, penyakit ginjal, kencing manis, batuk lama,


alergi, hepatitis, dan asma disangkal.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

• Keadaan umum : Tampak sakit


sedang  Berat badan : 55 kg
• Kesadaran : Compos mentis  Tinggi badan : 165 cm
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 84 x/menit,  BMI : 20,22 kg/m2
regular, kuat angkat
• Pernafasan : 24 x/menit,  Status gizi : ideal
reguler
• Saturasi O2 : 98%
• Suhu aksila : 37oC
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Kulit • Warna kulit : sawo matang, sianosis (-), ikterik (-)


• Kelembapan : lembab (normal), kering (-),
berminyak (-)
• Temperatur : hangat
• Tekstur : halus
• Lesi : tidak tampak adanya lesi
• Palmar eritem : tidak tampak
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Kepala
• Normocephali, rambut hitam dan distribusi merata, tidak
teraba benjolan, tidak tampak alopesia, tidak mudah
rontok. Turgor pada dahi baik.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Mata
• Edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor 3 mm, refleks cahaya langsung dan
tak langsung (+/+).
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Telinga
• Normotia, tidak terdapat fistula pre dan retro aurikula,
nyeri tekan tragus (-), liang telinga lapang, membrane
timpani intak, serumen (+).
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Hidung
• Septum deviasi (-), mukosa konka anterior tidak hiperemis,
pernafasan cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), nyeri
tekan pada sinus frontal dan maksilaris (-).
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Mulut • Bibir : bibir lembab, bibir kering (-), sianosis (-), bibir
pucat (-),
• Gusi : gingivitis (-), perdarahan gusi (-)
• Lidah : tampak simetris, atrofi papil lidah (-), lesi (-)
• Faring : tonsil T1-T1 tenang, mukosa faring hiperemis
(-), uvula berada di tengah.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Leher
• Pembesaran kelenjar getah bening (-), pembesaran kelenjar
tiroid (-), deviasi trakea (-), retraksi suprasternal (-), JVP 5+2
cm H20 pada posisi 45o. Tidak tampak adanya hipertrofi M.
Sternocleidomastoideus.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Thorax
• Inspeksi
Bentuk thorax normal, pergerakan dinding dada simetris saat
statis dan dinamis, tipe pernafasan thoracoabdominal,
retraksi sela iga pada thorax dextra dan sinistra, spider nevi
(-), vena kolateral (-), tidak ada benjolan.
• Palpasi
Nyeri tekan (-), massa/benjolan (-), pelebaran sela iga kanan
(+), pelebaran sela iga kiri (-)
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Thorax: Anterior Posterior


Follow
Pergerakan dinding dada Up sinistra
dextra
Paru-paru Pergerakan dinding dada simetris saat statis
Inspeksi simetris saat statis dan dinamis, jejas
dan dinamis,
trauma

Sela iga melebar (-/+), Sela iga tidak melebar, fremitus taktil
Palpasi
fremitus taktil kiri menurun, nyeri tekan (-). simetris, nyeri tekan (-).

Kanan : Sonor di seluruh lapang paru.


Kiri : Redup di seluruh lapang paru.
Perkusi Sonor di lapang paru kanan dan kiri.
Batas paru hati: ICS V, batas peranjakan
hati: 2 cm ke distal dari batas paru hati.

Suara nafas dasar vesikuler


Suara nafas tambahan: rhonki (+/-), Suara nafas dasar vesikuler
wheezing (-/-) di seluruh lapang paru kanan Suara nafas tambahan: rhonki (-/-),
Auskultasi
dan kiri. wheezing (-/-) di seluruh lapang paru kanan
dan kiri.
Suara napas lapang paru kiri menghilang.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Thorax: Jantung • Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat, tidak ada lesi kulit, tidak ada bekas operasi
• Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba pada 2 cm lateral ICS VI dari linea midclavicularis
sinistra, kuat angkat, diameter >2,5 cm.
• Perkusi :
• Batas kanan (redup) : ICS III linea sternalis dextra
• Batas atas (redup) : ICS III linea sternalis sinistra
• Pinggang (redup) : ICS IV linea sternal sinistra
• Batas kiri (redup) : ICS VI lateral linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi :
• Katup aorta : A2 > P2, murmur (-)
• Katup pulmonal : P2 > A2, murmur (-)
• Katup tricuspid : T1 > M1, murmur (-)
• Katup mitral : M1 > T1, murmur (-)
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

