Anda di halaman 1dari 44

HIV AIDS

pada Anak

Pembimbing :
dr. Meiharty, SpA

Oleh :
Amri Ageng Winahyu
030.12.015
PENDAHULUAN
– Human Immunodeficiency Virus adalah RNA retrovirus yang menyebabkan
Acquired Immunodeficiency Syndrome, di mana terjadi kegagalan sistem imun
progresif.

– Kasus AIDS pada anak transmisimelalui transfusi darah, infeksi perinatal


(vertical), setelah lahir (pasca natal).

– Di Indonesia terjadi peningkatan jumlah ibu rumah tangga tertular AIDS, ibu
hamil yang terinfeksi HIV, jumlah bayi dengan HIV.

– Gejala meliputi infeksi bakteri yang berulang, demam, diare, dan sariawan yang
sukar pneumonia berulang, lymphadenopati generalisata, gangguan
perkembangan yang disertai failure to thrive, dan kelainan kulit kronis-berulang.
IDENTITAS PASIEN
– Nama : An. A
– Jenis Kelamin : Laki-laki
– Umur : 21 bulan
– Suku Bangsa : Betawi
– Tempat / tanggal lahir : Jakarta, 04–01-2007
– Agama : Islam
– No. RM : 01123103
– Alamat : Jln. Lembur RT10/RW 06 No. 36
Kelurahan Makassar Jakarta Timur
WALI
Ayah Ibu
Nama : Tn.S Nama : Ny. S
Umur : 47 tahun Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Pedagang Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Suku Bangsa : Betawi Suku Bangsa : Betawi
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Jln. Lembur RT10/RW 06 No. 36 Alamat : Jln. Lembur RT10/RW 06 No. 36
Kelurahan Makassar Jakarta Timur Kelurahan Makassar Jakarta Timur

Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak angkat


Keluhan utama :
Pasien datang diantar oleh orang tua
angkat dengan keluhan BAB cair sejak 3
hari sebelum masuk rumah sakit. ANAMNESIS

Dilakukan secara alloanamnesis (Ibu


Keluhan tambahan : angkat pasien)

Lokasi : Bangsal lantai VI Dahlia


- Pilek
Tanggal / waktu : 02 Februari
– Lemas 2018, pukul 12.30 WIB

Tanggal masuk : 02 Februari


– Berat badan turun 2018, pukul 10.00 WIB
BAB cair sejak 3 hari
SMRS

Ibu angkat tidak


mengetahui apakah BAB konsistensi cair,
sebelumnya ada diare, ampas (-), lendir (+), darah
RPS demam, sariawan terus (-). Frekuensi 10 kali/hari
menerus

RPK :
Setinggal serumah tidak Pilek
ada BAB cair Lemas
Ibu kandung sakit Rewel
Ayah kandung meninggal Mual (-) muntah (-)
sakit
Riwayat Penyakit yang pernah diderita
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi (-) Difteria (-) Penyakit ginjal (-)
Penyakit
Cacingan (-) Diare (-) (-)
jantung
Kejang
DBD (-) (-) Radang paru (-)
Demam
Otitis (-) Morbili (-) TBC (-)
Parotitis (-) Operasi (-) Lain-lain (-)

Kesimpulan riwayat penyakit yang pernah diderita:


Ibu angkat pasien tidak mengetahui apakah sebelumnya pasien pernah menderita sakit
KEHAMILAN
Morbiditas kehamilan Ibu angkat tidak mengetahuinya Riwayat Kehamilan /
Perawatan antenatal Ibu angkat tidak mengetahuinya Kelahiran
Tempat persalinan Ibu angkat tidak mengetahuinya
Penolong persalinan Ibu angkat tidak mengetahuinya Kesimpulan riwayat
Pervaginam kehamilan/kelahiran:
Cara persalinan
Ibu angkat pasien hanya mengetahui
Masa gestasi Cukup bulan
anak dilahirkan secara pervaginam
Berat lahir : Ibu angkat tidak mengetahuinya
dan cukup bulan
Panjang lahir : Ibu angkat tidak mengetahuinya

