Anda di halaman 1dari 50

Dampak HIV / AIDS

Tujuan Pembelajaran

 Besar masalah – Dampak – Faktor Risiko


 Strategi & intervensi untuk menurunkan
kemungkinan penularan
 MTCT Plus
 Terapi ARV untuk ibu & bayinya

T. Delvaux, SCART 2004


Estimasi 7000 anak terinfeksi HIV
pada tahun 2003
 Sebagian besar ok MTCT

- terjadi selama kehamilan,


postnatal dan menyusui

- 15-30% tanpa menyusui

- 30-45% dgn menyusui


Tantangan PMTCT di ASIA

Negara Est. HIV+ lahir/thn


India 500,000
China 70,000
Myanmar 23,000
Thailand 18,000
Cambodia 9,000
Indonesia 3,000
Malaysia 1,700
Laos 800
Vietnam 600
Estimasi Indonesia 2002
 ODHA: 90,000- 130,000 orang
 ODHA wanita yg hamil (angka kelahiran =
2,5%):
 2,250- 3,250 orang
 merupakan target PMTCT
 Jumlah bayi HIV (+) yg dilaporkan:
 20 orang
 Penularan HIV pada
anak :
- 90 % krn MTCT Mengapa PMTCT?
- 10 % krn transfusi
 Infeksi HIV dari ibu ke
anak mengganggu
kesehatan anak
 Penularan dapat
ditekan sampai 50%
melalui intervensi
feasible, affordable
 Memungkinkan
dilakukannya
pencegahan primer
kepada pasangan,
perawatan dan
pengobatan keluarga
Dampak HIV pada ibu dan anak
ANAK
 Gangguan tumbuh kembang

 Kematian meningkat

 Penyakit seumur hidup, isu kepatuhan berobat

 Stigma sosial

 Yatim piatu

IBU
 Stigma sosial
 Kematian meningkat
WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV
DARI IBU KE ANAK

Masa kehamilan Persalinan Post partum melalui ASI


36 mg- Selama
0-14 mg 14-36 mg kelahiran persalinan 0-6 bln 6-24 bln

1% 4% 12% 8% 7% 3%

Semua tanpa ASI 15-25 %


Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln 25-30 %
Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 bln 30-45 %

Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9): 1175-82


Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA 2000
Mekanisme Penularan HIV dari Ibu
ke Anak / Bayi
• Infeksi melewati plasenta
• Persalinan
• ASI

Sumber Infeksi Rute Infeksi


• Darah Ibu • Sirkulasi Umbilical
• Placenta • Kulit
• Cairan Amnion • Mukosa membran
• Sekresi Cervicovaginal – Sal. Pencernaan
• ASI – Sal. Pernapasan

Simonds RJ, 2000


Faktor Risiko Penularan HIV
dari Ibu ke Anak
 Obstetrik
 Maternal  Kelahiran per vaginam vs
 Viral load yang tinggi Sectio Caesarea
(>5.000copies/ml misal saat  Ketuban pecah dini yg
terjadi serokonversi) terbengkalai
 Karakteristik Virus  Perdarahan Intrapartum (Kala
 CD4<200/ T limfosit count) II)
 Defisiensi imun  Chorio amnionitis
 Infeksi virus, bakteri, parasit  Prosedur invasif (misal
spt malaria saat kehamilan episiotomi, forceps, vakum)
 Defisiensi vitamin A
 IDUs  Bayi
 Banyak pasangan seksual  Prematuritas (BBLR rendah) <
34 mg
 ASI/Mastitis
 Luka dimulut bayi
Faktor Maternal viral
load
 Merupakan faktor
terpenting
 Terjadi terutama pada
awal infeksi dan pada
fase AIDS
 Risiko tertinggi terjadi
ketika
– Terinfeksi sewaktu
hamil tua/menyusui
– Wanita hamil dgn
gejala AIDS
Kadar HIV ibu menjelang persalinan dan risiko transmisi

Women & Infants Transmission Study (WITS)


45
persentase penularan

40
35
30
25
20
15
10
5
0
<1000 1000- 10001- 50001- >100000
10.000 50000 100000

kadar HIV
Bayi yang terinfeksi HIV

Perjalanan penyakit lebih progresif dibanding orang dewasa


Dulu : angka harapan hidup 9,4 bulan setelah diagnosis
Saat ini ada 2 macam perjalanan penyakit
saat dan cara transmisi p24 antigenemia