• Inspeksi : Simetris, bentuk cekung, distensi, lesi (-), benjolan


(-), spider nevi (-), caput medusae (-).
Abdomen
• Auskultasi : Bising usus (+), normoperistaltik
• Perkusi : Shifting dullness (-), undulasi (-)
• Palpasi
• Dinding perut : dinding perut tegang, nyeri tekan epigastrium ,
hipokondrium kanan (+), benjolan (-), defense muscular (-).
• Hati : tidak teraba
• Limpa : tidak teraba
• Ginjal : Ballotement (-), nyeri ketok CVA (-)
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Superior Inferior
Extremitas Luka : -/- -/-
Varises : -/- -/-
Otot
Tonus : Normotonus Normotonus
Massa : Eutrofi Eutrofi
Sendi : Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Gerakan : Aktif Aktif
Kekuatan : 5 5
• Akral hangat, sianosis (-), edema tungkai (+), palmar eritema (-), clubbing finger
(-).
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

• Anamnesis
• Sesak napas
• Nyeri dada menjalar ke punggung
• Nyeri perut dan terasa begah
• Riwayat merokok 15 tahun.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum: tampak sakit sedang
• Thorax : retraksi sela iga kanan dan kiri (+)
• Pulmo : taktil fremitus kiri menurun, perkusi redup pada lapang
paru kiri auskultasi suara napas menghilang pada paru kiri. ,
Rh+/-
• Ekstremitas : edema tungkai (+)
• Abdomen : nyeri tekan regio hipokondria kanan dan
epigastrium.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Efusi Pleura Sinistra

• Initial Assesment:
• Mencari etiologi (Tuberculosis, Congestive Heart Failure,
Keganasan).
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up
Efusi Pleura ec
Tuberculosis

• IPDx: • IPTx
• Pemeriksaan darah rutin • Infus RL 20 tpm
(hemoglobin, hematokrit, • O2 nasal canul 4 L.
trombositiu, leukosit, diff count) • Ambroxol 30 mg tab, 3 x 1.
• Pemeriksaan sputum sewaktu, • 4FDC tab 1 x 3.
pagi, sewaktu (SPS).
• Pemeriksaan TCM (tes cepat
molekul) • IPMx
• Foto Thorax. • Keluhan subyektif
• USG Abdomen • Kesadaran, keadaan umum;
• Torakosintesis • Tanda-tanda vital
• IPEx
• Menjelaskan kondisi pasien,
pemeriksaan serta terapi yang
diberikan
• Tirah baring.

• Prognosis
• Ad Vitam : Dubia
• Ad Fuctionam : Dubia
• Ad Sanationam : Dubia
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Efusi Pleura ec • IPDx: • IPMx


CHF • Pemeriksaan EKG • Keluhan subyektif
• Foto Thorax • Kesadaran
• Pemeriksaan Kimia Darah • Tanda-tanda vital
(Gula darah sewaktu,
kreatinin, ureum, fungsi hati
SGOT/SGPT, natrium, kalium,
kalium) • IPEx
• Echocardiogram • Menjelaskan kondisi pasien,
• Torakosintesis pemeriksaan serta terapi
yang diberikan
• Tirah baring
• IPTx
• Infus RL 18 tpm
• Furosemid 1 x ½ ampul.
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

Efusi Pleura ec • IPDx: • IPMx


Keganasan • Pemeriksaan darah rutin • Keluhan subyektif
• Foto Thorax • Kesadaran
• USG • Tanda-tanda vital
• Torakosintesis (sitology,
biopsy jaringan)
• IPEx
• Menjelaskan kondisi pasien,
• IPTx pemeriksaan serta terapi
• Infus RL 20 tpm yang diberikan
• Kemoterapi • Tirah baring
• Plerodesis
Interpretasi hasil X- Foto Thorax
(16/3-2018):
• Cor : Geser kanan, batas tidak
jelas
• Pulmo : Efusi pleura kanan dgn
Bronkopneumonia
Kesan :
• Perbaikan post WSD Efusi pleura Kiri
• Bronkopneumonia
• Mass parahilar hemitoraks paru kiri. DD//
Pneumonia.