KELAHIRAN Lingkar kepala : Ibu angkat tidak mengetahuinya

Langsung menangis : tidak tahu


Keadaan bayi Merah : tidak tahu
Pucat : tidak tahu
Biru : tidak tahu
Kuning : tidak tahu
Nilai APGAR : tidak tahu
Kelainan bawaan : tidak ada
Riwayat Perkembangan
– Pertumbuhan gigi I : 8 bulan (Normal: 5-9 bulan)
– Gangguan perkembangan mental : Tidak ada
Psikomotor
– Tengkurap : Umur 3 bulan (Normal: 3-4 bulan)
– Duduk : Umur 6 bulan (Normal: 6-9 bulan)
– Berdiri : Umur 9 bulan (Normal: 9-12 bulan)
– Berjalan : Umur 10 bulan (Normal: 13 bulan)
– Bicara : Umur 12 bulan (Normal: 9-12 bulan)

Kesimpulan riwayat pertumbuhan dan perkembangan :


sesuai dengan usia, tidak didapatkan keterlambatan dalam perkembangan.
Riwayat makanan Jenis Makanan Frekuensi dan Jumlah

Nasi / Pengganti Nasi 3x/hari (mangkuk kecil)


Umur Buah /
ASI/PASI Bubur Susu Nasi Tim Sayur 3x/hari
(bulan) Biskuit
ASI dan Daging 3x/minggu
0–2 susu - - - Telur 1x/minggu
formula
Ikan 1x/minggu
ASI dan
2–4 susu - - - Tahu Jarang
formula
Tempe 3/minggu
ASI dan
4–6 susu - - - Susu formula 6x/hari
formula Kesimpulan riwayat makanan :
6–8 PASI + - + Pasien tidak mengalami kesulitan makan.
8 – 10 PASI + - + Asupan nutrisi cukup dan adekuat.
10 -12 PASI + - +
Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar ( umur ) Ulangan ( umur )

BCG 2 bulan

DPT / PT 2 bulan 4 bulan 6bulan

Polio 2 bulan 4bulan 6bulan

Campak 9 bulan

Hepatitis B 0 bulan 2bulan 6bulan

Kesimpulan riwayat imunisasi :


Imunisasi dasar lengkap menurut ibu asuh pasien
Riwayat Keluarga
Riwayat Pernikahan
Corak Reproduksi
Ayah Wali Ibu Wali
N Tanggal lahir Jenis Lahir Keterangan Nama Tn. S Ny. S
Hidup Abortus Mati
o (umur) kelamin mati kesehatan Perkawinan ke- 1 1
Umur saat 30 25
1 5 tahun L + Sehat menikah
2 4 Tahun L + Sehat Pendidikan SMP SMA
3 21 bulan L + Pasien terakhir
Agama Islam Islam

Riwayat Penyakit Keluarga Suku bangsa Betawi, Betawi,


Indonesia Indonesia
Ayah kandung pasien meninggal 4 bulan yang lalu dan ibu
Keadaan Sehat Sehat
kandung pasien sekarang sedang dirawat dengan sakit paru
kesehatan
TBC menurut ibu angkat pasien.
Kosanguinitas Tidak ada Tidak ada
Riwayat Kebiasaan: Keluarga angkat pasien tidak ada Penyakit, bila ada Tidak ada Tidak ada
yang mengalami keluhan yang sama.
Riwayat Lingkungan Perumahan

Lingkungan perumahan cukup baik


Kawasan padat penduduk.
Keadaan Umum Data Antropometri
Kesan Sakit : Tampak sakit sedang Berat Badan sekarang : 5,7 kg
Kesadaran : Compos mentis Tinggi Badan : 68 cm
Kesan Gizi : Gizi kurang Lingkar Kepala : 45 cm

PEMERIKSAAN
FISIK
Status Gizi Tanda Vital
BB / U = 5,7kg/12,2kg = 46% Nadi : 120 x/ menit
Berat badan kurang kuat, isi cukup, equal kanan dan kiri,
regular
TB / U = 68cm/85cm = 80%
Nafas : 24x / menit
Tinggi badan kurang
tipe abdomino-torakal
BB / TB = 5,7kg / 8,2kg = 69%
Suhu : 36,7°C (diukur dengan
Gizi kurang thermometer raksa di axilla)
Status Generalis

