Anda di halaman 1dari 20

Neurologi Restoratif

Cabang ilmu neurologi yang mempergunakan


prosedur aktif untuk memperbaiki sistem saraf yang
rusak baik secara fungsional maupun patologik
dengan cara memodifikasi secara selektif struktur dan
fungsi kontrol saraf (World Congress of Neurology
Hamburg 1985 – Masland – Dimitrijevic)
Pendahuluan
 Wlpun Byk kemajuan dlm hal terapi obat dan
pembedahan  gangguan nerulogis tetap mengalami
kecacatan
 Kecatatan  statis at progresif
 Komponen potensial kecacatan :
 Ggn mobilitas
 Inkontinensia
 Ggn kognitif
 Faktorpsikologis
 Nyeri kronik
Pendahuluan
Tujuan :
Mengembalikan kemampuan maksimal dan kemandirian pasien
dalam batas2 yg disebabkan oleh kecacatan dan kebutuhannya

Kecacatan ≠ keterbatasan
Utk mencapai tujuan  kerjasama multidisiplin
Tim multidisiplin terdiri dari :
 Staf medis
 Perawat
 Fisioterapis
 Psikologis
 Pekerja sosial
Fisioterapi
 Fase akut gangguan neurologis mayor
 Pusat perhatian pd jalan nafas dan pernafasan
 Nasehat dalam hal posisi ekstremitas
 Hal yg dilakukan yi mengangkat & menggerakkan psn
yg immobil
 Mobilisasi
 Tatalaksana spastisitas
 Penggunaan alat bantu jalan
 Bidai utk kelemahan pergelangan tgn & kaki
Terapi okupasional
 Penilaian efek kecacatan neurologis pd aktifitas psn
sehari-hari
 Nilai dgn ADL (Aktifiti of Daily Living)
 Aktifitas makan
 Perawatan diri
 Mandi
 Fungsi spinter
 Kemandirian pergi ke toilet
 Berpakaian
 Mobilisasi
 Penilaian awal dilakukan di rumah sakit
 Selanjutnya kunjungan rumah

 Seorang OT hrs memberi informasi mengenai


modifikasi struktural dan alat bantu spt:
 Tangga
 Lift
 Rel
 Jenis korsi roda
 Penyesuaian alat
Terapi wicara
 Perannya ahli terapi wicara
 Membantu pemulihan disfagia  Wlpn pemulihan tdk
terbukti  membantu psn dan keluarganya utk
beradaptasi dgn kecacatan
 Membantu komunikasi psn dgn disatria berat
 Membantu memasang alat elektronik yg dpt digunakan
wlpuun terdapat disfungsi ekstremitas
 Penilaian menelan
Neuropsikologis
 Menilai disfungsi kognitis spt:
 Atensi dan konsentrasi
 Memori
 Fs eksekutif
 Konduksi sosial dan kepribadian
Pekerja sosial
 Pendamping dan pekerja sosial sgt penting sebelum
meninggalkan bangsal neurologis
 Masalah yg hrs diputuskan adalah :
 Apakah pasien dpt dpt kembali ke akomodasi sebelumnya
 Bantuan dirumah
 Modifikasi struktural
 Penataan ulang ruangan dirumah (spt bantuan penjagaan at
perawatan bg cacat berat)
 Pekerja sosial jg mempunyai peran penting dlm pengaturan
finansial utk psn cacat
 Misalnya psn tdk kompeten dlm mengatur keuangannya sendiri
 Akibat keterbatasan dlm melakukan pekerjaan  bantuan
pekerja sosial dlm hal melatih kembali dlm hal beberapa
pekerjaan utk dilakukan
Tatalaksana spesifik
Paraplegi
 Akibat lesi medspin berat
 Byk komplikasi yg terjadi
1. Kulit
 Ulkus dekubitus
 Terjadi sgt cepat di atas tonjolan tulang
 Pd pasien imobil
 Ggn sensorik di area tsb
 Kehilangan berat badan
 Psn dgn resiko tinggi
 Cegah dgn membalikkan badan secara teratur setiap 2 jam sekali
 Menjaga kulit tetap bersih dan kering
 Mengunakan matras yg di desain khusus utk mengurangi tekanan serta
kerusakan akibat gesekan
 Koreksi malnutrisi
 Perawatan luka
 Konsul bedak utk cangkok kulit
Kandung kemih
 Akibat lesi medspin  ggn pengosongan kandung kemih
 Intervensi medis tergantung jebis gangguan
 Ada 2 jenis ;
 Hiper-refleksia kandung kemih :
 Akibat hilangnya inhibisi refleks pengosongan
 Gejala :
 Frekuensi urine

 Nokturia

 Urgensi

 Desakan inkontinensia

 Pengobatan :
 Anti kholinergik

 AB  infeksi
 Disinergia detrusor-sfingter
 Kandung kemih yg hiperrefleksia berkontraksi melawan
sfingter yg tertutup akibatnya retensio urin dan resiko
infeksi
 Pengobatan : kombinasi anti kholinergik dengan
kateterisasi intermitten

 Pengobatan dini disfungsi kandung kemih dpt


menghindari kebutuhan utk pemeasangan kateter
jangka panjang dan mencegah infeksi
Usus
 Kontipasi dan impaksi feses
 Inkontinensia overflow  khas pd lesi medspin berat
 Cegah dgn cara:
 Massa yg adekuat dlm diet  bl perlu suplement serat
 Asupan cairan yg mencukupi
 Penggunaan pencahar dgn rasional
 Menghindari penggunaan analgesik opiat yg berlebihan
 Bl terjadi impakasi  enema berulang dan evakuasi
feses secara manual
Fungsi seksual
 Pd pasien para plegik mkn tdk mengeluh gejala
disfungsi seksual dan disarankan utk menanyakan
kesulitanini secara spesifik disertai dengan pemberian
informasi yg tepat
 Dengan cara ini tekanan terhadap pasien dan
pasangannya bs dihindari
 Impotensi ereksi dpt diobati dgn :
 injeksi penis menggunakan papaverin at prostaglandin
 Vakum mekanik
 Pd pasien paraplegik wanita
 Aktivitas seksual dpt dibatasi oleh spastifitas
 Tungkai terfiksasi dalam keadaan fleksi dan aduksi
 Konsultasi dan pengobatan antispastisitas bs mengatasi
masalah ini
Ekstremitas
 Kontraktu mrpkan masalah yg sering ;
 Gerakan pasif pd ekstremitas  cehag kontraktur
 Cegah komplikasi akibat imobilisasi
 Profilaksis utk trombosis vena dalam dan emboli paru
 Spastisitas  konsultasi dan fisioterapi
 Terapi spastisitas  baklofen oral dn injeksi bl kasus
berat serta botox
Aspek medis umum lainnya
 Nutrisi dan cairan hrs diperhatikan
 Komplikasi byk terjadi ok penurunan BB dan dehidrasi
 Defisiensi Nutrisi meningkatkan :
 Angka kejadian infeksi, morbiditas dan mortalitas
 Cegah depresi

Anda mungkin juga menyukai