Kesan :
• Gambaran dilatasi vena
hepatica & IVC kemungkinan
cardiac failure tidak dapat
disingkirkan
• Gambaran parenkim ke-2 ginjal
hiperekoik dengan prominent
medulla pyramid ke2 ginjal
suspek nefropathy
• Gambaran cyctitis
• Gambaran fluid collection di basal hemiorak kiri mendukung
gambaran subplumonic plera efussion kiri
• Tak tampak gambaran penebalan dinding gaster secara sonografi.
• Laboratorium (16/3-2018) • Kreatinin : 0,80 mg/dL
• Hb : 15.4 g/dL • SGOT : 24 U/L
• Leukosit : 9,10 x 103/uL • SGPT : 25 U/L
• Ht : 44,60 % • Bilirubin Total : 0,62 mg/dL (HH)
• Trombosit : 400 x 103/uL • Natrium : 132.4 mmol/L (L)
• Amylase pankreas : 25,0 U/L • Kalium : 5,18
• Gula darah sewaktu : 102 mg/dL mmol/L (H)
• Ureum : 30,6 mg/dL • Calcium : 9,2 mg/dL
• HbsAg Stik : Negatif
Laboratorium (18/3-2018)
• Masa pembekuan / CT : 5,00 menit
• Masa perdarahan /BT : 2,00 menit

Laboratium (19/3-2018)
• Kimia
• Protein total : 7,0 g/dL

Cairan tubuh
• Protein total : 5,4 g/dL
Riwayat Riwayat
Identitas Pemeriksaan Daftar
Anamnesis Penyakit Penyakit Problem
Pasien Jasmani Abnormalitas
Dahulu Keluarga

Follow Up

21/3/2018

S: A : efusi pleura sinistra


Sesak (+), nyeri pada bekas WSD (+), batuk (+), P :
nyeri perut (+)
O: • Furosemid 1x1/2 ampul
• KU : Tampak lemas • Omeprazole inj (0-0-1)
• Kesadaran : Compos mentis • Tramadol 50 mg + NS 100 cc
• TTV : TD : 120/80 mmHg (2 x 1)
• Suhu : 370C • Alih rawat dokter Luluk, Sp.P
• Nadi : 75x/menit, regular, kuat angkat
• RR : 22 x/menit, regular.
• SpO2 : 98%
S: Sesak (+), nyeri pada bekas WSD (+), batuk (+) dahak sulit dikeluarkan
O:
• KU : Tampak lemas
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV : TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,90C
Nadi : 70 x/menit, regular, kuat angkat
RR : 21 x/menit, regular.
SpO2 : 97%
A : efusi pleura sinistra
P : Furosemid 1x1/2 ampul
Terapi lanjut
S: Sesak (+), nyeri pada bekas WSD (+) hilang timbul, batuk (+) dahak bisa
dikeluarkan, warna putih kental.
O:
• KU : Tampak lemas
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV : TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,90C
Nadi : 70 x/menit, regular, kuat angkat
RR : 21 x/menit, regular.
SpO2 : 97%
A : efusi pleura sinistra
P : Furosemid 1x1/2 ampul
Terapi lanjut
Pasien duduk posisi semi-fowler.
Capsul batuk 3 x 1.
S: Sesak (+) namun berkurang, nyeri pada bekas WSD (+), batuk (-)
O:
• KU : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV : TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,60C
Nadi : 81 x/menit, regular, kuat angkat
RR : 20 x/menit, regular.
SpO2 : 97%
A : efusi pleura sinistra
P : Terapi lanjut
S: Sesak (-), nyeri pada bekas WSD (+), batuk (-).
O:
• KU : Tampak lemas
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV : TD : 110/80 mmHg
Suhu : 36,80C
Nadi : 72 x/menit, regular, kuat angkat
RR : 21 x/menit, regular.
SpO2 : 97%
A : efusi pleura sinistra
P :Terapi lanjut
Pasien duduk posisi semi-fowler.
S: nyeri pada bekas WSD (+)
O:
• KU : Tampak lemas
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV : TD : 110/90 mmHg
Suhu : 36,40C
Nadi : 64 x/menit, regular, kuat angkat
RR : 22 x/menit, regular.
SpO2 : 97%
A : efusi pleura sinistra
P : Terapi lanjut
Pasien duduk posisi semi-fowler.
Aff WSD
S: -
O:
• KU : Tampak lemas
• Kesadaran : Compos mentis
• TTV : TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36,30C
Nadi : 75 x/menit, regular, kuat angkat
RR : 21 x/menit, regular.
SpO2 : 97%
A : efusi pleura sinistra
P :Terapi lanjut
Pasien duduk posisi semi-fowler.
Pasien acc pulang.
Tinjauan Pustaka
Anatomi
Bila jumlah ini mejadi lebih dari cukup untuk menciptakan suatu aliran
dalam rongga pleura, kelebihan tersebut akan dipompa keluar oleh
pembuluh limfatik yang terbuka secara langsung dari rongga pleura ke
dalam
• (1) mediastinum,
• (2) permukaan atas diafragma, dan
• (3) permukaan lateral pleura. Akumulasi cairan pleura terjadi ketika
beban cairan intrapleura 30 kali lipat dari keadaan normal
Definisi
Efusi pleura berarti terjadi pengumpulan sejumlah besar cairan bebas
dalam rongga pleura.
(1) hambatan drainase limfatik dari rongga pleura,
(2) peningkatan tekanan kapiler paru sehingga menimbulkan transudasi
cairan yang berlebihan ke dalam rongga pleura,
(3) tekanan osmotik koloid plasma yang sangat menurun, sehingga
memungkinkan transudasi cairan yang berlebihan,
(4) infeksi atau setiap penyebab peradangan lainnya pada permukaan
rongga pleura, yang merusak membran kapiler
Epidemiologi