- KEPALA TELINGA
normocephali, tidak terdapat deformitas, UUB Bentuk : normotia
sudah menutup Tuli : -/-
- RAMBUT Nyeri tarik aurikula :-/-
Rambut merah, distribusi tidak merata dan tidak Nyeri tekan tragus : -/-
mudah dicabut, tipis
-WAJAH
Wajah simetris, tampak lebih tua dari usianya,
tidak ada luka atau jaringan parut
- MATA HIDUNG :
Bentuk : kedudukan bola mata simetris Bentuk : Simetris
Visus : kesan baik Sekret : terdapat sekret
Cekung : +/+ Napas cuping hidung :-/-
Konjungtiva anemis :+/+ Deviasi septum :-
Mukosa hiperemis : -
Konka eutrofi : Sulit dinilai
BIBIR
Mukosa berwarna merah muda, kering,
sianosis (-)
MULUT
trismus(-), oral hygiene cukup baik, mukosa
gusi dan pipi berwarna merah muda
LIDAH = Normoglosia
TENGGOROKAN
Arkus faring simetris, tidak hiperemis, uvula
ditengah, tonsil T1-T1 tidak hiperemis, kripta
tidak melebar
LEHER
pembesaran tiroid maupun KGB (-)
, deviasi trakea (-)
THORAKS :
Simetris saat inspirasi dan ekspirasi, deformitas (-) dan retraksi (-)

JANTUNG PARU
– Inspeksi: Ictus cordis tidak tampak. – Inspeksi
– Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V Bentuk thoraks simetris pada saat statis dan dinamis, tipe
linea midklavikularis sinistra. pernapasan abdomino-torakal, efloresensi kulit (-)
– Perkusi – Palpasi
Batas kiri jantung: ICS V linea Gerak napas simetris kanan dan kiri, vocal fremitus sama
midklavikularis sinistra. kuat kanan dan kiri.
Batas kanan jantung : ICS III – V – Perkusi
linea sternalis dextra. Sonor di kedua lapang paru.
Batas atas jantung : ICS III linea – Auskultasi
parasternalis sinistra.
Suara napas vesikuler, reguler, rhonki -/- , wheezing -/-
– Auskultasi : BJ I-II regular, tidak
terdapat murmur dan gallop

– ANOGENITALIA :
Anus tidak tampak merah, tidak terdapat ruam
kemerahan pada daerah gluteus bagian bawah.
ABDOMEN : – KULIT:
- Inspeksi :
Perut tampak datar, tidak dijumpai ada Sawo matang, tidak ikterik, kelembaban normal.
efloresensi seperti roseola spot, gerakan
peristaltik, ruam makulopapular.
- Auskultasi : Bising usus (+) 6 kali / KGB :
menit  Preaurikuler : tidak teraba membesar
- Palpasi : Supel, turgor kulit menurun
Hepar tidak teraba,  Postaurikuler : tidak teraba membesar
Lien tidak teraba  Submandibula : tidak teraba membesar
- Perkusi : Timpani di seluruh kuadran
abdomen  Supraclavicula : tidak teraba membesar
 Axilla : tidak teraba membesar
 Inguinal : tidak teraba membesar
ANGGOTA GERAK

Ekstremitas : akral hangat pada keempat ekstremitas, edema tidak ditemukan.


CRT < 2 detik.

Tangan Kanan Kiri


Tonus otot Normotonus Normotonus
Sendi Aktif Aktif TULANG BELAKANG : Bentuk normal, tidak terdapat
deviasi, tidak benjolan, tidak ada ruam
Refleks N N
fisiologis
Tanda rangsang meningeal : (-)
Refleks - -
patologis
Edema - -
Kaki Kanan Kiri
Tonus otot Normotonus Normotonus
Sendi Aktif Aktif
Refleks + +
fisiologis
Refleks - -
patologis
Edema - -
NEUROLOGIS

