Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN KASUS

GAGAL GINJAL KRONIK


Lailatus Syarifah Simatupang
7111080310
FK UISU
Latar Belakang
Keadaan dimana ginjal kehilangan
kemampuannya untuk mempertahankan
fungsinya tersebut dalam waktu lama dan
berlangsung progresif, lambat, samar dan
bersifat irreversible (biasanya berlangsung
beberapa tahun) di sebut dengan gagal ginjal
kronik. Gagal ginjal kronik bersifat samar karena
hampir 75% jaringan ginjal dapat dihancurkan
sebelum gangguan fungsi ginjal terdeteksi.
TUJUAN

Laporan kasus ini dilaksanakan untuk


menerangkan tentang penyakit Gagal Ginjal
Kronis untuk melengkapkan tugas
kepaniteraan klinik senior di Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Universitas Islam Sumatera
Utara
MANFAAT

Melalui makalah dan presentase ini, maka


gejala-gejala dan keluhan pasien Gagal Ginjal
Kronis dapat dikenali dengan lebih awal
sehingga penanganan yang tepat dapat
diberikan secara awal dan terfokus.
GAGAL GINJAL KRONIK

Penyakit ginjal kronik adalah suatu proses


patofisiologis dengan etiologi yang beragam,
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal
ginjal.
Gagal ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
ireversibel, dan ditandai dengan adanya uremia (
retensi urea dan sampah nitrogen lainnya dalam
darah).
Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik atas Dasar Derajat Penyakit

Derajat Penjelasan LFG


(ml/mn/1,73m2)
1 Kerusakan ginjal dengan LFG ≥ 90
normal atau
2 Kerusakan ginjal dengan LFG 60 – 89
ringan
3 Kerusakan ginjal dengan LFG 30 – 59
sedang
4 Kerusakan ginjal dengan LFG 15 – 29
berat
5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis
ETIOLOGI
Penyebab tersering munculnya GGK yaitu :

- Diabetes Melitus (44 %)


- Hipertensi (27 %)
- Glomerulonefritis (10%)
Gejala Klinis

 Kelainan saluran cerna : nafsu makan


menurun, mual, muntah dan fetor uremik
 Kelainan kulit : urea frost dan gatal di kulit

 Kelainan neuromuskular : tungkai lemah,


parastesi, kram otot, daya konsentrasi
menurun, insomnia, gelisah
 Kelainan kardiovaskular : hipertensi, sesak
nafas, nyeri dada, edema
 Gangguan kelamin : libido menurun, nokturia,
oligouria
Gambaran Laboratorium
 Sesuai dengan penyakit yang mendasarinya

 Penurunan fungsi ginjal berupa peningakatan


kadar ureum dan kreatinin serum, dan
penurunan LFG
 Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan
kadar hemoglobin, peningkatan kadar asam
urat, hiper atau hipokalemia, hiponatremia,
hiper atau hipokloremia, hiperfosfatemia,
hipokalsemia, asidosis metabolik
 Kelainan urinalisis meliputi proteinuria,
hematuria, leukosuria, cast, isostenuria
Gambaran Radiologis
 Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio –
opak
 Pielografi intravena jarang dikerjakan karena
kontras sering tidak bisa melewati filter
glomerulus, disamping kekhawatiran terjadinya
pengaruh toksik oleh kontras terhadap ginjal yang
sudah mengalami kerusakan
 Pielografi antegrad atau retrograd sesuai indikasi
 Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran
ginjal yang mengecil, korteks yang menipis,
adanya hidronefrosis atau batu ginjal, kista,
massa, kalsifikasi
 Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi bila
ada indikasi
Komplikasi
 Hiperkalemia

 Asidosis metabolik

 Komplikasi kardiovaskuler ( hipertensi dan CHF


)
 Kelainan hematologi (anemia)

 Osteodistrofi renal

 Gangguan neurologi ( neuropati perifer dan


ensefalopati)
 Tanpa pengobatan akan terjadi koma uremik
TERAPI
 Diet Ginjal, Rendah Garam, Rendah Protein

 Batasi Asupan Cairan

 Tirah Baring

Farmakologi
 Pemberian obat anti hipertensi terutama
penghambat Enzim Converting Angiotensin (
ACE Inhibitor )
 Pengendalian Kadar Gula dalam Darah dengan
pemberian OAD
 Pemberian obat-obatan untuk gejala yang
muncul
 Anjuran HD apabila :