• Efusi pleura merupakan kelainan yang banyak dijumpai di


Amerika Serikat, dimana berdasarkan laporan bahwa efusi pleura
menyerang 1,5 juta orang per tahunnya. Di Indonesia sendiri efusi
pleura dilaporkan banyak terjadi, dan penyebab tersering adalah
karena tuberculosis paru. Distribusi penyebaran berdasarkan jenis
kelamin, yaitu ditemukan lebih banyak pada wanita daripada pria.
Sedangkan jika penyebabnya karena tuberculosis paru lebih banyak
mengenai pria daripada pria.
Etiologi

• Etiologi terjadinya efusi pleura dapat diklasifikasikan dari jenis


cairan, atau dari mekanisme patofisiologinya. Etiologi tersering adalah
gagal jantung, pneumonia bakterialis, emboli paru, keganasan, infeksi
virus, dan post op-jantung. Pada tipe eksudat selain yang telah
disebabkan dapat juga terjadi akibat adanya riwayat trauma, penyakit
pleura akibat induksi obat (amiodaron, bromocriptine).
Patofisiologi
• Eksudat • Transudate
berkurangnya kemampuan ketidakseimbangan antara
drainase limfatik tekanan hidrostatik dan onkotik.
Tuberculosis
Komplikasi tuberculosis melalui
focus subpleura yang kemudian
robek atau melalui aliran saluran
getah bening

Keganasan (eksudate)
• menumpuknya sel-sel tumor ---- permeabilitas ↑ pleura terhadap air
dan protein;
• Adanya suatu massa atau tumor ---- tersumbatnya aliran pembuluh
darah vena dan getah bening
• Adanya tumor yang membuat infeksi menjadi lebih mudah terjadi ---
hipoproteinemia.
Diagnosis
• PF
• Dispneu • PP
• Nyeri pleuritik (Foto Thorax, USG)
• Batuk

(<300 ml – asimtomatik)
Torakosintesis
• sarana diagnostik dan terapeutik
• observasi langsung dari warna • Biokimia
cairan, bau, dan kekeruhan. • Sitologi
• Normal : kekuningan (serous • Bakteriologi
santokrom)
• Biopsi pleura
Transudat Eksudat
Kadar protein dalam efusi <3 >3 • Sel neutrophil
(g/dL) • Sel limfosit
Kadar protein dala efusi <0,5 >0,5 • Sel mesotel maligna
Kadar protein dalam serum • Sel maligna

Kadar LDH dala efusi <200 >200

Kadar LDH dalam <0,6 >0,6


efusi
Kadar LDH dalam serum
Berat jenis cairan <1,016 >1,016
efusi
Rivalta Negatif Positif
Efusi Pleura ec Tuberkulosis Efusi ec CHF
• Efusi sero-xantokrom, eksudate --- • Kriteria Framingham
hemoragik • Klasifikasi NYHA (new York heary
• Sitologi : sel PMN---- limfosit association)
dominan.
• Bakteriolgi : BTA minimal
• Biopsi : granuloma (jarang)
• Terapi : OAT 6-12 bulan.
Efusi ec Neoplasma
• Akumulasi cairan cepat !
• Mostly unilateral.
• Eksudate, sero-santokrom-
hemoragik. • Mesothelioma
• Dominan sel limfosit, sel • Karsinoma Bronkus
mesothelial. • Neoplasma metastatik
• Terapi : torakosintesis
berulang (mengurangi sesak),
Pleurodesis, Kemoterapi.
Penatalaksanaan
• Torakosintesis : anjuran 1-1,5
liter.
• Pleurodesis : menutup rongga
pleura, indikasi yang rekuren
(keganasan)

Anda mungkin juga menyukai