Refleks Kanan Kiri Rangsang


Fisiologis meningeal
Biseps N N Kaku kuduk -
Triceps N N Kanan Kiri
Patella N N Kerniq - -
Achiles N N Laseq - -
Bruzinski I - -
Bruzinski II - -
Refleks Kanan Kiri
Patologis
Babinski - -
Chaddock - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Saraf Kranial Kanan Kiri Keterangan
N. I (Olfactorius)
Daya pembau Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
N. II (Opticus) N. V (Trigeminus)
Ketajaman Dapat Dapat Normal Motorik Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
penglihatan memperhatika memperhatika Sensorik Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
n wajah n wajah Refleks + + Normal
pemeriksa pemeriksa kornea
N. III, IV, VI (Okulomotorius, Troklearis, Abdussens) N. VII (Facialis)
Ptosis Tidak ada Tidak ada Normal Tersenyum + + Normal
Pupil Meringis + + Normal
Bulat Bulat Normal Bersiul Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Bentuk
3 mm 3 mm Normal Lagoftalmus Tidak ada Tidak ada Normal
Ukuran Uji pengecap Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Gerakan bola Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai N. VIII (Akustikus)
mata Ketajaman + + Normal
Refleks pupil pendengaran
+ + Normal N. IX (Glosofaringeus)
Langsung
+ + Normal Refleks Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Tidak muntah
langsung Bersuara ‘Ah’ Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Strabismus Tidak ada Tidak ada Normal Daya perasa Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Deviasi Tidak ada Tidak ada Normal
N. X (Vagus)
Motorik Tidak ada Tidak ada Normal
SKOR MAURICE KING
Tidak ada Tidak ada Normal
Afonia
Tidak ada Tidak ada Normal Keadaan umum : Gelisah, cengeng
Disfonia Tidak ada Tidak ada Normal
Turgor : sedikit kurang
Disfagia Tidak ada Tidak ada Normal
Mata : sedikit cekung
Refleks
UUB : normal
muntah
N. XI (Aksesorius) Mulut : kering
Mengangkat Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
Denyut Nadi : 120
bahu
Memutar Sulit dinilai Sulit dinilai Sulit dinilai
kepala
Skor: 6 (Dehidrasi Sedang)
N. XII (Hipoglossus)
Paralisis lidah Tidak ada Tidak ada Normal
Atrofi Lidah Tidak ada Tidak ada Normal
Nama Test Hasil Unit Nilai Rujukan
Darah Lengkap
Leukosit 7.1 ribu/ul 5000-14500
Eritrosit 3.6 juta/uL 3.7-5.7
Hemoglobin 7.6 g/dl 10.8 – 12.8
Hematokrit 26 % 31 – 43
Trombosit 174 ribu/ul 217 - 497
MCV 70.8 fL 72 - 88
MCH 21.1 Pg 23 - 31
PEMERIKSAAN PENUNJANG
MCHC 29.8 g/dL 32 – 36
RDW 22.2 % <14 - Darah rutin
- Elektrolit
KIMIA KLINIK
- Glukosa darah sewaktu
METABOLISME
KARBOHIDRAT
Glukosa Darah 77 mg/dL 33-111
Sewaktu
ELEKTROLIT
Natrium 139 mmol/L 135-155
Kalium 2.3 mmol/L 3.6-5.5
Klorida 106 mmol/L 98-109
Resume
Anamnesis pasien didapatkan BAB cair
sejak 3 hari SMRS. Pemeriksaan Penunjang
BAB konsistensi cair, ampas (-), disertai Pemeriksaan fisik Hemoglobin 7,6 G/Dl
lendir, darah (-)., frekuensi 10 kali/hari. Hematokrit Turun 26%
- Keadaan Umum
Pilek (+) Trombositopeni 174 Ribu/UL
Kesan sakit sakit sedang dan gizi
Pasien terlihat lemas dan aktivitas kurang Hipokalium 2.3 Mmol/L
berkurang.
- Dari kurva CDC didapatkan
Lebih rewel sering. berat badan kurang, tinggi badan
Buang air kecil terakhir beberapa jam kurang dan gizi kurang
sebelum datang ke rumah sakit - Dari kepala rambut merah,
Berat badan pasien menurun. distribusi tidak merata
RPK : Tidak ada yang mengalami hal yang - Hidung Terdapat Secret
sama. Dari riwayat keluarga ibu kandung - Bibir Kering
pasien dirawat di rumah sakit dengan sakit
tbcAyah pasien meninggal empat bulan yang - Turgor Kulit Menurun
lalu karena sakit juga. - Bising Usus (+) 6 Kali / Menit.
DIAGNOSA