2/3 perlahan 1/3 progresif


Asimtomatik sampai Sudah bermanifestasi 1
usia sekolah tahun pertama

Tumbuh kembang terganggu, lebih mudah terinfeksi


Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu Ke Bayi dan
Kegiatan Pendukungnya
- Penyuluhan HIV/AIDS ;
Perempuan Usia Reproduktif Cegah Penularan HIV - Pelatihan Perubahan
Perilaku ;
- Penyebar luasa n Materi
Cetak tentang
HIV Positif HIV Negatif Pencegahan HIV ;
- La yanan VCT; dll.

Perempuan HIV Positif Cegah Kehamilan - Konseling;


- Sarana Kontrasepsi

Hamil Tidak Hamil


- Pemberian ARV;
- Konseling Kesehatan

Perempuan Hamil HIV (+) Cegah Penularan ke Bayi Ibu Hamil


- Konseling Pemberian
Makanan Bayi ;
- Pe rsalinan yang Aman

Bayi HIV Positif Bayi HIV Negatif

- Pengobatan ARV;
Perempuan Post Partum
- - Pengobatan Infeksi
Dukungan Psikologis, Oportunistik;
HIV Positif Sosial & Perawatan - Bantuan Pemeriksaan
Kesehatan;
- Layanan Support Group
- Perawatan Anak,
Imunisasi;
- Bantuan Finansial; dll
STRATEGI I
(Pencegahan penularan usia produktif/
primary prevention)
A  Abstinence
Absen seks / tidak melakukan hubungan seks
B  Be faithful
Bersikap setia kepada pasangan seks
C  Condom
Cegah HIV dengan memakai kondom
D  Drug No

Kegiatan bisa : penyuluhan, life skill training, konseling bagi masy,


remaja, pasangan
STRATEGI II
(pencegahan kehamilan pada ibu HIV +)
MEMBUTUHKAN :
 Layanan konseling & tes HIV sukarela
 Sarana kontrasepsi yang aman & efektif
(kondom, kontrasepsi oral /implant/KB
suntik, sterilisasi)
 IUD tidak dianjurkan  infeksi, perdarahan
 risiko penularan HIV pada bayi
STRATEGI III
(Pencegahan penularan HIV dari ibu
hamil HIV + ke bayi)

3.1. Layanan kesehatan ibu & anak yg


komprehensif
3.2. Layanan konseling & tes HIV sukarela
3.3. Pemberian ARV selama kehamilan,
persalinan & setelah melahirkan
3.4. Konseling & pemberian makanan bayi
3.5. Layanan persalinan yang optimal
(3.1) Layanan kesehatan ibu & anak yg
komprehensif

 Sejalan dg kebijakan umum KIA melipui ANC,


pasca persalinan, kesehatan anak
 Pintu masuk upaya PMTCT
 Pemberian informasi pada ibu & pasangan 
sadar utk konseling & tes sukarela
 Diintegrasikan dg paket layanan antenatal di
puskesmas pada daerah dg tingkat prevalensi
HIV yang tinggi
(3.2) Layanan konseling & tes HIV
sukarela untuk ibu hamil

 Mengikuti Pedoman Nasional VCT di


Indonesia
 Dapat dilakukan di KIA,di RS, atau
Puskesmas
 Pemeriksaan darah di RS/Puskesmas/BLK
(3.3) Pemberian ARV selama kehamilan,
persalinan & setelah melahirkan

 Protokol pemberian ARV mengikuti


Pedoman Nasional Pengobatan ARV di
Indonesia( pem CD4/Limfosit)
 Utk PMTCT semua ibu hamil diberi ARV
pencegahan tanpa melihat CD4/ Limfosit
 Pemberian ARV melalui jalur RS Rujukan
ODHA yang telah ditentukan Pemerintah
(3.4) Konseling & pemberian
makanan bayi
 Untuk mengurangi risiko penularan HIV melalui ASI, ibu
HIV (+) dapat memberikan susu formula kepada
bayinya
 Pada daerah dimana pemberian susu formula tidak
memenuhi persyaratan AFASS (Affordable, Feasible,
Acceptable, Sustainable & Safe), bayi dapat diberikan
ASI eksklusif selama 4-6 bulan,
 Pilihan lain ASI melalui manual. Breast pump dan
pasteurisasi 65 der Cel selama 35 menit
 Ibu hamil HIV (+) perlu mendapat konseling
sehubungan dg keputusannya untuk menggunakan ASI
/ susu formula
(3.5) Layanan persalinan yg optimal