- Ureum > 200 mg/dl


- Kalium > 7 mg/dl
- Cr > 8 mg/dl
- Asidosis tidak bisa diatasi dengan terapi
konservatif
- KU memburuk
- Anuri berkepanjangan
A. Anamnesa Pribadi

 Nama : Nurbaiti Hasibuan

 Umur : 57 Tahun

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Agama : Islam

 Status Perkawinan : Janda

 Alamat : Jl. Ir. H. Juanda Lk. 1 Tebing Tinggi

 Pekerjaan : Wiraswasta
B. Anamnesa Penyakit
 Keluhan utama : Mual dan Muntah
 Telaah : Pasien datang dengan keluhan mual dan
muntah. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak 3 hari
sebelum masuk rumah sakit. Mual dan muntah biasanya
muncul ketika pasien makan dengan volume muntah sedikit.
Pasien juga mengeluhkan dirinya lemas beberapa minggu
terakhir, Pasien juga mengeluh adanya rasa pusing serta tidak
ada selera makan, Pasien juga mengeluhkan buang air kecil
kesannya banyak, keluhan ini dialami pasien kurang lebih 4
hari ini. Air kencing berwarna kuning dan pasien tidak
merasakan rasa nyeri saat buang air kecil. BAB (+) kuning
kecoklatan dengan konsistensi lembek tanpa lendir dan darah.
Tidak ada sesak dan riwayat sesak. Tidak ada demam.
 Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi
 Riwayat penyakit keluarga : tidak jelas
 Riwayat pemakaian obat : tidak jelas.
C. Status Present
Keadaan umum
 Sensorium : Compos Mentis
 Tekanan darah : 160/100 mmHg
 Nadi : 88 x/i
 Pernafasan : 20 x/i
 Temperatur : 36,7 ˚C
Keadaan penyakit
 Anemia : (+)
 Ikterus : (-)
 Sianosis : (-)
 Dipsnoe : (-)
 Edema : (+)
 Purpura : (-)
 Turgor : kembali cepat
 Pancaran wajah : Lelah
 Sikap tidur paksa : (-)
Keadaan gizi

 TB : 152 cm

 BB : 60 kg

 RBW :

( Normoweight)
Pemeriksaan fisik
Kepala
 Pertumbuhan rambut : Baik
 Sakit kalau dipegang : (-)
 Perubahan lokal : (-)
Muka
 Sembab : (+)
 Pucat : (+)
 Kuning : (-)
 Parese : (-)
 Gangguan lokal : (-)
Mata
 Stand mata : DBN
 Gerakan : DBN, ke segala arah
 Eksoftalmus : (-)kanan/(-)kiri
 Ptosis : (-)kanan/(-)kiri
 Ikterus : (-)kanan/(-)kiri
 Anemia : (+)kanan/(+)kiri
 Reaksi pupil : (+)kanan/(+)kiri, isokor dengan diameter 3 mm
 Gangguan lokal : (-)kanan/(-)kiri
Telinga
 Bentuk : DBN
 Sekret : (-)
 Radang : (-)
Hidung
 Bentuk : DBN
 Sekret : (-)
 Radang : (-)
Bibir
 Sianosis : (-)
 Pucat : (+)
 Kering : (+)
 Radang : (-)
Gigi
 Karies : (+)
 Pertumbuhan : DBN
Lidah
 Kering : (-)
 Pucat : (+)
 Beslag : (-)
 Tremor : (-)
Tonsil
 Merah : (-)
 Bengkak : (-)
Leher
Inspeksi
 Struma : Tidak ada pembesaran
 Kelenjar bengkak : (-)
 Pulsasi vena : (-)
 Venektasi : (-)
Palpasi
 Posisi trachea : Medial dalam batas normal
 Sakit/ nyeri tekan : (-)
 Tekanan vena jugularis : R-2cmH20

