RSUD ABEPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2018
Jurnal Reading
Oleh :
Queen Putri Arunglamba’
Penguji :
dr. Titie Soepraptie, SpKK. FINSDH
Abstract
Kata Kunci
2 Disease History
4 Patch Test
Dibagi menjadi 8 kelompok berdasarkan pajanan hari 1, 2 dan 3 setelah dilakukan patch test. Hasilnya
pekerjaan yaitu: sekretaris, guru, petugas dicatat sebagai negatif (-), mencurigakan (+?), (+),
kesehatan, teknisi, penata rambut, cleaning (++), dan (+++), tergantung pada tingkat keparahan
120 Peserta
Penelitian ini melibatkan 79,5 %
151 Peserta
31 Peserta
Mean±SD usia di antara peserta adalah 31,19 ± 9,72 tahun
20,5%
(rentang usia: 19-60)
Jumlah Alergen yang Positif :
1 alergen 107 pasien
2 alergen 32 pasien
3 alergen 7 pasien
4 alergen 3 pasien
5 alergen 2 pasien
8,6%
9,3%
44,4%
Allergens % Jumlah Pasien 9,9%
Nickel Sulfate 44,4% 67 Pasien
9,9%
Cobalt Chloride 9,9% 15 Pasien
Paratertiarybutyl Phenol
9,9% 15 Pasien
Formaldehyde Resin (PTBP)
Potassium Dichromate 9,3% 14 Pasien
Paraphenylenediamine 8,6% 13 Pasien
Tabel 2
Penilaian bagian tubuh yang terlibat : Tidak ada perbedaan signifikan yang diamati antara
• Lesi di wajah 85 (56,3%) lesi di wajah dan lesi di tangan pada kelompok
• Lesi di tangan 91 (60,3%), pekerjaan (p = 0,229, dan p = 0,236). Namun, lesi
• Lesi di kaki 49 (2,5%) kaki berbeda antara kedua kelompok (p = 0,034)
• Lesi di bagian lain dari tubuh 68 (45% )
Tabel 3
Terdapat durasi penyakit
Durasi pekerjaan berbeda
berbeda antara kelompok Tidak ada perbedaan
secara signifikan (p = 0,001).
pekerjaan (p = 0,001). signifikan yang ditemukan
Petugas kesehatan, pekerja
Durasi penyakit yang paling antara durasi dari pekerjaan
administrasi, dan penata
sedikit adalah pada petugas dan kejadian lesi (p = 0,106)
rambut memiliki durasi kerja
layanan kesehatan dan yang
paling sedikit, dan pekerja
paling lama adalah pekerja
layanan dan guru memiliki
layanan
durasi pekerjaan terlama.
Pembahasan
Banyak faktor yang dapat menyebabkan reaksi
Dermatitis kontak alergi merupakan semacam ini, tetapi faktor yang paling penting
reaksi hipersensitivitas tipe lambat adalah pejamu, lesi hipersensitivitas, atau
kerusakan kulit (goresan atau ulkus) di tempat
(tipe IV) paparan dengan alergen potensial
Penetilitian pada pasien ACD jarang dilakukan pada jenis pekerjaan di seluruh dunia
• Tangan (60%) dan wajah (56%) adalah tempat predileksi paling sering dalam kasus ini
• Pada pasien dengan ACD di tempat kerja, alergen yang paling umum adalah sulfat nikel
(47% dari kasus), kobalt klorida (10%), PTBP (10%), kalium di kromat (9%), dan
parapehnyl di amina (8% dari kasus-kasus)
Membandingkan Daerah Lesi Di Kelompok- kelompok Pekerjaan
Durasi penyakit secara signifikan lebih pendek di petugas layanan kesehatan karena durasi kerja yang lebih
pendek dan pengetahuan mereka tentang keselamatan kerja, sementara pekerja layanan memiliki durasi
penyakit yang lebih lama karena usia yang lebih tua dan kurang memperhatikan keselamatan kerja.
• Pada pasien alergi terhadap sulfat nikel, (67 kasus, 44%), durasi kerja dan interval antara pekerjaan dan
muculnya lesi secara signifikan lebih rendah, tetapi durasi penyakit secara signifikan lebih
pendek,menunjukkan bahwa pada lesi rata-rata muncul 3 bulan sebelumnya pada pasien dengan alergi
sulfat nikel.
• Karena sebagian besar karyawan menderita penyakit kulit, terutama ACD di tempat kerja, modalitas
pencegahan tampaknya sangat penting. Alergen potensial harus dikenali, dan paparan harus dihindari atau
diminimalkan
• Menggunakan sarung tangan yang sesuai dan membatasi paparan alergen memiliki dampak besar pada
pengurangan aktivitas dan gejala penyakit
• Alergen berbahaya harus dihindari dan diganti dengan bahan yang lebih aman.
• Mempertimbangkan sanitasi di lingkungan kerja; misalnya, membersihkan permukaan dari alergen, bahan
kerja, dan peralatan, memiliki sistem ventilasi yang tepat dalam lingkungan tertutup, dan menggunakan
mesin untuk menghindari paparan pekerja dengan bahan berbahaya dan alergen memainkan peran kunci
dalam pencegahan dermatitis kontak.
• Pekerja harus secara teratur mencuci area yang terbuka dan pakaian mereka, dan mendidik pekerja dapat
membantu mencapai tujuan ini.
• Paparan harus diminimalkan, keselamatan kerja dipertimbangkan, dan pengobatan dilanjutkan untuk
kasus-kasus yang tidak dapat mengubah pekerjaan mereka.
Kekurangan Penelitian:
Pertama, ada kerusakan pada rekam medis pasien karena informasi di dermatologi
dan pusat penelitian lepra tidak lengkap dan diperlukan tindak lanjut dari pasien
untuk menyelesaikan informasi pekerjaan mereka. Namun, tidak mungkin untuk
menghubungi beberapa pasien karena tidak adanya nomor kontak.
Kedua, dalam tindak lanjut untuk uji tempel dan penyakit akibat kerja, beberapa
pasien tidak bersedia, yang menyebabkan berkurangnya jumlah pasien dengan
tindak lanjut lengkap untuk riwayat aktivitas penyakit.
Kesimpulan