 Tindakan persalinan pada ibu hamil HIV


(+) operasi caesar terencana pd 38 mg
mengurangi transmisi 50-80%. Keputusan
SC terencana tergantung individual
 Hindari ketuban pecah > 4 jam
 Hindari episiotomi, forceps
 Pembersihan vagina sebelum dan selama
persalinan
STRATEGI IV (MTCT Plus)

Melakukan sistim rujukan antara


layanan kesehatan ibu & anak
dengan kegiatan masyarakat
untuk menindaklanjuti layanan psikososial &
perawatan yang dibutuhkan
ibu HIV (+) beserta bayi & keluarganya.
MTCT Plus: selamatkan ibu & keluarga

 8 negara di Afrika + Thailand


 Penatalaksanaan HIV secara
komprehensif
 Fokus pada keluarga
 Perhatikan aspek klinis,
psikososial & lingkungan
 Melibatkan pendamping ODHA
& sumber daya masyarakat
Strategi IV: MTCT Plus
Menyediakan Perawatan dan Dukungan kepada
Wanita terinfeksi HIV dan keluarganya

Perawatan Medis Dukungan Psikososial


• VCT • Konseling
• Terapi profilaksis • Dukungan spiritual
• Terapi IO • Konseling lanjutan
• HAART • Dukungan masyarakat
• Perawatan paliatif
DEWASA, ANAK-
ANAK DAN
KELUARGA YG
MENGALAMI
DAMPAK HIV

Dukungan HAM dan Dukungan sosioekonomis


Hukum: • Dukungan material
• Partisipasi ODHA • micro-credit
• Mengurangi • Dukungan nutrisi
stigma/diskriminasi
Penularan HIV melalui ASI
Penularan HIV melalui ASI
SERING TERJADI :
 VL ibu yang tinggi

 Penyakit tingkat lanjut

 Defisiensi imun

 Lama pemberian ASI

 Adanya infeksi payudara

 Adanya fissura pada puting susu

Jarang terjadi
 Ibu yang malnutrisi

 ASI dicampur dg susu formula

 Luka pada mulut bayi


ASI vs Susu Formula

Miotti, dkk: ASI meningkatkan risiko transmisi HIV


Usia 0-5 bulan 0,7%/bulan
usia 6-11 bulan 0,6%/bulan
Usia 12-17 bulan 0,3%/bulan
Leroy, dkk: risiko melalui ASI 3,2 per 100 anak-tahun
Negara maju direkomendasikan menghindari ASI ibu HIV
Negara berkembang ? Sulit dilakukan
kesulitan dana, air dan botol bersih, norma, pengetahuan
ibu <
Keadaan ibu  Odha yang menyusui risiko kematian tinggi
ASI vs Susu Formula

Coutsoudis, dkk
ASI eksklusif 3 bulan
lebih baik daripada ASI
+ susu formula

Rekomendasi WHO, Unicef, UNAIDS


 menghindari ASI jika alternatif lain(PASI) dapat diterima,
terjangkau, dapat berkesinambungan dan aman
 Bila tidak memungkinkan, ASI eksklusif 6 bulan pertama
Bayi terinfeksi in utero  ASI eksklusif, kec ibu tak mungkin
Pilihan Pemberian Makanan yang lebih
aman untuk bayi dari Ibu HIV +
 Pengganti ASI
 Susu formula komersial
 Formula rumah tangga (seperti susu sapi yang
diencerkan)
 ASI
 ASI Eksklusif
 Penyapihan lebih dini
 ASI dipanasi
 ASI dari wanita lain yang tidak terinfeksi HIV (masih
memerlukan data pendukung)
Source: UNICEF, UNAIDS, WHO. “HIV and Infant Feeding: A guide for health
care managers and supervisors”
MOBILISASI MASYARAKAT
KEGIATAN :
 Penyuluhan pada ibu hamil & pasangannya
agar mau memeriksakan kehamilannya ke
layanan ANC
 Menyebarluaskan pesan tentang HIV/AIDS
untuk meningkatkan kepedulian masyarakat &
mengurangi stigma & diskriminasi thd ODHA
 Memanfaatkan kader (Ibu PKK, tokoh
masyarakat) utk memotivasi ibu hamil
menghadiri penyuluhan kesehatan
PARTISIPASI PRIA