DIAGNOSA BANDING DIAGNOSIS KERJA


– GEA dehidrasi sedang – GEA dehidrasi sedang
– Marasmus – Marasmus
– Hipokalemia – Hipokalemia
– Anemia mikrositik hipokrom – Anemia mikrositik hipokrom
– B20 – Suspect B20
– Tuberkulosis paru
– Gizi buruk
PENATALAKSANAAN
Non-medikamentosa Medikamentosa
– Komunikasi, informasi, edukasi – IVFD Kaen 3B +KCl 20 meq 4
kepada orang tua pasien mengenai cc/kgBB/jam
keadaan pasien. – Asam folat 5 mg
– Observasi tanda vital – Zink 1 x 10 mg
– Perbaikan gizi – Cotrimoxazole 1 x 2 mg
PROGNOSIS
– Ad Vitam : dubia Ad Bonam
– Ad Sanationam : dubia Ad Bonam
– Ad Fungsionam : dubia Ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

– Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang termasuk dalam


familia retrovirus yaitu kelompok virus berselubung (envelope virus) yang
mempunyai enzim reverse transcriptase, enzim yang dapat mensintesis
kopi DNA dari genon RNA
– AIDS adalah penyakit fatal yang merupakan stadium lanjut dari infeksi HIV.
Infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan tubuh
secara progresif, menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik
EPIDEMIOLOGI

– Kasus AIDS pada anak transmisimelalui transfusi darah, infeksi perinatal


(vertical), setelah lahir (pasca natal).
– Kasus HIV di Indonesia telah tersebar di 381 (76%) dari 498 kabupaten/kota di
seluruh propinsi Indonesia.
– Prevalensi HIV secara nasional diperkirakan mencapai 0.41% (2013) dan variasi
antar-propinsi berkisar antara 0.1%-3%.
– Propinsi Papua dan Papua Barat epidemi HIV sudah menyebar di populasi
umum sejak tahun 2006 dan pada tahun 2013 mencapai prevalensi 2.3%.
– Di Indonesia terjadi peningkatan jumlah ibu rumah tangga tertular AIDS, ibu
hamil yang terinfeksi HIV, jumlah bayi dengan HIV.
ETIOLOGI
Human Immunodeficiency Virus (HIV)
 HIV mempunyai inti (nukleoid):
berbentuk silindris dan eksentrik
Mengandung 2 rangkaian genom RNA diploid => enzim
transkripatse reverse dan integrase
Eidak melekat pada rangkaian RNA
 Partikel yang membentuk inti silindris ini adalah protein kapsid
(p24); yang menutupi komponen nukleoid tersebut sehingga
membentuk struktur ukleokapsid
 Protein matriks p17 merupakan bagian dalam sampul virus HIV
 Bagan paling luar adalah lapisan membran fosfolipid
 Pada membran permukaan virion terdapat tonjolan yang terdiri
atas molekul glikoprotein (gp120) dengan bagian transmembran
yang merupakan gp41 yang keduanya dibentuk oleh virus.
Patofisiologi
MANIFESTASI KLINIK
Menurut enter for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO). Klasifikasi HIV
menurut CDC pada anak menggunakan 2 parameter yaitu status klinis dan derajat gangguan imunologis

KATEGORI IMUNOLOGIS
JUMLAH CD4+ DAN PERSENTASI TOTAL LIMFOSIT
DEFINISI STATUS
TERHADAP USIA
IMUNOLOGIS
0 – 1 tahun 1-5 tahun 6-12 tahun
µL % µL % µL %
1. Nonsuppressed ≥ 1500 ≥ 25 ≥ 1000 ≥ 25 ≥ 500 ≥ 25

2. Moderate suppression 750-1499 15-24 500-999 15-24 200-499 15-24


3. Severe suppression <> <15 <> <15 <> <15
Klasifikasi WHO pada Anak
Stadium Klinis 2
– Hepatosplenomegaly persisten tanpa alasani
– Erupsi papular pruritis
Stadium Klinis 1 – Infeksi virus kutil yang luas
– Tanpa gejala (asimtomatis) – Moluskum kontagiosum yang luas

– Limfadenopati generalisata – Infeksi jamur di kuku


persisten – Ulkus mulut yang berulang
– Pembesaran parotid persisten tanpa alasan
– Eritema lineal gingival (LGE)
– Herpes zoster
– Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang
atau kronis (ototis media, otore, sinusitis, atau
tonsilitis)
Stadium Klinis 3 Stadium Klinis 4