Thorax depan
Inspeksi
 Bentuk : fusiformis
 Simetris/asimetris : simetris
 Bendungan vena : (-)
 Ketinggalan bernafas : (-)
 Venektasi : (-)
 Pembengkakan : (-)
 Mammae : Dalam batas normal
 Ictus cordis : tidak terlihat
Palpasi
 Nyeri tekan : (-)
 Fremitus suara :
 Lapangan paru atas : kiri = kanan
 Lapangan paru tengah : kiri = kanan
 Lapangan paru bawah : kiri = kanan
 Iktus : teraba
 Lokalisasi : (-)
 Kuat angkat : (-)
Perkusi
 Suara perkusi paru
 Lapangan paru atas : sonor kanan = kiri
 Lapangan paru tengah : sonor kanan = kiri
 Lapangan paru bawah : sonor kanan = kiri
 Batas paru hati
 Relatif : ICR V, linea midclavicula dextra
 Absolut : ICR VI, linea midclavicula dextra
 Peranjakan Hati : 1 jari dari batas paru hati absolut
 Batas jantung
 Kanan : Linea Parasternalis Dekstra
 Atas : ICR III sinistra
 Kiri : Linea axilaris anterior Sinistra
Auskultasi
Paru- paru
 Suara pernafasan
 Lapangan paru atas : vesikuler ka = ki
 Lapangan paru tengah: vesikuler ka = ki
 Lapangan paru bawah : vesikuler ka = ki
 Suara tambahan
 Ronchi basah : (-)
 Ronchi kering : (-)
 Krepitasi : (-)
 Gesekan pleura : (-)
 Cor
 Heart rate : 88 x/menit, reguler, intensitas normal.
 Suara katup : M1 > M2; A2 >A1; P2>P1; A2<P2
 Suara tambahan : (-)
 Desah jantung fungsional/organis : (-)
 Gesek pericardial/pleurocardial : (-)
Thorak belakang
Inspeksi
 Bentuk : fusiformis
 Simetris/asimetris : simetris
 Benjolan- benjolan : (-)
 Scapulae alta : (-)
 Ketinggalan bernafas : (-)
 Venektasi : (-)
Palpasi
 Nyeri tekan : (-)
 Fremitus suara
 Lapangan paru atas : kanan = kiri
 Lapangan paru tengah : kanan = kiri
 Lapangan paru bawah : kanan = kiri
 Penonjolan- penonjolan : (-)
Perkusi
 Suara perkusi paru
 Lapangan paru atas : sonor kanan = kiri
 Lapangan paru tengah : sonor kanan = kiri
 Lapangan paru bawah : sonor kanan = kiri
 Batas bawah paru
 Kanan : vertebra Thoracal X
 Kiri : vertebra Thoracal XI
Auskultasi
 Suara pernafasan
 Lapangan paru atas : vesikuler kanan = kiri
 Lapangan paru tengah : vesikuler kanan = kiri
 Lapangan paru bawah : vesikuler kanan = kiri
 Suara tambahan :
 Ronki basah :(-)

