Anda di halaman 1dari 24

KERACUNA

N
DAN
GASTRIC
LAVAGE
KARTIKA
KERACUNAN
 Merupakan kejadian dimana terpaparnya zat kimia ke dalam tubuh
yang menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan didalam saluan
cerna, dan bisa mengakibatkan kematian.
 Masuknya racun kedalam tubuh dapat terjadi dengan disengaja, seperti
pada kasus bunuh diri maupun tidak disengaj, karena suatu kecelakaan.
 Prosesnya bisa berlangsung cepat dan fatal, maupun terjadi secar
perlahan dan lama.
 Racun dapat berupa gas, padat, maupun cair. Racun dapat
mempengaruhi tubuh melalui berbagai cara, diantaranya menghambat
atau menganggu fungsi normal dari sel, merubah fungsi normal dari
organ, maupun merubah ambilan normal atau transport suatu zat di
dalam tubuh.
TANDA SESEORANG
MENGALAMI
KERACUNAN
 Seseorang yang sehat mendadak sakit.
 Gejalanya tak sesuai dengan suatu keadaan patologik
tertentu.
 Gejala menjadi cepat karena dosis yang besar.
 Anamnestik menunjukan keracunan, terutama kasus
bunuh diri/kecelakaan (perhatikan benda disekitar
penderita dan simpan semua zat yang ada di tempat
kejadian).
 Keracunan kronik dicurigai bila digunakan obat dlm
waktu lama/ lingkungan kerja dengan zat kimia.
Sifat racun terbagi atas :
- Korosif : asam/basa kuat exp.HCl,2NaOH,
bensin minyak tanah.
- Non korosif : makanan, obat-obatan

Bentuk zat racun :


- Cair : alkohol,bensin, minyak tanah

- Gas : CO, H2s (hidrogen sulfide)

- Padat : obat, makanan


BERDASARKAN CARA
MASUKNYA DALAM SALURAN
CERNA
1. Racun yang tertelan (masuk melalui saluan
cerna).
2. Racun yang terhisap (masuk melalui saluran
nafas).
3. Racun yang terserap (melalui kulit).
4. Racun melalui suntikan.
MANAJEMEN KEGAWAT
DARURATAN KERACUNAN
 Airway, breathing, circulationjalan nafas (A),
pernapasan (B), circulation; gangguan
hemodinamik, nadi, suhu tubuh, dan saturasi
oksigen, dengan tiak mengesampikan proses
menangani keracunan.
 Riwayat keracunan. (berapa jumlah yang
terpapar, tipe, jumlah dan rute pemaparan),
keberadaan saksi disekitar kejadian.
 Pemeriksaan fisik (head to toe).
TOXIDROMES
o Adalah kumpulan tanda dan gejala yang terlihat
setelah terpapr suatu zat (jejak racun).
o Sekumpulan gejala tampak pada; TTV,
penampilan umum, kulit, mata, mukosa
membran, paru, jantung, abdomen, dan
pemeriksaan neurosensorik
DEKONTAMINASI
Adalah pengeluaran zar racun dari pasien.
Macamnya:
a.Dekontaminasi mata.
b.Dekontaminasi kulit.
c.Dekontaminasi salura cerna.
d.Dekontaminasi saluan nafas.
DEKONTAMINASI MATA
 Pembilasan/irigsi pada organ mata, menggunakan
air bersih, atau cairan isotonis (NaCl 0,9%),
selama 15 menit dengan suhu 15-35 derajat,
dengan sebelumnya diberikan obat anastesi.
 Jika terjadi iritasi menetap, tidak
direkomendasikan pemberian zat tambahan, dan
apabila terdapat pula ulkus pada kornea, rujuk ke
dokter.
DEKONTAMINASI KULIT
 Jika racun mengenai kulit, basahi kulit dengan
air mengalir, hindarkan dari kain penutup, bilas
dengan air hangat banyak sambil diberikan
penanganan standar perawatan luka, kasus
terbanyak mengakibatkan luka bakar di kulit.
 Jangan melepas baju/pakaian yang melekat pada
kulit.
DEKONTAMINASI
SALURAN NAFAS
Merupakan dekontaminasi yang
dilakukan diruang terbuka, dengan car
melonggarkan seluruh pakain korban,
nilai oksigenasi, jika tidak ada nafas,
beri nafas buatan dengan menggunakan
ambu.
DEKONTAMINASI
SALURAN CERNA