 Mendukung ibu hamil datang ke layanan


ANC
 Membantu ibu hamil pd saat2 penting :
ikut tes HIV, mengambil hasil tes,
menggunakan obat ARV, memilih
makanan bayi
LAYANAN ANC UNTUK IBU HAMIL

 Diintegrasikan dg paket pelayanan ANC


di seluruh jenjang sarana layanan
kesehatan
 Petugas kesehatan juga memberi
informasi tentang arti penting konseling &
tes HIV sukarela
KONSELING & TES HIV SUKARELA

 Ibu hamil dg kesadaran sendiri


menentukan sikap untuk menjalani /
tidak menjalani konseling & tes HIV
 Tidak boleh ada paksaan
 Perlu ruang khusus utk menjamin
kerahasiaan klien
 Pre tes konseling & post tes konseling
PEMBERIAN ARV
 Di bawah pengawasan dokter
 Jelaskan efek samping yg dapat terjadi
 Post partum, ARV dilanjutkan utk
meningkatkan kualitas hidup ibu
 Sebaiknya ada pendamping minum ARV,
krn tingkat kepatuhan sangat menentukan
efektivitas hasil penggunaan ARV
KONSELING PEMBERIAN
MAKANAN BAYI
 Ibu hamil dg HIV(+) perlu dikonseling agar
mampu memberi keputusan tentang makanan
yang akan diberikan pd bayinya.
 Pilihan I : susu formula selama 1 th
 Pilihan II : ASI eksklusif selama 4-6 bln bila
susu formula tidak memungkinkan & tidak
memenuhi AFASS (Acceptable, Feasible,
Affoedable, Sustainable, Safe)
 Tidak boleh memberikan ASI dicampur susu
formula
LAYANAN PERSALINAN YANG
AMAN
 Ibu hamil perlu dikonseling agar memiliki
informasi yg cukup utk memberi keputusan
sendiri tentang cara persalinan yg akan
dijalaninya
 Utk mengurangi risiko penularan HIV, ibu
dapat menjalani CS, walaupun tindakan
persalinan per vaginam dapat juga dijalani.
 Tenaga kesehatan perlu menerapkan KU
DUKUNGAN PSIKOSOSIAL &
PERAWATAN

 Ibu hamil perlu terus mendapat dukungan


psikologis & sosial stl melahirkan, apalagi
ia membutuhkan ARV jangka panjang
 Perlu ada hubungan kerja yg baik antara
RS dg LSM dalam memberikan layanan
rujukan medis & psikososial
DIAGNOSIS DINI INFEKSI HIV
PADA BAYI

Bayi < 18 bulan


- Biakan Virus , wkt lama ( 2-4mg)
Umur 2 mg sensitivity 33%, 1-2 bl sens 70%, 5-7 bl sens. 100%
- Pemeriksaan PCR DNA
umur 1 mg  sens. 30-35%, 1 bl sens. 100%
HIV RNA PCR
Monitor efficacy T/
- HIV p 24 antigen
sensitivity 60-98 %, false pos after birth