– Malnutrisi sedang tanpa alasan jelas tidak membaik – Wasting yang parah, tidak bertumbuh atau malanutrisi yang parah tanpa
dengan terapi baku alasan dan tidak menanggapi terapi yang baku

– Diare terus-menerus tanpa alasan (14 hari atau lebih) – Pneumonia Pneumosistis (PCP)

– Demam terus-menerus tanpa alasan (di atas 37,5°C, – Infeksi bakteri yang parah dan berulang (mis. empiema, piomisotis, infeksi
tulang atau sendi, atau meningitis, tetapi tidak termasuk pneumonia)
sementara atau terus-menerus, lebih dari 1 bulan)
– Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial atau kutaneous lebih dari 1 bulan
– Kandidiasis oral terus-menerus (setelah usia 6-8
atau viskeral pada tempat apa pun)
minggu)
– Tuberkulosis di luar paru
– Oral hairy leukoplakia (OHL)
– Sarkoma Kaposi
– Gingivitis atau periodonitis nekrotising berulkus yang
akut – Kandidiasis esofagus (atau kandidiasis pada trakea, bronkus atau paru)

– Tuberkulosis pada kelenjar getah bening – Toksoplasmosis sistem saraf pusat (setelah usia 1 bulan)

– Tuberkulosis paru – Ensefalopati HIV

– Pneumonia bakteri yang parah dan berulang – Infeksi sitomegalovirus: retinitis atau infeksi CMV yang mempengaruhi
organ lain, yang mulai pada usia lebih dari 1 bulan)
– Pneumonitis limfoid interstitialis bergejala
– Kriptokokosis di luar paru (termasuk meningitis)
– Penyakit paru kronis terkait HIV termasuk
– Mikosis diseminata endemis (histoplasmosis luar paru, kokidiomikosis)
brokiektasis
– Kriptosporidiosis kronis
– Anemia (<8g/dl)
– Isosporiasis kronis
– Infeksi mikobakteri non-TB diseminata
TRANSMISI
DIAGNOSA
TATALAKSANA
Stadium klinis Ada tidaknya Rekomendasi terapi menurut umur [A
pediatrik pengukuran hitung (II)]*
CD4 <12 bulan ≥12 bulan LIP – lymphocytic interstitial pneumonia;
OHL- Oral hairy leukoplakia; TB –
4a CD4
tuberculosis
Tanpa CD4b Semua diobati * Kekuatan rekomendasi/Tingkat kepercayaan

Catatan:
3a CD4 Semua diobati,
1. Obati infeksi oportunistik sebelum mulai
bergantung nilai CD4
Semua diobati memberi ARV.
pada anak yang
2. Data awal CD4 berguna untuk memantau
terinfeksi TBc, LIP,
ARV meskipun tidak diperlukan untuk
OHL, trombositopenia
membuat keputusan memulai terapi ARV.
Tanpa CD4b Semua diobatic
3. Pada anak yang terinfeksi TB paru atau
2 CD4 Bergantung nilai CD4d kelenjar, CD4 dan status klinis digunakan

Tanpa CD4b Bergantung nilai limfosit totald untuk memantau dan memulai terapi
klinis sesuai panduan terapi TB
1 CD4 Bergantung nilai CD4d
4. Nilai CD4 dan limfosit total dilihat di
Tanpa CD4b Jangan diobati
tabel terpisah
Obat ARV

– Anak > 3 tahun, Pilihan pertama 2 NRTI + Efavirenz


– Pilihan kedua 2 NRTI + Nevirapin
– Anak < 3 tahun, 2 NRTI + Nevirapin
PROGNOSIS

– Prognosis anak-anak pengidap HIV berbeda-beda sesuai stadium klinis dan


terutama persentase CD4 yang dimiliki sebelum mulai terapi ARV.
– Pada anak-anak yang hingga usia paling tidak 8 tahun tidak memilki gejala
infeksi HIV dan hitung CD4nya normal, meskipun HIV seropositif.
– Studi awal menunjukkan bahwa pada anak-anak yang tetap sehat memiliki
produksi antibodi lebih baik dan aktivitas sel Limfosit sitotoksik terhadap HIV
yang lebih baik.
– Lebih banyak anak-anak terinfeksi HIV yang sebelum usia 1 tahun pun sudah
memerlukan terapi ARV.

Anda mungkin juga menyukai