GASTRIC LAVAGE
PENGERTIAN
Adalah membersihkan lambung dengan cara memasukan
dan mengeluarkan air dari lambung dengan menggunakan
NGT.
Kumbah lambung merupakan metode alternatife yang
umum dalam pengosongan lambung, dimana cairan
dimasukkan kedalam lambung melalui orogastrik atau
nasogastrik dengan diameter besar dan kemudian dibuang
dalam upaya untuk membuang bagian agen yang
mengandung toksik
THAN
Tindakan ini diperuntukkan bagi pasien
keracunan yang berupa zat cair. Biasanya terjadi
pada kasus percobaan bunuh diri atau anak yang
salah minum akibat kelalaian orang tua. Ada juga
kasus preman keracunan miras oplosan.
Tindakan mengosongkan isi lambung untuk
menghilangkan unsur yang mengiritasi lambung.
Racun yang bisa dilakukan tindakan ini bukanlah
racun yang bersifat korosif.
TUJUAN
1.Untuk pembuangan substansi dalam upaya menurunkan absorpsi
sistemik.
2.Untuk mengosongkan lambung sebelum prosedur endoskopik.
3.Untuk mendiagnosis hemoragi lambung dan menghentikan hemoragi.
4.Membuang racun yang tidak terabsorbsi setelah racun masuk saluran
pencernaan.
5.Mendiagnosa perdarahan lambung.
6.Membuang cairan atau partikel dari lambung.
INDIKASI
1. Pasien yang keracunan makanan atau obat tertentu
2. Persiapan operasi lambung
3. Persiapan tindakan pemeriksaan lambung
4. Tidak ada refleks muntah
5. Gagal dengan terapi emesis
6. Pasien dalam keadaan sadar
KONTRA INDIKASI
1. Kumbah lambung tidak dilakukan secara rutin dalam penatalaksanaan pasien dengan keracunan.
Kumbah lambung dilakukan ketika pasien menelan subtansi toksik yang dapat mengancam
nyawa, dan prosedur dilakukan selama 60 menit setelah tertelan.
2. Pasien kejang.
3. Kumbah lambung dapat mendorong tablet ke dalam duodenum selain mengeluarkan
tablet tersebut.
4. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk bahan-bahan toksik yang tajam dan terasa
membakar (resiko perforasi esophageal). Kumbah lambung tidak dilakukan untuk bahan toksik
hidrokarbon (resiko aspirasi).
5. Kumbah lambung dikontraindikasikan untuk pasien yang menelan benda asing yang tajam dan
besar.
6. Pasien tanpa gag reflex atau pasien dengan pingsan (tidak sadar) membutuhkan intubasi
sebelum kumbah lambung untuk mencegah inspirasi.
CAIRAN YANG DIGUNAKAN

 Pada anak-anak, jika menggunakan air biasa


untuk membilas lambung akan berpotensi
hiponatremi karena merangsang muntah.
 Pada umumnya digunakan air hangat (tap water)
atau cairan isotonis seperti NaCl 0,9 %. Pada
orang dewasa menggunakan 100-300 cc sekali
memasukkan, sedangkan pada anak-anak 10
cc/kg dalam sekali memasukkan ke lambung
pasien.
PERSIAPAN PELAKSANAAN
PROSEDUR
Pada keadaan darurat, misalnya pada pasien
yang keracunan, tidak ada persiapan khusus yang
dilakukan oleh perawat dalam melaksanakan bilas
lambung, akan tetapi pada waktu tindakan
dilakukan untuk mengambil specimen lambung
sebagai persiapan operasi, biasanya dokter akan
menyarankan akan pasien puasa terlebih dahulu
atau berhenti dalam meminum obat sementara.
BAGAIMANA TINDAKAN
DILAKUKAN

Sebuah pipa dimasukkan kedalam lambung melalui mulut atau


hidung lalu ke esophagus. Dan berakhir di lambung. Kadang-kadang
obat anti nyeri/anastesi harus diberikan untuk mengurangi rasa sakit dan
iritasi pada pasien. Dan mencegah pasien untuk memuntahkan kembali
tube/pipa yang sedang di masukkan. Peralatan suction di siapkan apabila
terjadi aspirasi isi perut.
Bilas lambung terus diulangi pada pasien yang keracunan
sampai perutnya bersih. Pada pasien yang tidak sadar dan tidak dapat
menjaga jalan nafas mereka, sebelum dilakukan bilas lambung/
menginsersikan tube untuk bilas lambung, terlebih dahulu dipasang
intubasi.
ALAT DAN BAHAN
1. Selang NGT (no 14-20 ukuran dewasa; no 8-16 untuk anak-anak; no 5-
7 untuk bayi).
2. Baskom 2 buah
3. Perlak dan handuk sebagai pengalas.
4. Stetoskop.
5. Spuit 10 cc.
6. Plester.
7. Piala ginjal dan kom penampung.
8. Air hangat 1 sapai 2 liter.
9. Kassa/tissue.
10. Jelly.
11. Susu hangat.
LANGKAH-LANGKAH
1. Mencuci tangan.
2. Perawat memakai skort.
3. Memasang perlak dan alas.
4. Protap pemasangan NGT.
5. Cek pemasukan selang NGT.
6. Posisikan pasien miring tanpa bantal; kepala lebih rendah selanjutnya klem
dibuka.
7. Corong dipasang diujing selang NGT, tuangkan air/susu ± 500cc. Cairan yang
masuk dikeluarkan.
8. Dilakukan pembilasan berulang sampai air jernih.
9. Rapikan pasien.
10. Cuci tangan.
11. Dokumentasi.
LET’S
PRACTICE

Anda mungkin juga menyukai