Bayi > 18 bulan


Seperti di atas atau dengan pemeriksaan IgG anti HIV Elisa
HIV +  3 reagen yg berbeda
HIV –  bila hanya 1 atau 2 positif dari 3 reagen
Kesimpulan
AIDS pada anak merupakan masalah kes. masy. dalam
tahun mendatang
MTCT merupakan jalan utama dari HIV Anak yang
didapat
Ada 3 mekanisme utama yg penting utk mencapai
pengurangan MTCT yg efektif yaitu:
1. Mengurangi VL ibu dgn ARV
2. Mampu menghindari/mencegah pajanan virus HIV dari
ibu melalui perbaikan praktek persalinan
3. Mengurangi pajanan HIV melalui ASI
Penekanan harus berimbang utk seluruh komponen
Program PMTCT : IEC & konseling, promosi kondom,
VCT, Pengobatan IMS, Pencegahan penularan dg ARV,
Praktek persalinan aman, konseling & dukungan
pemberian makanan bayi yg aman, ANC yg baik,
partisipasi masy mengurangi stigma
Ibu dan suami harus partisipasi aktif dalam
PMTCT
Strategi intervensi PMTCT di integrasi dgn MCH
yg ada sebagai satu paket seperti skrining IMS,
Imunisasi rutin, suplemen Fe, pendidikan gizi,
perawatan dasar persalinan, informasi
pencegahan HIV dan pelayanan, VCT, Konseling
pasangan, makanan bayi yg sesuai, & pemilihan
KB, pemb Vit A, desinfeksi Vagina,
Mobilisasi sumber daya oleh institusi &
pelayanan kesehatan
Pemerintah harus sepakat bhw PMTCT prioritas
MARG (Populasi Kunci)

 IDU (penasun)

 Pekerja Seks Komersil

 Lelaki berisiko tinggi

 Waria

 Men having Sex with Men (Lelaki Seks


dengan Lelaki)
Estimasi MARG di Indonesia

Estimation of Most at Risk Group in Indonesia


3.500.000
3.136.620
3.000.000

2.500.000

2.000.000 1.820.810

1.500.000

1.000.000 766.390

500.000
219.130 222.990
93.350 27.910 83.070 96.210
0
Penasun Pasangan Wanita Pelanggan Pasangan LSL (MSM) Waria Pelanggan WBP (Napi)
Penasun Penjaja WPS Pelanggan waria
Seks WPS
43 Source: MoH of Indonesia
10/24/2009
IDU
 Sekitar 43-56% IDU terinfeksi HIV
 NEP utk IDU: menurunkan prevalensi sharing
jarum suntik diantara IDU
 Sebagian besar IDU tercakup dalam program
MMT
 Prevalensi IMS pada IDU RENDAH
dibandingkan pada lelaki berisiko tinggi
 <30% IDU menjalani tes HIV
 Perilaku berisiko: berganti-ganti pasangan seks;
Source: IBBS 2007
cenderung tidak menggunakan kondom
44
10/24/2009
Pekerja Seks Komersil (PSK)
 Prevalensi HIV pada PSK langsung: 6-
16%
 Prevalensi HIV pada PSK tidak langsung:
2-9%
 Prevalensi IMS tinggi pada PSK langsung
dan moderat pada PSK tidak langsung
 Penggunaan kondom secara konsisten 
rendah
Source: IBBS 2007
 Hanya sedikit PSK yang
45
tahu bahwa
10/24/2009
kondom melindungi mereka dari risiko
Lelaki Berisiko Tinggi
 klien rutin PSK, pengemudi truk, pelaut, pekerja
pelabuhan, tukang ojek
 HIV mulai terdeteksi pada kelompok ini di luar Papua
 Prevalensi Chlamydia moderate
 Supir truk dan pelaut lebih berisiko tertular HIV dan IMS
melalui kontak seks dengan PSK
 Penggunaan kondom konsisten  rendah
 Hanya sedikit ikut tes HIV
 Hanya sedikit yang menyuntik metamphetamines

Source: IBBS 2007


46
10/24/2009
Waria
 Prevalensi HIV dan IMS tinggi di beberapa kota:
Jakarta, Surabaya, dan Bandung

 Menjual seks pada klien laki-laki

 Penggunaan kondom konsisten  anal seks


rendah

 Pengetahuan mengenai HIV dan IMS  rendah


Source: IBBS 2007
 Konsumsi alkohol  tinggi
47
10/24/2009
MSM
 Prevalensi IMS sangat tinggi di Jakarta,
Bandung, dan Surabaya

 MSM cenderung berganti-ganti pasangan seks,


baik laki-laki maupun perempuan

 Penggunaan kondom konsisten  rendah

 Pengetahuan mengenai HIV dan IMS  rendah


Source: IBBS 2007
48
10/24/2009
Program Penanggulangan HIV di
Indonesia
 Voluntary Counseling & Testing/ PITC (VCT)

 Care Support & Treatment (CST)  ART

 Methadone Maintenance Treatment (MMT)

 100% Condom Use Program (CUP)

 Needle Exchange Program (NEP)

49
10/24/2009

Anda mungkin juga menyukai