Abdomen
Inspeksi
 Membesar : (-)
 Venektasi : (-)
 Sirkulasi kolateral : (-)
 Pulsasi : (-)
Palpasi
 Defens muscular : (-)
 Nyeri tekan : (-)
 Lien : tidak teraba
 Ren : tidak teraba
 Hepar : tidak teraba
 Undulasi : (-)
Perkusi
 Pekak hati : (-)
 Shufting Dulness : (-)
 Suara abdomen : timpani
Auskultasi
 Peristaltik usus : (+), DBN
Ekstremitas
 Atas
 Bengkak : (-)
 Merah : (-)
 Stand abnormal : (-)
 Gangguan fungsi : (-)
 Rumple lead test : (-)
 Refleks
 Biceps : ka=ki
 Triceps : ka=ki
 Bawah
 Bengkak : (-)/(-)
 Merah : (-)/(-)
 Odema : (+)/(+)
 Pucat : (-)/(-)
 Gangguan fungsi : (-)/(-)
 Varises : (-)/(-)
 Refleks
 KPR : ka=ki
 APR : ka=ki
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN
 Darah rutin
 White Blood Cell : 6,2 x 109 /L
 Haemoglobin : 7,5 g/dL
 Red Blood Cell : 2,89 × 1012/L
 MCV : 83,0 fL
 MCH : 25,9 pg
 MCHC : 31,3 g/dL
 Platelet : 298 x 109/L
 Urin rutin
 Warna : Kuning
 Berat jenis : 1,010
 pH : 6,0
 Kejernihan : Jernih
 Protein : Negatif
 Glukosa : Negatif
 Bilirubin : Negatif
 Urobilinogen : 3,5 EU/dl
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
FUNGSI GINJAL
 Ureum : 253 mg/dl
 Creatinine : 9,0 mg/dl
FUNGSI HATI
 Bilirubin Total : 0,40 mg/dl
 Bilirubin Direct : 0,21 mg/dl
 SGOT : 17 u/L
 SGPT : 9 u/L
 Alkali Phospatase (AP) : 231 u/L
KADAR GULA DARAH
 Glukosa Puasa : 101 mg/dl
 Glukosa 2 jam PP : 163 mg/dl
RESUME
Anamnesa
 Keluhan utama : Mual dan muntah
 Telaah : Pasien datang dengan keluhan mual
dan muntah. Keluhan ini sudah dialami pasien sejak 3
hari sebelum masuk rumah, mual dan muntah biasanya
muncul ketika pasien makan dengan volume muntah
sedikit. Pasien juga mengeluhkan dirinya lemas
beberapa minggu terakhir, Pasien juga mengeluh
adanya rasa pusing serta tidak ada selera makan,
Pasien juga mengeluhkan buang air kecil kesannya
banyak, keluhan ini dialami pasien kurang lebih 4 hari
ini, Air kencing berwarna kuning dan pasien tidak
merasakan rasa nyeri saat buang air kecil, BAB (+)
kuning kecoklatan dengan konsistensi lembek tanpa
lendir dan darah. Tidak ada sesak dan riwayat sesak,
Tidak ada demam.
 Riwayat penyakit terdahulu : Hipertensi
Status present :
 Sensorium : compos mentis
 Tekanan darah : 160/100 mmHg
 Nadi : 88 x/i
 Pernafasan : 20 x/i
 Temperatur : 36,7 ˚C

Keadaan penyakit :
 Pancaran wajah : Lelah
 Anemia : (+)

Pemeriksaan fisik :
 Wajah : Tampak sembab
 Leher : dalam batas normal
 Thorax : dalam batas normal
 Abdomen : dalam batas normal
 Extremitas : atas : dalam batas normal
bawah : dalam batas normal
Pemeriksaan laboratorium:
Hb : 7,5 g/dL
Ureum : 253 mg/dl
Creatinine : 9,0 mg/dl
CrCl =
=
=
= 6,53 ml/menit
DIAGNOSA BANDING
 Gagal Ginjal Kronik Grade V + Hipertensi +
Anemia
 Gagal Ginjal Akut + Hipertensi + Anemia

 Glomerulonefritis Kronis + Hipertensi + Anemia

DIAGNOSA SEMENTARA
Gagal Ginjal Kronik V ec Hipertensi + Anemia
TERAPI
Non-farmakologi :
 Diet Ginjal Rendah Garam, Rendah Protein
 Batasi Cairan
 Batasi Asupan Garam

Farmakologi :
 IVFD Kaen 1B 10 gtt/i
 IVFD Eas Primer 1 fls/h
 Inj. Ceftriaxone 1gr / 12 jam
 Inj. Ranitidine 1 amp / 12 jam
 Inj. Ethiferan 1 amp / 8 jam
 Amlodipin 5 mg 1 x 1
 B. Complex 2 x 1
 Ulsafat Syrup 3 x C1
Diskusi
Tanda dan Gejala yang ditemukan pada pasien
adalah
- Tidak selera makan, mual, dan muntah
- Sembab dan Oedem pretibial
- Anemia, Hb : 7,5 g/dL
- Hipertensi
- Peningkatan Ureum : 253 mg/dl
Creatinine : 9,0 mg/dl
- Penurunan CrCl : 6,53 ml/menit
Kesimpulan
Gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan klinis
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
yang progresif dan ireversibel. Dan ditandai
dengan adanya uremia ( retensi urea dan sampah
nitrogen lainnya dalam darah).
Dua penyebab utamanya adalah DM tipe 1 dan
tipe 2 (44%) dan hipertensi (27%).
Penatalaksanaan penyakit ginjal kronik meliputi
terapi spesifik terhadap penyakit dasarnya, dan
upaya untukmemperlambat perburukan fungsi
ginjal, pencegahan dan terapi terhadap penyakit
kardiovaskular, pencegahan dan terapi terhadap
penyakit komplikasi.

Anda mungkin juga menyukai